Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemajuan-kemajuan yang dicapai di era reformasi cukup memberikan
harapan yang lebih baik, namun di siisi lain masih ada masalah yang
memprihatikan khususnya menyangkut perilaku sebagaian generasi muda kita
yang terperangkap pada penyalahgunaan Narkoba/Naza (Narkotika, Alkohol
dan zat adiktif lainnya) baik mengkonsumsi maupun mengedarkannya. Hal itu
mengisyaratkan kepada kita untuk peduli dan memperhatikan secara lebih
khusus untuk menganggulanginya, karena bahaya yang ditimbulkan dapat
mengancam keberadaan generasi muda yang kita harapkan kelak akan menjadi
pewaris dan penerus perjuangan bangsa di masa-masa mendatang. Kota-kota
besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar termasuk Yogyakarta
dulu dikenal hanya merupakan daerah transit peredaran narkoba, namun
seiring perkembangan globalisasi dunia, kota-kota besar di Indonesia sudah
merupakan pasar peredaran narkoba, sasaran pasar peredaran narkoba
sekarang ini tidak terbatas pada orang-orang yang broken home, frustasi
maupun orang-orang yang berkehidupan malam, namun telah merambah
kepada para mahasiswa, pelajar bahkan tidak sedikit kalangan eksekutif
maupun bisnisman telah terjangkit barnag-barnag haram tersebut. Meskipun
diakui bersama bahwa narkoba di satu sisi merupakan obat atau bahan yang
bermanfaat dibidang pengobatan, pelayanan kesehatan dan pengembangan
ilmu pengetahuan, namun di sisi lain dapat pula menimbulkan addication
(ketagihan dan ketergantungan) tanpa adanya pembatasan, pengendalian dan
pengawasan yang ketat dan seksama dari pihak yang berwenang.

1
B. Tujuan Penulisan
1. Agar siswa mampu memahami pengertian narkoba?
2. Agar siswa mampu memahami bahaya narkoba dikalangan remaja
3. Agar siswa memhami dampak yang ditimbulkan dari narkoba
4. Agar siswa memahami cara penanggulangan bahaya narkoba.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Narkoba
Narkoba (Narkotika dan Obat/Bahan Berbahaya) adalah isitilah yang
digunakan oleh penegak hokum dan masyarakat. Yang dimaksud dengan
bahan berbahaya adalah bahan yang tidak aman digunakan atau
membahayakan dan penggunaannya bertentangan dengan hokum atau
melanggar hokum (ilegal).
Napza (narkotika, Psikotropika, zat Adiktif Lain) adalah istilah
kedokteran untuk sekelompok zat yang jika masuk ke dalam tubuh
menyebabkan ketergantungan (adiktif) dan berpengaruh pada kerja otak
(psikoaktif). Termasuk dalam hal ini adalah obat, bahan, atau zat, baik yang
diatur undang-undang dan peraturan hokum lain maupun yang tidak, tetapi
sering disalahgunakan, seperti alcohol, nikotin, kafein, dan juga
inhalansia/solven. Istilah ini lebih tepat, karena mengacu pada undang-undang
yang berlaku mengenai narkotika dan psikotropika.
Isitlah Narkoba, digunakan karena telah popular, tetapi ruang lingkupnya
meliputi semua obat, bahan, dan zat yang menyebabkan ketergantungan
(Napza). Pendekatan ini perlu dilakukan terutama dalam upaya pencegahan,
sebab zat adiktif lain seperti nikotin sering menjadi pintu masuk penggunaan
narkoba lain.
Narkoba atau Napza adalah obat, bahan, dan zat bukan makanan, yang
jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan berpengaruh pada
kerja otak (susunan saraf pusat) dan sering menyebabkan ketergantungan.
Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat atau menurun); demikian pula
fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-
lain). (Menurut Lydia).

