OBAT EMERGENCY
Disusun Oleh :
M. Indra Jaya (17344059)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan pertolongan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima
segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa
melakukan perbaikan menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat ataupun inpirasi bagi pembaca.
. Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien, rumah sakit wajib memiliki
sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dapat digunakan dalam penanganan kasus
emergensi. Sediaan emergensi yang dimaksud adalah obat
obat yang bersifat life saving atau life threatening beserta alat kesehatan yang
mendukung kondisi emergensi. Untuk itu pengelolaan obat emergensi menjadi hal yang
penting dan menjadi tanggung jawab bersama, baik dari instalasi farmasi sebagai penyedia
sediaan farmasi dan alat kesehatannya, serta dokter dan perawat sebagai pengguna. Selain
itu pengelolaan sediaan emergensi ini masuk di dalam standar Akreditasi Rumah Sakit yaitu
standar Managemen Penggunaan Obat (MPO) dan Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit.
Obat gawat darurat merupakan sebagian dari obat obatan yang harus ada dalam
persediaan ruangan, obat ini mutlak harus selalu tersedia di setiap ruangan karena
pengaruhnya yang begitu besar terhadap pelayanan yang terkait yaitu mengembalikan fungsi
sirkulasi dan mengatasi keadaan gawat darurat lainnya dengan menggunakan obat-obatan.
Obat gawat darurat bersifat life saving yang diperlukan pada keadaan gawat darurat
untuk menyelamatkan jiwa atau mencegah terjadinya kematian dan kecacatan seumur hidup.
Berdasarkan kekritisan waktu pemberian obat kepada pasien obat gawat darurat dibedakan
menjadi kategori yaitu Obat kategori Vital, Essential dan Desirable (VED). Obat kategori
Vital adalah obat yang sangat dibutuhkan pasien dengan segera untuk menyelamatkan hidup,
obat kategori ini mutlak tersedia sepanjang waktu dalam persediaan ruangan. Kekosongan
obat jenis ini akan berakibat fatal dan tidak dapat ditoleransi. Obat kategori Essential adalah
obat yang dibutuhkan oleh pasien, kekritisan waktu pemberian obat lebih rendah
dibandingkan kategori vital, masih ada toleransi kekosongan selama tidak lebih dari 24 jam.
Obat kategori Desirable adalah obat yang dibutuhkan oleh pasien, kekritisan waktu
pemberian obat paling rendah dibandingkan Vital dan Essential, masih ada toleransi
kekosongan selama tidak lebih dari 48 jam.
Oleh karena itu dituntut peran aktif dari Instalasi Farmasi untuk mengelola obat
emergency yang disimpan di ruangan mulai dari daftar standar obat emergency yang boleh
disimpan, cara penyimpanan serta jaminan ketersediaan obat pada saat akan digunakan.
Untuk mencapai hal tersebut maka perlu dilakukan pengaturan serta panduan
tentang pengelolaan obat emergency di ruangan pelayanan yang akan digunakan sebagai
acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan.
B. Tujuan
1. Memahami apa itu obat emergency
2. Mengetahui obat apa saja yang termasuk obat emergency
3. Memahami bagaimana pengelolaan obat emergency
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Emergency adalah Situasi yang tidak dikehendaki, mendadak, dan berkembang
secara cepat, sehingga menimbulkan bahaya yang mengancam keselamatan manusia,
kerugian aset perusahaan dan kerusakan lingkungan. Konsisi semacam ini harus segera
diatasi agar terhindar dari dampak lebih buruk.
Obat-obatan emergency atau gawat darurat adalah obat-obat yang digunakan untuk
mengatasi situasi gawat darurat atau untuk resusitasi/life support. Pengetahuan mengenai
obat-obatan ini penting sekali untuk mengatasi situasi gawat darurat yang mengancam
nyawa dengan cepat dan tepat.
