Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

Mata Kuliah : Manajemen Logistik


Dosen : Dr. dr. Noer Bahry Nor, M.Sc

ADMINISTRASI LOGISTIK

A. KARLINA ASKARINI MAKKASAU P1806216024

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Tujuan utama dari manajemen logistik adalah mengembangkan operasi yang


terpadu.Manajemen kegiatan logistik individual seringkali di bawah pengarahan dan
pengawasan dariberbagai departemen dalam suatu perusahaan. Bila dilihat dari
siklus fungsi-fungsi logistik makatahap pertama fungsi logistik adalah rencana
kebutuhan logistik. Tahap berikutnya yakni tahapkedua adalah semua kegiatan
menyediakan barang-batang logistik untuk menunjangpelaksanan tugas seluruh
organisasi. Pelaksanaan suatu rencana logistik yang telah direvisi itubiasanya
menyangkut modifikasi prosedur operating dan atau perobahan besar dalam
jaringankerja sistem yang ada. Bergantung pada situasi perencanaannya, banyak
sekali pengumpulandan analisa data yang mungkin diperlukan untuk menyelesaikan
suatu rencana.

Banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi diantaranya adalah


faktor Man, Money, Machine, Methode, dan Material. Pengelolaan yang seimbang
dan baik dari kelima faktor tersebut akan memberikan kepuasan kepada customer
baik internal maupun eksternal. Rumah sakit yang telah terakreditasi seharusnya
memiliki pengelolaan yang baik dan terstandar termasuk lima faktor tersebut. Pada
kesempatan ini kami akan membahas secara khusus tentang logistik rumah sakit.

Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi


dari manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui
fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat
hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien.
Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan
pelayanan pasien sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara
umum.
Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat,
membuat skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk
pencapaian tujuan umum rumah sakit. Manajer logistik juga harus mencapai
efisiensi dan efektivitas. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau
meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat yang akan
memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional rumah sakit.
Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah sakit
dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (obat, bahan kimia, gas medik,
peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik.
Untuk itu kita harus mengetahui apa itu administrasi logistic, berikut makalah ini
menjelaskan tentang administrasi logistic.

II. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan administrasi logistic ?
2. Bagaimana fungsi administrasi logistic ?
3. Bagaimana tahapan administrasi logistik ?
4. Bagaimana tata cara administrasi logistik ?
III. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian administrasi logistik.
2. Untuk mengetahui fungsi administrasi logistik.
3. Untuk mengetahui tahapan administrasi logistik.
4. Untuk mengetahui tata cara administrasi logistik.
BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian Administrasi Logistik