3
B. Jenis-Jenis Narkoba
Ada beberapa jenis narkoba seperti yang diatur dalam UU No 22 Tahun
1997 tentang Narkotika dan UU No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika,
sebagai berikut :
1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman baik sentesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan dalam golongan-
golongan tertentu.
Golongan I, Meliputi tanaman papaver somniverum, opium, tanaman
koka-daun koka-kokain mentah-kokaina, heroin-morphine, ganja
Golongan II, meliputi : Alfesetilmetadol, Benzetidin, Betametadol
Golongan III, meliputi : Asetihidroteina, Dokstroposifem, Dihidro-
kodenia.
2. Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika yang berkhasiat psikotropika melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas paa aktifitas
mental dan perilaku.
Golongan I, meliputi : MDMA (Ectasy), N=-etil MDA, MMDA yang
terdapat kandungan ectasy
Golongan II, meliputi : Amfetamina (sabu-sabu), Deksamfetamina,
Fenetilena.
Golongan III, meliputi : Amobarbital, Buprenorfina, Butalbital.
Golongan IV, meliputi : Diazepam (Nipam/BK/Magadon), Nitrazepan.

C. Pengaruh dan Akibat Narkoba


Pengaruh Narkotika, Psikotropika dan antara lain :

4
a. Depresant yaitu mengendurkan atau mengurangi aktivitas
atau kegiatan susunan syaraf pusat, sehingga dipergunakan untuk
menenangkan syaraf seseorang untuk dapat tidur/istirahat.
b. Stimulant yaitu meningkatkan keaktifan susunan syaraf pusat
sehingga merangsang dan meningkatkan kemampuan fisik seseorang.
c. Halusinogen yaitu menimbulkan perasaan-perasaan yang
tidak riel atau khayalan-khayalan yang menyenangkan
Akibat yang ditimbulkan bagi para penyalahgunaan Narkoba yang sudah
adict atau kecanduan antara lain :
a. Narkotika mengakibatkan
Merusak susunan syaraf pusat
Merusak organ tubuh, seperti hati dan ginjal
Menimbulkan penyakit kulit, seperti bintik-bintik merah pada kulit,
kudis dsb.
Melemahkan fisik, moral dan daya fikir
Cenderung melakukan penyimpangan social masyarakat, seperti
senang berbohong, merusak barang milik orang lain, berkelahi, free
seks dll.
Karena ketagihan, untuk memperoleh narkotika dilakukan dengan
segala macam cara dimulai dengan mengambil barang milik sendiri,
keluarga, mencuri, menodong, merampok dan sebagainya.
b. Psikotropika, terutama yang popular adalah ecstasy dan sabu-
sabu mengakibatkan:
Efek farmakologi : meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan
kewaspadaan, menimbulkan rasa nikmat, bahagia semu, menimbulkan
khayalan yang menyenangkan, menurunkan emosi. Untuk pil ecstasy
reaksinya relative cepat, yaitu 30-40 menit setelah diminum,
pemakainya terasa hangat, energik, nikmat, bahagia fisik dan mental
sampai reaksi ecstasy tersebut berakhir (2-6 jam), namun buruknya
setelah itu tubuh berubah seperti keracunan, kelelahan dna mulut terasa
kaku serta dapat mengakibatkan kematian kalau terlalu over dosis.

5
Efek samping : muntah dan mual, gelisah, sakit kepala, nafsu
makan berkurang, denyut jantung meningkat, kejang-kejang, timbul
khayalan menakutkan, jantung lemah, hipertensi, pendarahan otak.
Efek lain : tidur berlama-lama, depresi, aptis terhadap
lingkungan
Efek terhadap organ tubuh : gangguan pada otak, jantung, ginjal,
hati, kulit dan kemaluan.

