Cutaneus Larva Migran123
Cutaneus Larva Migran123
PENDAHULUAN
disebabkan oleh penetrasi dan migrasi larva cacing tambang ke epidermis yang
beriklim tropis dan subtropis, misalnya Amerika Tengah dan Amerika Selatan,
temukan CLM. Udara yang hangat dan lembab sangat cocok untuk kelangsungan
Larva cacing ini sering menginvasi manusia yang memiliki faktor resiko
berupa pekerjaan yang kontak langsung dengan tanah yang telah terkontaminasi.
Anak-anak yang sering bermain tanah tanpa menggunakan alas kaki, para pekerja
bangunan yang kontak dengan pasir atau tanah, para pemburu hewan di hutan, dan
larva migrans[2,3].
1
Saat mengalami kontak langsung dengan lapisan terluar kulit manusia, larva
ini dapat langsung menginvasi masuk ke dalam epidermis. Pada saat telah
menembus epidermis akan timbul gambaran papul pada lokasi invasi namun
umumnya jarang dicurigai. Gambaran inflamasi yang berkelok baru akan muncul
tergantung seberapa cepat cacing dapat menembus stratum korneum kulit. Larva
cacing ini tidak dapat menembus membran basal kulit sehingga tidak dapat
sesuai dengan perjalanannnya. Karena tidak dapat menembus membran basal dan
melanjutkan hidup, maka larva ini lama-kelamaan akan mati, sehingga penyakit
ini termasuk jenis self limitting disease. Namun waktu yang diperlukan untuk
sembuh bervariasi, ada yang mencapai bulanan, rasa gatal dan panas pada kulit
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk membahas cutaneous larva
2
Kasus
alamat Latuhalat. Datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Dr. M. Haulussy
tanggal 02 Mei 2017 dengan keluhan adanya gatal diwajah dan belakang leher..
Autoanamnesis
Rasa gatal di wajah dan belakang leher sekitar 1 minggu yang lalu disertai
rasa panas saat digaruk. Gatal ini dirasakan sangat hebat dan paling dirasakan
pasien saat malam hari dan saat berkeringat sehabis kerja. Pasien mengaku
awalnya timbul kemerahan sedikit pada wajah dan belakang leher lama
tidak mengeluh demam (-), riwayat digigit serangga disangkal, dirumah pasien
memelihara anjing.
Riwayat penyakit dahulu : pasien pernah menderita keluhan yang sama sejak
Riwayat sosial ekonomi : pasien seorang ibu rumah tangga sering nyuci
pakaian di sungai. Kadang jalan sekitar rumah tidak menggunakan alas kaki.
3
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum : Kesadaran compos mentis, tampak sakit ringan, gizi cukup.
4
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
PENATALAKSANAAN
1. Terapi sistemik :
- Albendazole 1x400 mg/hari, selama 3 hari
- Cetrizine 1x10 mg/hari
PROGNOSIS
FOLLOW UP
5
dextra
Efloresensi : eritema, papul,
skuama
Ukuran : linear
A : Cutaneus Larva Migrans
DISKUSI
39 tahun, datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Dr. M. Haulussy tanggal
02 Mei 2017 dengan keluhan utama adanya gatal pada wajah dan belakang leher.
6
Menurut kepustakaan CLM dapat terjadi pada semua golongan umur, ditemukkan
di seluruh dunia, terutama di daerah daerah yang beriklim tropis dan subtropis,
misalnya Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Afrika, Australia dan
Asia Tenggara, termasuk Indonesia banyak di temukan CLM. Udara yang hangat
sungai, kadang tidak memakai alas kaki disekitar rumah serta pasien juga
CLM adalah larva cacing tambang yang berasal dari kucing dan anjing
dan Strongyloides).[2,3] Telur cacing tambang disimpan di pasir dan tanah yang
hangat, serta pada daerah yang teduh, kemudian menetas menjadi larva yang dapat
menembus kulit manusia.[4] Pekerjaan dan aktivitas yang berisiko adalah aktivitas
yang bersentuhan langsung dengan pasir atau tanah yang terkontaminasi dengan
kotoran hewan, seperti aktivitas bermain di pasir, berjalan tanpa alas kaki dan
duduk di pantai. Sedangkan pekerjaan yang berisiko adalah tukang kebun, tukang
kepustakaan Masa inkubasi CLM 1-6 hari dari waktu terpapar sampai timbulnya
gejala. Gejala kulit berupa pruritus lokal dimulai dalam beberapa jam setelah
penetrasi larva dan timbul papul. Adanya lesi papul yang eritematosa
menunjukkan bahwa larva tersebut telah berada di kulit selama beberapa jam atau
7
hari. Lesi kulit CLM kemudian menjadi lesi yang khas berupa lesi yang
serpiginous, tipis, linier, meninggi, dan terdapat lesi seperti terowongan (burrow)
dengan lebar lesi 2-3 mm yang mengandung cairan serosa. Muncul beberapa atau
lesi yang lebih dari satu tergantung pada jumlah penetrasi larva. Migrasi larva
dimulai 4 hari setelah inokulasi, dan membentuk saluran. Cacing bisa tetap
menetap selama beberapa hari atau bahkan beberapa bulan sebelum mulai
bermigrasiLarva akan bermigrasi 2 milimeter per hari. .[6] Larva tidak dapat
eosinofil. Kebanyakan larva tidak dapat bermigrasi lebih jauh atau menginvasi
jaringan lebih dalam, dan mati setelah beberapa hari atau bulan. Lesi biasanya
terdapat pada area terbuka dan sering terpapar seperti ekstremitas distal bagian
bawah, bokong, alat kelamin, tangan juga di bagian tubuh di mana saja yang
purulen akibat infeksi sekunder berupa erosi dan eksoriasi akibat garukan. Jika
tidak diobati, larva biasanya mati dalam 2-8 minggu, dan terjadi resolusi lesi.
perifer. Selain itu, pada pemeriksaan dermatopatologi akan terlihat bagian dari
8
Diagnosis banding dari cutaneous larva migrans salah satunya adalah
dengan gatal yang menghebat dimalam hari. Namun, yang membedakannya dari
Scabies, terowongan yg terbentuk pada Scabies relatif pendek dan kecil, rasa gatal
yang hebat pada malam hari juga tidak disertai rasa panas, dan predileksi khas
dari scabies yang terdapat pada sela-sela jari, pantat, daerah lipat paha, perut dan
dada.[2,4] Dermatofitosis jenis Tinea Manus juga bisa menjadi diagnosis banding
Terapi yang diberikan terdiri dari topikal dan sistemik peroral. Pilihan
langsung mematikan larva yang diam ataupun yang sedang bermigrasi. Namun,
obat ini hanya terdapat di negara-negara tertentu saja.[8,9,10] Terapi oral yang
diberikan kepada Ny.RM adalah 400mg albendazol single dose 1 kali sehari
Asia tersedia dalam bentuk tablet dan suspensi 10 ml / botol dengan dosis 400 mg.
Obat ini bekerja dengan cara menghambat pengambilan glukosa oleh larva cacing
lambat laun berkurang dan menyebabkan kematian larva. Efek samping obat dapat
9
Prognosis penyakit ini biasanya baik dan merupakan penyakit self-limited,
dimana larva akan mati dan lesi membaik dalam waktu 4-8 minggu jarang hingga
2 tahun. Dalam sebuah penelitian, 25-33% larva mati setiap 4 minggu, sedangkan
81% dari lesi menghilang dalam 4 minggu. Beberapa bertahan selama berbulan-
bulan. Dengan pengobatan progresi lesi dan rasa gatal akan hilang dalam waktu
48 jam.[5,6]
RINGKASAN
perempuan berusia 39 tahun, dengan keluhan rasa gatal diwajah dan belakang
leher. Pada pemeriksaan fisik didapatkan lesi berkelok-kelok bentuk linier dengan
dasar eritem dan terdapat skuama. Pemeriksaan KOH didapatkan hasil negatif.
Pasien diberikan terapi sistemik yaitu Albendazole 400 mg/hari singledose selama
DAFTAR PUSTAKA
10
3. Aisah, Siti dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, editor Djuanda, Adhi.,
Hamzah, Mochtar., Aisah, Siti., Edisi Ke tujuh. 2016. Jakarta : FK UI. Hal.,
141-142
4. Wolff, Klaus dan Richard Allen Johnson. 2009. Fitzpatricks; Color Atlas &
Companies.p.916-917
8. Goldsmith, Lowell A., Stephen I, Katz, Barbara A., Gilchrest, Amy S, dkk
dermatology. BMJ.p.104
11