Anda di halaman 1dari 4

RESUME

METODOLOGI MEMAHAMI ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

oleh :

Muhammad Hadi Dermawan 1700100

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI dan KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2017
Ketika sumber-sumber pokok Islam (Quran dan hadits) dikaji oleh para ulama yang
memiliki keahlian dan syarat memadai untuk mengkajinya,maka perbedaan yang timbul
membuktikan kekayaan,keluwesan dan flesibilitas ajaran Islam. Perbedaan yang
menimbulkan keragaman pengalaman dan pemahaman yang sekaligus menimbulkan
pengakuan dan toleransi terhadap sesama.

Syekh Qardhawi (1994) menjelaskan bahwa perbedaan pendapat dalam fiqh bukan hal
yang tercela dan berbahaya. Namun,menunjukan kewulesan hukum Islam, kesuburan
sumber-sumbernya, kekayaan fiqh Islam, dan toleransi para ulama Indonesia. Perbedaan
pendapat tersebut lah yang dapat membuat saling mengisi satu sama lain dan
berdampingan.

Di abad modern ini aspek kehidupan semakin tidak berjeda,pengkajian sumber-sumber


pokok Islam semakin diperlukan. Banyak masalah-masalah baru yang memerlukan
jawaban dari Islam.

Perkembangan zaman memang nyata berpengaruh terhadap semangat pemahaman dan


pengalaman Islam termasuk dalam pengkajian Islam yang semakin zaman berkembang,
kajian Islam semakin diperlukan untuk mengikuti tatanan yang semakin kompleks dalam
perkembangan zaman tersebut.Serta harus menyikapi perbedaan pendapat dengan dilandasi
kembali sesuai Al-Quran dan Hadits, karena proses pengkajian yang dilakukan oleh para
muhtahid di masa lalu sangat ketat dan dikawal dengan ilmu-ilmu pendukung dengan
metode yang jelas. Sementara penkajian belakangan ini hamper kehilangan kendali, maka
tak jarang hasil kajiannya bukan menjadi solusi, namu menghasilkan masalah-masalah
yang baru dengan pemahaman dan pemikiran-pemikiran yang aneh. Bahkan tak jarang
kesimpulannya berbanding terbalik dengan apa yang dimaksud dari ayat yang
sesungguhnya.
Ada salah satu kejadian terjadinya kekeliruan dalam Memahami Islam salah satunya
sebagai berikut:
Suatu hari sekelompok mahasiswa berdiskusi membahas QS Al Baqarah : 193, yang
artinya : Dan perangilah mereka itu,sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga)
ketaatannya semata-mata untuk Allah. Mereka akhirnya menyimpulkan bahwa muslim
sekarang tidak boleh tinggal diam,harus bergerak memerangi (orang kafir). Mereka hanya
memahami ayat tersebut dari ayat itu saja tanpa melihat atau menghubungkan dengan ayat
sebelum atau sesudahnya. Kalimat Perangilah mereka itu perlu penjelasan dan apa
maksud kalimat mereka itu. Ternyata penjelasan dari ayat 193 tersebut terdapat pada ayat
190 yang artinya : Perangilah di jalan Allah yang memerangi kamu... Maka,penjelasan
dari ayat 193 itu ialah yang harus kita perangi adalah orang-orang kafir yang memerangi
Dari kejadian tersebut bisa disimpulkan bahwa kesalahan sedikit saja dalam penafsiran
berakibat fatal kedepannya.
Dalam upaya untuk memahami Agama bisa bertumpu pada 2 faktor utama yaitu :

1.Seberapa mendalamnya para ahli memahami agamanya


2.Seberapa terampil mereka menyajikan agama yang dipahaminya itu kepada
masyarakat.

Jika,hanya memahami sepotong sepotong serta tidak menggunakan perangkat ilmu imu
yang menjadi syarat. Maka dapat terjadi penyimpangan dan kekeliruan pemahaman. Dengan
demikian, masalah masalah merodologi menjadi sangat penting bagi pemahaman agama.

Dalam upaya memahami Islam para ulama dan pemerintah menciptakan berbagai
macam metode-metode dalah memahami Islam yaitu:

A. Metode kajian sumber sumber pokok Islam

Menurut Nasruddin Razaq cara untuk memahami Islam dapat dilakukan dengan cara :

1.Mempelajari sumber asli ajaran Islam(Al Quran dan hadist)


2.Islam harus dipelajari secara komprenhensif dan integral sebagain satu kesatuan
3.Islam dipelajari melalui studi kepustakaan
4.Islam dipelajari dari ketentuan normative ajaran Islam selanjutnya dikorelasikan
dengan kenyataan historis dan sosiologi yang ada dimasyarakat.
5. Memahami Islam dari terjemahan pokok
6. Memahami Islam melalui bahasa aslinya
B. Metode tafsir tahlili.

Metode ini berusaha menjelaskan ayat-ayat Alquran dengan cara meneliti semua aspeknya
dan menyingkap seluruh maksudnya, dimulai dari uraian makna kosakata, makna kalimat,
maksud setiap ungkapan, kaitan antar pemisah (musahabah) sampai sisi-sisi keterkaitan antar
pemisah itu (wajh al-munasabah) dengan bantuan asbab nuzul dan riwayat-riwayat yang
berasal dari Nabi saw, sahabat dan tabi`in.

C. Metode tafsir Ijmali

Metode ini berusaha menafsirkan Alquran secara gelobal, di mana mufasir langsung
menjelaskan kandungan ayat secara singkat dengan bahasa yang mudah, tidak didahului
dengan berbagai analisis, sehingga mudah dipahami oleh semua kalangan.

D. Metode tafsir Muqaran

Metode ini berusaha menjelaskan ayat-ayat Alquran dengan cara merujuk dan
membandingkan penjelasan-penjelasa yang telah dikembangkan oleh para penafsir terdahulu.
Melalui perbandingan antara tafsir, metode ini dapat menemukan mana penafsiran yang lebih
kuat atau unggul ditinjau dari segi alasan-alasan dan keluasan penafsirnya.
E. Metode tafsir Maudhu`i

Metode ini berusaha memahami Alquran secara lebih komprehensif tentang suatu masalah
atau tema dengan mengumpulkan dan menghubungkan ayat atau konsep yang sama dalam
Alquran. Dengan sifat kajian yang seperti itu, metode ini memungkinkan pengkaji menemukan
jawaban atas masalah-masalah yang baru. Hubungan antar ayat atau konsep yang sama dalam
Alquran biasanya bersifat saling melengkapi dan memiliki nuansa makna yang berbeda.
Kenyataan inimyang memungkinkan munculya makna baru yang dapat menjadi jawaban bagi
masalah baru.

F. Metode Memahami Islam menurut Versi Depag


Metode ini mencangkup:

a. Metode diaktronis atau sosio historis, metode belajar islam yang menonjolkan aspek
sejarah, dengan melihat suatu kenyataan yang mempunyai hubungan dengan waktu,
tempat, budaya, lingkungan dimana kepercayaan dan budaya itu muncul.
b. Metode singkronis analitik, metode memahami Islam yang memberikan kemampuan
analisis teoritik, yang menekankan telaah kritik dan aplikatif praktis.
c. Metode problem solving, mengajak pemeluknya untuk melatih menghadapi berbagai
masalah dari cabang suatu ilmu pengetahuan dengan solusinya.
d. Metode empiris, mempelajari islam melalui proses realisasi, aktualisasi, dan
internalisasi norma dan kaidah Islam dalam suatu interaksi social.
e. Metode deduktif, yaitu menyusun kaidah-kaidah secara logis dan filosofis dan kaidah
tersebut diaplikasikan dalam menentukan masalah yang dihadapi.

G. Metode Tipologi
Metode ini merupakan sebuah metode yang dipakai secara luas di Eropa untuk mengetahui
dan memahami manusia. Dalam konteks ini, Ali Syariati mengembangkan metode khusus
untuk mengkaji agama, yang bahkan dapat dipakai untuk mengkaji semua agama.

Anda mungkin juga menyukai