D. Bahaya Narkoba Berdasarkan Tenisinya


1. Opioid
Depresi berat
Apatis
Rasa lelah berlebihan
Malas bergerak
Banyak tidur
Gugup
Gelisah
Selalu merasa curiga
Denyut jantung bertambah cepat
Rasa gembira berlebihan
Banyak bicara namun cadel
Rasa harga diri meningkat
Kejang-kejang
Pupil mata mengecil
Tekanan darah meningkat
Berkeringat dingin
Mual hingga muntah
Luka pada sekat rongga hidung
Kehilangan nafsu makan
Turunnya berat badan

6
2. Kokain
Denyut jantung bertambah cepat
Gelisah
Rasa gembira berlebihan
Rasa harga diri meningkat
Banyak bicara
Kejang-kejang
Pupil mata melebar
Berkeringat dingin
Mual hingga muntah
Mudah berkelahi
Pendarahan pada otak
Penyumbatan pembuluh darah
Pergerakan mata tidak terkendali
Kekauan otot leher
3. Ganja
Mata sembab
Kantung mata terlihat bengkak, merah dan berair
Sering melamun
Pendengaran terganggu
Selalu tertawa
Terkadang cepat marha
Tidak bergairah
Gelisah
Dehidrasi
Tulang gigi keropos
Liver
Saraf otak dan saraf mata rusak
Skizofrenia

7
4. Ectasy
Enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat
Berkeringat
Sulit tidur
Kerusakan saraf otak
Dehidrasi
Gangguan liver
Tulang dan gigi keropos
Tidak nafsu makan
Saraf mata rusak
5. Shabu-shabu
Enerjik
Paranoid
Sulit tidur
Sulit berfikir
Kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga
merasa sesak nafas
Banyak bicara
Denyut jantung bertambah cepat
Pendarahan otak
Shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada
kematian
6. Benzodiazepin
Berjalan sempoyongan
Wajah kemerahan
Banyak bicara tapi cadel
Mudah marah
Konsentrasi terganggu
Kerusakan organ-organ tubuh terutama otak

8
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba
Ada beberapa faktor dapat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba,
yaitu :
a. Faktor lingkungan sosial, yaitu pengaruh yang ditimbulkan
dari lingkungan sosial pelaku, baik lingkungan sekolah, pergaulan dan
lain-lain. Hal tersebut dapat terjadi karena benteng pertahanan dirinya
lemah, sehingga tidak dapat membendung pengaruh negatif dari
lingkungannya. Pada awalnya mungkin sekedar motif ingin tahu dan coba-
coba terhadap hal yang baru, kemudian kesempatan yang memungkinkan
serta didukung adanya sarana dan prasarana. Tapi lama kelamaan dirinya
terperangkap pada jerat penyalahgunaan narkoba
b. Faktor kepribadian : rendah diri, emosi tidak stabil, lemah
mental. Untuk menutupi itu semua dan biar merasa eksis maka melakukan
penyalahgunaan narkoba

F. Upaya Penggulangan Penyalahgunaan Narkoba


Upaya penaggulangan penyalahgunaan Narkoba dapat dilakukan melalui
beberapa cara, sebagai berikut ini :
a. Preventif (pencegahan), yaitu untuk membentuk masyarakat
yang mempunyai ketahanan dan kekebalan terhadap narkoba. Pencegahan
adalah lebih baik dari pada pemberantasan. Pencegahan penyalgunaan
Narkoba dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembinaan dan
pengawasan dalam keluarga, penyuluhan oleh pihak yang kompeten baik
di sekolah dan masyarakat, pengajian oleh para ulama, pengawasan
tempat-tempat hiburan malam oleh pihak keamanan, pengawasan
distribusi obat-obatan ilegal dan melakukan tindakan-tindakan lain yang
bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan kesempatan terjadinya
penyalahgunaan Narkoba
b. Represif (penindakan), yaitu menidak dan memberantas
penyalahgunaan narkoba melalui jalur hukum, yang dilakukan oleh para

