LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Ny. Cr, 34 tahun, D3, Kristen katolik, Jawa, tinggal di Bandar lampung,
bekerja sebagai wiraswasta, diantar ke Poliklinik Jiwa pada tanggal 18 maret
2015 oleh orang tua pasien.
Awal mula keluhan pasien terjadi pada tahun 2008, pasien merasa
sangat sedih dan terus memikirkan orangtuanya, ia merasa bingung
harus bagaimana, menjadi sulit tidur, sering mengurung diri dikamar.
Selain itu, pasien mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan yang
menyuruh untuk marah-marah. Melihat kondisi pasien yang tampak
aneh tersebut, keluarga membawa pasien berobat ke RS Jiwa untuk
dilakukan pengobatan . Dilakukan rawat inap.
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak sulung dari 4 bersaudara. Pasien memiliki
hubungan kedekatan yang cukup baik terhadap semua anggota
keluarga. Pasien tinggal bersama keluarga suami sejak setelah
menikah tahun 2006.
Pedigree
Keterangan :
= laki-laki
= Pasien
= Perempuan
= Tinggal satu rumah
g. Riwayat sosial
Sebelum sakit, pasien merupakan orang yang senang bergaul dan
banyak teman. Memiliki hubungan yang cukup baik dengan
tetangganya. Namun semenjak sakit, menjadi jarang bergaul dan lebih
sering murung.
h. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan anak perempuan pasien.
Pasien ingin menjadi anak berbakti yang merawat kedua orang tuanya
yang sudah tua. Ia ingin suaminya juga turut bersamanya menuruti
keinginannya.
6. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Seorang perempuan terlihat sesuai usianya mengenakan seragam RSJ
Prov. Lampung, penampilan rapi, perawakan sedang, kulit sawo
matang, rambut tercukur rapi, kuku pendek dan bersih, perawatan diri
baik.
b. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
c. Kesadaran : jernih (compos mentis)
d. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Selama wawancara, pasien duduk dengan tenang dan sesekali
mengubah posisi duduknya. Kontak mata dengan pemeriksa cukup
namun terkadang sering mengalihkan kontak mata.
e. Pembicaraan
Spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, amplitude cukup,
artikulasi jelas, kualitas dan kuantitas cukup, menjawab sebagian besar
pertanyaan.
B. Keadaan Afektif
Mood eutimia, afek terbatas, inappropiate.
C. Gangguan Persepsi :
Halusinasi auditorik (+) menurut pasien ada yang membisikkan kata
marah. Ilusi, depersonalisasi, dan derealisasi tidak ada.
D. Pikiran :
a. Proses pikiran : produktivitas cukup, koheren terkadang flight of
idea
b. Isi pikiran : ide cukup, obsesi (-), waham (-), fobia (-).
F. Daya Nilai
a. Norma sosial : baik
b. Uji daya nilai : baik
c. Penilaian realitas : terganggu
G. Tilikan
Tilikan IV. Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan tetapi tidak
memahami penyebab penyakitnya .
Tertekan dengan sikap suami dan mertuanya. Gejala sedih, bingung, sulit
tidur, sering mengurung diri dikamar, serta adanya halusinasi dengar (bisikan-
bisikan yang menyuruh untuk marah-marah) mulanya dialami pasien sejak
pada pertengahan tahun 2008. Sempat merasa sembuh dan tidak minum obat .
9. FORMULASI DIAGNOSIS
Diagnosis Aksis I ( gambaran jiwa menurut WHO )
Diagnosis aksis II
Pada pasien ini belum dapat ditentukan diagnosis pada aksis II karena
tidak diperoleh info dan pasien baru diikuti beberapa waktu. Namun,
pasien dapat menyelesaikan pendidikan D3 sehingga dapat menyingkirkan
masalah retardasi mental (F.70).
Diagnosis aksis IV
Diagnosis aksis V
Skala GAF :
12. PROGNOSIS
1. Quo ad vitam : dubia ad bonam
2. Quo ad functionam : dubia ad bonam
3. Quo ad sanationam : dubia ad bonam
14. DISKUSI
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis Aksis I skizoafektif tipe depresif (F25.1)
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan status mental.
