RS. PERMATA BUNDA Jl. Soekarno Hatta No. 75 Malang 00 1/3 Ditetapkan Direktur RS. Permata Bunda Tanggal Terbit SPO 6 JUNI 2015 dr. Tuty Satrijawati, M.Kes NRP : 0313110
Pengertian Pelayanan kepada pasien yang beresiko terkait pencegahan dan
penanganan kekerasan fisik. 1. Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pasien; Tujuan 2. Mencegah kekerasan fisik pada pasien yang beresiko. Pelayanan perlindungan kelompok yang beresiko sesuai dengan Kebijakan Panduan HPK dan Kebijakan Direktrur RS. Permata Bunda NO.// tentang Perlindungan Kelompok Yang Beresiko Terhadap Kekerasan Fisik 1. Cara Rumah Sakit Permata Bunda melindungi pasien & keluarganya dari kekerasan fisik terutama pada pasien yang tidak mampu melindungi dirinya seperti bayi, anak anak, manula, perempuan, pasien jiwa, pasien koma, penyandang cacat dan lain sebagainya. a. Pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil dan terisolasi, seperti pada: Irna Bersalin; Irna Anak; Poliklinik; Perinatologi. Prosedur b. Pengawasan ketat terhadap ruang perawatan bayi dan anakanak untuk mencegah penculikan dan perdagangan pada bayi dan anak - anak, seperti pada : Ruang foto therapy di Ruang Perinatologi; Ruang bayi di Rawat Inap. c. Penanganan pada bayi / anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya di RS. Permata Bunda dengan merawat bayi tersebut agar sehat untuk selanjutnya diserahkan ke Dinas Sosial; d. Semua pengunjung yang masuk ke RS. Permata Bunda harus memakai identitas yang dapat dikeluarkan oleh security. Pengunjung yang mencurigakan diperiksa dan diinvestigasi oleh petugas, khususnya oleh security; e. Semua pengunjung diluar jam kunjungan rumah sakit, baik di luar jam kantor, di luar jam pelayanan maupun di luar jam besuk didaftarkan dan dicatat oleh security; PERLINDUNGAN TERHADAP KELOMPOK YANG BERESIKO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS. PERMATA BUNDA Jl. Soekarno Hatta No. 75 Malang 00 2/3 f. Kekerasan pada pada lansia dapat dicegah dengan beberapa tindakan preventif antara lain dengan menyediakan kamar mandi khusus, loket khusus, serta membangun Pusat Geriatri; g. Membatasi jumlah pasien yang masuk ke ruang perawatan dengan menerapkan ketentuan hanya mereka yang menggunakan ID Card yang boleh memasuki ruang perawatan; h. Pada ruang perawatan wanita, pendamping pasien harus berjenis kelamin wanita. 2. Cara RS. Permata Bunda melindungi pasien dari kesalahan asuhan medis: a. Memberikan asuhan medis sesuai panduan praktek klinis dan clinical pathway; b. Mengupayakan sarana prasarana yang safety untuk asuhan medik dan keperawatan; c. Melakukan sosialisasi kepada semua tenaga kesehatan yang bertugas. 3. Pasien Rawat Jalan: a. Pendampingan oleh petugas penerimaan pasien dan mengantarkan sampai ke tempat periksa yang dituju Prosedur dengan memakai alat bantu bila diperlukan; b. Perawat poli umum, spesialis dan gigi wajib mendampingi pasien saat dilakukan pemeriksaan sampai selesai. 4. Pasien Rawat Inap: a. Penempatan pasien dikamar rawat inap sedekat mungkin dengan kantor perawat; b. Perawat memastikan dan memasang pengaman tepat tidur; c. Perawat memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan dapat digunakan; d. Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau pihak yang ditunnjuk dan dipercaya. 5. Tata laksana perlindungan terhadap penderita cacat : a. Petugas penerima pasien melakukan proses penerimaan pasien penderita cacat baik rawat jalan maupun rawat inap dan wajib membantu serta menolong sesuai dengan kecacatan yang disandang sampai proses selesai dilakukan; b. Bila diperlukan, perawat meminta pihak keluarga untuk menjaga pasien atau pihak lain yang ditunjuk sesuai kecacatan yang disandang; c. Memastikan bel pasien dijangkau oleh pasien dan memastikan pasien dapat menggunakan bel tersebut; d. Perawat memasang dan memastikan pengaman tempat tidur pasien. PERLINDUNGAN TERHADAP KELOMPOK YANG BERESIKO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS. PERMATA BUNDA Jl. Soekarno Hatta No. 75 Malang 00 3/3 6. Tata laksana perlindungan terhadap anak-anak: a. Ruang perinatologi harus dijaga minimal satu orang perawat atau bidan, ruangan tidak boleh ditinggalkan tanpa ada perawat atau bidan yang menjaga; b. Perawat meminta surat pernyataan secara tertulis kepada orang tua apabila akan dilakukan tindakan yang memerlukan pemaksaan; c. Perawat memasang pengamanan tempat tidur pasien; d. Pemasangan CCTV diruang perinatologi untuk memantau setiap orang yang keluar masuk dari ruang tersebut; e. Perawat memberikan bayi dari ruang perinatologi hanya kepada ibu kandung bayi bukan kepada keluarga yang lain. 7. Tata laksana perlindungan terhadap pasien yang berisiko disakiti ( risiko penyiksaan, napi, korban dan tersangka tindak pidana, korban kekerasan dalam rumah tangga ) : Prosedur a. Pasien ditempatkan dikamar perawatan sedekat mungkin dengan kantor perawat; b. Pengunjung maupun penjaga pasien wajib lapor dan mencatat identitas dikantor perawat, berikut dengan penjaga pasien lain yang satu kamar perawatan dengan pasien berisiko; c. Perawat berkoordinasi dengan satuan pengamanan untuk memantau lokasi perawatan pasien, penjaga maupun pengunjung pasien; d. Koordinasi dengan pihak berwajib bila diperlukan. 1. Satpam; Unit Terkait 2. Semua Unit.