Disusun Oleh :
Agnai Maraya Putri 24030110130054
Puji Rahayu 24030110110027
Tuti Alawiyah 24030110120035
Indah Ilmiyatul Mufida 24030110120012
Ilyas Bachtiar 24030110120034
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
ABSTRAK
I. TUJUAN PERCOBAAN
2.1 DNA
(Fessenden, 1986)
(Lehningher, 1982)
(Hart, 1963)
Struktur asam nukleat dapat diketahui lebih terinci lagi. Gugus hidroksi
3 dari ribose terikat pada hidroksil 5 dan ribose berikutnya melalui ikatan
fosfodiester. Tentu saja basa heterosiklik dihubungkan dengan unit
deoksiribosa oleh ikatan N-glikosida. Perlu dicatat bahwa pada DNA tidak ada
lagi gugus hidroksil unit eoksiribosa yang tersisa. Pada setiap fosfat masih
mempunyai satu proton bersifat asam yang biasanya mengion pada pH 7. Jika
proton ada, zat tersebut adalah suatu asam, karena itulah bernama asam
nukleat. Adapun strukturnya adalah sebagai berikut:
NH2
5' N
N
Adenin
O N N
5' NH2
O P O CH2 H
O
4'H H 1' NH
OH 3' 2'
3' Sitosin
H H
O H H N O
5' O
O P O CH2
O
N
OH H H NH Guanin
3'
5' H
H H
O H N N O NH 2
5'
O P O CH2 H3 C
O
NH
OH H H
3'
Timin
H H
O H H N O
5'
O P O CH2
O
4' H H 1'
O- 3' 2'
H H
OH H
(Hart, 1963)
1. DNA terdiri dari dua rantai polinukleotida yang melingkar menurut satu
sumbu heliks
2. Kedua sumbu heliks bersifat putar kanan dan arahnya berlawanan menurut
ujung-ujung 3 dan 5 nya
3. Basa purin dan pirimidin terletak di dalam heliks pada bidang yang tegak
lurus sumbu heliks, sedang gugus-gugus deoksiribosa dan fosfat terletak di
bagian luar heliks
(Lehningher, 1982)
Tulang belakang molekul DNA adalah suatu rantai panjang yang terdiri
dari molekul gula deoksiribosa yang diikat menjadi satu oleh gugus-gugus
fosfat. Satu ujung rantai mempunyai satu gugus OH pada karbon lima, menurut
penomoran gula, ujung yang lain mempunyai satu gugus OH pada karbon
nomor 3.
Tiap molekul gula dalam DNA juga dihubungkan ke satu molekul cincin
heterosiklik, yang biasa dirujuk sebagai basa. Hanya empat basa utama yang
terdapat dalam DNA. Dua sari basa ini adalah pirimidin tersubstitusi dan dua
lagi adalah purin tersubstitusi.
(Fessenden, 1986)
Proses isolasi DNA diawali dngan proses ekstraksi DNA. Hal ini
bertujuan untuk memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan.
Proses ini harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak DNA yang
diisolasi. Untuk mengeluarkan DNA dari sel dapat dilakukan dengan
memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti sel baik secara
mekanik maupun secara kimiawi. Cara mekanik bisa dilakukan dengan
pemblenderan atau menggerus dengan mortar, sedangkan cara kimiawi dapat
dilakukan dengan senyawa yang dapat merusak membran sel dan membran
inti, salah satunya adalah detergen.
(Mahmud, 2006)
Dua buah pita nukleotida yang berbentuk double heliks pada molekul
DNA dihubungkan dengan ikatan hidrogen yang sangat lunak. Jika suatu
larutan yang mengandung DNA dipanaskan atau dibubuhi alkali yang kuat,
maka ikatan hidrogen ini menjadi labil dan putus lalu pita spiral dari molekul
DNA itu terbuka. Proses ini dinamakan denaturasi DNA. Jika larutan tersebut
kemudian didinginkan kembali, atau dinetralisir secara perlahan-lahan maka
terbentuk pasangan-pasangan basa itu kembali. Peristiwa kembalinya ikatan
hidrogen antar basa tersebut dinamakan renaturasi.
(Surya, 1989)
2.8 Sentrifugasi
(Hart,1963)
Ada hidrofobik asam amino dan hidrofilik asam amino dalam protein
molekul. Setelah pelipatan protein dalam larutan air, asam amino hidrofobik
biasanya membentuk kawasan lindung hidrofobik sementara asam amino
hidrofilik berinteraksi dengan molekul solvasi dan memungkinkan protein
untuk membentuk ikatan hidrogen dengan molekul-molekul air di
sekitarnya. Jika cukup permukaan hidrofilik protein, protein dapat dilarutkan
dalam air.
Ketika konsentrasi garam meningkat, beberapa dari molekul air tertarik
oleh ion garam, yang mengurangi jumlah molekul air yang tersedia untuk
berinteraksi dengan bagian dibebankan protein. Sebagai akibat dari
meningkatnya permintaan molekul pelarut, interaksi protein-protein lebih kuat
daripada interaksi pelarut-zat terlarut; molekul protein mengental dengan
membentuk hidrofobik interaksi satu sama lain. Proses ini dikenal sebagai
pengasinan keluar.
(Fessenden, 1986)
2.11 Presipitasi
Penguapan air dari tubuh air permukaan maupun vegetasi akibat sinar
matahari atau suhu yang tinggi.
Pergerakan uap air di atmosfer akibat perbedaan tekanan uap air.
Uap air bergerak dari tekanan uap air besar ke kecil.
(Fessenden, 1986)
2.12 Strawberri
Buah khas strawberri berasal dari Amerika dan dikembangbiakan dengan
baik di daerah Amerika Utara untuk jenis Fragaria virginiana yang terkenal
akan rasanya dan Amerika Selatan, Chile untuk jenis Fragaria chiloensis untuk
ukuran besarnya.
Berikut adalah Scientific Clasification dari buah strawberry:
Kingdom : Plantae Class : Magnoliopsida
Division :Magnoliophyta Order : Rosales
Family : Rosaceae
SubFamily : Rosoideae
Genus : Fragaria
Species : Fragaria ananassa
(Anonim, 2012)
Beberapa manfaat buah strawberry yang telah diketahui adalah untuk
menyusutkan kadar kolesterol, membantu melumpuhkan kerja aktif kanker
karena asam ellagic yang dikandungnya, meredam gejala stroke, mengandung
zat anti alergi dan anti radang, kaya akan vitamin C yang bermanfaat bagi
pertumbuhan anak, hanya sedikit mengandung gula sehingga cocok bagi
pengidap diabetes, jika dimakan secara teratur dapat menghaluskan kulit dan
membuat warna kulit terlihat lebih cerah dan bersih, dan mencegah terjadinya
keriput, dapat dijadikan sebagai pemutih gigi, dengan menghancurkannya
kemudian di tempelkan pada gigi selama satu atau dua menit, kemudian gosok
dengan sikat gigi secara menyeluruh, ampuh melawan encok dan radang sendi,
zat astringent yang terdapat di daun strawberri berkhasiat untuk menghentikan
serangan diare, caranya dengan meminum tiga hingga empat cangkir air hasil
rebusan daun strawberri.
(Anonim, 2012)
Adapun komposisi kimia buah strawberry dapat dilihat pada tabel berikut:
2.13 Nanas
Genus : Ananas
Buah nanas kaya akan enzim bromelain. Yang berguna untuk melegakan
tenggorokan dan membantu pencernaan. Enzim bromelain mencerna protein di
dalam makanan dan menyiapkannya agar mudah untuk diserap oleh tubuh.
Nanas juga dapat digunakan untuk mengempukkan daging. Selain kegunaan di
atas. Nanas mengandung citric dan malic acid yang memberi rasa manis dan
asam pada buahnya. Asam ini membuat nanas menjadi bahan makanan yang
digunakan secara luas untuk membuat masakan asam manis. Bromelin
membantu penyembuhan luka dan mengurangi pembengkakan atau
peradangan di dalam tubuh.