Berikut ini adalah uraiannya :
Poor Prognosis
No. Keterangan Check List
1. Onset muda
2. Faktor pencetus tidak jelas
3. Onset kronis
Riwayat sosial, seksual, pekerjaan
4.
pramorbid jelek
5. Perilaku menarik diri, autistic
6. Tidak menikah, cerai/janda/duda
7. Riwayat keluarga skizofrenia
8. Sistem pendukung yang buruk
9. Gejala negative
10. Tanda dan gejala neurologis
11. Tidak ada remisi dalam 3 tahun
12. Banyak relaps
13. Riwayat trauma perinatal
14. Riwayat penyerangan
14
LAMPIRAN
15
Pasien
Pasien masuk
Pasien masuk untuk
menika Rsj 1 kedua
h kali kalinya.
Awal Akhir Pertengahan
maret maret April 2015
2006 2007 2008 2015 2015
1983
27 th
0-1 thn 1-3 thn 3-12 thn 26 th 28 th 33 th 3 th
Bingung Pasien
Malas bekerja Pasien Pasien
beraktivitas
Sulit tidur menunjukkan mengamu
kembali seperti
Tidak mau gejala yang k kembali
makan sebelum sakit, dan
sama seperti
Mengurung diri bekerja sebagai menunjuk
tahun 2011
Halusinasi wiraswasta, kan gejala
auditori (+) bisa tidur, mengamuk depresif
Perilaku aneh (+) perasaan yang sama
Berobat jalan bicara sendiri seperti
normal dan
dengan nada sebelumny
cukup senang
a.
karena akan marah,
punya anak. Pasien
dirawat di RS
Halusinasi (-). kembali di
Jiwa Provinsi
Obat putus. rawat di
Lampung RSJ
16
Autoanamnesis
Dilakukan pada tanggal 5 Mei 2015, pada pukul 13.00 WIB
RR : Pemeriksa
Cr : Pasien (Ny.Cr)
Cr : Boleh dok Saya senang dok diajak mengobrol, didalam (ruangan) terus
bosan. Mau bertanya apa dok?
RR : Ada beberapa pertanyaan mbak. Ini tentang kondisi bapak sekarang dan
riwayat sakit sebelumnya. Oiya, maaf mbak namanya siapa ya?
Cr : Saya ini kelahiran tahun 1983 tapi saya lupa tanggal lahirnya. Umur saya
sekitar 33-an dok.
Cr : Tahun 2015
Cr : Saya sekarang tinggal sama Ayah dan Ibu kandung saya di way halim,
.Bandar lampung
Cr : Saya ini wiraswasta, dok. Bantu-bantu orang tua. Saya juga bekerja untuk
anak dan suami saya dok.
RR : Wah,mbak ini giat bekerja juga ya? Hmm.. memangnya mbak ini
sekolahnya lulusan apa?
RR : Pernah tidak naik kelas nggak selama sekolah? Atau pernah ada masalah
di sekolah?
Cr : Nggak, saya ingin menghemat biaya dan membantu orang tua saya.
RR : Hmm.. brarti mbak memang sangat sayang dengan kedua orang tua
mbak?
Cr : Iya dok .
Cr : Saya sudah disini sejak bulan maret , sekitar tanggal 18 Maret 2015.
Cr : Saya marah-marah dirumah karena tidak boleh keluar rumah oleh kedua
orang tua saya .
RR : Lalu, bagaimana perasaan mbak saat itu? Tolong ceritakan apakah bapak
ada masalah lain?
Cr : Saya sebenarnya sedih dok. Kepikiran sama suami dan anak, pengen
kumpul sama-sama lagi. Saya kesal sama mertua yang suka marah gara-
gara masalah ekonomi, suami saya juga jadi ikut-ikutan.. Saya di rumah
orangtua saya dan anak di rumah orang tua saya. Saya bingung harus
bagaimana, malas kerja, dan nggak bisa tidur.
18
Cr : Iya dok saya merasa sedih banget, siapa yang nggak sedih kalau dipisah
sama suami dan anak. Kalau sekarang perasaan saya udah lebih plong,
uneg-uneg bisa saya keluarin semua ke dokter. Tapi ya kadang masih
merasa sedih kalau ingat suami dan anak.
Cr : Nggak dok.
Cr : Tidak pernah dok. Kan pohon ya tetap pohon. Saya gak pernah liat ada
yang berubah apa yang dilihat.
RR : mbak merasa ada yang berubah dengan bagian tubuh mbak? Atau
mungkin, ada orang di sekitar mbak yang berubah?
Cr : Tidak dok tidak ada. Saya tidak pernah lihat yang aneh-aneh.
Cr : Saya dulu nggak begini dok. Punya banyak teman. Waktu kecil, saya
dimanja oleh orangtua saya karena saya anak dari sulung dari 4
bersaudara. Dan hubungan cukup baik.
RR : Ya, lalu kapan menikah dan bagaimana hubungan mbak dengan suami?
Cr : Begini dok, saya menikah 7 tahun yang lalu. Setelah menikah saya dan
suami tinggal di rumah orangtua saya. Tapi setelah satu tahun, suami saya
merasa tidak betah tinggal di situ sehingga akhirnya kami pindah ke rumah
mertua. Setelah pindah, saya selalu kepikiran orangtua saya dok. Kasihan
mereka sudah tua, saya ingin merawat mereka tapi istri gak mau tinggal di
sana. Selama tinggal di rumah mertua, saya merasa nggak nyaman. Sering
diomeli dan disindir. Saya mulai merasa kesal dengan suami dan mertua.
Cr : Saya sangat tertekan dok. Sedih dan terus kepikiran orangtua, bingung
harus bagaimana, sulit tidur, sering mengurung diri dikamar . Saya juga
jadi sering mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh untuk marah-
marah.
RR : Gejala seperti itu terjadi tahun berapa? Dan bagaimana sikap keluarga
mbak?
Cr : Tahun 2008 dok. Saya dibawa berobat dan menjalani rawat inap, tapi
setelah kira-kira 1 bulan dirawat saya merasa baik, tidur nyenyak, dan
kembali seperti biasa sehingga akhirnya saya berobat jalan dan berhenti
minum obat.
RR : Wah putus obat dong mbak. Sejak nggak minum obat, perasaan sedih,
bingung, dan bisikan-bisikan itu masih ada nggak?
RR : Pernah kejang atau kepalanya terbentur? Ada riwayat sakit yang lain?
Cr : Nggak dok. Saya gak pernah kejang atau kebentur kepalanya tapi pernah
kecelakaan dok sekitar 2 tahun yang lalu. Saya baik-baik saja dok. Oiya
dok, saya punya seorang anak perempuan loh sekarang usianya 7 tahun.
Saya sayang sekali dengan dia.
RR : Wah, pasti lucu sekali ya anaknya. Hmm.. mbak masih ingat ibadah?
Cr : Masih dok, . Tiga tahun ini saya memang jarang ibadah. tapi dulu saya
rajin ibadah dok.
RR : Baik begitu. mbak, saya mau nanya lagi ni. mbak pernah dengar
peribahasa, Ada udang di balik batu. Apa ya artinya?
RR : Oke deh, gini kalau misal ketemu dompet isi uang di tengah jalan mau
diapakan ya mbak?
RR : Iya baik. Nah sekarang mbak mau sembuh kan? Pengen pulang? Minum
obatnya yang teratur ya. Jangan lupa sering kontrol kalau obatnya udah
mau habis. Dan lebih rajin lagi ibadahnya, mendekatkan diri sama Allah.
Cr : Iya dok. Terima kasih. Saya senang bisa ngobrol dengan dokter.
Cr : Tidak dok. Dok, tolong hubungi keluarga dan suami saya ya. Saya mau
pulang
21
RR : Iya nanti dihubungi kalau mbak nurut dan kondisinya dianggap sudah
lebih baik. Sudah dulu ya mbak, terima kasih banyak. Selamat siang mbak.
DAFTAR PUSTAKA
22
Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis edisi 7 jilid 1. Jakarta: Binarupa
Aksara.2010.