Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN,

TINGKAT PENDAPATAN DAN SUMBER AIR LAIN TERHADAP


PERMINTAAN AIR PDAM TIRTA MOEDAL SEMARANG
(Studi Kasus Pelanggan Golongan Rumah Tangga III di Kecamatan
Gunungpati Semarang Tahun 2016)

Bayu Eko & Putu Sulastri

ABSTRACTION

This study aims to determine the effect of product quality, service quality,
income level, and other water sources to water demand PDAM Tirta Moedal Semarang.
This study took a sample of 100 households III class customers. Number of
questionnaires distributed as many as 100 bundles and analyzed by using the formula
Slovin. The method used is multiple linear regression analysis using SPSS for
Windows. From the hypothesis testing results show the information and conclusions
that product quality has positive influence on water demand, service quality positive
effect on water demand, income level positive effect on the demand for water, other
water sources negatively affect the demand for water.

Keywords: product quality, service quality, income levels, water resources, water
demand.

PENDAHULUAN masyarakat yaitu perusahaan air minum


Latar Belakang Masalah sebagaimana di Kota Semarang yaitu
Air bersih merupakan salah satu Perusahaan Daerah Air Minum Tirta
kebutuhan utama dalam kehidupan Moedal yang berusaha
manusia sehingga manusia akan selalu menyelenggarakan pemenuhan
berupaya mendapatkan air bersih untuk kebutuhan air bersih secara terus
memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan menerus dan merata, baik dalam
kebutuhan air bersih dapat dipenuhi kuantitas maupun kualitas yang sesuai
melalui penyediaan secara mandiri oleh dengan syarat mutu kesehatan bagi
masyarakat dengan memanfaatkan masyarakat.
sumber air bersih yang ada di Pemakaian air rata-rata rumah
lingkungan seperti sumur gali, sumber tangga di perkotaan di Indonesia untuk
mata air alami, sungai, sumber air golongan ekonomi menengah ke bawah
artesis dan lain-lain. Selain itu ada air adalah 169,11 liter per orang per hari.
bersih dari perusahaan milik pemerintah Sementara untuk golongan ekonomi
yang khusus mengelola, menyediakan menengah ke atas adalah 247,36 liter
dan menyalurkan air bersih bagi per orang per hari untuk kegiatan
sehari-hari seperti mencuci tangan, 67 sumber produksi yang tersebar di
menggosok gigi, mandi, toilet, mencuci seluruh kota Semarang yang terdiri dari
baju, mencuci piring, memasak, masing-masing 7 Instalasi Pengolahan
menyiram tanaman dan mencuci Air (IPA), 9 sumber alam (mata air), 21
kendaraan (Republika, 2014). sumur artesis I (kota), 14 sumur artesis
Berdasarkan konsensus Millineum II (pegunungan) di arah Barat kota
Development Goals (MDGs) untuk Semarang, dan 16 sumur artesis II
tahun 2015 kebutuhan air bersih (pegunungan) di arah Timur (PDAM
minimal untuk wilayah perkotaan Kota Semarang, 2013. Perusahaan
adalah 80% dan wilayah pedesaan 60%. Daerah Air Minum (PDAM) Kota
Dengan adanya target dari MDGs Semarang dalam perkembangannya
tersebut diperlukan langkah antisipasif selalu mengalami peningkatan, baik
dengan melakukan identifikasi secara pada jumlah pelanggan rumah tangga
keseluruhan kondisi pelayanan, sumber maupun pada kuantitas air bersih yang
air baku, sistem produksi, sistem dikonsumsi oleh pelanggan rumah
distribusi dan kinerja PDAM (Anonim, tangga. Jumlah pelanggan PDAM
2006:1). terbanyak terdapat pada segmen
Kenyataan lain yang perlu pelanggan rumah tangga sehingga
mendapatkan perhatian adalah secara logika pelayanan pasokan air
mengenai ketersediaan dan penyebaran bersih PDAM ke pelanggan rumah
air yang tidak merata di setiap daerah, tangga seharusnya lancar.
baik yang disebabkan karena Secara administratif, Kota
keberadaan sumber airnya maupun dari Semarang terbagi atas menjadi tiga
sisi pelayanan yang dilakukan oleh wilayah pembantu walikota, 16
pengelola penyediaan air bersih yang Kecamatan dan 177 Kelurahan. Luas
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh wilayah Kota Semarang tercatat 373,70
penduduk. Keadaan seperti ini sangat km2 . Dari 16 kecamatan yang ada,
dipengaruhi oleh kepadatan penduduk terdapat 2 (dua) kecamatan yang
pada suatu wilayah, keadaan musim, mempunyai wilayah terluas yaitu
luas dan penggunaan lahan, vegetasi kecamatan Mijen (62,15 km) dan
tanaman dan jenis tanah sebagai daerah kecamatan Gunungpati (53,99 km).
untuk tangkapan air hujan. Dilihat dari segi penduduk, Kota
PDAM Tirta Moedal merupakan Semarang dengan pertumbuhan
satu-satunya perusahaan air minum penduduk selama tahun 2013 sebesar
milik Pemerintah Daerah Kota 0,83%, namun kepadatan penduduk
Semarang. Keberadaan PDAM Tirta justru terjadi pada daerah yang
Moedal diharapkan dapat memenuhi mempunyai dataran lebih tinggi, yaitu:
