Fitriya Syaifuddin
Nama Wahana : RSUD Kabupaten Mamuju
Topik : Tonsilitis Kronis
Tanggal (kasus) : 3 Juni 2017 Presenter : dr. Fitriya Syaifuddin
Nama Pasien : An. R No. RM : 076667
Tanggal Presentasi : 2 Okt ober 2017 Pendamping : dr. H. Jumakil Syam, M.Kes
Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Kabupaten Mamuju
Obyektif Presentasi : Anggota Komite Medik & Dokter Internsip RSUD Kabupaten Mamuju
Keilmuan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
3. Riwayat keluarga :
Riwayat penyakit serupa (disangkal).
4. Riwayat pekerjaan :
Pelajar
5. Lain-lain:
-
PEMERIKSAAN FISIK :
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Vital signs
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi : 82x/menit, regular, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 20x/menit
Suhu tubuh : 36,4 C per aksilla
Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
Mulut : faring hiperemis -, tonsil T4=T4, hiperemis (+/+), mukosa tidak rata (+/+),
kripte melebar (+/+) detritus (-/-)
Leher : limfonodi tak teraba
Thoraks :
Inspeksi : simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-)
Palpasi : P/ taktil fremitus kanan = kiri
C/ ictus cordis di SIC V 2 jari medial LMCS
Perkusi : P/ Sonor di seluruh lapang paru
C/ batas jantung-paru dbn
Auskultasi : P/ vesikuler +/+, ST (-)
C/ S1-2 reguler, ST (-)
Abdomen
Inspeksi : tampak datar
Auskultasi : peristaltik (+) N
Perkusi : timpani
Palpasi : NT (-)
Ekstremitas
Edema -/-/-/- , akral dingin -/-/-/-
Capillary refill 1-2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Laboratorium
Hemoglobin : 13,1 g/dl (N)
Leukosit : 11.790/ul (H)
Hematokrit : 37,5 % (N)
Eritrosit : 4,29x106/ul (N)
Trombosit : 307.000/ul (N)
HbsAg : negatif (N)
GDS : 154 mg/dl (N)
DIAGNOSIS
- Tonsilitois Kronis
TERAPI di IGD
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 2x1gr I.V
- Konsul dr.SpTHT
Konsul Sp THT
- Pro Tonsilektomi
Dilakukan operasi tonsilektomi pada tanggal 11/2/2015
Instruksi post operasi
- Awasi Tensi. Nadi, RR, Suhu dan awasi tanda-tanda perdarahan
- Diet Cair
- R/ IVFD RL 20 tpm
- Ceftriaxone inj. 2x1 gr IV
- Dexamethasone inj. 3x1amp I.V
- Santagesic inj. 3x1amp I.V
Daftar Pustaka :
1. Rusmarjono, Kartoesoediro S. Tonsilitis kronik. In: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala & Leher ed Keenam. FKUI Jakarta: 2007. p212-25.
2. Boies AH. Rongga Mulut dan Faring. In: Boies Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: ECG,
1997. p263-340
Hasil pembelajaran :
1. Diagnosis Tonsilitis Kronis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Penatalaksanaan Tonsilitis Kronis
3. Edukasi mengenai tatalaksana Tonsilitis Kronis
1. Subyektif:
Pasien anak perempuan 12 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri telan sejak 2
minggu yang lalu. Saat datang ke IGD pasien hanya merasakan nyeri saat menelan dan
menurut keterngan orang tua pasien, pasien mendengkur saat tidur. Sekitar 2 minggu
yang lalu, yang lalu pasien periksa ke poli THT dengan keluhan nyeri telan, demam,
batuk yang dirasakan sudah 3 hari. Nafsu makan menurun dan badan menjadi lemas.
BAB normal, BAK normal, oleh dokter Sp.THT tersebut diberikan obat dan disarankan
kembali seminggu kemudian ke RSUD Kabupaten Mamuju untuk tindakan lanjut
setelah keluhan pasien mereda.
2. Obyektif:
a. Kesadaran: composmentis.
b. Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit, regular, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 20x/menit
Suhu tubuh : 36,4 C per aksilla
c. faring hiperemis -, tonsil T4=T4, hiperemis (+/+), mukosa tidak rata (+/+), kripte
melebar (+/+) detritus (-/-)
d. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan:
Hemoglobin : 13,1 g/dl (N)
Leukosit : 11.790/ul (H)
Hematokrit : 37,5 % (N)
Eritrosit : 4,29x106/ul (N)
Trombosit : 307.000/ul (N)
HbsAg : negatif (N)
GDS : 154 mg/dl (N)
3. Assesment
Pada kasus ini diagnosa dapat ditegakan melalui Anamnes, PF, PP
Penderita sering datang dengan keluhan rasa sakit pada tenggorok yang terus
menerus, sakit waktu menelan, nafas bau busuk, malaise, sakit pada sendi, kadang-
kadang ada demam dan nyeri pada leher. Dari pemeriksaan fisik tampak tonsil
membesar dengan adanya hipertrofi dan jaringan parut. Sebagian kripta mengalami
stenosis, tapi eksudat (purulen) dapat diperlihatkan dari kripta-kripta tersebut. Pada
beberapa kasus, kripta membesar, dan suatu bahan seperti keju/dempul amat banyak
terlihat pada kripta. Gambaran klinis yang lain yang sering adalah dari tonsil yang
kecil, biasanya membuat lekukan dan seringkali dianggap sebagai kuburan
dimana tepinya hiperemis dan sejumlah kecil sekret purulen yang tipis terlihat pada
kripta. Dari pemeriksaan penunjang dapat dilakukan kultur dan uji resistensi kuman
dari sediaan apus tonsil. Biakan swab sering menghasilkan beberapa macam kuman
dengan derajat keganasan yang rendah, seperti Streptokokus hemolitikus,
Streptokokus viridans, Stafilokokus, Pneumokokus.
Berdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring, dengan mengukur
jarak antara kedua pilar anterior dibandingkan dengan jarak permukaan medial
kedua tonsil, maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi :10,18,19
T0 : Tonsil masuk di dalam fossa
T1 : <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
T2 : 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
T3 : 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
T4 : >75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
4. Plan
Pengobatan pasti untuk tonsilitis kronis adalah pembedahan pengangkatan tonsil.
Tindakan ini dilakukan pada kasus-kasus dimana penatalaksanaan medis atau yang
konservatif gagal untuk meringankan gejala-gejala. Penatalaksanaan medis termasuk
pemberian penisilin yang lama, irigasi tenggorokan sehari-hari dan usaha untuk
membersihkan kripta tonsillaris dengan alat irigasi gigi/oral. Ukuran jaringan tonsil tidak
mempunyai hubungan dengan infeksi kronis/berulang.
Indikasi untuk dilakukan tonsilektomi yaitu
Obstruksi :
- Hiperplasia tonsil dengan obstruksi.
- Sleep apnea atau gangguan tidur.
- Kegagalan untuk bernafas.
- Corpulmonale.
- Gangguan menelan.
- Gangguan bicara.
- Kelainan orofacial / dental yang menyebabkan jalan nafas sempit.
Infeksi
- Tonsilitis kronika / sering berulang.
- Tonsilitis dengan :
+ Absces peritonsilar.
+ Absces kelenjar limfe leher.
+ Obstruksi Akut jalan nafas.
+ Penyakit gangguan klep jantung.
- Tonsilitis yang persisten dengan :
+ Sakit tenggorok yang persisten.
- Tonsilolithiasis Carrier Streptococcus yang tidak respon terhadap terapi.
- Otitis Media Kronika yang berulang.
Neoplasia atau suspek neoplasia benigna / maligna.
Terapi di IGD
- IVFD RL 20 tpm (untuk memenuhi kebutuhan cairan dan sarana untuk memberikan
obat secara intravena)
- Inj. Ceftriaxone 2x1gr I.V (antibiotik broadspectrum profilaksis sebelum operasi)
- Konsul dr.SpTHT
Konsul Sp THT
- Pro Tonsilektomi
Dilakukan operasi tonsilektomi pada tanggal 11/2/2015
Instruksi post operasi
- Awasi Tensi. Nadi, RR, Suhu dan awasi tanda-tanda perdarahan
- Diet Cair
- R/ IVFD RL 20 tpm (untuk memenuhi kebutuhan cairan dan sarana untuk
memberikan obat secara intravena)
- Ceftriaxone inj. 2x1 gr IV (antibiotik broadspectrum sefalosporin generasi 3)
- Dexamethasone inj. 3x1amp I.V (antiinflamasi)
- Santagesic inj. 3x1a,p I.V (analgetik golongan metimazole)
Pendidikan
Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan beristrahat dan pengobatan
suportif. Menangani gejala-gejala yang timbul dapat membuat penderita Tonsilitis lebih
nyaman. Bila antibiotika diberikan untuk mengatasi infeksi, antibiotika tersebut harus
dikonsumsi sesuai arahan demi penatalaksanaan yang lengkap, bahkan bila penderita
telah mengalami perbaikan dalam waktu yang singkat. Gejala-gejala yang tetap ada
dapat menjadi indikasi bahwa penderita mengalami infeksi saluran nafas lainnya, infeksi
yang sering terjadi yaitu infeksi pada telinga dan sinus. Pada kasus-kasus yang jarang,
Tonsilitis dapat menjadi sumber dari infeksi serius seperti demam rematik atau
pneumonia.