1. Jumlah dan jenis obat emergensi sesuai dengan standar/daftar obat emergensi yang sudah
ditetapkan rumah sakit
2. Tidak boleh bercampur dengan persediaan obat untuk kebutuhan lain
3. Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti
4. Dicek secara berkala apakah ada yang kadaluarsa
5. Dilarang dipinjam untuk kebutuhan lain
c. Sulfas Atropin
Merupakan antikolinergik, bekerja menurunkan tonus vagal dan memperbaiki sistim
konduksi AtrioVentrikuler
Indikasi : asistole atau PEA lambat (kelas II B), bradikardi (kelas II A) selain AV
blok derajat II tipe 2 atau derajat III (hati-hati pemberian atropine pada bradikardi
dengan iskemi atau infark miokard), keracunan organopospat (atropinisasi)
Kontra indikasi : bradikardi dengan irama EKG AV blok derajat II tipe 2 atau derajat
III.
Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis total 0,03-0,04
mg/kg BB, untuk bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5 menit maksimal 3 mg.
dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 22,5 kali dosis intra vena
diencerkan menjadi 10 cc
d. Dopamin
Untuk merangsang efek alfa dan beta adrenergic agar kontraktilitas miokard, curah
jantung (cardiac output) dan tekanan darah meningkat
Dosis 2-10 g/kgBB/menit dalam drip infuse. Atau untuk memudahkan 2 ampul
dopamine dimasukkan ke 500 cc D5% drip 30 tetes mikro/menit untuk orang dewasa
e. Magnesium Sulfat
Direkomendasikan untuk pengobatan Torsades de pointes pada ventrikel takikardi,
keracunan digitalis.Bisa juga untuk mengatasi preeklamsia
Dosis untuk Torsades de pointes 1-2 gr dilarutkan dengan dektrose 5% diberikan
selama 5-60 menit. Drip 0,5-1 gr/jam iv selama 24 jam
f. Morfin
Sebagai analgetik kuat, dapat digunakan untuk edema paru setelah cardiac arrest.
Dosis 2-5 mg dapat diulang 5 30 menit
g. Kortikosteroid
Digunakan untuk perbaikan paru yang disebabkan gangguan inhalasi dan untuk
mengurangi edema cerebri
h. Natrium bikarbonat
Diberikan untuk dugaan hiperkalemia (kelas I), setelah sirkulasi spontan yang timbul
pada henti jantung lama (kelas II B), asidosis metabolik karena hipoksia (kelas III)
dan overdosis antidepresi trisiklik.
Dosis 1 meq/kg BB bolus dapat diulang dosis setengahnya.
Jangan diberikan rutin pada pasien henti jantung.
j. Furosemide
Digunakan untuk mengurangi edema paru dan edema otak
Efek samping yang dapat terjadi karena diuresis yang berlebih adalah hipotensi,
dehidrasi dan hipokalemia
Dosis 20 40 mg intra vena
k. Diazepam
Digunakan untuk mengatasi kejang-kejang, eklamsia, gaduh gelisah dan tetanus
Efek samping dapat menyebabkan depresi pernafasan
Dosis dewasa 1 amp (10 mg) intra vena dapat diulangi setiap 15 menit.
l. Digoksin
Digunakan untuk aritmia, supraventikuler, atrial vibrilasi dan gagal jantung.
Efek samping pada pasien dengan insufisiensi renal atau hipokalemia biasanya lebih
mudah terjadi keracunan digoksin dengan gejala mual, muntah, aritmia
(supraventrikular, bradikardi dan block), gynecomastia ( sangat jarang).
Dosis intravena 0,5 mg dalam 15 menit dan diulang setelah 6 jam dan kemudian
dilanjutkan pemeliharaan peroral.
Banyak sekali macam obat emergency, sebagai apoteker memerlukan pemahaman sebagai
modal sebelum memberikan obat kepada pasien. Kita harus melihat indikasi, kontaindikasi dan
efeksamping karena setiap kasus akan berbeda pula obat emergensi yang diberikan. Sehingga
pasien akan tertolong dengan pertolongan yang tepat dan tidak ada kejadian vatal yang
diakibatkan oleh kesalahan pemberian obat emergensi.