(Chandra, 2007)
(Hart,1963)
2.16.1 Eter
2.16.2 NaCl
Sifat Fisik: Padatan kristalin putih. Densitas 2,17, Titik leleh 801oC,
Titik didih 1413oC
Sifat Kimia: Larut dalam air dan sedikit larut dalam etanol, dijumpai
sebagai mineral dalam air laut
(Daintith, 1994)
2.16.3 Heksana
Sifat Fisik: Rumus molekul C6H14, didapat dari fraksi minyak bumi yang
ringan pada titik 69oC, Densitas 0,66
(Arsyad, 2000)
2.16.4 Akuadest
Sifat Fisik: cairan tak berwarna, tak berasa dan tak berbau, berat
molekul 12,016gr/mol, Indeks bias 1,332, Titik leleh 0oC,
Titik didih 100oC.
2.16.5 Sifat Fisik: Larutan tidak berwarna, rumus molekul C2H5OH, berat
molekul 46.0414 gr/mol, titik leleh -114.1, titik didih 78,
densitas 1.59.
Sifat Kimia: larut dalam air, stabil dibawah suhu normal dan tekanan.
(Basri, 1996)
2.16.6 Deterjen
(Anonim, 2010)
(Anonim, 2012)
2.16.8 Bromelin
bromelin merupakan salah satu jenis enzim protease yang mampu
menghidrolisis ikatan 16trawbe pada protein atau polipeptida menjadi
molekul yang lebih kecil yaitu asam amino.
(Hartadi, 1980)
III. METODE PERCOBAAN
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
Deterjen + 56 ml akuades
Penyaringan
Filtrat Residu
Tabung reaksi
Penambahan 9 ml etanol
Pengamatan
Pellet DNA
Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
No Perlakuan Hasil
1 Isolasi DNA dengan metode sederhana
- Pelarutan detergen pada 56 ml Aquades
dalam gelas beker
- 100 gram Buah strawberri + 10 gram
nanas
- Penambahan 200 ml akuades dan 1 g NaCl
- Blender selama 10 menit
- Pencampuran 4 ml jus sampel dengan 4 ml
larutan detergen
- Pengadukan selama 10 menit hingga
Terbentuk campuran berwarna
campuran homogen
- Penyaringan campuran sebanyak 2 kali merah muda
- Penambahan 9 ml etanol 96% dingin
- Pengamatan proses timbulnya DNA DNA mengendap dan perlahan
- Pemisahan DNA dari larutan berpindah kepermukaan
Karakterisasi DNA
- Pelarutan pellet DNA dalam pelarut
akuades, etanol, eter, heksana, dan
kloroform
2. - Penentuan maksimum dan absorbansi
- Penambahan HCl pada larutan
- Pengadukan
DNA larut dalam akuades
- Pengamatan denaturasi, Penentuan
maksimum dan absorbansi Pada 340 Aquades pada
absorbansi 0,229 nm, Etanol
0,015 nm, eter 0,050 nm, n-
Hekasna dengan maksimum
345 0,550 nm, kloroform dengan
maksimum 350 0,544 nm
Pada Percobaan isolasi dan karakterisasi DNA ini yang bertujuan untuk
memperoleh dan menentukan sifat-sifat (karakter) umum molekul DNA.
Sampel yang digunakan adalah buah strawberri karena pada sampel buah
stroberri ini DNA yang terkandung cukup banyak, selain itu stroberri
merupakan octoploid yakni memiliki delapan salinan genetik pada materinya.
Hal ini dapat dibandingkan dengan DNA manusia yang hanya mempunyai dua
salinan genetik pada materinya. Prinsip dari percobaan ini adalah perusakan sel
ekstrak dari buah strawberri secara mekanik dan kimiawi agar terjadi
pemecahan sel dan karakterisasi dengan pengamatan kelarutan, penentuan
panjang gelombang maksimum dan terjadinya denaturasi dan renaturasi dengan
penambahan Sabun. Proses perusakan sel ekstrak dari buah dilakukan dua kali
karena jika hanya secara mekanik maka DNA yang ada pada ekstrak buah
belum tentu semuanya keluar karena proses perusakan sel ekstrak belum
sempurna dan apabila ditambah perlakuan secara kimiawi maka akan dipastikan
bahwa sebagian besar DNA akan keluar semua dan terlihat kasat mata dengan
terbentuknya benag-benang bening yang berbentuk seperti gumpalan. Metode
yang digunakan adalah metode spektofotometri, yaitu merupakan metode
analisis yang didasarkan pada absorpsi radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri
dari radiasi terhadap mana mata manusia peka, gelombang dengan panjang
berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan campuran
cahaya dengan panjang-panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih
meliputi seluruh spektrum nampak 400-760 nm (Anonim, 1979).
Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari tingkat
energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron
tidak diikuti oleh perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan
tereksitasi singlet (Khopkar, 2003).
DNA merupakan master molekul (molekul utama) yang mengandung semua
informasi genetic yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap
organisme, dimana DNA berperan dalam menentukan penampilan fisik,
kerentanan terhadap penyakit (Hart, 1963). Asam Nukleat merupakan
makromolekul yang tersusun dari polimer nukleotida. polimer yang terdiri dari
molekul-molekul deoksiribosanukleat yang terikat satu dengan yang lain, sehingga
membentuk rantai polinukleotida yang panjang. Asam nukleat memiliki fungsi
utama dalam tubuh yaitu antara lain sebagai materi genetik dan juga koenzim.
Asam nukleat yang berperan sebagai materi genetik adalah DNA dan RNA.
Sedangkan yang berperan sebagai koenzim antara lain adalah adalah ATP atau
Adenosine Triphospate, NAD atau Nicotinamide-adenine Dinucleotide, dan lain-
lain. DNA berbentuk rantai ganda heliks dan tersusun atas tiga komponen yaitu
satu gula deoksiribosa, basa nitrogen (Adenin, Guanin, Timin, Urasil dan Sitosin)
dan satu gugus fosfat yang membentuk suatu nukleotida (Hart, 1963).
N H2
5' N
N
Adenin
O N N
5' NH2
O P O CH2 H
O
4'H H 1' NH
OH 3' 2'
3' Sitosin
H H
O H H N O
5' O
O P O CH2
O
N
OH H H NH Guanin
3'
5' H
H H
O H N N O NH 2
5'
O P O CH2 H3 C
O
NH
OH H H
3'
Tim in
H H
O H H N O
5'
O P O CH2
O
4' H H
O- 3' 2'
1'
H H
OH H
(Poedjiadi, 1994)
Molekul DNA yang panjang itu terbentuk oleh ikatan yang berorientasi 5
3, yakni gugus fosfat dari atom c nomor 5 berikatan dengan-OH pada atom C
nomor 3. DNA dapat mengalami denaturasi dan renaturasi. Selain itu molekul
DNA juga dapat diisolasi yaitu yang terikat dan membentuk kromosom dan
ditemukan di nukleus, mitokondria, dan kloroplas.
Pada Isolasi DNA ini bertujuan untuk memperoleh DNA dari buah
strawberri dan mengetahui pengaruh detergen pada perolehan DNA. Pada
percobaan ini sampel yang digunakan adalah buah strawberry dan buah nanas
sebagai sumber enzim bromelin. Prinsip dari percobaan ini adalah pemecahan
membran sel dengan pemblenderan dan penambahan sabun sehingga DNA
dapat dikeluarkan dari dalam sel. Sabun yang digunakan dalam percobaan ini
adalah bentuk bubuk. Isolasi DNA dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan
antara lain: Pembuatan detergen, preparasi ekstrak sel, pemurnian DNA dari
ekstrak sel, dan presipitasi DNA. Isolasi DNA dapat dilakukan dengan beberapa
cara tetapi setiap jenis tumbuhan akan memberikan hasil yang berbeda. Hal ini
dikarenakan adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi
tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA.
Buah dengan kadar air tinggi akan menghasilkan isolat yang berbeda
jika dibandingkan dengan buah berkadar air rendah (kaya serat). Semakin tinggi
kadar air maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga
DNA yang terpretisipasi juga akan sedikit. Suatu sumber menyatakan bahwa
dalam proses pembuatan sumber DNA untuk isolasi DNA hendaknya jangan
terlalu encer karena semakin encer sumber DNA, DNA yang terpresipitasi akan
semakin sedikit. Karena sel yang lisis di dalam air tentunya lebih sedikit jika
dibandingkan dengan sumber DNA yang lebih kental (Anonim, 2005). Namun,
masalah pengaruh keenceran terhadap hasil isolasi DNA dapat diatasi dengan
pengurangan jumlah Akuades yang digunakan sehingga walaupun sumber DNA
yang digunakan adalah buah dengan kadar air tinggi, tetap dapat diperoleh
ekstrak yang cukup kental. Pada percobaan ini, sampel yang digunakan ialah
stroberri dimana ia memiliki kandungan air yang vukup banyak sehingga DNA
yang terpresipitasilebih sedikit.
Tahap kedua dari isolasi DNA yaitu pengeluaran DNA dari sel dengan jalan
merusak dinding dan membran sel dan juga membran inti. Pengrusakan dapat
dilakukan dengan cara mekanik atau cara kimiawi. Cara mekanik adalah
dengan pemblenderan sedangkan cara kimiawi adalah dengan menambahkan
senyawa kimia, misalnya sabun yakni seperti detergen.
Dengan adanya garam (kation kovalen seperti Na+) dan pada suhu dibawah
20 C atau kurang, ethanol absolut akan mempresipitasikan asam nukleat
polimerik dengan baik. Pemekatan ini dilakukan dengan penambahan ethanol
pada lapisan atas sampel sehingga terjadi pesipitasi DNA pada perbatasan
kedua larutan. Dalam proses ini ion Na+ akan memblokir (membentuk ikatan)
dengan kutub negatif ion fosfat DNA. Kutub tersebut bisa menyebabkan
molekul-molekul saling tolak menolak satu sama lain sehingga pada saat ion
Na+ membentuk ikatan dengan kutub negatif fosfat DNA, DNA akan
berkumpul. garam juga berperan penting, yaitu untuk menghilangkan protein
dan karbohidrat karena garam dapat menyebabkan keduanya terpresipitasi, dan
bersama-sama dengan detergent.
Pada proses pelarutan ini didasarkan pada prinsip like disolve like,
dimana pelarut polar akan melarutkan zat yang bersifat polar sedangkan pelarut
non polar akan melarutkan zat yang bersifat non polar.
Pada dasarnya panjang gelombang maksimun dari DNA ialah sekitar 260
nm namun pada percobaan dihasilkan panjang gelombang maksimumnya 340
nm. Hal ini dikarenakan alat spektrofotometer yang kita pakai yaitu mempunyai
kisaran panjang gelombang 340 nm.
1. DNA dapat diperoleh dengan perusakan sel ekstrak dari strawberi secara
mekanik (dengan pemblenderan) dan kimiawi (dengan penambahan deterejen)
2. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang maximum sebesar 340 nm
dengan pelarut etanol, aquades, eter masing-masing absorbansinya 0,015;
0,229; 0.050; pada maksimum 345 dengan pelarut n-heksanana
absorbansinya 0,550; pada maksimum 350 dengan pelarut kloroform
absorbansinya 0,554.
setelah penambahan HCl, pada panjang gelombang maksimum 340 nm di
dapatkan absorbansi sebagai berikut:
DNA pada pelarut Aquades pada absorbansi 0,297 nm
DNA pada pelarut Etanol pada absorbansi 0,39 nm
DNA pada pelarut eter pada absorbansi 0,038 nm
DNA pada pelarut n-Heksana pada absorbansi 0,023 nm
DNA pada pelarut kloroform pada absorbansi 0,574 nm
3. Dari percobaan diperoleh hasil yaitu nilai absorbansi semakin meningkat
ketika DNA terdenaturasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Ed. III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Anonim, 2010, Deterjen, dalam http://www.chem-is-try.org/2010/sabun-dan-deterjen/
Hartadi H., 1980, Komposisi bahan Makanan Indonesia : data Ilmu makanan untuk
Indonesia, UGM, Yogyakarta
Hart, H., 1963, Organic Chemistry A Short Course, Houghton Milli and Company, Boston
Wirahadikusumah, M., 1989, Biokimia : Protein, Enzim dan Asam Nukleat, ITB, Bandung