Pada percobaan pengaruh ion terhadap aktivitas jantung dengan perlakuan direndam dalam larutan CaCl2 menunjukkan bahwa kontraksi jantung katak masih stabil dengan detak jantung 51 kali permenit. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kelebihan ion kalsium menyebabkan efek yang hampir berlawanan dengan efek ion kalium. Kondisi ini disebabkan karena efek langsung dari ion kalsium adalah merangsang proses kontraksi jantung katak (Risma, 2011). 2. Perendaman jantung katak dalam larutan NaCl 0,7 % Percobaan pengaruh ion terhadap aktivitas jantung dengan perlakuan jantung katak direndam dalam larutan NaCl 0,7 % menunjukkan bahwa kontraksi jantung menurun yaitu 47 kali per menit dengan kontraksi yang stabil. Dengan pengamatan yang didapat bahwa dengan perendaman jantung katak pada larutan NaCl 0,7% dapat menyebabkan kontraksi jantung katak menurun. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kelebihan ion natrium menekan fungsi jantung katak, efeknya hampir sama seperti pada ion kalium. Ion natrium tersebut akan bersaing dengan ion kalsium pada beberapa tempat yang tidak diketahui pada proses kontraksi otot sehingga semakin besar kosentrasi ion natrium dalam cairan ekstrasel maka semakin berkurang efektivitas ion kalsium. (memicu depolarisasi) (Risma, 2011).
3. Perendaman jantung katak pada larutan KCl 0,9%
Pada percobaan pengaruh ion terhadap aktivitas jantung dengan perlakuan perendaman jantung katak pada larutan KCl 0,9%, diperoleh data yang menunjukkan bahwa larutan KCl yang digunakan untuk merendam jantung katak bisa mengurangi kontraksi jantung katak. Hal ini ditunjukkan dari pengamatan, didapatkan bahwa kontraksi jantung katak yang direndam pada larutan KCl menurun, kontraksi jantungnya hanya pada bagian atrium jantung dengan kontraksi yang lemah namun pada bagian ventrikel tidak berkontraksi. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa apabila kelebihan kalium dalam cairan ekstrasel akan menyebabkan jantung menjadi dilatasi dan lemas serta frekuensi detak jantung melambat. Pengaruh dari kelebihan kalium ini dianggap karena disebabkan oleh pengurungan negativitas potensial membran istirahat akibat kosentrasi kalium yang tinggi dalam cairan ekstrasel. Pada saat potensial membran menurun, maka intensitas potensial aksi juga berkurang sehingga membuat kontraksi jantung secara progresif makin lemah, karena kekuatan potensial aksi sangat menentukan kekuatan kontraksi pada jantung tersebut. (memicu repolarisasi) (Risma, 2011)