Administrasi sendiri merupakan istilah yang berasal dari bahasa belanda


administratie dan bahasa inggris administration. Dalam bahasa Belanda,
administrasi berarti tata usaha atau urusan pencatatan. Sedangkan dalam bahasa
Inggris, administrasi berarti seluruh proses kegiatan dari kelompok-kelompok kerja
yang saling bantu guna mencapai tujuan bersama. Jadi pada dasarnya dalam arti
sempit administrasi dapat didefinisikan sebagai tata usaha. Administrasi
didefenisikan oleh banyak para ahli, karena memang istilah administrasi mempunyai
berbagai macam pengertian di Indonesia saja. The Liang Gie telah berhasil
mengumpulkan lebih dari empat puluh lima defenisi administrasi kemudian ia
mengelompokkan kedalam tiga kategori defenisi administrasi, yakni :
a. Administrasi dalam pengertian proses atau kegiatan
Menurut Sondang P. Siangan Administrasi adalah keseluruhan proses kerja
sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dibentukan.
b. Administrasi dalam pengertian tata usaha
Menurut munawardi Reksohadiprowiro dalam arti sempi administrasi
berarti tata usaha yang mencakup setiap pengaturan yang rapid an sistematis
serta penentuan fakta-fakta serta tertulis dengan tujuan memperoleh pandangan
yang menyeluruh serta hubungan timbale balik antara satu fakta dengan fakta
lainnya.
c. Administrasi dalam pengertian pemerintah
Menurut Wijana, administrasi adalah Rangkaian semua organ-organ
Negara rendah dan tinggi yang bertugas menjalankan pemerintahan pelakanaan
dan kepolisian
Pengertian administrasi juga di defenisika oleh para ahli dan negeri diantaranya :
1. Leonard D. White (1958) Administrasi adalah suatu proses yang umum dalam
semua usaha-usaha suatu kelompok baik dalam usaha umum atau pribadi.
2. Wiliaw H. Newman (1963) Administrasi adalah pembimbingan, kepemimpinan
dan pengawasan usaha-usaha suatu kelompok individu kearah pencapaian
tujuan bersama.
Dari definisi beberapa ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa administrasi
merupakan suatu ilmu dan seni. Administrasi sebagai ilmu itu sendiri dapat diartikan
sebagai suatu pengetahuan teori yang dapat digunakan dalam rangka memecahkan
suatu masalah. Sedangkan yang diartikan administrasi sebagai seni adalah
administrasi berkaitan dengan egala bentuk proses pencatatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan tujuan tertentu.
Dalam pendefinisian administrasi masih ada pula pihak yang mengartikan
administrasi itu dalam arti sempit yaitu administrasi yang biasanya hanya dikaitkan
dengan kegiatan ketatausahaan yang mencakup korespondensi, kesekretariatan,
penyusunan laporan dan kearsipan. Dari sini memang dapat dikatakan bahwa
administrasi berarti memiliki arti sempit. Namun perlu disadari pula bahwa
pengertian administrasi yang sesungguhnya jauh lebih luas dari hal-hal yang telah
dijelaskan di atas. Bahwa dalam arti luas administrasi merupakan keseluruhan
proses penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada rasional tertentu
oeh sekelompok orang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya dengan menggunakan sarana dan prasarana tertentu pula.
Logistik merupakan suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani logosyang
berarti rasio, kata, kalkulasi, alasan, pembicaraan dan orasi, konsepnya dianggap
memiliki pembaharuan bagi kebutuhan pihak militer untuk memenuhi persediaan
mereka ketika berangkat medan perang dari markas. Pada kekaisaran Yunani,
Romawi dan Bizantium kuno, ada perwira militer dengan gelar Logistikas, yang
artinya bertanggung jawab atas distribusi dan pendanaan persediaan perang.
Degan demikian jika dilihat dari sejarahnya logistik sangat berkaitan erat dengan
segala bentuk persediaan barang-barang.
Selain itu logistik juga dapat didefinisikan sebagai proses pengolahan yang
strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-
jadi dari para penyedia sampai pada para pelanggan atau penerima dan hal ini juga
merupakan ciri-ciri utama logistik yaitu pemindahan dan penyimpanan yang
strategis. Dari definisi yang kedua ini kita dapat mengambil sisi lain dari istilah
logistik, yaitu logistik tidak hanya berkaitan dengan barangnya itu sendiri tetapi
berkaitan pula dengan proses-proses yang berkaitan dengan penyediaan,
penyimpanan serta pemindahan barang-barang tersebut.
Alangkah baikna pula jika kita melihat dan mengetahui mengenai definisi
logistik dari beberapa ahli, antara lain:
a. Subagya
Secara etimologis, logistik berasal dari bahasa Yunani kuno Logistikos
yang berarti terdidik atau pandai.
b. Websters New Collegiate Dictionary
Logistik adalah cabang seni kemiliteran yang meliputi tugas tugas
transportasi, pemarkasan, dan perbekalan bagi pasukan pasukan.
c. Lucas dan Rumsari
Logistik adalah segala sesuatu/benda yang berwujud dan dapat
diperlakukan secara fisik (tangible), baik yang digunakan untuk kegiatan pokok
maupun kegiatan penunjang (administrasi).
Pengertian logistic sendiri ialah suatu ilmu/seni yang disertai dengan sebuah
proses mengenai penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
terhadap barang-arang atau alat-alat tertentu. Dari urian ini dapat kita simpulkan
bahwa logistic merupakan bagian dari ilmu administrasi yang terdiri dari suatu
rangkaian kegiatan yang bertahap dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya,
serta dilakukan dalam pemeliharaan dan pengelolaan barang atau perlengkapan
tersebut.
II. Fungsi Administrasi Logistik

