Anda di halaman 1dari 21

SEL GALVANI DAN SEL DANIELL

DISUSUN OLEH :

1. RYZKA ( K1A0130
2. MAYLANI PERMATA SAPUTRI ( K1A016002 )
3. SARI PARAMITA ( K1A016028 )
4. MARISA KAROMANUNNISA ( K1A016035 )
5. ZENI LUTFI MUFIDA ( K1A016040 )

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2017

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul Sel
galvani dan sel Daniel

Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
Kimia Fisik Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED). Makalah ini merupakan sebuah
karya yang tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada Ibu Senny Widianingsih Selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Kimia Fisik Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)
yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada karya tulis
ini.Oleh karena itu Penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun
bagi makalah ini. Kritik yang konstruktif akan sangat membantu penulis dalam
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Purwokerto, 23 Oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL. i

KATA PENGANTAR. ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I: PENDAHULUAN.. 1

1.1 Latar Belakang Permasalahan.. 1

1.2 Rumusan Masalah....

1.3 Manfaat.....

BAB II : PEMBAHASAN...

2..1 .

2.2 ..

2.3. ...

BAB III: PENUTUP 17

4.1 Kesimpulan.. 17

DAFTAR PUSTAKA.. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi dan ilmu pegetahuan banyak memberikan perubahan pada


kehidupan manusia zaman modern, semakin banyaknya produk produk serta alat yang
menunjang aktivitas manusia yang semakin berkembang mengikuti segala kebutuhan zaman
modern, diantara banyaknya produk produk yang dihasilkan oleh manusia, banyak
diantaranya yang termasuk barang elektronik yang dapat kita umpai di setiap sudut perumahan
dan kota kota besar, adanya produk produk tersebut juga merupakan hasil dari reaksi redoks
, sel elektrokimia khususnya sel galvani dan sel daniel yang digunakan dalam menyusun
komponen komponen tersebut yang kemudian akan dikombinasikan dengan komponen
komponen lainnya sehingga dapat membentuk suatu sistem yang sempurna dan dapat
menunjang kebutuhan manusia, tetapi kebanyakan masyarakat pada masa inihanya ingin
menggunakan produk- produk tersebut tanpa ingin mengetahui caradan mekanisme pembuatan
suatu sistem tersebut sehingga menimbulkan kurangya pengetahuan, oleh karena itu penulis
ingin dengan ditulisnya makalah ini, dapat membantu pembaca dan masyarakat dalam
memahami sel galvani dan sel daniel sebagai komponen atau pondasi dasar dalam terbentuknya
suatu sistem yang memanfatkan energi listrik sebagai sumber energinya.

1.2 Rumusan Masalah


Apa pengertian dari sel galvani dan sel daniel?
Bagaimana mekanisme dari sel galvani dan sel daniel?
Apa kelebihan dan kekurangan sel galvani dan sel daniel?
Apa aplikasi dari sel galvani dan sel daniel?

1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memperluas pengetahuan dan
pandangan pembaca tentang sel galvani dan sel daniel serta diharapkan dapat mempraktekan
serta mengembangkan sel galvani dan sel daniel.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEL GALVANI

2.1.1 Pengertian Sel Galvani


Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat
menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. reaksi redoks
spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi
Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta.Sel galvani terdiri dari elektroda,larutan elektrokimia
dan jembatan garam yang dihubungkan dengan sebuah voltmeter.

Sel Volta adalah penataan bahan kimia dan penghantar listrik yang memberikan aliran
elektron lewat rangkaian luar dari suatu zat kimia yang teroksidasi ke zat kimia yang direduksi.
Dalam sel Volta, oksidasi berarti dilepaskannya elektron oleh atom, molekul, atau ion.
Sedangkan reduksi berarti diperolehnya elektron oleh partikel-partikel ini.

2.1.2 Mekanisme Reaksi Sel Galvani


Contoh oksidasi dan reduksi spontan yang sederhana, perhatikan reaksi seng dengan
tembaga berikut :
Zn(s) + CuSO4(aq) ZnSO4(aq) + Cu(s)
Reaksi spontan ion tembaga berubah menjadi logam tembaga akan menyepuh
(melapisi) lembaran seng, lembaran seng melarut, dan dibebaskan energi panas. Reaksi
tersebut dapat dituliskan dalam bentuk persamaan ion sebagai berikut :
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)
Tiap atom seng kehilangan dua elektron untuk menjadi sebuah ion seng dan tiap ion
tembaga akan memperoleh dua elektron menjadi sebuah atom tembaga.
Oksidasi : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e
Reduksi : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)

Notasi sel Volta


Susunan sel Volta dinyatakan suatu notasi singkat yang disebut diagram sel. Diagram
sel tersebut dirumuskan sebagai berikut :

Anode (oksidasi) Jembatan garam Katode (reduksi)


Elektrode / ion-ion dalam larutan || ion-ion dalam larutan / elektrode
Kedua garis vertikal yang sejajar menyatakan jembatan garam yang memisahkan kedua
elektrode. Contoh notasi sel Volta sebagai berikut :
Zn(s)/Zn2+(aq) || Cu2+(aq)/Cu(s)
Tanda koma dapat menggantikan tanda (/) untuk komponen terpisah dengan fasa yang
sama. Sebuah sel yang terbuat dari elektrode platina dengan reaksi keseluruhan H2 + Cl2
2HCl dapat ditulis notasinya sebagai berikut :
Pt/H2(g) / H+(aq) || Cl- (aq) / Cl2,Pt(g)