9
penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat.
Kalau masyarakaty mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak
berkewajib dan tidak boleh main boleh main hakim sendiri.
c. Kuratif (pengobatan), bertujuan penyembuhan para korban
baik secara medis maupun dengan media lain. Di Indonesia sudah banyak
didirikan tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitasi pecandu narkoba
seperti Yayasan Titihan Respati, pesantren-pesantren, yayasan Pondok
Bina Kasih dll
d. Rehabilitatif (rehabilitasi), dilakukan agar setelah pengobatan
selesai para korban tidak kambuh kembali ketagihan Narkoba.
Rehabilitas berupaya menyantuni dan memperlakukan secara wajar para
korban narkoba agar dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani. Kita tidak boleh mengasingkan para korban narkoba
yang sudah dan bertobat, supaya mereka tidak terjerumus kembali sebagai
pecandu narkoba.

10
BAB III
PROSEDUR LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Langkah-Langkah Diagnosis
1. Identifikasi Kasus
a. Konselor memanggil peserta didik secara bergiliran
b. Menciptakan hubungan yang baik dan penuh keakraban
c. Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa
2. Identifikasi Masalah
Merupakan upaya untuk memahami jenis karakteristik masalah yang dihadapi
siswa
3. Diagnosis
Merupakan upaya untuk menemukan faktor persyaratan yang melatar
belakangi masalah siswa. Diagnosis dipengaruhi oleh 2 faktor :
a. Internal
b. Exsternal
4. Pragnosis
Dilakukan untuk memperkirakan apakah masalah siswa masih mungkin
diatasi dan memerlukan alternative pemecahan
5. Treatmen
Yaitu pelaksanaan, perbaikan, penyembuhan atas masalah yang dihadapi
berdasarkan keputusan prognosis.
6. Evaluasi dan Follow up

11
- Evaluasi memberikan penilaian apakah layanan
bimbingan tercapai
- Follow up setelah dievaluasi, apakah memerlukan
layanan lagi / tidak

BAB IV
PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN
DAN KONSELING

1. Identifikasi Kasus
Siswa yang mengalami penyalahgunaan narkoba disebabkan karena konseli salah
pergaulan, konseli bergaul di lingkungan yang mendukung konseli melakukan
penyalahgunaan narkoba.Konseli tidak mempunyai pertahanan diri yang kuat
sehingga dengan mudahnya dapat dipengaruhi oleh orang lain untuk melakukan
penyalahgunaan narkoba.Siswa yang mengalami penyalahgunaan narkoba sebagai
kompensasi atau pelarian dari kehiduapan siswa selama ini yang keras dan
mengecewakan. Siswa yang mengalami penyalalahgunaan narkoba biasanya
terlihat murung, malas dalam mengikuti pelajaran, suka membolos, tidak percaya
diri, menarik diri dari pergaulan, nilai rendah, kurus dan pucat dan
sebagainya.Dalam kasus ini siswa yang mengalami penyalahgunaan narkoba
dipengaruhi oleh lingkungan social yaitu lingkungan siswa, baik di sekolah,
masyarakat, dan lingkungan pergaulan.
2. Identifikasi Masalah
Dengan masalah penyalahgunaan narkoba ini konselor menggunakan metode
observasi.Yaitu konselor melakuan pengamatan terhadap siswa yang

12
mempunyai cirri-ciri seperti diatas, dalam kerjanya konselor dibantu oleh
guru, wali kelas dan juga orang tua siswa. Selain itu konselor juga melihat
raport siswa dan data-data lain mengenai siswa tersebut.
3. Diagnosis
Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah siswa adalah :
a. Faktor Internal
Yaitu perasaan rendah diri, emosi yang tidak stabil, lemah mental, keluarga
yang broken. Untuk menutupi itu semua maka melakukan penyalahgunaan
narkoba
b. Faktor Eksternal
Faktor lingkungan social yaitu pengaruh yang ditimbulkan dari lingkungan
social, baik lingkungan sekolah, pergaulan, dll. Hal tersebut dapat terjadi
karena benteng pertahanan diri siswa lemah. Sehingga tidak dapat
membendung pengaruh negative dari lingkungannya.
4. Prognosis
Masalah siswa masih mungkin diatasi dengan berbagai alternative pemecahan
sebagai berikut :
a. Preventif (pencegahan), yaitu untuk membentuk masyarakat yang
mempunyai ketahanan dan kekebalan terhadap narkoba.
Pencegahan adalah lebih baik dari pada pemberantasan.
Pencegahan penyalgunaan Narkoba dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga,
penyuluhan oleh pihak yang kompeten baik di sekolah dan
masyarakat, pengajian oleh para ulama, pengawasan tempat-tempat
hiburan malam oleh pihak keamanan, pengawasan distribusi obat-
obatan ilegal dan melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan
untuk mengurangi atau meniadakan kesempatan terjadinya
penyalahgunaan Narkoba
b. Represif (penindakan), yaitu menidak dan memberantas
penyalahgunaan narkoba melalui jalur hukum, yang dilakukan oleh
para penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantu oleh

13
masyarakat. Kalau masyarakaty mengetahui harus segera
melaporkan kepada pihak berkewajib dan tidak boleh main boleh
main hakim sendiri.
c. Kuratif (pengobatan), bertujuan penyembuhan para korban baik
secara medis maupun dengan media lain. Di Indonesia sudah
banyak didirikan tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitasi
pecandu narkoba seperti Yayasan Titihan Respati, pesantren-
pesantren, yayasan Pondok Bina Kasih dll
d. Rehabilitatif (rehabilitasi), dilakukan agar setelah pengobatan
selesai para korban tidak kambuh kembali ketagihan Narkoba.
Rehabilitas berupaya menyantuni dan memperlakukan secara wajar
para korban narkoba agar dapat kembali ke masyarakat dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani. Kita tidak boleh mengasingkan
para korban narkoba yang sudah dan bertobat, supaya mereka tidak
terjerumus kembali sebagai pecandu narkoba.

5. Satlan
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Nama sekolah : SMA N 2 Mejayan


Waktu pelaksanaan : semester ganjil/1
Kela s :XC
Tahun pelajaran : 2010 / 2011

1. Topik permasalahan : Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan


Remaja
2. Tugas perkenbangan : Mencapai kematangan dalam hubungan
dengan teman sebaya
3. Sasaran pelayanan : Kelas X C
4. Bidang layanan : Sosial
5. Jenis layanan : layanan informasi

14
6. Fungsi layanan : Pemahaman dan Pencegahan
7. Kompetensi yang ingin dicapai : siswa mampu memahami tentang bahaya
narkoba di kalangan remaja
8. Bentuk kegiatan : Bimbingan individu
9. Alokasi waktu : 2 X 45 menit
10. Waktu pelaksanaan : Desember minggu pertama
11. Tempat pelaksanaan : Ruang kelas
12. Pelaksana kegiatan : Konselor
13. Pihak yang disertakan : Semua siswa kelas XC
14. Alat perlengkapan : Buku Modul dan LCD
15. Materi layanan : Terlampir dalam makalah
16. Proses Kegiatan :
a. Pembukaan
1. Kegiatan konselor :
- Pembinaan raport oleh konselor (5 menit)
- Konselor menyampaikan tujuan diadakannya bimbingan
(5menit)
- Konselor memberikan apersepsi tentang pentingnya
menyampaikan permasalahan.
2. Kegiatan konseli :
- Mendengarkan dan memahami yang disampaikan
konselor (15 menit)
b. Pertengahan
1. Kegiatan konselor :
- Menyampaikan materi terkait (40 menit)
- memberi pertanyaan tentang materi terkait (20 menit)
2. Kegiatan konseli :
- Mendengarkan dan memahami materi yang disampaikan
konselor (40 menit)
- Menjawab pertanyaan dari konselor (20 menit)
c. Pengakhiran

15
1. Kegiatan konselor
- Konselor menanyakan pada konseli kesan dan pesan
selama proses kegiatan berlangsung (5 menit)
- Mencarikan tindak lanjut (10 menit)
2. Kegiatan konseli
- Menarik kesan dan pesan dari proses kegiatan (5 menit)
- Pengambilan keputusan tentang prosen kegiatan (10
menit)
17. Rencana penilaian
a. Laigseg (segera) : Menanyakan apakah siswa
senang dan puas atas kegiatan ini
b. Laigapen ( jangka pendek) : Observasi dan
wawancara dengan konseli untuk memantau
pelaksanaan keputusan yang diambil, 1 minggu pasca
kegiatan.
c. Laigapan (jangka panjang) : wawancara dengan
konseli untuk mengetahui hasil dari keputusan 1 tahun
berikutnya.
d. Rencana tindak lanjut : Didasarkan atas komitmen
pada saat pengakhiran kegiatan bimbingan.

16
BAB
PENUTUP

A. Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian narkoba adalah
obat, bahan dan zat bukan makanan yang jika diminum, dihisap, dihirup,
ditelan atau disuntikkan berpengaruh pada kerja otak (susunan saraf pusat) dan
sering menyebabkan ketergantungan. Bahaya narkoba secara umum aalah
sebagai berikut.
- Merusak susunan syaraf pusat
- Menimbulkan penyakit kulit, seperti bintik-bintik
merah pada kulit, dsb
- Melamahkan fisik, moral dan daya fikir
- Cenderung melakukan penyimpangan social
Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba dapat di lakukan
melalui beberapa cara diantaranya :
- Preventif
- Represif
- Kuratif

17
- Rahabilitatif

B. Saran
Upaya penaggulangan bahaya narkoba tidak semata-mata tugas
pemerintah saja, tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama.
untuk itu kita harus ada upaya terpadu (integrated) dari semua pihak, seperti
keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintah untuk bersatu pada mencegah dan
memberantas bahaya narkoba.

Analisis Proses Konseling


Penyalahgunaan Narkoba Dikalangan Remaja

1. Tahap Awal

Di dalam sebuah ruangan yang nampak tenang seorang konselor


sedang mengerjakan laporan, tiba-tiba pintu diketuk oleh seoran siswa.
Siswa : (Tok.. toktok), Assalamualaikum!
Ko : Waalaikumsalam! Mari silakan masuk (berdiri mengampiri
klien). Mari silakan duduk. (Rapport)
Siswa : Terima kasih bu., Apakah benar ibu memanggil saya?
Ko : Iya benar sekali, ini dengan mas Bagus dari kelas X11 IPS
1ya?
Siswa : Iya bu.
Ko : O iya, tadi sedang pelajaran apa mas? (topic netral)
Siswa : Matematika, tapi saya malas ikut bu
Ko : Begini ya mas pasti anda bingung kenapa saya panggil
kemari, 2 hari yang lalu ada laporan dari wali kelas anda,

18
menurut wali kelas akhir-akhir ini anda sering membolos.
Apakah benar begitu mas?
Siswa : Iya bu.
Ko : Kalau ibu boleh tahu kenapa?
Siswa :Emmm ( terdiam nampak bingung)
Ko : Baiklah, saya dapat memahami apa yang anda rasakan?
Tetapi perlu anda ketahui bahwa apapun yang akan anda
katakan disini adalah rahasia dan ibu dibatasi oleh kode etik
jabatan,bahwa pembimbing harus merahasiakan semua yang
dikatakan klien. Bisa dimengerti mas? ( structuring:
pembatasan peran)
Siswa : Bisa bu.(mengangguk)

Analisis Tahap Awal


Sampai pada dialog diatas konselor telah mencapai rapoort yaitu
hubungan akrab atara konselor dan siswa, selain itu konselor menunjukkan
sikap ramah,murah senyum dan bersahabat berarti konselor telah mencapai
attending, hal ini besar pengaruhnya terhadap kepercayaan siswa kepada
konselor sehingga siswa tidak merasa canggung dalam menyampikan
permasalahan yang sedang dialaminya. Dalam dialog diatas juga telah ada
opening yaitu pengalihan topic netral hal ini bertujuan agar siswa bisa sejenak
mengalihkan masalah yang dialaminya. Konselor dalam dialog diatas
melalukan structuring (pembatasan peran).
2. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)

Ko : Baiklah kalau begitu agar proses konseling ini berjalan


lancar coba ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?
Siswa : Begini bu, akhir-akhir ini saya malas masuk sekolah.
Ko : Ojadi anda malas untuk pergi ke sekolah? (restatement)
Siswa : Iya bu,

19
Ko : Iya ibu dapat memahami perasaan mas Bagus. Tetapi apa
yang menjadi penyebab anda malas masuk sekolah?
Siswa : Emmm. Itu bu 2 hari yang lalu orang tua saya mengusir
saya dari rumah.
Ko : Sepertinya anda sangat kecewa terhadap sikap orang tua
anda?
Siswa : Iya bu, saya sedih sekali ketika mendengar keputusan orang
tua saya
Ko : Dari pembicaran kita tadi dapat ibu simpulkan bahwa anda
sering membolos dikarenakan orang tua anda mengusir anda
dari rumah.Benar begitu ya mas?
Siswa :Iya bu.
Ko : Saya dapat memahami perasaan anda. Itu pasti tidak sangat
tidak mengenakkan.
Siswa : Iya bu, hal ini sangat tidak mengenakkan dan menggangu
pikiran saya. Maka dari itu akhir-akhir ini saya jarang masuk
kelas.
Ko : Kalau anda tidak keberatan apa yang menyebabkan orang
tua anda sampai mengusir anda dari rumah?
Siswa : Emm Begini bu, saya ketahuan menyimpan ganja dalam
tas saya.
Ko : Lalu??
Siswa : Seketika itu orang tua saya marah kepada saya dan mengusir
saya dari rumah. Tanpa mereka bertanya itu ganja milik saya
atau bukan, orang tua saya menuduh saya memakai ganja
tersebut.
Ko : Tadi anda bilang ganja tersebut bukan milik anda, lalu milik
siapa?
Siswa :Itu punya teman saya, waktu itu saya main kerumah teman
saya kemudian teman saya menyimpan ganja tersebut
didalam tas saya. Karena takut ketahuan orang tuanya. Dan

20
waktu saya mau pulang teman saya lupa mengambil
kembali.
Ko : Baiklah, dari keseluruhan pembicaraan kita tadi dapat saya
simpulkan bahwa anda sering membolos dikarenakan anda
diusir dari rumah dan hal itu disebabkan karena anda
menyimpan ganja di dalam tas sekolah sekolah anda.
Siswa : Benar bu (menanggukan kepala)
Ko : Selama diusir dari rumah anda menginap di tempat siapa?
Siswa : Di rumah teman saya bu.
Ko : Kalau ibu boleh tahu, apakah mas Bagus juga pemakai juga
seperti teman anda tadi?
Siswa :Tidak buSaya tidak pernah melakukan hal tersebut.
Ko : Baiklah, ibu percaya pada mas Bagus. Lalu apakah anda
sudah mencoba menjelaskan hal ini kepada orang tua anda?
Siswa : Belum bu, tapi saya akan segera membicarakan hal ini
kepada orang tua saya.
Ko :Bagus kalau begitu. Setelah kita membicarakan banyak hal
tentng anda, masih adakah yang mengganjal dihati anda?
Siswa : Saya takut bu..
Ko : Takut kenapa mas?
Siswa : Saya takut orang tua saya tidak percaya kepada saya bu..
Bagaimana ini bu?
Ko : Begini mas Bagus, baiknya anda pulang kerumah dan
menjelaskan kesalahpahaman ini. Ibu yakin orang tua anda
pasti percaya dengan apa yang anda katakana. Bagaimanapun
anak, orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya.
Mungkin waktu itu mereka emosi sehingga mengusir anda
dari rumah. Orang tua pasti menyesal telah mengusir anda
dari rumah. Bagaimana mas Bagus? ( advice)
Siswa : Baiklah bu, sepulang sekolah nanti saya akan pulang
kerumah dan menjelaskan semunya kepada orang tua saya.

21
Analisis Tahap Pertengahan
Pada tahap ini konselor menggunakan tehnik empati sehingga konseli
secara terbuka mengungkapkan masalahnya. Dengan begitu konselor dapat
membantu mencari jalan keluar yang terbaik untuk masalahnya. Pada tahap
ini konselor berupaya membantu klien agar klien:
a). Mampu memecahkan masalahnya dengan bantuan konselor.
b). Agar konseli mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan
masalahnya.
c). Agar konseli kembali bersemangat mengikuti pelajaran di sekolah,dan
mampu mengembangkan potensi yang dimiliki konseli.

3. Tahap Kerja

Ko : Bagus kalau begitu!


Bagaimana perasaanmu sekarang?
Siswa : Alhamdulilah sudah lega bu
Ko : Bagus kalau begitu ibu ikut senang. Bagaimana pertemuan kita
selanjutnya?
Siswa : Minggu depan saya akan kesini bu
Ko : Baiklah, senang sekali ibu bisa bertemu kamu lagi.
Siswa : Terimakasih bu baikah bu, saya permisi dulu..
Assalamualaikum
Ko : Waalaikumsalam.
Analisis Tahap Kerja
Pada tahap ini konselor telah mampu meyakinkan konseli terhadap
keputusan yang diambil.

22
DAFTAR PUSTAKA

Molyono, Bambang Y. 1984. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan


Penanggulangannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
http://www.bnpjabar.or.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=477:dampak-penyalahgunaan-
narkoba&catid=58:berita-bnp&Itemid=11
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:JH1BZXf3hAEJ:www.bnp.acehprov.go.id/book/export/html/21
+pengertian+narkoba&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

23
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan kepada kami untuk menyusun makalah sebagai tugas mata kuliah
studi kasus dengan cara tema perilaku bolos sekolah.
Makalah ini dapat terealisasi berkat tersedianya referensi dari para ahli atau
para pengarang, dosen pengampu yang mempunyai kepedualian terhadap
kelancaran, kemajuan, serta kualitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah-
sekolah. Dan semoga dengan terwujudnya makalah kami ini kita bisa menjadi
konselor yang cakap dan sesuai yang diharapkan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh lebih dari
sempurna, maka kami terbuka terhadap kritik, saran dan makalah demi
sempurnanya makalah ini.

Madiun, November 2010

Penyusun

24
STUDI KASUS
ii

PENYALAHGUNAAN NARKOBA
DIKALANGAN REMAJA

Disusun Oleh BK VC
Kelompok II

25
1. Ika Nurcahyani
2. Joko Purnomo
3. Nias Edi Pratama
4. Nuryani

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI MADIUN
2010
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Narkoba........................................................................... 3
B. Jenis-jenis Narkoba............................................................................ 4
C. Pengaruh dan Akibat Narkoba........................................................... 4
D. Bahaya Narkoba Berdasarkan jenis................................................... 6
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Narkoba.................................... 8
F. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba........................... 9
BAB III PROSEDUR PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Identitas kasus.................................................................................... 11
B. Identitas masalah............................................................................... 11
C. Diagnosis........................................................................................... 11
D. Prognosis............................................................................................ 11

26
E. Treatment........................................................................................... 11
F. Evaluasi dan follow up...................................................................... 11
BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Identifikasi Kasus.............................................................................. 12
B. Identifikasi Masalah........................................................................... 12
C. Diagnosis........................................................................................... 12
D. Progrosis............................................................................................ 13
E. Satuan Layanan.................................................................................. 13
F. Treathment......................................................................................... 15
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 17
B. Saran.................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA

iii

27

Anda mungkin juga menyukai