Fungsi logistik merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan saling


berkaitan satu sama lainnya serta saling mendukung satu sama dan lainnya. Proses
logistik menurut subagya (1996:10) terdiri dari:

1. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan :

Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan


menentukan langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Sedangkan secara khusus perencanan logistik adalah
merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua
calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di
setiap organisasi (Mustikasari:2007). Subagya menyatakan perencanaan adalah
hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok, gagasan, pengetahuan, pengalaman
dan keadaan atau lingkungan yang merupakan cara terencana dalam memuat
keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman tindakan.

Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya


sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh
perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem
monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai dan berfungsi sebagai umpan
balik untuk tindakan pengandalian terhadap devisi yang terjadi.

Fungsi perencanaan mencakup aktivitas dalam menetapkan sasaran-


sasaran, pedoman-pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik.
Sementara penentuan kebutuhan merupakan perincian dari fungsi perencanaan,
bilamana perlu semua faktor yang mempengaruhi penentuan kebutuhan harus
diperhitungkan. Setiap tahap dan langkah kegiatan pengadaan logistik tersebut
harus mendapat perhatian secara proposional guna mendukung kinerja setiap
unit kerja maupun mendukung efektivitas dan efisiensi organisasi secara
keseluruhan.
2. Fungsi penganggaran :

Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk


merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala
standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari).
Dalam fungsi penganggaran, semua rencana dari fungsi perencanaan dan
penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya biaya
dari dana yang tersedia. Dengan mengetahui hambatan dan keterbatasan yang
dikaji secara seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang dapat
dipercaya.

Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah diperiksa


berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam rencana
biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi,
kecuali dalam keadaan terpaksa.

Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha


untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar,
yakni skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperlihatkan pengarahan
dan pembatasan yang berlaku terhadapnya.
3. Fungsi pengadaan :
Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi
perencanaan, penentuan kebutuhan dan penganggaran.
4. Fungsi penyimpanan dan penyaluran :
Fungsi ini merupakan pelaksanaan penerimaan, penyimpanan dan
penyaluran perlengkapan yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi terdahulu
untuk kemudian disalurkan kepada instansi-instansi pelaksana.
5. Fungsi pemeliharaan :
Menurut Keith Lockyer (1999:186) Pemeliharaan adalah suatu usaha
untuk memaksimalkan umur kegunaan dari alat sehingga peralatan dapat
bekerja secara memuaskan dan meminimalkan biaya kerusakan. Fungsi
pemeliharaan sendiri adalah usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan
kondisi teknis, daya guna barang inventaris.
Batasan pengertian tersebut, menegaskan bahwa yang hendak dicapai
dalam kegiatan pemeliharaan adalah menjaga dan menjamin setiap logistik yang
ada tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Disamping itu, pemeliharaan logistik
diarahkan agar umur pemakaian logistik dapat mencapai batas waktu yang
optimal (sesuai batas waktu yang ditetapkan). Dengan demikian pemeliharaan
logistik juga ditujukan untuk mendukung efisiensi organisasi.
Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan
memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku
dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini
termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada
dalam batas efisiensi. (Subagya: 1994). Sedangkan Mustikasari berpendapat
fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasi atau mewujudkan
kebutuhan yang telah direncanakan atau telah disetujui sebelumnya.
Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi
didasarkan dengan pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan efisien untuk
kepentingan organisasi. Cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan fungsi
pengadaan adalah:
a. Pembelian
b. Penyewaan
c. Peminjaman
d. Pemberian ( hibah )
e. Penukaran
f. Pembuatan
g. Perbaikan