2
1. Potensial elektrode standar
Potensial elektrode standar adalah gaya dorong (gaya gerak listrik) dari reaksi redoks
yang diukur pada keadaan standar (kemolaran 1 M pada tekanan 1 atm dan suhu 25oC).
Potensial sel standar disimbolkan dengan Esel. Pada sel Daniell, potensial ini sebenarnya
merupakan selisih potensial listrik antara seng dan tembaga yang mendorong elektron
mengalir. Perbedaan potensial listrik keduanya diakibatkan adanya perbedaan rapatan muatan
antara elektrode Zn dan elektrode Cu. Perbedaan rapatan muatan kedua elektrode disebabkan
perbedaan kecenderungan kedua elektrode untuk melepaskan elektron. Seng lebih mudah
melepaskan elektron (teroksidasi) dibandingkan dengan tembaga.

2. Potensial elektrode
Para ahli kimia memilih elektrode hidrogen standar dengan harga potensialnya nol
sebagai elektrode pembanding standar. Voltase sel ini diambil sebagai
pengukuran kecenderungan setengah sel zat untuk menjalani reaksi oksidasi atau reduksi, jika
dibandingkan dengan kecenderungan setengah sel H2 / H+.
Dalam sel pembanding ideal, elektrode hidrogen merupakan setengah sel yang satu dan
elektrode standar dari zat yang akan dibandingkan merupakan setengah sel yang lain. Misal
elektrode tembaga standar, voltase ideal yang ditunjukkan oleh voltmeter adalah 0,34 V.
Anode : H2(g) 2H+(aq) + 2e (oksidasi)
2+
Katode : Cu (aq) + 2e Cu(s) (reduksi) +
Reaksi sel: H2 (g)+ Cu (aq) 2H (aq) + Cu(s)
2+ +

Jika elektrodenya adalah magnesium, voltase idealnya adalah 2,37 V dengan simpangan
jarum voltmeter pada arah yang berlawanan. Simpangan ini berarti bahwa atom magnesium
yang dioksidasi dengan memberikan elektronnya, bukan hidrogen.
Anode: Mg(s) Mg2+(aq) + 2e (oksidasi)
Katode : 2H (aq) + 2e H2(g)
+
(reduksi) +
Reaksi sel : Mg(s) + 2H (aq) Mg (aq)+ H2(g)
+ 2+

Jika elektrodenya adalah nikel, maka arah simpangan voltmeter sama dengan arah
untuk magnesium, di mana voltase ideal 0,25 V. Voltase yang lebih rendah menunjukkan
bahwa kecenderungan nikel menyerahkan elektron kepada ion hidrogen lebih rendah daripada
magnesium.
Reaksi keseluruhan yang berlangsung spontan dalam sel-sel pembanding adalah
sebagai berikut :
Mg(s) + 2H+(aq) Mg2+(aq) + H2(g) (oksidasi Mg, E = +2,37 V)
+
Ni(s) + 2H (aq) Ni (aq) + H2(g)
2+
(oksidasi Ni, E = + 0,25 V)
2+
H2(g) + Cu (aq) 2H (aq) + Cu(s)
+
(reduksi Cu2+, E = +0,34 V)
Berdasarkan uraian data di atas, dapat diperoleh susunan ketiga unsur berdasarkan
kecenderungannya teroksidasi, yaitu Mg > Ni > Cu.
Potensial sel yang dihasilkan oleh suatu elektrode dengan elektrode hidrogen disebut
potensial elektrode disimbolkan dengan E. Elektrode yang lebih mudah mengalami reduksi
dibandingkan elektrode hidrogen mempunyai potensial elektrode bertanda positif, sedangkan
elektrode yang lebih sulit mengalami reduksi diberi tanda negatif. Pada Tabel 2.1 dapat diamati
bahwa elektrode yang mempunyai potensial negatif diletakkan di atas elektrode hidrogen,
sedangkan yang bertanda positif diletakkan di bawah elektrode hidrogen.

3
Menurut kesepakatan, potensial elektrode dikaitkan dengan reaksi reduksi, sehingga
potensial elektrode sama dengan potensial reduksi. Sedangkan potensial oksidasi sama dengan
potensial reduksi, tetapi tandanya berlawanan.

3. Potensial sel standar (Esel)


Potensial sel Volta dapat ditentukan melalui eksperimen dengan menggunakan
voltmeter. Selain itu, data potensial elektrode positif (katode) dan potensial elektrode negatif
(anode) juga dapat digunakan untuk menentukan potensial sel standar dengan rumus sebagai
berikut.
Esel = E(katode) E(anode) atau Esel = E(reduksi) E(oksidasi)
Pada katode terjadi reaksi reduksi, sedangkan pada anode terjadi reaksi oksidasi, maka
persamaan reaksi di atas yang terjadi pada anode harus dibalik reaksinya supaya menjadi reaksi
oksidasi

4. Spontanitas reaksi redoks


Jika potensial sel yang dihitung bernilai positif, maka reaksi sel berlangsung secara
spontan dan sel akan menghasilkan arus. Seperti yang terlihat dalam reaksi antara Mg dengan
Zn2+ sebagai berikut :
Mg(s) / Zn2+(aq) || Mg2+(aq) /Zn(s) Eosel= +1,61 V (reaksi spontan)
Jika reaksi dibalik, maka diperoleh :
Mg2+(aq)+ Zn(s) Mg(s) + Zn2+(aq) Eo sel = 1,61 V (reaksi tidak spontan)

5. Persamaan Nerst
Potensial sel yang telah dibahas di atas mengenai harga-harga Eosel, artinya potensial
sel yang bekerja pada keadaan standar. Untuk sel pada kemolaran tertentu dan bukan pada
keadaan standar dapat dihitung menggunakan persamaan Nerst. Walther Nerst adalah seorang
ahli kimia fisika yang pada tahun 1889 mengemukakan hubungan potensial sel eksperimen
dengan potensial sel standar sebagai berikut :

dengan
Esel = potensial sel eksperimen (V)
o
E sel = potensial sel standar (V)
n = banyaknya mol elektron (mol)
Q = perbandingan kemolaran hasil reaksi dengan kemolaran pereaksi

6. Deret Volta
Susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode standarnya disebut deret
Volta. Adapun deretnya sebagai berikut :
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb H Cu Hg Ag Au

4
Atom H (potensialnya nol) merupakan batas antara logam dengan potensial negatif
dengan potensial positif. Deret Volta di atas dimulai dari logam dengan potensial elektrode
paling negatif sehingga :
a. Makin ke kiri letak logam dalam deret Volta, maka
o logam makin reaktif (mudah melepaskan elektron)
o logam merupakan reduktor (unsur yang mengalami oksidasi) yang semakin
kuat
b. Makin ke kanan letak logam dalam deret Volta, maka
o logam makin kurang reaktif (makin sulit melepas elektron)
o logam merupakan oksidator (unsur yang mengalami reduksi) yang semakin
kuat
Konsekuensi dari deret Volta adalah logam yang terletak di sebelah kiri lebih reaktif
dibandingkan logam yang terletak di sebelah kanannya. Hal ini merupakan reaksi pendesakan.

2.1.3 Aplikasi Sel Galvani

Sel galvani banyak diaplikasikan untuk membuat berbagai sumber energi listrik yang
multiguna seperti sel kering pada baterai, sel nikel kadmium, baterai perak oksida, baterai
merkuri, dan sel aki, baterai alkalin

1. Baterai Alkalin

Suatu jenis baterai dimana elektrolitnya bersifat alkali atau basa. Elektrolit yang
digunakan adalah kalium hidroksida (KOH). Dinamakan alkalin karena elektrolit yang
digunakan berasal dari golongan alkali Seperti elektrolit dalam sel kering, bentuknya
bukan cairan, sehingga mudah dibawa-bawa. Baterai jenis ini masih menggunakan
prinsip-prinsip dasar yang sama dengan sel volta, yaitu menggunakan dua jenis logam
yang dipisahkan oleh cairan yang menghantarkan listrik, disertai dengan penghubung
antara kutub negatif dan positif.

5
Komponen dan Fungsinya

a. Anoda sebagai elektroda, bisa berupa logam maupun penghantar listrik lain, pada sel
elektrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir ke dalamnya. Arus listrik
mengalir berlawanan dengan arah pergerakan elektron. Pada proses elektrokimia, baik
sel galvanik (baterai) maupun sel elektrolisis, anoda mengalami oksidasi.

b. Katoda adalah elektroda dalam sel elaktrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik
mengalir keluar darinya. Pada baterai biasa (Baterai Karbon-Seng), yang menjadi
katoda adalah seng, yang juga menjadi pembungkus baterai. Sedangkan, pada baterai
alkalin, yang menjadi katoda adalah mangan dioksida (MnO2).

c. Pasta merupakan elektrolit atau mediasi penghantar. Pada batu baterai kering alkalin
(baterai alkalin), amonium klorida yang bersifat asam pada sel kering diganti dengan
kalium hidroksida yang bersifat basa (alkali). Dengan bahan kimia ini, korosi pada
bungkus logam seng dapat dikurangi. Fungsi utama cairan elektrolit pada baterai alkalin
sebagai konduktor untuk memindahkan ion-ion hidroksida dari satu elektroda ke
elektroda lainnya tergantung pada prosesnya, pengosongan atau pengisian,sedangkan
selama proses pengisian dan pengosongan komposisi kimia material aktif pelat-pelat
baterai akan berubah.

penampang baterai alkalin

Anoda Zn (-) : Zn Zn2+ + 2e


Katoda C (+) : 2MnO2 + H2O + 2e- Mn2O3 + 2OH

Reaksi total : Zn + 2MnO2 + H2O Zn2+ + Mn2O3 + 2OH

prinsip kerja baterai alkalin Baterai Alkalin menggunakan Kalium Hidroksida sebagai
elektrolit, selama proses pengosongan (Discharging) dan pengisian (Charging) dari sel
baterai alkali.

Discharging
Proses discharging pada sel berlangsung. Bila sel dihubungkan dengan beban maka,
elektron mengalir dari anoda melalui beban ke katoda, kemudian ion-ion negatif
mengalir ke anoda dan ion-ion positif mengalir ke katoda. Arus listrik dapat mengalir
disebabkan adanya elektron yang bergerak ke dan/atau dari elektroda sel melalui reaksi
ion antara molekul elektroda dengan molekul elektrolit sehingga memberikan jalan
bagi elektron untuk mengalir.

6
Charging
Bila sel dihubungkan dengan power supply maka elektroda positif menjadi anoda dan
elektroda negatif menjadi katoda.

kelebihan dan kekurangan baterai alkalin:

1. KELEBIHAN:
a. Pada pembebanan yang tinggi dan terus menerus, mampu memberikan umur
pelayanan 2-10 kali pemakaian dari sel leclanche.
b. Sangat baik dioperasikan pada temperatur rendah sampai -25 derajat celcius
c. Baterai yang sering digunakan adalah zinc-alcaline manganese oxide yang
memberikan daya lebih per penggunaannya dibandingkan batere sekunder. zinc-
alcaline manganese oxide mempunyai umur (waktu hidup yang lama).
d. Tahan terhadap beban berat seperti over charging, over discharging dan tahan
lama.

2. KEKURANGAN :
a. sekali pakai
b. densits energi nya rendah
c. agak sulit diproduksi masal
d. biaya metal yang digunakan untuk elektoda cukup mahal

2. Aki / Baterai Timbal (Accu)

Aki atau Storage Battery adalah sebuah sel atau elemen sekunder dan
merupakansumber arus listrik searah yang dapat mengubah energy kimia menjadi
energy listrik. Aki termasuk elemen elektrokimia yang dapat mempengaruhi zat
pereaksinya, sehingga disebut elemen sekunder. Kutub positif aki menggunakan
lempeng oksida dan kutub negatifnya menggunakan lempeng timbale sedangkan
larutan elektrolitnya adalah larutan asam sulfat.

Cara kerja

Saat baterai mengeluarkan arus


1. Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung
dengan hidrogen (H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan-lahan
keduanya bergabung/berubah menjadi air (H20).
2. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat positif
maupun pelat negatif sehigga menempel dikedua pelat tersebut.
Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis alias dalam
keadaan discharge.
Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat
pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya sangat

7
rendah dan hampir melulu hanya terdiri dari air (H2O), akibatnya berat jenis
cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati berat jenis air
yang 1 kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh berat
jenisnya sekitar 1,285 kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah
kapasitas isi baterai bisa diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang
yaitu dengan menggunakan alat hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah
satu alat yang wajib ada di bengkel aki (bengkel yang menyediakan jasa
setrum/cas aki ). Selain itu pada saat baterai dalam keadaan discharge maka
85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air ini bisa membeku, bak
baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.
Saat baterai menerima arus
Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/dicas alias sedang
diisi dengan cara dialirkan listrik DC, dimana kutup positif baterai dihubungkan
dengan arus listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus listrik
negatif. Tegangan yang dialiri biasanya sama dengan tegangan total yang dimiliki
baterai, artinya baterai 12 V dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri tegangan
6 V DC, dan dua baterai 12 V yang dihubungkan secara seri dialiri tegangan 24 V
DC (baterai yang duhubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari masing-
maing tegangan baterai: Voltase1 + Voltase2 = Voltasetotal). Hal ini bisa
ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang duhubungkan secara
seri dan semuanya disetrum sekaligus. Berapa kuat arus (ampere) yang harus dialiri
bergantung juga dari kapasitas yang dimiliki baterai tersebut (penjelasan tentang
ini bisa ditemukan di bagian bawah).
Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses
pengeluaran arus, yaitu :1. Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena
bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah (Pb) pada pelat positif dan secara
perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah colat (PbO2).2. Asam (SO4) yang
menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun negatif) terlepas dan bergabung
dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam cairan elektrolit dan kembali
terbentuk menjadi asam sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat
jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi
penuh).

Jenis Elektroda
Sel aki terdiri atas timbal (Pb) sebagai anode dantimbaldioksida (PbO2)
sebagaikatodekemudiankeduaelektrodaitudicelupkandalamlarutanasamsulfat (H2SO4).
Keduaelektrodaitubtidakperludipisahkandenganjembatangaram
Reaksi elektrodanya adalah sebagai berikut :

Reaksi total : Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO42- 2PbSO4 + 2H2O

Anode : Lempeng logam timbal (Pb).


Katode : Lempeng logam oksida timbal (PbO2).
Ektrolit : Larutan asam sulfat (H2SO4) encer.

8
Reaksi pengosongan aki:
Anode : Pb(s) ++ H2SO4 (aq) > PbSO4(s) + H+(aq) + 2 e
Katode : PbO2(s) + SO4-2 (aq)+ 3 H+(aq) + 2 e >PbSO4(aq) + 2 H2O+ 2 H2O (l)

Reaksi total : Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO42- 2PbSO4 + 2H2O


Ketika sel ini menghasilkan arus listrik, anode Pb dan katode PbO2

Kelebihan dan kekurangan


Kelebihan :
1. mampu menyediakan sumber energi yang lebih besar (sebagai starter),
2. mempunyaiwaktu hidup relatif panjang,
3. efektif pada suhu rendah.

Kerugian :
1. Kapasitas dapat hilang: PbSO4 yang dibutuhkan saat tahap recharge,
melapislempeng baterai setelah baterai didischarge, terjadi pengurangan PbSO4.
Apabila terus menerus terjadimaka makin hilang kapasitasnya, dan tidak dapat lagi diisi
kembali.
2. Resiko keselamatan: sel yang sudah lama menimbulkan kerak dan dapat
kehilangan air jika digunakan. Selama pengisian kembali, terkadang air akan
terhidrolisis menghasilkan H2 dan O2, dimana dapat meledak jika disulut, dan
kepercikan H2SO4.

3. Baterai Nikel-Kadmium

Baterai Nikel Kadmium (NiCd) pertama kali ditemukan di Swedia, oleh


Waldmar Jungner pada tahun 1899. Namun baru diproduksi secara masal pada tahun
1960an. Baterai jenis ini memiliki tegangan sel sebesar 1,2 Volt dengan kerapatan energi
dua kali lipat dari baterai asam timbal. Baterai NiCd termasuk golongan baterai yang dapat
diisi ulang (rechargeable battery).

Baterai NiCd menggunakan nikel untuk elektroda positif dan kadmium untuk
negative. Baterai nikel kadmium memiliki nilai hambatan intenal yang kecil dan
memungkinkan untuk di charge dan discharge dengan rate yang tinggi. Umumnya baterai
jenis ini memiliki waktu siklus hingga lebih dari 500 siklus. Salah satu kekurangan baterai
jenis nikel kadmium adalah adanya efek ingatan (memory effect) yang berarti bahwa
baterai dapat mengingat jumlah energi yang dilepaskan pada saat discharge sebelumnya.

Efek ingatan disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada struktur kristal
elektrode ketika baterai nikel kadmium diisi muatan listrik kembali sebelum seluruh energi
listrik yang terdapat pada baterai nikel kadmiun dikeluarkan/digunakan. Selain itu, baterai
nikel kadmium juga sangat sensitif terhadap kelebihan pengisian, sehingga perlu perhatian
khusus pada saat pengisian muatan listrik pada baterai. Dengan kata lain,pengisian ulang
harus dilakukan pada saat daya baterai benar-benar habis. Karena baterai NiCD
memiliki memory effect, semakin lama kapasitasnya akan menurun jika pengisian belum
benar-benar kosong.

9
Cadmium memiliki energi potensial reduksi standar (Eored) sebesar -0.40 V,
sedangkan Eored Nikel sebesar -0.25 V (Daftar Eored beberapa zat terlampir). Oleh karena
Eored Nikel lebih besar (lebih mendekati positif, yang berarti kecenderungan mengalami
reduksi lebih besar), maka dalam sistem baterai NiCd, yang menggunakan Nikel dan
Cadmium sebagai elektroda, elektroda Nikel akan mengalami reduksi (di sebut sebagai
katoda), sedangkan elektroda Cadmium mengalami oksidasi (disebut sebagai anoda),
selama reaksi spontan yang menghasilkan listrik (discharge). Selanjutnya, elektroda Nikel
akan disebut sebagai elektroda positif, sementara elektroda Cadmium disebut sebagai
elektroda negatif. Reaksi kimia yang berlangsung di dalam baterai NiCd melibatkan air
dan zat elektrolit KOH, serta bersifat dapat balik (reversible). Oleh karena itu, baterai
dapat diisi ulang ataurechargeable, dengan membalik reaksi yang semula mengubah
energi kimia menjadi energi listrik, kepada reaksi balikan yakni, mengubah energi listrik
menjadi energi kimia. Pada reaksi balikan, elektroda yang semula mengalami reduksi akan
mengalami oksidasi, begitupun sebaliknya untuk elektroda yang semua mengalami
oksidasi akan mengalami reduksi. Sehingga, katoda dan anoda berubah pada reaksi
kebalikan.

Selama penggunaan baterai sebagai sumber energi listrik bagi berbagai alat
elektronik, baterai NiCd melakukan reaksi kimia. Adapun prinsip Elektrokimia yang
bekerja adalah bahwa pada baterai terjadi reaksi oksidasi dan reduksi yang menyebabkan
pergerakan elektron, sehingga dihasilkan arus listrik. Berikut ini adalah reaksi kimia yang
terjadi selama penggunaan baterai (discharge) :
Positif (reduksi) : 2NiOOH + 2H2O + 2e- --> 2Ni(OH)2 + 2OH-
Negatif (oksidasi) : Cd + 2OH- --> Cd(OH)2 + 2e-

reaksi net ion : 2NiOOH + 2H2O + Cd --> 2Ni(OH)2 + Cd(OH)2

Salah satu karakteristik baterai NiCd adalah bahwa zat elektrolit tidak berperan
secara langsung, tapi berperan dalam transportasi OH-. Sementara itu, apabila seluruh
NiOOH telah diubah menjadi Ni(OH)2 dan atau seluruh Cd telah menjadi Cd(OH)2 maka
diperlukan 'pengisian ulang' baterai agar ia dapat digunakan kembali. Hal tersebut
dilakukan dengan membalik reaksi melalui pemberian arus listrik (sesuai prinsip
elektrolisis, mengubah energi listrik menjadi energi kimia). Ketika arus listrik diberikan,
maka elektron akan bergerak menuju kutub baterai yang lebih positif dan menyebabkan
reaksi kimia kebalikan sebagai berikut :

Negatif (reduksi) : Cd(OH)2 + 2e- --> Cd + 2OH-

Positif (oksidasi) : 2Ni(OH)2 + 2OH- --> 2NiOOH + 2H2O + 2e-

reaksi net ion : 2Ni(OH)2 + Cd(OH)2 --> 2NiOOH + 2H2O + Cd

10
Pengaliran arus listrik memaksa terjadinya oksidasi-reduksi di dalam baterai,
sehingga kondisi kembali seperti sebelum digunakan. Tetapi, apabila
terjadi overcharge (seluruh Ni(OH)2 dan atau Cd(OH)2 telah diubah menjadi NiOOH dan
Cd tetapi arus listrik masih tetap dialirkan), maka arus listrik akan tetap memaksa
terjadinya oksidasi dan reduksi, dan reaksi tersebut dilakukan pada air sesuai persamaan
berikut :

Positif : 4OH- --> O2 + 2H2O + 4e-

Negatif : 2H2O + 4e- --> 2OH- + H2

net ion reaction : 2OH- --> H2 + O2

Tetapi, reaksi antara oksigen dan hidrogen dapat menyebabkan ledakan dalam
proses pembentukan air dengan E = -285.8 kJ/mol (E = perubahan entalpi, tabel entalpi
pembentukan beberapa zat terlampir). Oleh karena itu, gas harus dialirkan secara tepat,
atau pembentukan salah satu gas harus dicegah. Hal kedualah yang dilakukan para
pembuat baterai NiCd, yakni mencegah pembentukan gas Hidrogen. Untuk melakukan hal
tersebut, kapasitas elektroda negatif dibuat lebih besar dibandingkan elektroda positif
sehingga, elektroda positif akan 'terisi penuh' lebih dahlu dari elektroda negatif.

Baterai NiCd sendiri biasa digunakan di berbagai alat elektronik seperti


peralatan remote control, lampu darurat, serta beberapa peralatan tanpa kabel yang lain.

Baterai Nikel Cadmium merupakan baterai yang dapat diisi ulang kembali. Baterai
ini biasa digunakan pada perangkat elektronik portable, lampu darurat, dll. B a t e r a i
i n i m en ggun ak a n C d s eb a gai ano d a d a n pa st a Ni O( O H) sebagai katodanya.
Sedangkan elektrolitnya adalahKOH.

Reaksi yang terjadi :

Reaksi Anoda : Cd(s) + 2OH-(aq) Cd(OH)2(s) + 2e-

Reaksi Katoda : 2NiO(OH)(s) + 2H2O(l) + 2e- 2Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq)

Reaksi Sel : Cd(s) + 2NiO(OH)(s) + 2H2O(l) Cd(OH)2(s) +


2Ni(OH)2(s)

Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,4 volt.

Kelebihan dari baterai ini adalah tempat yang digunakan sama dengan tempat yang
digunakan pada baterai biasa sehingga tidak perlu memodifikasi casing-nya. Selain itu jika
dibandingkan dengan baterai biasa, baterai nikel cadmium atau yang lebih dikenal sebagai
Baterai NiCad ini, mempunyai daya tahan sedikit di atas baterai biasa (dengan catatan
kondisi baterai NiCad ini masih baik).

11
Kekurangan baterai NiCad adalah biaya pembuatannya mahal, kapasitas berkurang
jika tidak baterai dikosongkan (memory effect), dan tidak ramah lingkungan (beracun).

Solusi : Baterai nikel kadmium sangat sensitif terhadap kelebihan pengisian, sehingga
perlu perhatian khusus pada saat pengisian muatan listrik pada baterai. Pada saat pengisian
telah selesai maka suhu akan naik dengan cepat (panas meningkat dengan cepat) sehingga
charger perlu dimatikan. Karena jika tidak dimatikan akan dapat menyebabkan suhu
baterai akan naik terus dan pada akhirnya akan meledak. Dan logam Cd ituberacun, oleh
karena itu penggunaan Cd diganti dengan logam hidrida, misalnya litium hidrida (LiH)

4. Sel Kering: Zn C (Seng Karbon)

Ditemukan 1860-an dengan nama sel kering, atau selLeclanche dan lebih
familiar dalam kehidupan sehari-hari sebagai baterai biasa.

Baterai ini terdiri dari selongsong (wadah) seng (Zn) yang berfungsi sebagai
anoda dari campuran MnO2 dan pasta elektrolit yang terdiri dari NH4Cl, ZnCl2, H2O, dan pati.
Sedangkan katodanya adalah batang grafit (tidak aktif). Serbuk grafit ditambahkan untuk
meningkatkan aliran (konduktivitas). Pada baterai ini anoda merupakan kutup positif

Sel kering sebenarnya tidak sama sekali kering, disebut sel kering karena
elektrolitnya berbentuk pasta (bukan cair).

Reaksi di Anoda (Oksidasi):Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-

Reaksi di Katoda (Reduksi):

Reaksi di katoda lebih kompleks dan kurang lengkap untuk dimengerti. MnO2(s) direduksi
menjadi Mn2O3(s) melalui sederet tahapan yang melibatkan terbentuknya Mn2+ dan reaksi
asam-basa antara NH4+ dan OH-.2MnO2(s) +2NH4+(aq) +2e-Mn2O3(s) +2NH3(aq) +H2O(l)

Amoniak yang dihasilkan selain menjadi gas, juga membentuk kompleks dengan Zn2+ dan
membentuk kristal jika kontak dengan ion Cl-:

Zn2+(aq) + 2NH3(aq) + Cl-(aq) Zn(NH3)2Cl2(s)

Reaksi keseluruhan dalam sel:

2MnO2(s)+2NH4Cl(aq)+Zn(s)Zn(NH3)2Cl2(s)+H2O(l)+Mn2O3(s) Esel = 1,5 Volt

Penggunaan: radio (jinjing, portable), lampu senter, mainan (anak-anak);

Kelebihan: murah, mudah dibawa/ disimpan, dapat diperoleh/dibentuk dalam berbagai


ukuran;

12
Kekurangan: pada (pengeluaran) arus yang tinggi mengeluarkan air, membebaskan gas
amoniak [NH3(g)], yang menyebabkan turunnya tegangan (voltage drop). Sel kering
mempunyai waktu hidup relatif pendek karena anoda seng (Zn) bereaksi dengan ion
NH4+(aq) yang bersifat asam, dan tidak dapat dimuati/diisi kembali (nonrechargeable).

5. Baterai Merkuri- /Perak Oksida

Baterai merkuri oksida dan perak oksida sangat mirip, keduanya menggunakan seng
sebagai anoda (agen pereduksi) dalam medium yang bersifat basa. Dalam baterai merkuri
oksida, maka HgO bertindak sebagai katoda, sedang dalam perak oksida sebagai katodanya
adalah Ag2O. Pereaksi padatan (zat padat) bersifat kompak dan dipisahkan dengan KOH,
dengan pemisah berpori (porous separator). Separator ini berfungsi sangat mirip dengan
jembatan garam.

Reaksi di anoda (oksidasi):

Zn(s) + OH-(aq) ZnO(s) + H2O(l) + 2e-

Reaksi di katoda (reduksi):

HgO (s) + H2O(l) + 2e- Hg(l) + 2OH-(aq) (untuk baterai merkuri)

Ag2O (s) + H2O(l) + 2e- 2Ag(s) + 2OH-(aq) (untuk baterai perak)

Reaksi sel keseluruhan:

Zn(s) + HgO (s) ZnO(s) + Hg(l) Esel = 1,3 V (baterai merkuri)

Zn(s) + 2AgO (s) ZnO(s) + 2Ag(l) Esel = 1,6 V (baterai perak)

Penggunaan: baterai merkuri (untuk arloji, kalkulator), baterai perak (untuk kamera,
pengukur detak jantung, alat bantu dengar)

Keutungan: keduanya berukuran (sangat) kecil dan tipis, tegangan relatif besar. Sel perak
relatif kokoh dan non toksik

Kelemahan: sel merkuri berifat toksik sedang sel perak relatif mahal

6. Sel bahan bakar

Fuel cell (sel bahan bakar) menggunakan reaksi pembakaran yang menghasilkan arus
listrik. Bahan bakarnya tidak terbakar, -sebagaimana halnya dengan jenis baterai yang lain-
, tetapi reaksi berlangsung secara terpisah dalam sistem setengah-reaksi, dan elektron ditransfer
melalui rangkaian eksternal. Suatu sel bahan bakar dihasilkan dari reaksi gas hidrogen dan
oksigen mengahsilkan uap air. Gas hidrogen dioksidasi, sedang gas oksigen direduksi

13
membentuk uap air. Elektroda yang digunakan adalah grafit yang dilingkupi (disalut) dengan
katalis platina yang terimpregnasi.

Di anoda (akibat lapisan katalis), H2 displit, dan elektron (e-) masuk rangkaian. Dalam
elektrolit terjadi pertukaran membran proton (proton-exchange-membrane, PEM) baru, di
mana sel mengandung kerangka utama (backbone) polimer perfluoroetilena [F2C CF2]
yang diperkaya dengan gugus asam sulfonat (RSO3-) yang menjembatani (mengalirkan) H+dari
anoda ke katoda. Sedangkan di katoda (dengan cara yang analog, akibat lapisan Pt), terjadi
reduksi terhadap O2, dan selanjutnya bergabung dengan H+.

Reaksi di anoda (Oksidasi):

H2(g) 2H+(aq) + 2e-

Reaksi di katoda (Reduksi):

O2(g) + 2H+(aq) + 2e- H2O(g)

Reaksi sel keseluruhan (Redoks):

H2(g) + O2(g) H2O(g)

Penggunaan : Sangat luas untuk masa yang akan datang, untuk transportasi, rumah

tangga, dan bisnis tenaga listrik. Dapat digunakan juga untuk menyediakan air murni (setelah
dikondensasi terlebih dahulu) selama pembebasan hasil reaksinya.

Keuntungan :

(1) bersih, tidak menghasilkan polutan, dan portable

(2) mengkonversi ~ 75% energi ikat dalam bahan bakar menjadi energi listrik.

Kerugian :

(1) sel bahan bakar beroperasi dengan aliran kontinu dari reaktan, juga tidak mampu
menyimpan energi listrik,

(2) katalis untuk elektroda cukup mahal

Sel bahan bakar merupakan sumber energi yang sangat menguntungkan. Tidak seperti
sel kering (sel primer) dan sel penyimpan (sel sekunder), pereaksi di katoda dan anoda secara
kontinu mensuplai kebutuhan energi. Sel ini bekerja selama ada reaksi itu dan tidak dapat
menyimpan energi. Secara termodinamika, efisiensi yang dihasilkan relatif tinggi. Energi yang
dihasilkan dalam bentuk kerja ini lebih tinggi daripada jika gas hidrogen dan gas oksigen
dibakar untuk menghasilkan panas. Karenanya sumber bahan bakar merupakan energi masa
depan dan dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil
(minyak bumi dan sejenisnya).

2.2 SEL DANIEL

14
2.2.1 Pengertian Sel Daniel

Sel Daniell adalah sel elektrokimia yang menggunakan seng (Zn) sebagai anoda dan
tembaga (Cu) sebagai katoda. Seng dicelupkan ke dalam seng sulfat (ZnSO4), sedangkan
tembaga dicelupkan ke dalam tembaga sulfat (CuSO4). Salah satu jenis baterai yang
dikembangkan di awal penemuan baterai yakni sel Daniell yang terbuat dari logam tembaga
dalam larutan Cu2+ sebagai katoda dan dari logam seng dalam larutan Zn2+ sebagai anoda yang
di mana keduanya dihubungkan dengan jembatan garam. Walaupun baterai ini efisien, tetapi
kurang dikembangkan karena jika digunakan larutan berair pada baterai ini, maka akan mudah
menimbulkan bahaya percikan (Monk, 2004). Selain itu, aliran listrik yang dihasilkan tidak
stabil (Purba, 2006).

2.2.2 Mekanisme Sel Daniel

Penemu elemen Daniell adalah John Frederic Daniell (Administrator, 2007). Pada Sel
Daniel, elektroda Cu dibenamkan dalam larutan tembaga(II) sulfat atau CuSO4 dan elektroda
seng sulfat atau ZnSO4.Pada anoda, Zn mengalami oksidasi: Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-. Pada
katoda, Cu mengalami reduksi: Cu2+(aq)+ 2e- Cu(s) (Administrator, 2007).

Pada sel Daniell, kawat dan lampu dihubungkan dengan kedua elektroda. Elektron-
elektron yang ditarik dari seng berjalan sepanjang kawat, yang harus merupakan kawat non-
reaktif, menghasilkan arus listrik yang membuat lampu menyala. Pada sel seperti ini, ion-ion
sulfat memainkan peranan penting. Setelah bermuatan negatif, anion-anion ini terkumpul di
anoda untuk mempertahankan keseimbangan muatan. Sebaliknya, pada katoda, ion-ion
Cu2+ terakumulasi untuk mempertahankan keseimbangan muatan ini. Kedua proses ini
menyebabkan sebagian tembaga terakumulasi di katoda dan elektroda seng menjadi terlarut
atau meluruh ke dalam larutan. Karena kedua reaksi tidak terjadi sendiri-sendiri
(independently), kedua sel harus dihubungkan dengan konduktor misalnya agar ion-ion
bergerak bebas. Digunakan dua wadah keramik yang berbeda untuk masing-masing larutan.
Biasanya suatu salt bridge atau jembatan garam digunakan untuk menghubungkan kedua sel.
Pada sel basah seperti ini, ion-ion sulfat bergerak dari katoda menuju anoda melalui jembatan
garam dan kation-kation Zn2+ bergerak dalam arah sebaliknya (Administrator, 2007).

15
Kekurangan dan kelebihan sel daniel :

1. Kelebihan

- Lebih tahan lama dan praktis dibandingkan dengan elemen volta.


- Tidak akan terjadi polarisasi, karena sebelum hasil reaksi menutup tembaga akan
bereaksi dulu dengan CuSO4 (tembaga II Sufat).

2. Kekurangan

- Lebih lambat dalam menyuplai beda potensial, dibandingkan dengan elemen volta.
- Hanya dapat dipakai satu kali (sekali pakai).
- Tidak dapat diisi ulang.
- Timbulnya gelembung-gelembung gas di sekitar Cu.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat
menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. reaksi redoks
spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi
Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta.
Sel Daniell adalah sel elektrokimia yang menggunakan seng (Zn) sebagai anoda dan
tembaga (Cu) sebagai katoda. Seng dicelupkan ke dalam seng sulfat (ZnSO4), sedangkan
tembaga dicelupkan ke dalam tembaga sulfat (CuSO4).

Sel galvani banyak diaplikasikan untuk membuat berbagai sumber energi listrik yang
multiguna seperti sel kering pada baterai, sel nikel kadmium, baterai perak oksida, baterai
merkuri, dan sel aki, baterai alkalin. Kekurangan dan kelebihan sel daniel :

Kelebihan dan kekurangan sel Daniel. Kelebihan: Lebih tahan lama dan praktis
dibandingkan dengan elemen volta,Tidak akan terjadi polarisasi, karena sebelum hasil reaksi
menutup tembaga akan bereaksi dulu dengan CuSO4 (tembaga II Sufat).Kekurangan: Lebih
lambat dalam menyuplai beda potensial, dibandingkan dengan elemen volta. Hanya dapat
dipakai satu kali (sekali pakai). Tidak dapat diisi ulang.Timbulnya gelembung-gelembung gas
di sekitar Cu.

17
DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai