Anda di halaman 1dari 19

Selayang Pandang

1. Letak Geografis

Kecamatan Tumpang adalah salah satu dari 33 Kecamatan yang ada di Kabupaten Malang, yang
terletak dibagian timur Kabupaten Malang dan merupakan pusat pengembangan kawasan
Malang Timur dengan batas batas wilayah :

Utara : Kecamatan Jabung

Timur : Pegunungan Bromo Semeru

Selatan : Kecamatan Poncokusumo

Barat : Kodya Malang

Dengan lus wilayah 6.915,420 Ha yang terinci sebagai berikut :

Tanah sawah : 2.121,000 ha

Tanah tegalan : 1.919,280 ha

Pekarangan : 1.130,510 ha

Permukiman 213.319 ha

Hutan : 1.249,751 ha

Lain lain : 284,560 ha

2. Keadaan Daerah

Daerah Kecamatan Tumpang adalah daerah agraris yang berbasis pada Persawahan, sayuran dan
pertanian lahan kering serta buah buahan (Apel, jeruk, klengkeng, Durian, Nangka, Langsep,
Alpokat) sedangkan Topografi Kecamatan Tumpang dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

Tumpang Bagian Timur terdiri dari Desa Benjor, Duwet dan Duwetkrajan merupakan
daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 700 dpl, dimana daerah ini cocok untuk
pengembangan tanaman buah buahan (Apel, durian, alpokat dan pisang) serta tanaman
sayuran (Kentang, kobis, wortel dll)

Tumpang bagian Tengah terdiri dari Desa Tumpang, Malangsuko, Jeru, Tulusbesar, yang
merupakan daerah perkotaan
Tumpang bagian barat terdiri dari Desa Wringinsongo, Bokor, Slamet, Kidal, Kambingan,
Ngingit, Pandanajeng dan Pulungdowo daerah ini merupakan daerah pertanian sawah
serta potensial untuk pengembangan peternakan ayam ras, sapi perah serta tanaman jahe

Adapun curah hujan rata rata pertahun antara 1297 s.d 1925 mm setiap tahunnya dengan suhu
rata rata 18 26 C

3. Struktur wilayah Administratif

Wilayah Kecamatan Tumpang secara administratif dibagi menjadi 15 Desa yaitu Desa Tumpang,
Malangsuko, Jeru, Wringinsongo, Bokor, Slamet, Kidal, Kambinan, Ngingit, Pandanajeng,
Pulungdowo, Tulusbesar, Benjor, Duwet dan Duwetkrajan.

4. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Tumpang sebanyak 75.233 jiwa terdiri dari laki laki 36.390 jiwa,
perempuan 38.843 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata - rata 255 orang/Km sedangkan
jumlah jumlah kelahiran rata rata 0,95 % sedangkan angka kematian 0,01 %.

5. Struktur Pencaharian Penduduk

Sesuai dengan potensi daerahnya penduduk di Kecamatan Tumpang sebagian besar bermata
pencaharian pertanian, dan perkebunan sedangkan sektor lainnya adalah sektor industri,
perdagangan, jasa angkutan, pertambangan pasir dll.

B. KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

Secara umum masyarakat Tumpang adalah masyareakat agraris dengan poroduksi utama adalah
pertanian sawah.

Adapun komposisi kependudukan adalah sebagai berikut :

Keadaan penduduk menurut agama :

Islam : 67.298 orang

Katholik : 497 orang

Protestan : 541 orang

Hindu : 9 orang
Budha : 30 orang

Penganut kepercayaan : 277 orang

Dengan jumlah kepala keluarga 18.361 KK.

Keadaan penduduk menurut Mata Pencaharian :

Petani : 11.438 orang

Buruh tani : 7.651 orang

Pengusaha : 286 orang

Pengrajin : 320 orang

Buruh bangunan : 973 orang

Buruh Perkebunan : 10 orang

Pedagang : 2.225 orang

Pengangkutan : 227 orang

Pegawai Nergeri Sipil : 872 orang

ABRI : 123 orang

Peternak : 5.461 orang

Keadaan Sosial Budaya

Untuk menunjang kegiatan Sosial Budaya sampai dengan akhir tahun 200 ini di Kecamatan
Tumpang telah dibangun sarana/prasarana meliputi :

Prasarana Pendidikan :

1). Jumlah Sekolah Dasar : 49 buah ( Negeri/swasta )

Jumlah Guru : 368 orang

Jumlah Murid : 9.119 orang

2). Jumlah SLTP : 7 buah (Negeri/swasata)


Jumlah Guru : 132 orang

Jumlah Murid : 2.104 orang

3). Jumlah SLTA : 4 buah (Negeri/Swasta)

Jumlah Guru : 95 orang

Jumlah Murid : 1.491 orang

1. Prarasana Sosial Budaya :

1). Bidang Keagamaan :

Masjid : 43 buah

Musholla : 242 buah

Gereja : 3 buah

Pondok pesantren : 5 buah, 975 orang santri

Kyai : 10 orang

Majelis Talim : 41 buah

2). Bidang Kesehatan :

Rumah Sakaait Umum swasta : 2 buah

Puskesmas : 1 buah

Poliklinik : 2 buah

B K IA : 2 buah

Puskesmas pembantu : 2 buah

Polindes : 13 buah

Apotik : 2 buah

Posyandu : 66 buah

Klinik KB : 5 buah
Dokter Umum : 6 orang

Dokter Kandungan : 1 orang

Dokter Gigi : 2 orang

Bidan : 15 orang

Dukun bayi : 32 orang

Dukun khitan : 6 orang

3). Organisasi Sosial Kemasyrakatan

Karang Taruna : 15 buah

Dasa Wisma : 837 klp

Tahlilan : 659 klp

Kuda lumping : 11 klp

Pencak silat : 2 klp

Ludruk : 1 perkumpulan

Campursari : 1 klp

Band : 3 klp

Qosidah : 1 klp

Sepakbola : 5 club

Voly Ball : 17 club

Sanggar seni : 2 buah

Sanggar Senam : 2 buah

Kondisi Kesejahteraan Penduduk :


Kondisi dimaksud adalah kondisi tingkat kesejahteraan penduduk berdasarkan hasil pendataan
keluarga sejahtera selengkapnya sebagai berikut :

Jumlah Pra KS alasan Ekonomi : 5.700 KK

Pra KS : 3.127 KK

KS I : 2.573 KK

Jumlah Pra KS Non Ekonomi : 5.128 KK

Pra KS : 2.307 KK

KS.I : 2.821 KK

C. MONOGRAFI KECAMATAN TUMPANG


1. Data Statis

2. Tingi Pusat Pemerintahan : 597 m

3. Suhu Max/min : 29 / 20 C

4. Jarak dengan pusat Pem Kab. : 21 Km/1 0,5 jam perjalanan

5. Curah Hujan rata rata : 1030 mm/th

6. Bentuk wilayah : Berbukit

1. Luas Daerah/Wilayah

1. Tanah sawah : 1497,98 ha

2. Tanah kering/tegal : 3737,71 ha

3. Hutan : 1436,50 ha

4. Fasilitas umum : 31,40 ha


1. Pemerintahan Desa

1. Jumlah Desa : 15

2. Lingkungan/Dusun : 41 buah

3. RW : 109 buah

4. RT : 659 buah

1. Prasarana Pemerintahan Desa/Kelurahan :

1. Balai Desa : 15 buah

2. Kantor Desa : 15 buah

3. Bengkok perangkat Desa (sawah) : 67,53 ha

4. Bengkok perangkat ( Kering ) : 17,79 ha

5. Bengkok untuk lainnya (sawah) : 7,50 ha

6. Bengkok untuk lainnya (kering) : 4,10 ha

1. Prasarana Pengairan

1. Dam : 13 buah

2. Sungai : 3 buah

3. Air terjun : 2 buah

4. Sumber air (debet > 25 L/dt) : 3 buah

1. Prasarana pengangkutan/jalan

a. Jalan Aspal : 39,2 Km

b. Jalan makadam : 37,5 Km


c. Jembatan : 9 buah

1. Sarana Perekonomian

2. Koperasi : 7 buah

3. Jumlah Pasar umum : 3 buah

4. Pasar Hewan : 1 buah

5. Pasar krempyeng : 1 buah

6. Jumlah Toko/kios/warung : 608 buah

7. Bank dan BPR : 6 buah

8. Station Angkutan Umum : 1 buah

9. Jumlah Telephon Umum (wartel) : 43 buah

10. Lembaga keuangan Desa : 1 buah

1. Jumlah perusahaan/usaha

2. Industri besar dan sedang : 7 buah

3. Industri kecil : 65 buah

4. Industri rumah tangga : 113 buah

5. Hotel/penginapan : 1 buah

6. Rumah makan/warung makan : 61 buah

7. Perdagangan : 63 buah

8. Angkutan : 83 buah

1. Prasarana Sosial Budaya


2. Tempat Ibadah

- Masjid : 47 buah

- Musholla : 324 buah

- Gereja : 3 buah

1. Banyaknya rumah penduduk

- Permanen : 7266 buah

- Klenengan : 8633 buah

- papan : 35 buah

- Gedeg/bambu : 404 buah

1. Pariwisata

- Pemandian : 1 buah

- Tempat petunjukkan : 2 buah

- Peninggalan sejarah : 2 buah

- Toko Cindera mata : 1 buah

- Air terjun : 2 buah

- Rest Area : 1 buah

1. Kebudayaan/ kesenian

- Jumlah perkumpulan kebudayaan : 60 buah

- Jumlah anggota seniman : 853 buah

- Jumlah Sanggar Seni : 3 buah


- Penginapan : 1 buah

1. Keluarga Berencana

- Jml Klinik KB : 2 buah

- Jumlah PUS : 12649 orang

- Jumlah Posyandu : 84 buah

- Jumlah akseptor KB :

Pil : 15 orang

IUD : 5235 orang

Kondom : -

Suntik : 362 oang

MOP : 89 orang

MOW : 75 orang

IMPL : 472 orang

KB Mandiri : 117 orang

- Cacat Fisik/Mental

Cacat fisik : 137 orang

Cacat Mental : 31 orang

1. Data Dinamis :

1. Pemerintahan Kecamatan :
Golongan IV : 1 orang

Golongan III : 11 orang

Golongan II : 4 oang

Golongan I : 1 orang

Tenaga Sukwan : 2 orang

1. Kependudukan :

Jumlah KK : 19.969 KK

Jumlah Penduduk : 74.627 jiwa

- Laki laki : 36.152 jiwa

- Perempuan : 38.475 jiwa

1. Kepadatan penduduk : 960 Jiwa/Km

2. Penduduk menurut pendidikan

Belum Sekolah : 9.660 jiwa

Tidak Tamat sekolah : l3.160 jiwa

Tamat SD/Sederajat : 33.248 jiwa

Tamat SLTP : 7.741 jiwa

Tamat SLTA : 3.622 jiwa

Tamat Akademi : 54 jiwa

Sarjana : 602 jiwa

e. Tanam Tanaman

1. Tanaman Utama

Padi : 766 ha

Jagung : 946 ha
Ketela pohon : 145 ha

Ketela rambat : 288 ha

Sayur sayuran : 260 ha

Buah buahan : 210 ha

1. Tanaman Perdagangan/Komoditi

Cengkeh : 370 btg

Tembakau : 12 ha

Kelapa : 19250 btg

Kopi : 385.000 btg

Tebu : 973 ha

f. Pertambangan

Tambang Golongan C : 6 lokasi/30 ha

1. Transportasi :

Jenis alat angkutan lokal yang digunakan

- Sepeda : 2917 buah

- Dokar : 55 buah

- Gerobak/cikar : l9 buah

- Becak : 78 buah

- Sepeda Motor : 817 buah

- Mikrolet : 265 buah

- Mobil Dinas : 4 buah


- Mobil Pribadi : 161 buah

- Truck : 104 buah

- Bus : 1 buah

Komunikasi

- Kantor Pos : 1 buah

- Kantor Telkom : 1 buah

- Wartel : 43 buah

- Penduduk pengguna Listrik : 16361 KK

- Penduduk pemakai air minum

PAM : 9199 KK

Sumur : 366 buah

Disamping potensi tersebut diatas keberadaan wilayah ini sangat strategis karena jalur Tumpang
memiliki banyak trayek angkutan umum yaitu Tumpang Arjosari, Tumpang Gadang, Tumpang
Wajak, Tumpang Cemorokandang, Tumpang Jabung , Tumpang Buring Satelit, Tumpang
Pucangsongo, Tumpang Gubugklakah.

Sedangkan bila dilihat dari segi Pendapatan Asli Daerah wilayahini cukup banyak memberikan
kontribusi pada Pemerintah Kabupaten Malang terutama Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2012
sebesar Rp, 1.089.800.587,- (satu milyard delapan puluh sembilan juta delapan ratus ribu
lima ratus delapan puluh tujuh rupiah).

Entah ini anekdot atu mitos atau bahkan sekedar tanda, nama Tumpang ini di inspirasi dahulu di tempat
ini temukan ada sebuah batu BESAR yang menumpang diatas batu kecil , orang-orang saat itu
menjulukinya WATU NUMPANG atau singkatnya TUMPANG....(hi hi hi hi hi.... )dan memang betul kalau
anda mampir ke kota ini anda masih bisa menemui sebuah tanda tersebut tepatnya di depan masjid AL
HURRIYAH Tumpang ada sebuah Batu besar yang menempel di atas batu kecil... tapi ini batu adalah batu
buatan beberapa tahun lalu.

Tumpang dikenal sebagai sentra padi "Ganjarawe" yang menghasilkan "Beras Tumpang". Jumlah
penduduk Tumpang kurang lebih 71.985 jiwa yang terdiri dari 35.507 laki-laki, 36.478 perempuan.
Kecamatan Tumpang mempunyai potensi dan produk unggulan di bidang pertanian,
perkebunan,Industri, dll. dan letak yang strategis untuk menuju obyek-obyek wisata dimana jalan satu
satunya dari arah barat untuk menuju ke gunung Bromo dan Semeru

Luas 7.029 Ha
Jumlah penduduk 105.361 jiwa

Tempat wisata
Pohon beringin di Tumpang (1900-1920)merupakan pusat keramaian karena di tempat ini di jadikan
terminal mobil antar kota/kecamatan dan juga pasar
Agro Wisata, terletak di desa Duwet
Air Terjun Sumber Pitu, terletak di desa Duwet Krajan
Air Terjun Coban Cindhe, terletak di desa Benjor
Candi Jajaghu (Jago), Tumpang
Candi Kidal, terletak di desa Kidal
Pemandian Sumberingin, Wringinsongo
Pernah ada Taman Burung di Jeru
Transit Pengunjung Bromo Semeru

Administrasi Wilayah

Duwet 7.96 2 789


Duwetkrajan 7.65 3 972
Benjor9.2 1 473
Bokor 1.31 1 656
Jeru 4.69 1 1.451 Silahkan Kunjungi juga Arek Jepang (Jeru-Tumpang) djerugangsiji
Kambingan 3.3 3 978
Kidal 6.2 4 1.016
Malangsuko 2.19 1 769
Ngingit 6.74 3 898
Pandanajeng 2.76 4 1.436
Pulungdowo 6.8 2 1.796
Slamet 2.42 2 953
Tulusbesar 4.44 4 1.194
Tumpang 5.66 2 2.517
Wringinsongo 1.37 2 646

Total Luas Kecamatan Tumpang: 72.69km

T-A [Tumpang Arjosari]


T-G [Tumpang Gadang]
T-P [Tumpang Poncokusumo]
T-W [Tumpang Wajak]
T-G-S [Tumpang Gubukklakah Sawojajar]

Potensi Daerah

20 Menit dari/ke Bandara Udara Abd. Saleh


Dahulu ada Jalur Kereta Api Tumpang-Malang, namun sekarang rel kereta sudah tertutup aspal baru.
Daerah Pertanian Yang Subur
Sumber Daya Manusia yang luarbiasa
banyak Peninggalan Nilai-nilai Sejarah dan Budaya
Daerah Penyangga Kota Malang bagian timur yang siap berkembang pesat.
Akses Jalan Menuju Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru

http://malangtimur.blogspot.com/2011/07/pesona-kota-tumpang-yang-siap.html

Sri Sultan Hamengkubuwono X mengajak kepala daerah di Malang Raya belajar dari candi.
Sebab, candi yang menjadi situs peninggalan kerajaan dianggap menyimpan ajaran penuh
keluhuran dan keagungan.

Ajakan itu disampaikan Sri Sultan saat berkunjung ke Candi Jago, Dusun Jago, Tumpang,
kemarin (12/5). Candi itu punya nilai, tak hanya keluhuran tapi juga keagungan. Ini
menggambarkan bagaimana pemimpin berhubungan dengan rakyat, ujar Sri Sultan, kemarin.

Sri Sultan bersama rombongan tiba di Candi Jago sekitar pukul 11.30. Bupati Rendra Kresna
bersama anggota Komisi B DPRD Kabupaten Malang Ahmad Sutoko Bisri serta camat dan
kades yang tiba lebih dulu langsung mengajak Sri Sultan menyusuri relief di setiap sudut Candi
Jago.
Sril Sultan Hamengkubuwono X (kiri) mendengar paparan sejarah dan makna yang terkandung
dalam relief Candi Jago.

Selama satu jam, Sri Sultan bersama rombongan mendapat pemaparan kisah pewayangan dari
cerita yang tertulis dalam relief candi. Melalui relief tersebut, Sri Sultan menemukan ajaran
keluhuran dan keagungan. Di antaranya, cerita pewayangan Arjuna menikah dengan Sumbadra.

Usai menerima pemaparan kisah pewahyangan dari relief-relief candi, Sri Sultan disambut tarian
baskelan dari seniman asal Kabupaten Malang. Selain itu, gerak dan tari topeng dengan tema
Arjuna Wiwaha ikut melengkapi penyambutan Sri Sultan.

Sri Sultan menambahkan, di antara kisah pewayangan yang bisa dipetik para pemimpin untuk
menyejahterakan rakyatknya, yakni kisah Arjuna. Menurutnya, nama Arjuna menggambarkan
proses pemimpin menuju keagungan. Asma Arjuna itu artinya air. Air itu menjadi pusat
regenerasi, tambah Sri Sultan.

Menurutnya, manusia yang menjadi pemimpin harus mampu mengejawantahkan sikap berbudi
luhur. Dengan sifat luhur dan agung, Sri Sultan menyakini pemimpin tersebut mampu
menyelesaikan persoalan bangsa.

Kalau kita dekat dengan Allah SWT, menyelesaikan masalah itu kok kayaknya gampang.
Kepemimpinan itu kan bagaimana membangun rakyat, tuturnya.

Untuk itu, Sri Sultan menyarankan agar ada perhatian terhadap relief candi-candi. Sebab, melalui
relief tersebut, wisatawan akan terinspirasi dari ajaran luhur dan agung dengan cerita yang ditulis
melalui relief tersebut.Dengan demikian, orang yang datang ke sini (Candi Jago, Red) tak hanya
melihat artefak saja. Tapi ada nilai ruh yang bisa dipetik, tambahnya.

Sementara itu, Rendra Kresna mengatakan bahwa pemkab akan terus melestarikan dan
menjadikan candi sebagai bagian dari tempat wisata di kabupaten. Dalam kesempatan tersebut,
Rendra juga banyak mendengar paparan tentang sejarah candi dari Sri Sultan.
(dan/ziz/radarmalang)

http://malangraya.web.id/2012/05/13/sri-sultan-ajak-pemimpin-belajar-dari-candi/

MENJELAJAH Kabupaten Malang kita akan menemukan banyak keindahan tersembunyi di


sana. Walau banyak yang tak terawat dan dibiarkan apa adanya, namun siapapun akan setuju
bahwa pesona alamnya luar biasa. Tengok saja pemandian wisata Sumberringin. Lokasinya
berada di Desa Wringinsongo Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Bagaikan perawan
yang tak tersentuh, eksotisme tempat ini membuat siapapun berandai-andai. Andai saja sang
perawan didandani

Jika melewati Desa Malangsuko, Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, tak ada salahnya jika
mampir ke tempat wisata ini. Mencari lokasinya memang tidak mudah, karena tak ada papan
petunjuk besar di jalan raya yang menjadi penunjuk arahnya. Hanya sebuah papan nama usang
yang tertempel di tembok rumah warga saja yang jadi penunjuknya. Dari jalan raya, dibutuhkan
waktu kurang lebih 10 menit saja untuk mencapai lokasi pemandian ini. Jika ingin lebih
menikmati pemandangan alam di sepanjang jalannya, pengunjung bisa menyewa delman yang
banyak melewati jalan ini. Karena di kanan kiri ada banyak tanaman kebun yang menghijau. Ada

kol, tomat, cabe dan hamparan padi.

Sayangnya akses jalan menuju lokasi pemandian belum diaspal. Sehingga pengendara harus hati-
hati melewati jalan bebatuan. Letak pemandian berada di bawah tebing. Dari tempat parkir tak
terlihat wajah pemandiannya. Karena rimbun dengan pepohonan dan juga cukup menjorok ke
dalam. Setelah melewati pos penjualan tiket, pengunjung harus meniti tangga menurun untuk
mencapai lokasi pemandian. Sebuah beringin yang amat besar menyambut pengunjung yang
datang. Beringin ini luar biasa besarnya. Diameternya 5 meter dan tingginya sekitar 20 meter.
Dari bawah kaki beringin inilah sumber air mengalir. Karena itupula pemandian ini dinamakan
Sumberringin.

Sumber itu artinya mata air dan ringin adalah pohon beringin yang berada di dekat sumber
ini, ungkap Kepala Desa Wringinsongo, Ainur Rofiq kepada Malang Post.

Di tanah seluas kurang lebih 500m2 itu hanya ada kolam renang dan ruang ganti. Selebihnya
hanya ada kursi tunggu, rimbunan tanaman, dan juga deretan warung yang kemarin nampak
kosong. Kolam renangnya berukuran 2015. Dengan kedalaman hampir dua meter. Kolam
renang ini sebenarnya memiliki air yang jernih. Karena air itu berasal dari sumber yang terus
menerus mengeluarkan air. Tapi karena dasar kolam nampak kotor dan tidak dikeramik, sehingga
air nya nampak kotor.

Airnya terus mengalir, jadi tidak perlu dikuras. Karena selalu


dalam keadaan bersih, ujarnya. Pemandian ini bisa dikunjungi setiap hari. Karena selalu ada
petugas yang siaga di sana. Hanya saja biasanya selalu ramai pada Sabtu dan Minggu. Masih
banyak keluarga yang suka menghabiskan waktu liburannya berenang di sana. Walau jumlahnya
tak banyak. Rata-rata di hari Sabtu dan Minggu penghasilan dari pemandian yang dikelola warga
desa ini mencapai Rp 500.000 hingga Rp 750.000. Untuk yang ingin menyewa, harganya Rp
200.000. Biasanya beberapa sekolah di wilayah kecamatan Tumpang menyewa untuk kegiatan
siswa. Misalnya saat ujian praktik olahraga atau kegiatan ekstra kurikuler.

Di lereng yang lebih turun lagi, pengelola wisata ini menjadikannya lokasi kuliner. Ada beberapa
warung berderet panjang di sana. Hanya saja kemarin nampak kosong tak ada penjual karena
mereka hanya berjualan di hari Sabtu dan Minggu. Di samping deretan warung itu, ada panggung
besar yang nampak sebagai panggung pertunjukan. Di situ biasanya didatangkan hiburan
orkestra dan lainnya. Biasanya di hari-hari besar seperti lebaran selalu ada acara yang
ditampilkan di sana.

Menunggu Investor

TAMAN wisata Sumberringin yang memiliki sejuta pesona ini sebenarnya masih bisa
dieksplorasi lebih cantik lagi. Sayangnya pengelola mengaku tak ada dana untuk
mempercantiknya. Sebab, pemasukan dari hasil penjualan tiket saja hanya cukup untuk
membayar biaya perawatan. Selebihnya tidak ada karena penjualan tiket minim.

Sebenarnya kami ingin mempercantik lokasi ini, tapi karena belum ada dana jadi kita biarkan
saja, ucap Ainur Rofiq. Menurutnya taman wisata ini pernah dilirik Pabrik Rokok Bentoel.
Namun saat itu warga belum mau melepaskan aset mereka itu kepada pihak lain. Ada
kekhawatiran dari warga jika dikelola investor, maka hak warga terhadap tempat wisata ini
berkurang. Karena selama ini warga desa Wringinsongo ini bebas keluar masuk tempat
pemandian gratis. Jika dikelola orang lain dikhawatirkan mereka harus membayar saat ingin
masuk ke taman wisata itu.

Dengan potensi lahan yang luas, ia berharap ada fasilitas tambahan di sana selain kolam renang.
Misalnya saja arena bermain anak, outbond, dan lainnya. Bahkan jika mungkin ditambahkan satu
kolam renang lagi yang lebih bagus.

Kami menunggu ada investor yang mau mendandani lokasi wisata ini menjadi lebih cantik
lagi, ujarnya.
Saat ini, sumber air ini juga mulai dimanfaatkan pemkab Malang untuk proyek Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Ada satu proyek yang dipasang di sana dan diharapkan
bisa menjadi energi pengganti listrik untuk disalurkan kepada warga sekitar. Selain itu aliran air
ini juga ada yang diusung ke rumah warga untuk keperluan air bersih sehari-hari.

Sumber air ini tak pernah kering walau musim kemarau panjang sekalipun, ucapnya. Jika
fasilitas wisata ditambah, ia yakin taman pemandian ini bisa menyedot banyak wisatawan untuk
datang. Karena itu ia mengaku terbuka dengan siapa saja yang punya niat baik untuk
pengembangan tempat wisata ini.

Diakuinya pemerintah kabupaten Malang belum memberikan perhatian kepada taman wisata ini.
Karena itu pula, tak ada kontribusi yang diberikan kepada pemerintah berupa pajak misalnya.
Padahal diharapkan Pemkab pun mau peduli dan melihat kondisi taman wisata ini.

Tradisi Mandi Suci


ADA tradisi menarik yang biasa dilakukan warga di pemandian Sumberringin ini. Salah satunya
adalah tradisi mandi suci saat perayaan hari raya Syawal. Tradisi ini masih berlangsung sampai
sekarang. Saat hari raya Syawal tiba, biasanya warga tua dan muda berbondong-bondong untuk
mandi dan bersuci di sana. Setelah sebelumnya semalam suntuk mereka memasak ketupat dan
lontong untuk merayakan Syawal.

Tradisi ini dipercaya bisa membuat orang awet muda. Mata air yang mengalir di bawah pohon
ringin ini bahkan dipercaya bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Karena itu tidak sedikit
warga dari berbagai daerah yang datang untuk mengambil air yang dianggap suci itu.

Dikisahkan Ainur Rofiq, sumber air ini dibangun pada tahun 1830 silam. Dibuka oleh seorang
pendatang dari Jawa Tengah bernama Ki Abu Nawas. Ki Abu Nawas lah yang membuka desa
yang dikenal dengan nama Bunder itu.

Zaman dulu biasanya untuk membuka desa harus mendekati sumber air. Dan dari situlah
awal terbentuknya desa ini, ucapnya.

Ki Abu Nawas di makamkan di atas lereng lokasi pemandian ini. Sampai sekarang banyak yang
sering datang berziarah ke sana. Tapi tak seramai Gunung Kawi yang banyak didatangi orang.
Tempat pemandian ini dulunya juga sering didatangi Belanda untuk mandi. Kemudian penduduk
desa pun berfikiran untuk mengelola taman wisata itu dengan baik. Dilakukanlah renovasi di
sana. Sayangnya tak banyak yang bisa dilakukan warga karena terbatasnya dana.
(lailatul rosida/mar/malangpost)

http://malangraya.web.id/2009/11/19/potensi-wisata-pemandian-sumberringin-di-tumpang/

Anda mungkin juga menyukai