6. Fungsi penghapusan :
Penghapusan suatu barang logistik dilakukan apabila barang telah
mencapai titik akhir manfaatnya. Penghapusan logistik dapat dilakukan
tergantung dari kebijakan yang diterapkan oleh instansi ataupun perusahaan.
Menurut Sondang P Siagian (2004:62) penghapusan merupakan kegiatan
penghapusan inventaris yang sudah tidak bermanfaat.
Sementara Subagya (1996:92) mendefiisikan penghapusan sebagai kegiatan
dan usaha-usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai
peraturan atau perundang-undangan yang berlaku.
Penghapusan adalah kegiatan atau usaha pembebasan barang dari
pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
(Subagya: 1994). Alasan penghapusan barang antara lain:
a. Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam,
administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan
b. Teknis dan ekonomis: setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya.
Keadaan tersebut disebabkan beberapa faktor: kerusakaan yang tidak dapat
diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi atau efektivitas), kadaluarsa yaitu
suatu barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang
ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut,
menguap atau hadling, Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga
barang tidak dapat dipergunakan lagi.
c. Surplus dan ekses
d. Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus
e. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara
7. Fungsi pengendalian
Fungsi yang memiliki peran penting adalah fungsi pengendalian, dimana
seorang manajer logistik harus dapat mengendalikan semua fungsi diatas
dengan baik. Pengendalian sebagai fungsi organik
pembinaan,yaitu menyelenggarakan usaha, kegiatan dan pekerjaan untuk
menjamin tercapainya tujuan secara efektif, efisien dan sesuai dengan
ketentuan/peraturan yang berlaku melalui pengarahan, pengkoordinasian,
pengawasan, pemeriksaan dan tindakan pengendalian yang diperlukan sehingga
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat ditekan sekecil mungkin atau
minimum dapat dikurangi. Dalam penyelenggaraan pengawasan dan
pengendalian perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pengawasan dan pengendalian harus berdasarkan pada rencana yang
telah ditetapkan.
b. Pengawasan dilaksanakan melalui jalur pengawasan struktural maupun
fungsional.
c. Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan terpusat sesuai strata demi
tercapainya kesatuan dan keterpaduan upaya.
III. Tahapan Administrasi Logistik

Salah satu kegiatan dari administrasi logistik adalah penentuan kebutuhan


logistik atau penentuan barang-barang kebutuhan organisasi. Penentuan kebutuhan
logistik adalah suatu kegiatan perumusan daftar nama-nama barang yang pasti
akan diadakan oleh suatu organisasi dalam periode waktu tertentu. Jadi penentuan
kebutuhan logistik menunjuk pada suatu kegiatan yang dilakukan untuk
merumuskan segala daftar nama-nama barang yang pasti akan diadakan setelah
diurutkan berdasarkan daftar penyusunan kebutuhan menurut indeks korelasinya.

Indeks korelasi merupakan skala kepentingan barang tertentu bagi suatu


organisasi, indeks korelasi dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Tinggi ( Skala Primer ) : benda-benda tersebut sangat mutlak dibutuhkan,


tanpa adanya benda tersebut instansi tidak akan bisa berjalan. Barang ini
bersifat sangat mendesak. Contoh suatu instansi yang bertugas untuk
melakukan pencatatan sipil dan kearsipan maka sangat mutlak bagi instansi
tersebut untuk memiliki mesin ketik (komputer).
2. Sedang ( Skala Sekunder ) : benda-benda itu penting untuk memperlancar
jalannya instansi, namun tidak mutlak. Barang ini sifatnya mendesak. Contoh:
sebuah instansi untuk memperlancar distribusi maka diperlukan alat transportasi
pribadi. Alat transportasi ini berguna untuk memperlancar jalannya instansi
namun tidak harus dimiliki karena masih bisa dengan alternatif lainnya.
3. Rendah ( Skala Tertier ) : adanya benda-benda tersebut perlu untuk membantu
memperlancar jalannya instansinsi, namun tidak mutlak dan tidak penting.
Barang ini bersifat tidak mendesak. Contohnya: untuk menjaga agar karyawan
tetap semangat bekerja, maka dibutuhkan suatu hiburan seperti musik yaitu
dapat berupa tape recorder maupun DVD. Barang ini tidak mutlak dan tidak
penting namun dapat memperlancar jalannya organisasi.
Ada banyak pendapat terkait dengan tahapan penentuan kebutuhan logistik.
Namun saya akan menjelaskan salah satu pendapat tersebut, yakni dari lucas dan
rumsari. Tahapan penentuan kebutuhan logistik menurut lucas dan Rumsari dapat
dijelaskan dengan langkah sebagai berikut:
1. Langkah pertama dalam penentuan kebutuhan logistik ialah menyusun nama-
nama barang yang dibutuhkan organisasi. Pada proses ini bertujuan untuk
mendata segala kebutuhan barang yang diperlukan dalam sebuah instansi atau
organisasi baik itu berupa barang tahan lama maupun barang habis pakai. Pada
proses ini sama sekali tidak memperhatikan tingkat kepentingan barang tersebut
dan anggaran dari organisasi. Sebagai contoh: suatu instansi kelurahan akan
membeli berbagai kebutuhan logistik. Oleh karena itu pada proses ini maka
dilakukan proses pendataan barang-barang apa saja yang diperlukan dalam
proses keberjalanan instansi tersebut dari yang kecil sampai yang besar, seperti
kertas, tinta, komputer, printer, mobil transport, motor dinas, meja kerja, kursi
rapat, lemari arsip, dlsb.
2. Langkah yang kedua atau langkah selanjutnya yakni membuat atau menyusun
skala prioritas. Dalam proses atau tahapan ini barang-barang yang telah dicatat
pada proses sebelumnya harus dipertimbangkan tingkat kepentingannya apakah
barang itu sangat penting, kurang penting, atau bahkan tidak penting. Tujuan
dari tahapan ini adalah menghindari terjadinya pemborosan dan ketidakefektifan
barang yang telah dibeli. Sebagai contoh, setelah barang-barang yang
dibutuhkan isntansi tersebut tercatat semua maka dipilah mana yang sekiranya
lebih penting antara barang yang satu dengan yang lainnya.
3. Langkah yang ketiga atau terakhir dari tahapan penentuan kebutuhan logistik
adalah membuat daftar nominasi barang (DNB). Daftar Nominasi Barang adalah
daftar yang memuat gambaran informasi mengenai nama dan spesifikasi barang
serta jumlah barang yang diadakan serta memuat gambaran informasi mengenai
harga persatuan dan harga total guna memperhitungkan anggaran yang
dibutuhkan. Pada proses pembuatan daftar nominasi barang ini bertujuan untuk
menyesuaikan barang yang akan dibeli dengan anggaran yang dimiliki
organisasi (perusahaan). Jangan sampai nantinya justru terjadi
penggelembungan anggaran. Selain itu dalam penyusunan Daftar Nominasi
Barang (DNB) harus melibatkan berbagai pihak terkait. Sebagai contoh, setelah
perusahaan membuat skala prioritas maka disesuaikan dengan anggaran yang
ada dengan barang yang ada, baik itu dari segi merk, jenis, maupun typenya
yang semuanya harus sesuai dengan anggaran yang dimiliki perusahaan.
Selain itu, administrasi logistic tidak akan lepas dari ada form-form
pendukung pencatatan.
1. Kebutuhan
Kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan organisasi dan program.
Kebutuhan organisasi berkaitan dengan keberlangsungan atau pengembangan
jangka panjang perusahaan penyedia jasa Experiential Learning itu sendiri,
sementara kebutuhan program lebih spesifik terhadap jenis program yang akan
dilaksanakan pada saat tertentu. Oleh karena itu, diperlukan adanya
perencanaan kebutuhan dan pengadaan barang demi terpenuhinya kebutuhan
organisasi maupun program.
2. Penyimpanan
Bukan hanya sekedar adanya tempat untuk menyimpan barang atau
peralatan, melainkan adanya usaha pencatatan dan pengkategorisasian status
barang.
a. Kategori barang

Barang atau peralatan yang ada di gudang kemudian diidentifikasi


tingkat atau status kelayakan untuk penggunaannya dalam program.
Misalnya dibuat kategori baik-sedang-buruk. Baik berarti barang/alat tersebut
masih layak untuk digunakan, sedang berarti masih bisa digunakan namun
dengan pengawasan ekstra atau penggunaan dalam skala yang lebih aman.
Sementara buruk, berarti barang/alat tersebut harus dihapus atau tidak boleh
lagi digunakan untuk kegiatan.

Kategorisasi barang/alat diperlukan berkaitan dengan standar


keamanan dan keselamatan, sehingga mampu mengurangi resiko
kecelakaan saat kegiatan. Kaitannya juga dengan tingkat kredibilitas klien
atau masyarakat umum baik terhadap si penyedia jasa maupun jenis
kegiatan yang dilakukan.

b. Kategori tempat

Barang atau alat yang ada di gudang penting juga untuk dibedakan
letak penyimpanannya. Hal ini berkaitan dengan efektifitas waktu saat
pencarian barang yang akan digunakan dan juga kualitas kelayakan
penggunaan. Misalnya tali kernmantle, sebaiknya tidak diletakkan bersamaan
dengan benda tajam karena akan beresiko merusak pilinan tali, yang
berdampak pada pengurangan tingkat kelayakan penggunaan tali kernmantle
untuk kegiatan flyingfox.

Selain pembedaan letak penyimpanan, penting juga untuk memasang


label atau daftar isi (labeling) terutama jika barang atau alat tersebut berada
di media tertutup seperti container atau kardus. Hal ini diperlukan agar tidak
kerepotan saat hendak mencari peralatan yang dibutuhkan, terutama jika
yang menjadi peran teknis/support bukanlah admin gudang yang mengetahui
persis letak peralatan.

3. Penggunaan

Fungsi ini bisa dikatakan sebagai fungsi penting sesudah semua


peralatan tersedia, karena menyangkut bagaimana peralatan atau barang yang
sudah ada menjadi bermanfaat baik untuk kelangsungan organisasi maupun
kelancaran program experiential learning. Fungsi ini berkaitan erat dengan
distribusi. Misalnya di hari yang sama terdapat lebih dari 1 program yang
berjalan, maka penting untuk tehnis pencatatan barang-barang yang keluar dari
penyimpanan (gudang) agar penempatan barang tersebut sesuai dengan
kebutuhan program. Selain itu, mengurangi resiko barang yang tertinggal di
gudang atau tertukar dengan kebutuhan program lainnya.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Pengertian logistic sendiri ialah suatu ilmu/seni yang disertai dengan sebuah
proses mengenai penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
terhadap barang-arang atau alat-alat tertentu. Dari urian ini dapat kita simpulkan
bahwa logistic merupakan bagian dari ilmu administrasi yang terdiri dari suatu
rangkaian kegiatan yang bertahap dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya,
serta dilakukan dalam pemeliharaan dan pengelolaan barang atau perlengkapan
tersebut.
Dengan penegelolaan manajemen logistic dan penelolaan manajemen
persediaan yang baik maka tujuan perusahaan bisa tercapai dengan cepat dan
tepat. Untuk itu berbagai tantangan harus benar-benar bisa ditangani oleh suatu
perusahaan. Kegiatan ini harus didukung dengan pelayanan yang baik dan bisa
memberikan kepuasan pelanggan agar setiap produk yang dihasilkan bisa
memberikan manfaat yang tepat kepada pelanggan.
II. Saran
Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan yang sama yaitu bagaimana
mendapatkan keuntungan yang tinggi dan membuat setiap pelanggan merasa puas
terhadap setiap produknya. Maka dari itu untuk mencapai tujuan itu diperlukan
planning yang matang baik itu bagaimana mengelola SDA,SDM,manajemen
logistic,manajemen persediaan dan pelayanan pelanggannya,maupun structure
organisasinya. Semua aspek itu harus bisa dijalankan dengan prosedur yang sudah
diterapkan sebagai strategi suatu perusahaan itu. Sehingga apa yang menjadi
tujuan utama sebuah perusahaan bisa tercapai dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai