Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN PASTURA
Produksi Lahan

Disusun oleh :
Kelompok XXVII
Yobelman Tarigan PT/06872
Angger M. Ghozwan Hanif PT/06980
Aliza Putri Nur Hanifa PT/06903
Mochlis Budi Rohman Syah PT/06957
Nur Hasanah PT/07025
Suhud Setiananda PT/07036
Tegar Ridho Utami PT/07043

Asisten Pendamping :Sesa Gustaf Oktaviani

LABORATORIUM HIJAUAN MAKANAN TERNAK DAN PASTURA


DEPARTEMEN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
PRODUKSI LAHAN

TINJAUAN PUSTAKA
Hijauan makanan ternak terdiri atas rumput dan legum. Definisi
hijauan makanan ternak adalah pakan dalam bentuk daun-daunan,
kadang masih bercampur batang, ranting, serta bunga, umumnya berasal
dari tanaman sebangsa rumput (Gramineae) dan kacang-kacangan
(Leguminose). Produksi hijauan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
iklim, misalnya sifat fisik tanah, spesies tanaman yaitu kemampuan
beradaptasi dengan lingkungan, dan manajemen perlakuan manusia
(Agus, 2007).
Pengukuran produksi lahan yaitu suatu cara yang dapat
memperkirakan atau memberi gambaran mengenai potensi hijauan pada
suatu lahan luasan tertentu. Pengukuran produksi lahan pastura bertujuan
untuk mengetahui seberapa banyak ternak yang dapat diletakkan pada
suatu lahan berdasarkan produksi hijauan di lahan tersebut (Sumarsono,
2007). Pengukuran produksi lahan berfungsi untuk mengukur produksi
hijauan dan untuk mengetahui komposisi botani, identifikasi rumput,
identifikasi legum yang berguna bagi makanan ternak (Diana, 2007).
Pengukuran produksi lahan pastura dapat dilakukan dengan cara
pengambilan sampel yang dilakukan secara acak melalui peta kemudian
setiap spot terpilih dibuat protected square meter yang berukuran 1x1 m.
Pengukuran jumlah produksi dilakukan dengan analisis proksimat.
Pemotongan dilakukan 50 sampai 100 cm diatas permukaan tanah
(Sumarsono, 2007).
Carrying Capacity (CC)
Carrying capacity (kapasitas tampung) adalah kemampuan lahan
untuk menghasilkan hijauan makanan ternak yang dibutuhkan oleh ternak
dalam luasan satu hektar untuk mencukupi kebutuhan hijauan selama
satu tahun (Alfian et al., 2012). Padang penggembalaan yang produktif
dapat memenuhi kebutuhan ternak dengan daya tampung minimal
sebesar 2,5 UT/ha/tahun. Manfaat dari perhitungan carrying capacity
adalah dapat memprediksi kapasitas suatu lahan hijauan yang tersedia
dan mampu memenuhi kebutuhan ternak selama satu tahun (Rusdin et
al., 2009).
Reksohadiprojo (1995) cit Zulfiah (2009) menyatakan bahwa cara
menetukan daya tampung lahan adalah dengan menggunakan cuplikan
ubinan. Cuplikan ditentukan secara acak dengan melempar ubinan
berbentuk bujur sangkar seluas 1 m2. Hijauan yang ada dalam ubinan
dipotong kemudian ditimbang sebagai berat segar. Hijauan disimpan
dalam kantong untuk dianalisis berat kering dan bahan keringnya.
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Sistematika dari tanaman rumput gajah menurut Syarifuddin (2006)
adalah sebagai berikut:
Kingdom :Plantae
Super Divisi :Spermatophyta
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Liliopsida
Sub Kelas :Commelinidae
Ordo :Poales
Famili :Poaceae
Genus :Pennisetum
Spesies :Pennisetum purpureum
Rumput ini secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri
tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi
batang dapat mencapai 2-3m, dengan diameter batang dapat mencapai
lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas/buku. Tumbuh berbentuk
rumpun dengan lebar rumpun hingga 1meter. Pelepah daun gundul
hingga berbulu pendek, helai daun bergaris dengan dasar yang lebar,dan
ujungnya runcing (Syarifuddin, 2006).
Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan salah satu jenis
rumput yang dapat tumbuh di daerah tropis. Kandungan bahan kering
rumput gajah umumnya rendah yaitu 12-18%, tetapi seiring dengan
meningkatnya umur tanaman kandungan BK ini cepat meningkat.
Kandungan serat kasar berkisar dari 26,0-40,5%. Beta-N sekitar 30,4 -
49,6% dengan kandungan lemak kasar 1,0-3,6%. Kandungan
Phosphornya cukup tinggi yaitu 0,28-0,39% dan pada batang 0,38-0,52%,
sedangkan Ca masing-masing 0,43-0,48% dan 0,14-0,23% pada daun
dan batang. Kandungan TDN berkisar dari 40-67% dengan kecernaan
Bahan Kering sekitar 48-71%. Rumput gajah mempunyai sistem
perakaran yang kuat dengan rizhoma yang merambat. Tinggi sekitar 180-
360 cm, helai daun bercabang ke atas dengan lebar 20-40 mm dan tepi
daun menebal. Rumput ini dapat beradaptasi pada daerah dingin dan
tumbuh baik pada area dengan curah hujan tinggi (1500 mm per tahun)
yang diikuti sistem perakaran yang dalam untuk bertahan saat musim
kering. Waktu panen kadang-kadang pada umur 6-8 minggu. Rumput
gajah mempunyai kandungan bahan kering yang sangat tinggi tapi rendah
kandungan protein jika dipotong masih muda (Mulyaningsih, 2006).
Rumput gajah berasal dari Afrika tropika, kemudian menyebar dan
diperkenalkan ke daerah daerah tropika di dunia, dan tumbuh alami di
seluruh Asia Tenggara yang bercurah hujan melebihi 1.000 mm dan tidak
ada musim panas yang panjang. Rumput ini dikembangkan terus menerus
dengan berbagai silangan sehingga menghasilkan banyak kultivar,
terutama di Amerika, Philipina dan India. Di Indonesia sendiri rumput
Gajah merupakan tanaman hijauan utama pakan ternak. Penanaman dan
introduksinya dianjurkan oleh banyak pihak (Darius, 2016). Morfologi
rumput gajah yang rimbun dapat mencapai tinggi lebih dari 1 meter
sehingga dapat berperan sebagai penangkal angin (windbreak) terhadap
tanaman utama (Syarifuddin, 2006).
MATERI DAN METODE

Materi
Alat. Alat-alat yang digunakan pada praktikum pengukuran
produksi lahan adalah sabit, ubinan ukuran 1x1m, timbangan, koran,
straples, dan seperangkat analisis BK.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum pengukuran
produksi lahan adalah beberapa jenis hijauan rumput yang ada di kebun
koleksi HMPT.

Metode
Pengukuran produksi lahan dilakukan dengan cara dibuat ubinan
yang berukuran 1m x 1m kemudian hijauan dipotong menggunakan sabit
maksimal 3 sampai 5 ruas diatas permukaan tanah. Hasil pengukuran
produksi lahan kemudian dicacah dan ditimbang sebanyak 100 gram yang
kemudian dimasukkan dalam kantong koran yang sebelumnya juga telah
ditimbang dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu 55oC selama kurang
lebih tiga hari. Sampel uji bahan kering yang telah selesai dikeringkan
dengan oven bersuhu 55 oC ditimbang kembali dan kemudian digiling
menggunakan willey mill dengan dengan ukuran screen sebesar 1 mm.
Hasil penggilingan sampel kemudian disiapkan untuk analisis bahan
kering. Parameter yang dianalisis untuk mendapatkan bahan kering yaitu
kadar air sampel. Kadar air sampel didapatkan setelah sampel
dikeringkan dalam oven bersuhu 105 oC selama sehari semalam. Sampel
yang telah dianalisis kadar air dapat digunakan untuk menentukan
kandungan bahan kering. Data tersebut selanjutnya digunakan untuk
mengukur carrying capacity lahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum pengukuran produksi lahan bertujuan untuk mengetahui


seberapa banyak ternak yang dapat diletakkan pada suatu lahan
berdasarkan produksi hijauan di lahan tersebut. Pengukuran produksi
lahan merupakan salah satu cara untuk mengetahui biomassa suatu lahan
tanaman pakan. Sampel yang digunakan adalah rumput gajah yang
dipotong dengan cara membuat ubinan sebesar 1x1 m. Hasil pemotongan
sampel disajikan dalam tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Pengambilan Sampel
Parameter Hasil
Nama sampel Rumput Gajah
Berat setelah pemotongan dari lahan 3,7 kg
Berat awal sampel 100 gram
Berat koran 35 gram
Berat sebelum dioven 550 C 135 gram
Berat setelah dioven 550 C 56 gram
Berat silica disk 24,226 gram
Berat sampel 1,124 gram
Silica disk + sampel sebelum dioven 1050 C 25,350 gram
Silica disk + sampel setelah dioven 1050 C 25,285 gram
KA 1 84,44%
DW 15,56%
KA 2 5,78%
DM 2 94,22%
KA total 85,34%
DM 14,66%
DM rata-rata 41,48%
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa
persentase komposisi botani lahan pastura hanya terdiri dari rumput.
Legum dan gulma tidak ditemukan pada lahan pastura. Damry (2009)
menyatakan bahwa kualitas nutrisi hijauan yang tumbuh pada suatu
padang pastura dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya komposisi
rumput dan legum. Kadar legum mempengaruhi kualitas hijauan yang
tumbuh karena kandungan nitogen yang tinggi. Tanaman legum
mengandung nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput dan
rendahnya proporsi legum yang ada di padang pastura menjadi salah satu
penyebab rendahnya kualitas nutrisi hijauan yang ada. Padang pastura
tergolong baik apabila proporsi antara rumput dibanding legum adalah
sebanyak 3 : 2. Jika proporsi berada dibawah standar, maka dapat
dikatakan bahwa kualitas padang pastura masih tergolong rendah.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui lahan pastura
memiliki kualitas baik.
Metode pengambilan sampel pada praktikum acara produksi lahan
dilakukan dengan metode ubinan. Ubinan berukuran 1 x 1 meter
dilemparkan secara acak pada lahan. Vegetasi yang terdapat dalam
ubinan dipotong, kemudian ditimbang beratnya. Hal tersebut sesuai
dengan metode yang dikemukakan oleh Reksohadiprojo (1994) cit
Jamaran (2006) menyatakan bahwa cara menentukan daya tampung
lahan antara lain menggunakan cuplikan ubinan, dengan cara dipilih
dengan pengacakan, stratifikasi dan sistematik. Semua hijauan yang ada
pada semua petak cuplikan diambil dan dipotong bagian-bagian tumbuhan
yang mungkin dimakan ternak. Hasil ubinan kemudian ditimbang sebagai
berat segar, disimpan dalam kantong untuk selanjutnya dianalisis berat
kering dan bahan keringnya.
Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa kadar air total yang didapat
pada sampel rumput gajah (Pennisetum purpureum) adalah 85,34%,
sehingga DM yang diperoleh adalah 14,66%. Hasil DM yang diperoleh
saat praktikum sesuai dengan pendapat Mulyaningsih (2006) yang
menyatakan bahwa DM rumput gajah berkisar antara 12 sampai 18%.
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi hasil bahan kering suatu lahan
antara lain jenis tanaman yang digunakan, umur pemanenan tanaman,
serta faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban. Suhartanti et al.
(2004) menyatakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi hasil produksi Commented [Y1]: Sudah direvisi

lahan antara lain varietas yang digunakan, waktu pemanenan, dan


lingkungan, termasuk ketinggian tempat, curah hujan, dan kelembaban
lingkungan. Ridwan et al. (2005) menambahkan bahwa produksi bahan
kering pada musim penghujan dapat menurun. Astuti (2011) menyatakan
bahwa semakin tua umur tanaman atau semakin panjang interval
pemotongannya, kandungan bahan keringnya semakin meningkat,
Pengukuran produksi lahan dilakukan dengan cara meletakkan
ubinan 1x1m pada rumput gajah yang akan dipotong. Rumput dalam
ubinan dipotong kemudian dimasukkan ke dalam kantong untuk
ditimbang. Sampel rumput gajah ditimbang sebanyak 100 gram kemudian
di oven dan dianalisis proksimat. Pengovenan dilakukan untuk
mengurangi kadar air yang terkandung dalam hijauan sehingga
memudahkan dalan analisis proksimat. Pengukuran produksi lahan
pastura bertujuan untuk mengetahuii seberapa banyak ternak yang dapat
diletakkan pada suatu lahan berdasarkan produksi hijauan di lahan
tersebut. Pengukuran produksi lahan berfungsi untuk mengukur produksi
hijauan dan untuk mengetahui komposisi botani, identifikasi rumput,
identifikasi legum yang berguna bagi makanan ternak. Metode
pengukuran produksi lahan yang digunakan sesuai dengan pendapat
Panjono et al. (2009) yang menyatakan bahwa metode pengambilan
sampel tanaman seluas 5 hektar dapat dilakukan dengan cara setiap
hektar dicuplik sebanyak 5 cuplikan dengan menggunakan kuadran
ukuran 1 m x 1 m secara acak.
Prahasta (2006) meyatakan bahwa metode perhitungan produksi
lahan selain metode ubinan yaitu metode overlay. Metode overlay yaitu
pemetaan bagian lahan pada bagian ujung sisi dan tengah sebagai
perhitungan sampelnya. Variabel yang bisa diamati dalam metode ini
terbatas meliputi kemiringan lereng, potensi erosi dan kedalaman efektif
tanah. Metode overlay merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk
grafis yang dibentuk dari penggabungan berbagai peta individu (memiliki
informasi/database yang spesifik). Minimal dilakukan dengan 2 jenis peta
yang berbeda secara teknis dikatakan harus ada polygon yang terbentuk
dari 2 jenis peta yang dioverlaykan. Apabila dilihat data atributnya, maka
akan terdiri dari informasi peta pembentukya.
KESIMPULAN

Pengukuran produksi lahan pastura bertujuan untuk mengetahui


produksi segar atau biomassa pastura dan produksi bahan kering pastura
tersebut. Hasil pengukuran produksi lahan dapat digunakan untuk
menentukan total carrying capacity suatu lahan pastura. Total bahan
kering dari rumput gajah dari lahan hijauan hasil praktikum adalah sebesar
14,66%. Faktor-faktor yang memengaruhi hasil produksi lahan antara lain
varietas yang digunakan, waktu pemanenan, dan lingkungan, termasuk
ketinggian tempat, curah hujan, dan kelembapan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, A. 2007. Membuat Bahan Pakan Ternak secara Mandiri. Citra Aji
Parama. Yogyakarta.
Alfian, Y. F, I, Hermansyah. E, Handayanta., Lutojo dan W.P.S. Suprayogi.
2012. Analisis daya tampung ternak ruminansia pada musim
kemarau di daerah pertanian lahan kering Kecamatan Semin
Kabupaten Gunung Kidul. Tropical Animal Husbandry. 1(1) : 33-
42.
Astuti, N. 2011. Pengaruh umur pemotongan terhadap kandungan nutrien
rumput raja (king grass). Jurnal Agri Sain. 2(3):13 32.
Damry. 2009. Produksi dan kandungan nutrient hijauan padang
penggembalaan alam di Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso.
Jurnal Agroland 16 (4) :296-300.
Darius Sandi. 2016. Pengaruh pemberian pupuk urea, bourine, dan
kombinasinya terhadap tingkat produktivitas rumput gajah kate
(Pennisetum purpureum cv. mott) pada setiap umur pemotongan.
Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa. Denpasar.
Diana, N.H. 2007. Keragaman Pastura Campuran pada berbagai Tingkat
Naungan dan Aplikasinya pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Jamaran, Nuraini. 2006. Produksi dan Kandungan Gizi Rumput Gajah (P.
purpureum) dan Rumput Raja (P. purpupoides) yang
Ditumpangsarikan dengan Tanaman Jati. Universitas Andalas.
Padang.
Mulyaningsih, Tri. 2006. Penampilan Domba Ekor Tipis (ovisaries) jantan
yang digemukkan dengan beberapa imbangan konsentrat dan
rumput gajah (Pennisetum purpureum). Skripsi. Departemen Ilmu
Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Panjono, W.,Budi P., Bambang S. dan Endang B. 2009. Pengaruh
penjemuran terhadap kenyamanan dan kinerja produksi sapi
perankan ongole. Fakultas Peternakan UGM. Buletin Peternakan.
33 (1) : 17-22.
Prahasta, Eddy. 2006. Sistem Informasi Geografis (Membangun Web
Based GIS dengan Mapserver). CV informatika. Bandung.
Ridwan, Ratnakomala S., Kartina G., dan Widyastuti Y. 2005. Pengaruh
penambahan dedak padi dan Latobacillus plantarum 1BL-2 dalam
pembuatan silase rumput gajah. Pusat Penelitian Bioteknologi
LIPI. 28 (3) : 45-47
Rusdin, M. I., Mustaring., Atik dan Sri U. D. 2009. Studi potensi kawasan
Lore Tengah untuk pengembangan sapi potong. 2 (2) : 94-103.
Suhartanti, F. M., Wardhana S., dan Sri R. 2004. Analisis sifat fisik rumput
lokal. Journal Animal Production. 6 (1) : 37-47
Sumarsono. 2007. Ilmu Tanaman Makanan Ternak. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Syarifuddin, N. A. (2006). Nilai Gizi Rumput Gajah Kate Sebelum dan
Setelah Enzilase pada Berbagai Umur Pemotongan. Produksi
Ternak, Fakultas Pertanian UNLAM. Lampung.
Zulfiah, Kahar Mustari, dan Amran Ahmad. 2009. Daya dukung lahan
sawah di das jeneberang hulu berbasis spasial. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Diketahui :
Berat koran = 35 gram
Sampel + koran = 56 gram (setelah pengovenan)
Silika disk = 24,226 gram
Berat sampel = 1,124 gram

Ditanya :
a. KA total
b. DM DW

Jawab :
- Sebelum dioven 550C (berat sampel = 135 gram)
KA1 = (berat koran + berat sampel) berat setelah di oven x 100%
Berat sampel
= ( 35 + 135 ) - 56 x 100%
135
= 84,44%
KA2 = (b. silica disk + b. sampel DW) b. setelah di oven x 100%
Berat sampel
= ( 24,226 + 1,124 ) 25,285 x 100%
1,124
= 5,78%
- DW = 100% - 84,44% = 15,56%
- DM = 100% - 5,78% = 94,22%
a. KA total = KA1 + ( KA2 x DW )
= 84,44% + ( 5,78% x 15,56% )
= 85,34%

b. DM DW = 100% - KA total
= 100% - 85,34%
= 14,66%

Anda mungkin juga menyukai