semua kebutuhan air bersih bagi Kecamatan Semarang Selatan yang
masyarakat Kota Semarang. PDAM memiliki kepadatan tertinggi dengan
Tirta Moedal Kota Semarang memiliki 13.882 orang/km2. Ditambah lagi
dengan adanya urbanisasi menyebabkan PDAM yaitu meliputi Pelayanan
kepadatan penduduk Kota Semarang Penerimaan Pelanggan Baru, Pelayanan
selama 5 (lima) tahun terakhir Pembacaan Meteran, Pelayanan
cenderung naik seiring dengan kenaikan Penutupan Sambungan, Pelayanan Buka
jumlah penduduk. Kota Semarang Kembali sambungan, Pelayanan
termasuk ke dalam kelompok Kota Pembayaran Rekening Air Minum
Metropolitan dikarenakan jumlah (RAM), Pelayanan Pengaduan,
penduduk Kota Semarang lebih dari Pelayanan Kualitas Air Bersih, dan
1.000.000 jiwa yaitu sebanyak Pelayanan Petugas PDAM.
1.739.989 jiwa (Dispenduk Capil Kota PDAM Kota Semarang sebagai
Semarang, 2013). Jumlah tersebut akan organisasi pelayanan publik belum
semakin meningkat sejalan dengan sepenuhnya memberikan pelayanan
pertumbuhan kota Semarang sebagai yang terbaik. Hal tersebut terlihat dari
kota Metropolitan, sehingga hal ini satu contoh kondisi yaitu
berdampak pada kebutuhan terhadap ketidaksesuaian antara peningkatan
prasarana dan sarana penunjang jumlah pelanggan dengan jumlah
perkotaan termasuk kebutuhan air produksi air bersih PDAM Tirta
bersih. Moedal. Berdasarkan rekapitulasi
Dalam melakukan penentuan tarif pelanggan dan jumlah produksi PDAM
air, PDAM Kota Semarang melakukan Tirta Moedal periode Januari-Oktober
penggolongan pelanggan berdasarkan 2015 jumlah pelanggan terus meningkat
aspek sosial yang berupa golongan sekitar 4 %, namun produksi air terjadi
sosial khusus, sosial umum, warung air, penurunan produksi sekitar 5 % atau
rumah tangga 1-5, rumah tangga niaga, 400.000 meter kubik.
instansi pemerintah 1-2, lembaga Kondisi lain menunjukkan bahwa,
pendidikan 1-3, niaga 1-4, industri 1-3, berdasarkan keterangan pelanggan
terminal air, dan KU khusus. Jumlah sebagai sumber informasi, sering terjadi
pelanggan PDAM terbanyak terdapat kondisi seperti air yang mengalir ke
pada segmen pelanggan rumah tangga konsumen tidak lancar terutama pada
III sehingga secara logika pelayanan musim kemarau sehingga terjadi
pasokan air bersih PDAM ke pelanggan kelangkaan air bersih yang
rumah tangga III seharusnya lancar, mengindikasikan ketidaksiapan air bagi
artinya pelanggan rumah tangga III masyarakat. Selain permasalahan
setiap saat membutuhkan air bersih tersebut terdapat pula kondisi di mana
PDAM dapat terpenuhi. kualitas air yang seharusnya diterima
Pelayanan Pada PDAM Tirta oleh pelanggan kurang sesuai terutama
Moedal Kota Semarang diberikan berdasarkan syarat kesehatan seperti air
kepada seluruh masyarakat Kota yang keruh, berbau dan tidak layak
Semarang tanpa membeda-bedakan untuk dikonsumsi sebagai air minum.
status sosial. Pelayanan yang diberikan Pembatasan waktu pengaliran air dari
PDAM ke wilayah-wilayah tertentu 2. Apakah kualitas pelayanan
(bergilir) juga menunjukkan kualitas berpengaruh terhadap permintaan
produk dan kualitas pelayanan dari air PDAM Tirta Moedal Semarang
PDAM yang kurang baik. Hal tersebut golongan pelanggan rumah tangga
dapat diketahui dengan melihat III di Kecamatan Gunungpati Kota
tanggapan atau pengaduan yang Semarang?
disampaikan oleh masyarakat 3. Apakah tingkat pendapatan
(pelanggan). Berdasarkan data berpengaruh terhadap permintaan
rekapitulasi tersebut menunjukkan air PDAM Tirta Moedal Semarang
jumlah pengaduan pelanggan PDAM golongan pelanggan rumah tangga
Tirta Moedal dari bulan Januari sampai III di Kecamatan Gunungpati Kota
Juni tahun 2016 mengalami peningkatan Semarang?
setiap bulannya. Pengaduan lebih 4. Apakah sumber air lain
banyak mengenai kualitas air, berpengaruh terhadap permintaan
kontinuitas pengaliran, volume debit air, air PDAM Tirta Moedal Semarang
dan kemampuan dalam menanggapi golongan pelanggan rumah tangga
keluhan pelanggan. III di Kecamatan Gunungpati Kota
Dari sisi ekonomis, penggunaan Semarang?
air dari sumber air lain selain PDAM
Tujuan Penelitian
memberikan tambahan biaya bagi
Penelitian ini bertujuan untuk
konsumen yang sudah berlangganan
menganalisis :
yang akan mempersulit konsumen yang
1. Pengaruh kualitas produk terhadap
relatif tidak memiliki pendapatan yang
permintaan air PDAM Tirta Moedal
cukup. Dari sisi kesehatan, jaminan
Semarang golongan pelanggan
kualitas produk air dari sumber lain ini
rumah tangga III di Kecamatan
menjadi suatu pertanyaan karena tidak
Gunungpati Kota Semarang Tahun
dijamin sebagaimana produk yang
2016
dihasilkan oleh lembaga atau instansi
2. Pengaruh kualitas pelayanan
resmi seperti halnya PDAM.
terhadap permintaan air PDAM
Tirta Moedal Semarang golongan
Permasalahan.
pelanggan rumah tangga III di
Berdasarkan permasalahan diatas
Kecamatan Gunungpati Kota
maka dapat disusun pertanyaan
Semarang Tahun 2016
penelitian sebagai berikut: 3. Pengaruh tingkat pendapatan
1. Apakah kualitas produk terhadap permintaan air PDAM
berpengaruh terhadap permintaan Tirta Moedal Semarang golongan
air PDAM Tirta Moedal Semarang pelanggan rumah tangga III di
golongan pelanggan rumah tangga Kecamatan Gunungpati Kota
III di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun 2016
Semarang?
4. Pengaruh sumber air lain terhadap Kualitas Pelayanan
permintaan air PDAM Tirta Moedal Menurut Kotler (2002:83)
Semarang golongan pelanggan definisi pelayanan adalah setiap
rumah tangga III di Kecamatan tindakan atau kegiatan yang dapat
Gunungpati Kota Semarang Tahun ditawarkan oleh suatu pihak kepada
2016 pihak lain, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan
TINJAUAN PUSTAKA kepemilikan apapun. Kotler juga
Kualitas Produk mengatakan bahwa perilaku tersebut
Menurut pendapat Kotler dan dapat terjadi pada saat, sebelum dan
Keller (2008:4) Produk adalah segala sesudah terjadinya transaksi.
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar Kualitas pelayanan adalah
untuk memuaskan keinginan atau tingkat keunggulan yang diharapkan
kebutuhan. Menurut Angipora (2002:4) dan pengendalian atas tingkat
produk didefinisikan sebagai sesuatu keunggulan tersebut untuk memenuhi
yang dapat ditawarkan ke pasar untuk keinginan pelanggan. Apabila jasa atau
dipelihatkan, dimiliki, dipakai atau pelayanan yang diterima atau dirasakan
dikonsumsi sehingga dapat memuaskan (perceived service) sesuai dengan yang
keinginan dan kebutuhan pelanggan. diharapkan, maka kualitas jasa atau
Kualitas menurut Tjiptono pelayanan dipersepsikan baik dan
(2006:299) didefinisikan sebagai tingkat memuaskan. Jika jasa atau pelayanan
mutu yang diharapkan dan pengendalian yang diterima melampaui harapan
keragaman dalam mencapai mutu pelanggan, maka kualitas jasa atau
tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dipersepsikan sebagai
konsumen. Kualitas harus dimulai dari kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa
kebutuhan pelanggan dan berakhir pada atau pelayanan yang diterima lebih
persepsi pelanggan. Hal ini berarti rendah daripada yang diharapkan, maka
bahwa citra kualitas yang baik tidak kualitas jasa atau pelayanan
berdasarkan persepsi penyedia jasa, dipersepsikan buruk (Tjiptono,
akan tetapi berdasarkan persepsi 2004:59).
pelanggan. Sampara (dalam Hardiyansyah,
Dengan demikian dapat 2011:35) mengemukakan bahwa
disimpulkan bahwa yang dimaksud kualitas pelayanan adalah pelayanan
dengan kualitas produk adalah suatu yang diberikan kepada pelanggan sesuai
keadaan di mana konsumen merasa dengan standar pelayanan yang telah
cocok dengan suatu produk atau sesuai dibakukan sebagai pedoman dalam
dengan keinganan yang diharapkan memberikan pelayanan. Standar
untuk memenuhi kebutuhannya. pelayanan adalah ukuran yang telah
ditentukan sebagai suatu pembekuan
pelayanan yang baik. Pelayanan
dikatakan berkualitas atau memuaskan memberi jasa, 2) menyelenggarakan
bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kemanfaatan umum dan, 3) memupuk
kebutuhan dan harapan masyarakat. pendapatan. Pengertian lain tentang
perusahaan daerah adalah badan usaha
Teori Pendapatan yang dibentuk oleh pemerintah daerah
Pendapatan nasional merupakan untuk mengembangkan perekonomian
seluruh pendapatan yang diterima oleh daerah dan menambah penghasilan
anggota masyarakat atau seluruh rumah daerah. Menurut UU Nomor 5 Tahun
tangga keluarga (RTK) dalam suatu 1962 disebutkan bahwa Perusahaan
negara dalam kurun waktu tertentu, Daerah Air Minum merupakan suatu
biasanyanya dalam waktu satu tahun. kesatuuan usaha milik pemerintah
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia daerah yang memberikan jasa pelayanan
dalam Pernyataan Standar Akuntansi dan menyelenggarakan kemanfaatan
Keuangan (PSAK) No. 23 umum di bidang air minum.
mendefinisikan pendapatan adalah PDAM merupakan salah satu
merupakan penghasilan yang timbul perwujudan perusahaan daerah yang
dari aktivitas perusahaan yang biasa mengelola penyediaan air bersih bagi
dan dikenal dengan sebutan yang masyarakat atau warga pemerintah
berbeda seperti penjualan, penjualan daerah tingkat II Semarang dan
jasa, bunga, deviden, royalti dan sewa. bertanggungjawab secara langsung
Menurut Nafarin (2006:15) kepada Walikota Semarang selaku
pendapatan adalah arus masuk harta pimpinan daerah. Perusahaan Daerah
dari kegiatan perusahaan menjual Air Minum Kota Semarang di samping
barang dan jasa dalam suatu periode berusaha memenuhi kebutuhan air
yang mengakibatkan kenaikan modal minum masyarakat Kota Semarang,
yang tidak berasal dari kontribusi juga berusaha berusaha
penanaman modal.Menurut Sukirno mengoptimalkan perusahaan daerah
(2006:47) pendapatan adalah jumlah sebagai BUMD agar dapat memberi
penghasilan yang diterima oleh sumbangan bagi Pendapatan Asli
penduduk atas prestasi kerjanya selama Daerah Sendiri (PADS) untuk Kota
satu periode tertentu, baik harian, Semarang.
mingguan, bulanan ataupun tahunan.
2.1 Peneliti Terdahulu
Perusahaan Daerah Air Minum Berikut ini penelitian ini yang
Perusahaan Daerah adalah badan telah dilakukan oleh beberapa peneliti
hukum yang kedudukannya sebagai terdahulu yang relevan dengan penelitian
badan hukum diperoleh dengan ini :
berlakunya Peraturan Daerah. 1. Sri Winarna (2003) dengan judul
Perusahaan Daerah adalah suatu penelitian Analisis Konsumsi Air
Bersih Rumah Tangga Berdasarkan
kesatuan produksi yang bersifat : 1)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya (Studi Kasus linier berganda untuk mengetahui
pada PDAM Kabupaten faktor-faktor yang mempengaruhi
Karanganyar) tentang faktor-faktor kerja layanan jaringan PDAM di
yang mempengaruhi konsumsi air Kecamatan Pontianak Tenggara.
bersih pelanggan rumah tangga dan 3. Hestin Mutmainah (2011) dengan
estimasi willingness to pay (WTP) penelitian yang berjudul Faktor-
serta ability to pay (ATP) di Faktor Yang Mempengaruhi
Kabupaten Surakarta. Metode Permintaan Air Bersih Dari
analisis yang digunakan adalah Masyarakat Terhadap Perusahaan
analisis statistik deskriptif, analisis Daerah Air Minum Kabupaten
regresi berganda serta analisis valuasi Karanganyar meneliti tentang
ekonomi dengan menggunakan data faktor-faktor yang mempengaruhi
primer. Variabel independen terdiri permintaan air bersih masyarakat
dari pendapatan keluarga, pada Perusahaan Daerah Air Minum
pengeluaran rata-rata rumah tangga, Kabupaten Karanganyar serta faktor
jumlah anggota keluarga, luas paling dominan yang
pekarangan, tingkat pendidikan mempengaruhinya. Metode analisis
kepala keluarga, serta ada tidaknya yang digunakan adalah regresi linier
sumber air lain diluar PDAM. berganda. Variabel yang digunakan
Berdasarkan hasil pengujian, faktor dalam penelitian tersebut adalah
yang signifikan yang mempengaruhi jumlah anggota keluarga, luas
konsumsi air bersih pelanggan rumah bangunan dan kepemilikan sumur.
tangga di Kabupaten Karanganyar Berdasarkan hasil pengujian
adalah variabel pendapatan keluarga, menunjukkan bahwa terdapat
pengeluaran pelanggan rumah pengaruh yang signifikan terhadap
tangga, jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga, luas
luas pekarangan, pendidikan kepala bangunan dan kepemilikan sumur.
keluarga dan ada tidaknya sumber air 4. Kusdiyanto dan Agung Riyardi
PDAM. (2007) dengan judul penelitian Air
2. Ikas (2013), yang berjudul Studi PDAM dan Air Sulingan dalam
Jaringan air Bersih PDAM Di Konsumsi Air di Kota Surakarta
Kecamatan Pontianak Tenggara meneliti tentang faktor-faktor yang
meneliti tentang sistem pelayanan mempengaruhi permintaan rumah
jaringan air bersih, tingkat kepuasan tangga akan air PDAM Kota
masyarakat terhadap layanan Surakarta dan hubungan antara air
jaringan PDAM, dan faktor-faktor PDAM dan air sulingan di Kota
yang mempengaruhi kerja layanan Surakarta. Metode analisis yang
jaringan PDAM di Kecamatan digunakan adalah regresi linier
Pontianak Tenggara. Penelitian berganda. Variabel yang digunakan
tersebut menggunakan metode dalam penelitian tersebut adalah
analisis kualitatif (deskriptif) dan harga air PDAM, harga air sulingan,
kuantitatif. Metode analisis regresi pendapatan keluarga dan jumlah
anggota keluarga. Berdasarkan hasil Berdasarkan perhitungan dengan
pengujian, menunjukkan bahwa rumus Slovin maka sampel yang dapat
elastisitas pendapatan rumah tangga, digunakan dalam penelitian ini adalah
jumlah anggota keluarga sebanyak 100 pelanggan rumah tangga
berpengaruh positif terhadap III wilayah pelayanan cabang Semarang
permintaan air PDAM rumah tangga. Barat dengan pertimbangan inklusi yang
Terdapat hubungan komplementer ditetapkan (Sekaran, 2006:181). Selain
antara air PDAM dan air sulingan di itu distribusi data akan cenderung
Kota Surakarta. normal dapat dicapai apabila jumlah
sampelnya mendekati 100 (Gujarati,
Hipotesis Penelitian
2010:76).
Berdasarkan landasan teori dan
penelitian-penelitian terdahulu maka
Definisi Operasional Variabel
dapat diturunkan hipotesis sebagai
1) Kualitas Produk.
berikut :
Kualitas produk diartikan sebagai
H1 = Ada pengaruh kualitas produk
kecocokan penggunaan produk
terhadap permintaan air PDAM
(fitness for use) untuk memenuhi
Tirta Moedal Semarang.
kebutuhan dan kepuasan konsumen
H2 = Ada pengaruh kualitas
yang diukur melalui jawaban
pelayanan terhadap permintaan air
responden terhadap indikator-
PDAM Tirta Moedal Semarang.
indikator variabel berikut : a.
H3 = Ada pengaruh tingkat
Kesesuaian dengan spesifikasi
pendapatan terhadap permintaan
(conformance to specification) b.
air PDAM Tirta Moedal
Keistimewaan (Features) c.
Semarang.
Estetika (Estethic) d. Kemampuan
H4 = Ada pengaruh sumber air
Pelayanan (Service Ability)
lain terhadap permintaan air 2) Kualitas Pelayanan.
PDAM Tirta Moedal Semarang. Kualitas pelayanan sesuai dengan
standar pelayanan yang telah
METODE PENELITIAN dibakukan sebagai pedoman dalam
Populasi dan Sampel memberikan pelayanan.
Populasi dalam penelitian ini Pengukuran kualitas pelayanan
adalah seluruh seluruh golongan dilakukan melalui jawaban
pelanggan rumah tangga III PDAM responden terhadap pertanyaan
Tirta Moedal yang berada di wilayah yang memuat indikator kualitas
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang pelayanan yaitu :
yang merupakan bagian wilayah a. Wujud fisik (tangible) terdiri dari
pelayanan cabang Semarang Barat Kota sub indikator seperti gedung dan
Semarang atas dasar data terakhir ruangan, tersedia tempat parkir,
sampai dengan 31 Desember 2015. kebersihan, kerapian dan
kenyamanan ruangan, kelengkapan
peralatan, sarana komunikasi serta Total pendapatan seluruh anggota
penampilan karyawan b. keluarga yang sudah bekerja dalam
Kehandalan (reliability) terdiri dari satu rumah tangga untuk setiap
sub indikator memberikan bulannya. Untuk mengukur variabel
pelayanan sesuai janji, pendapatan digunakan skala
pertanggungjawaban tentang interval dari rendah ke tinggi
penanganan konsumen akan dengan dasar UMR/UMK Kota
masalah pelayanan, memberikan Semarang tahun 2015 yang
pelayanan yang baik saat kesan ditetapkan berdasarkan SK
pertama kepada konsumen, dan Gubernur Jateng Nomor : 560/85
tidak membedakannya satu dengan Tahun 2014 sebesar Rp 1.685.000
yang lainnya, memberikan per bulan, di mana pendapatan
pelayanan tepat waktu, memberikan keluarga selama satu bulan yang
informasi kepada konsumen berada kurang dari atau di bawah
tentang kapan pelayanan yang UMR/UMK dikatakan sebagai
dijanjikan akan direalisasikan c. tingkat pendapatan yang rendah
Daya tanggap (responsiveness) sedangkan tingkat pendapatan sama
terdiri dari sub indikator pelayanan atau sedikit di atas UMR/UMK
responsif dan cepat, pelayanan yang dikatakan sebagai tingkat
tepat pada konsumen, dan pendapatan yang sedang dan
penyampaian informasi yang jelas tingkat pendapatan yang jauh di
d. Keyakinan (assurance) terdiri atas nilai UMR/UMK dikatakan
dari sub indikator pengetahuan tingkat pendapatan yang tinggi
terhadap produk secara tepat, dengan skala sebagai berikut : a.
kesopan santunan karyawan dalam Tinggi = lebih dari Rp. 2.500.000,-
memberi pelayanan, keterampilan b. Sedang = Rp. 1.685.000 -
dalam memberikan informasi, Rp. 2.500.000,- c. Rendah = kurang
kemampuan dalam memberikan dari Rp. 1.685.000,-
keamanan dan kemampuan dalam 4) Sumber Air lain.
menanamkan kepercayaan dan Ada tidaknya sumber air lain diluar
keyakinan pelanggan terhadap PDAM yang dimiliki dan
perusahaan e. Empati (empathy), dimanfaatkan oleh pelanggan rumah
tangga untuk memenuhi kebutuhan
terdiri dari sub indikator
air bersih setiap harinya. Sumber air
kemudahan melakukan hubungan,
selain PDAM ini dianggap mampu
komunikasi yang baik, perhatian
menghasilkan air bersih di luar
pribadi dan memahami kebutuhan
yang dikelola oleh PDAM Tirta
para pelanggan.
Moedal Semarang baik berupa
sumur, (sumber mata air tradisional
3) Pendapatan. (sendang), sungai, pemandian air
panas, pancuran dll. Variabel
sumber air lain dianggap sebagai
variabel dummy dengan penilaian : Metode Analisis Data.
ya atau tidak atau juga ada dan Sebelum dianalisis, data yang
tidak ada diperoleh melalaui kuesioner diuji
5) Permintaan air PDAM Tirta Moedal terlebih dahulu dengan uji normalitas,
Semarang. uji multikoloniaritas dan uji
Merupakan besaran jumlah heterokedastisitas, uji kelayakan model
permintaan air bersih oleh sebuah yang meliputi koefisien determinasi dan
rumah tangga ratarata tiap uji F kemudian uji hipotesis dengan uji t
bulan. Variabel permintaan air pada (t test) dan analisa regresi linier
rumah tangga golongan III dapat berganda dengan rumus :
diketahui melalui pengukuran meter
air yang digunakan dan dinyatakan Y = 1X1+ 2X2 + 3X3+ 4X4+ e
dalam ukuran satuan m3 per bulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode Pengumpulan Data. Analisis Data.
Metode Pengumpulan Data yang 1). Normalitas.
digunakan dalam penelitian ini adalah
Hasil pengujian normalitas dengan
observasi dilapangan, menyampaian
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
daftar pertanyaan, wawancara, studi
(K-S) melalui program SPSS adalah
pustaka.
sebagai berikut :

Gambar 1

Berdasarkan hasil dari uji normalitas titik-titik menyebar disekitar garis


pada penelitian ini dapat dilihat bahwa diagonal dan penyebarannya mengikuti
garis diagonal. Dengan demikian dapat mendekati normal atau memenuhi
dikatakan bahwa penyebaran data asumsi normalitas.

2). Uji Multikolonieritas


Tabel 1
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 15.298 2.141 7.146 .000
X1 .074 .058 .056 1.269 .008 .901 1.109
X2 .015 .024 .028 .645 .021 .905 1.105
X3 2.990 .188 .771 15.896 .000 .750 1.334
X4 -1.363 .285 -.231 -4.780 .000 .757 1.321
a. Dependent Variable:
Y
Berdasarkan nilai VIF pada tabel pada data penelitian karena nilai VIF
1 tersebut di atas maka dapat diketahui mendekati 1 dan tidak lebih dari 10.
tidak adanya gejala multikolonieritas

3). Uji Heterokedastisitas

Gambar 2
Uji heteroskedastisitas

Dengan melihat gambar 3 diatas dapat dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka
dilihat bahwa tidak adanya pola yang dapat disimpulkan tidak terjadi
jelas, serta titik-titik menyebar diatas heteroskedasitas pada model regresi ini.
PEMBAHASAN nilai F hitung = 117.990 lebih besar dari
pada F tabel = 2,46 dengan nilai
Hasil uji kelayakan model signifikansi 0,000 jauh lebih kecil dari
menunjukkan bahwa angka adjusted R 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
square atau adjusted R
2
sebesar model persamaan regresi dalam
0,825 dan uji F menunjukkan bahwa penelitian ini dikatakan layak dianalisa.

Pengujian Hipotesis (uji t)


Tabel 2
Uji Hipotesis (uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 15.298 2.141 7.146 .000
X1 .074 .058 .156 2.069 .008
X2 .015 .024 .128 2.045 .021
X3 2.990 .188 .771 15.896 .000
X4 1.363 .285 -.231 -4.780 .000
a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data primer yang diolah

Analisis Linier Regresi Berganda. Kualitas Pelayanan berpengaruh


1. Pengujian hipotesis 1 (H1) positip terhadap Permintaan Air
Berdasarkan tabel diatas dapat terbukti.
diketahui bahwa nilai t hitung 3. Pengujian hipotesis 3 (H3)
2,069 lebih besar dari pada t tabel Berdasarkan tabel diatas dapat
yaitu 1,980 dan nilai sig. 0,008 diketahui bahwa nilai t hitung
(signifikan). Dengan demikian 15,896 lebih besar dari pada t tabel
maka hipotesis (H1) bahwa yaitu 1,980 dan nilai sig. 0,771
Kualitas Produk berpengaruh (signifikan). Dengan demikian,
positip terhadap Permintaan Air maka hipotesis (H3) bahwa Tingkat
terbukti. Pendapatan berpengaruh positip
2. Pengujian hipotesis 2 (H2) terhadap Permintaan Air terbukti.
Berdasarkan table diatas dapat 4. Pengujian hipotesis 4 (H4)
diketahui bahwa nilai t hitung 2.045 Berdasarkan tabel diatas dapat
lebih besar dari pada t tabel yaitu diketahui bahwa nilai t hitung
1,980 dan nilai sig. 0,021 -4,780 lebih kecil dari pada t tabel
(signifikan). Dengan demikian yaitu 1,980 dan nilai sig. -0,231
maka hipotesis (H2) bahwa (signifikan). Dengan demikian,
maka hipotesis (H4) bahwa Sumber
Air lain berpengaruh Negatif
terhadap Permintaan Air terbukti. REKOMENDASI
Hendaknya penelitian
PENUTUP terhadap kemampuan PDAM
Simpulan untuk memenuhi kebutuhan
1. Kualitas produk berpengaruh positif orang banyak melalui
dan signifikan terhadap permintaan penyediaan air dilanjutkan
air PDAM Tirta Moedal Semarang dengan mengambil variabel-
pada golongan pelanggan rumah variabel baru lainnya agar dapat
tangga III di Kecamatan Gunungpati mendorong peningkatan kinerja
Kota Semarang yang dibuktikan PDAM Tirta Moedal Semarang.
dengan koefisien t hitung sebesar
0,156 dengan taraf signifikansi
0,008. DAFTAR PUSTAKA
2. Kualitas pelayanan berpengaruh Adi subrata, Winarna S. 2003.
positif dan signifikan terhadap Perkembangan Otonomi
permintaan air PDAM Tirta Moedal Daerah diIndonesia (Sejak
Semarang pada golongan pelanggan Proklamasi sampai awal
Reformasi).Semarang: CV.
rumah tangga III di Kecamatan
Aneka Ilmu.
Gunungpati Kota Semarang yang
dibuktikan dengan nilai t hitung Angipora. Marius. 2002. Dasar-dasar
sebesar 0,128 dengan taraf Pemasaran. Jakarta : PT. Raja
signifikansi 0,021. Grafindo Persada
3. Tingkat pendapatan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Anonym, 2006. Laporan Pendahuluan
permintaan air PDAM Tirta Moedal Penyusunan Dokumen
Perencanaan Jaringan Air
Semarang pada golongan pelanggan
Bersih di Kota Semarang
rumah tangga III di Kecamatan Tahun Anggaran 2006.
Gunungpati Kota Semarang yang Semarang:Badan Perencanaan
dibuktikan dengan nilai t hitung Pembangunan Daerah
sebesar 0,771 dengan taraf
signifikansi 0,000. Ariani, Dorothea Wahyu. 2003.
4. Sumber air lain berpengaruh negatif Manajemen Kualitas:
dan signifikan terhadap permintaan Pendekatan Sisi Kualitatif.
Proyek Peningkatan Penelitian
air PDAM Tirta Moedal Semarang
Pendidikan Tinggi Direktoran
pada golongan pelanggan rumah Jendral Pendidikan Tinggi.
tangga III di Kecamatan Gunungpati Depdiknas
Kota Semarang yang dibuktikan
dengan nilai t hitung sebesar-0,231
dengan signifikansi 0,000.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Edisi ke- Hasan, M Iqbal. 2002. Pokok-pokok
lima. Prosedur Penelitian. Materi Statistika 1 (Statistik
Jakarta: Rineka Cipta Deskriptif). Edisi Kedua. PT.
Bumi Aksara. Jakarta
Assegaff. Mohammad. 2009.Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap Ikatan Akkuntansi Indonesia, 2009,
Kepuasan Pelanggan (Studi Pernyataan Standar Akuntansi
Pada Perusahaan Keuangan (PSAK)no.23.
Penerbangan PT. Garuda Di Jakarta: Salemba
Kota Semarang). Jurnal
Ekonomi dan Bisnis. Vol. 10. Indriantoro, N., dan B. Supomo. 1999.
No. 2. Juli. Hal. 171 186. Metodologi Penelitian Bisnis:
Unisulla Semarang. Semarang. Untuk Akuntansi dan
Manajemen. BPFE. Yogyakarta
Case & Fair. 2002. Mikro Ekonomi
Intermediate. Jakarta: Kotler, Philip. 2002. Edisi Milenium.
Gramedia Manajemen Pemasaran.
Jakarta: PT. Prenhalindo.
Dumairy, 1992. Ekonomika Sumber
Daya Air. BPFE, Yogyakarta ____________ 2003, Manajemen
Pemasaran : Analisis,
Ferdinand, Augusty (2002),Structural E Perencanaan, Implementasi,
quation Modeling Dalam Penel dan Pengendalian, Edisi 7,
itianManajemen, edisi 2, Penerjemah : Adi Zakariah
Semarang: BP UNDIT. Afif, Salemba Empat, Jakarta

Ghozali, Imam. 2005. Analisis ---------------- and Gary Armstrong.


Multivariate SPSS. Badan 2004. Dasar-dasar Pemasaran.
Penerbit Universitas Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Diponegoro. Semarang. Gramedia.

Gujarati, Damodar. 2010. Dasar-dasar Lovelock, C,. (1988),Managing Service


Ekonometrika. s,Operations & Human Resour
Jakarta:Erlangga ces,London :Prentice Hall
International, Inc.
Hadi, Sutrisno. 1997.Metodologi
Penelitian. Yogyakarta : Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani. 2006.
Yayasan Penerbitan Fakultas Manajemen Pemasaran Jasa.
Psikologi UGM Jakarta : Salemba Empat.

Hardiyansyah. 2011. Kualitas Marzuki, 2005. Metodologi Riset.


Pelayanan Publik Yogyakarta:Ekonisia
(Konsep,Dimensi, dan
Implementasi). Yogyakarta: Nafirin, 2006. Penganggaran
Gaya Media Perekonomian. Edisi ketiga.
Jakarta: Salemba empat.
Nasution. 2005. Manajemen Mutu Sukirno, Sadono (2003), Pengantar
Terpadu. Bogor: Ghalia Teori Mikroekonomi, Edisi
Indonesia Ketiga. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada.
Nazir, Moch. 2013. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia. Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku
Konsumen Teori dan
Rahardja, Pratama dan Manurung, Penerapannya Dalam
Mandala. Teori Ekonomi Mikro Pemasaran. Jakarta: Ghalia
Suatu Pengantar. Jakarta: Indonesia.
LPFE UI, 2004.
Tjiptono, Fandi. 2004. Prinsip-prinsip
Rangkuti, Freddy. 2003. Meansuring Total Quality Service
Customer Satisfaction. Jakarta: (TQS).Edisi Keempat.
Penerbit PT Gramedia Yogyakarta: Andi offset

Sadono, Sukirno. 2006. Ekonomi Tjiptono, Fandy.2006. Total Quality


Pembangunan Proses Masalah Service. Yogyakarta: C.V
dan Dasar Kebijakan. Cetakan ANDI
ketiga. Jakarta: Penerbit
Kencana Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi
Terapan. Yogyakarta: Beta
Santoso. 2000. Metode Kuantitatif, Offset
Yogyakarta: AMP YKPN
Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian
Sedarmayanti. (2010). Reformasi Bisnis. Jakarta : Salemba
Administrasi Publik, Reformasi Empat.
Birokrasi, dan Kepemimpinan
Masa Depan: Mewujudkan http://kamusbahasaindonesia.org/perusa
Pelayanan Prima dan haan%20daerah
Kepemerintahan yang Baik.
Bandung: PT Refika Aditama. Republika Online. 24 Maret 2014.
Kebutuhan Air Bersih.
Soediyono, R. 1992. Ekonomi Makro: http://nasional.sindonews.com/Indonesi
Pengantar Analisis a butuh air bersih. 12 Mei 2014
Pendapatan Nasional (Cetakan
ke II). Yogyakarta : Liberty.

Sukirno, Sadono. 2003. Mikro


Ekonomi. Teori Pengantar.
Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: ALFABETA

Anda mungkin juga menyukai