Anda di halaman 1dari 12

BAB I

WAWASAN NUSANTARA DAN BHINEKA TUNGGAL IKA

1.1 Latar Belakang

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungan yang beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Menurut para ahli sejarah, motto Bhineka Tunggal Ika pertama kali dijumpai naskah
Sutasoma. Naskah ini ditulis oleh Mpu Tantular saat Raja Hayam Wuruk, penguasa Kerajaan
Majapahit (1350-1389). Potongan pernyataan Bhineka Tunggal Ika dipetik oleh Prof. Muh.
Yamin dan disahkan sebagai semboyan negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1950.

Dalam naskah aslinya kalimat Bhineka Tunggal Ika terungkap melalui pernyataan
Hyang Budha Tanpahi Siwa raja dewa... mangka jinatwa lawan siwatatwa tunggal, bhineka
tunggal ika tanhana dharma mangrwa. Artinya Hyang Budha tiada bedanya dengan Siwa,
raja para dewa... karena hakikat Jina (Budha) dan Siwa adalah satu, berbeda-beda namun satu,
tiada kebenaran bermuka dua.

Motto: Bhineka Tunggal Ika merupakan hasil renungan filosofis Mpu Tantular
mengenai Keesaan Tuhan. Pandangan adanya kesatuan dalam keagaamaan itu, tidak hanya
terdapat dalam kerukunan umat beragama saja, akan tetapi juga terdapat dalam cita-cita politik
kenegaraan pada saat itu dan sampai kini.

Dengan bercermin pada fakta sejarah itulah, filsafah Bhineka Tunggal Ika dijadikan
motto perjuangan para perintis kemerdekaan bangsa Indonesia. Buktinya di zaman
Kebangkitan Nasional, bangsa Indonesia tidak lagi berjuang untuk suku bangsa atau daerah
tertentu, tetapi untuk seluruh bangsa Indonesia. Puncaknya tercetus melalui Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda dari berbagai kelompok kesuku bangsaan di
Indonesia bersumpah akan adanya bangsa yang satu, tanah tumpah darah yang satu, dan
berbahasa satu, bahasa Indonesia.

1
1.2 Aspek-Aspek dalam Wawasan Nusantara

1. Falsafah Pancasila
Adalah nilai-nilai ya
ng mendasari pada pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut adalah HAM
( Hak Asasi Manusia).
2. Aspek Kewilayahan Nusantara
Pengaruh geografi yang merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena
indonesia kaya akan Sumber Daya Alam.
3. Aspek Sosial dan Budaya
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat,
bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda beda, sehingga tata kehidupan nasional
yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang
besar.

1.3 Fungsi Wawasan Nusantara

1. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara merupakan


pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu
kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
2. Wawasan nusantara sebagai konsep ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara
dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan
kewilayahan. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai
cakupan kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan
sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
3. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam
pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga. Cara penarikan
batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut (low water line), tetapi pada
sistem penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur dari garis yang
menghubungkan titik titik ujung yang terluar dari pulau-pulau yang termasuk dalam
wilayah RI

2
1.4 Tujuan Wawasan Nusantara

Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan
kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial".

1.5 Unsur-unsur Wawasan Nusantara

1. Wadah (contour)
Wadah kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara meliputi seluruh
wilayahIndonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam
dan penduduk serta aneka budaya, yaitu bangsa Indonesia.
2. Isi (content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuannasional yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945.Isi menyangkut dua hal
yang esensial:
Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama
dan perwujudannya adalah pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.
Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua
aspek kehidupan nasional.
1.6 Peranan Wawasan Nusantara

Dalam kehidupan nasional, wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa


Indonesia dikembangkan perannya untuk :

1. Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan yang serasi dan selaras, segenap
aspek kehidupan nasional.
2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab atas pemanfaatan lingkungan saling terkait dan
ketergantungan antara bangsa dengan geografi/ruang hidupnya. Oleh karena itu
pemanfaatan lingkungan harus bertanggung jawab. Bila tidak, maka akan menimbulkan
kerusakan lingkungan yang pada akhirnya akan merugikan bangsa itu sendiri.

3
1.7 Arti Lambang Bhineka Tunggal Ika

1. Burung Garuda
Burung Garuda Identik dengan burung Rajawali
2. Perisai Pancasila
Perisai dengan lambang Pancasila menggambarkan kekuatasn yang
membentengi perjuangan bangsa Indonesia terhadap segalam macam tantangan,
halangan dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri
sendiri
3. Motto Bhenika Tunggal Ika
Motto Bhenika Tunggal Ika dituliskan pada sehelai pita yang dijepit diantar
kadua kaki burung Garuda. Moto ini melambangkan adanya semangat kesatuan
dan persatuan bagi seluruh bangsa Indonesia.

1.8 Keterkaitan Wawasan Nusantara dan Bhineka Tunggal Ika

Hubungan antara Bhineka Tunggal Ika, Integrasi Nasional, Ketahanan Nasional dan
Wawasan Nusantara adalah bersifat padu, melengkapi dan saling menguatkan.

4
BAB II

BELA NEGARA DAN KETAHANAN NASIONAL

2.1 Latar Belakang

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. (Hadi Wiyono,
Isworo : 2007 : 3). Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.

Sistem Pertahanan Ketahanan Negara


Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan
seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara
dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk
menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari
segala ancaman.

2.2 Sifat-sifat Ketahanan Nasional

Beberapa sifat ketahanan nasional yang ada mingkin akan kami jabarkan seperti dibawah i
ni :

a. Mandiri
Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak muda
h menyerah. Sifat ini merupakan syarat untuk menjalin suatu kerjasama. Kerjasam
a perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh pihak
lain
b. Dinamis
Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa dan negara se
rta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu diorientasikan kemasa depan dan
diarahkan pada kondisi yang lebih baik.
c. Wibawa
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional yang berlanjut dan berkesinambunga
n tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kemampuan bangsa. Dengan ini

5
diharapkan agar bangsa Indonesia mempunyai harga diri dan diperhatikan oleh ban
gsa lain sesuai dengan kualitas yang melekat padanya.
d. Konsultasi dan kerjasama
Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan mengandalkan pada moral
dan kepribadian bangsa.

2.3 Konsep Ketahanan Nasional


Secara konseptual, ketahanan nasional suatu bangsa dilatar belakangi oleh :
a. Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b. Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia selalu
mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai
gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar.
c. Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna
keteraturan (regular) dan stabilitas, yang di dalamnya terkandung potensi untuk
terjadinya perubahan (the stability idea of changes). (Kaelan : 2010 : 147)

2.4 Asas-asas Ketahanan Nasional


Asas ketahanan nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan pancasila, UUD 1945 dan wawasan nusantara. Asas-asas tersebut adalah
sebagai berikut :
Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Asas Komperensif atau menyeluruh
Asas mawas kedalam dan mawas keluar
Asas kekeluargaan

6
BAB III

PANCASILA DAN UUD 1945

3.1 Latar Belakang

Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak jaman nenek moyang sampai
dewasa ini. Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan antara masyarakat Indonesia
dengan masyarakat lain. Nilai-nilai kehidupan tersebut mewujudkan amal perbuatan dan
pembawaan serta watek orang Indonesia. Dengan kata lain masyarakat Indonesia mempunyai
ciri sendiri, yang merupakan kepribadiannya.

Tanggal 18 agustus 1945 melalui panitia persiapan kemerdekaan Indonesia.


Kesepakatan bersama tersebut siFatnya luhur, tiada boleh diganti ataupun diubah. Masyarakat
pancasila pulalah yang hendak kita wujudkan, artinya suatu masyarakat Indonesia modern
berdasarkan nilai luhur tersebut.

Untuk mewujudkan masyarakat pancasila, diperlukan suatu hukum yang berisi norma-
norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh setiap
warga negara Indonesia. Hukum yang dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis
dinegara kita.

3.2 Nilai-Nilai Pancasila Dan UUD 1945

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup.
Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing.
Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang
lain.

7
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban


antara sesama manusia.
Saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap tenggang rasa.
Tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan.

3. Persatuan Indonesia

Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Rela berkorban demi bangsa dan negara.
Cinta akan Tanah Air.
Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.


Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam mengambil
keputusan bersama.
Berrembug atau bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau kata
mufakat diliputi dengan semangat kekeluargaan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1. Bersikap adil terhadap sesama.


2. Menghormati hak-hak orang lain.
3. Menolong sesama.

8
4. Menghargai orang lain.
5. Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan
bersama.

3.3 Makna Lambang Garuda Pancasila

1. Perisai Di Tengah Melambangkan Pertahanan Bangsa Indonesia

Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam


Pancasila, yaitu:

Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa


Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia
Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan

2. Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
3. Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia.
Merah berarti berani dan putih berarti suci
4. Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah
Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa
5. Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17
Agustus 1945), antara lain:

Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17


Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
Jumlah bulu di leher berjumlah 45

6. Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara


Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda beda, tetapi
tetap satu jua.

9
3.4 Keterkaitan Pancasila, UUD 1945 dan Proklamasi 17 Agustus 1945

Pancasila, UUD 1945 dan Proklamasi 17 Agustus 1945 mempunyai hubungan dalam
dua aspek, yaitu aspek kesejarahan, dan aspek kemakmuran. Hubungan aspek kesejarahan,
yaitu bahwa riwayat singkat perumusan dan kesepakatan Pancasila bersama dengan perumusan
naskah Proklamasi dan Undang-Undang Dasar, yang dilakukan oleh para tokoh perjuangan
kemerdekaan dan opendiri negara RI. Yang tergabung dalam BPUPKI dan PPKI dri tanggal
29 Mei 1945 sampai dengan tanggal 18 Agustus 1945. hubungan aspek kemakmuran, yaitu
bahwa rumusan Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang merupakan pokok
kaidah negara fundamental, dengan demikian Pancasila mempunyai hakikat, sifat dan
kedudukan serta fungsi sebagai pokok kaidah negara fundamental. Yang menjalankan dirinya
sebagai dasar kelangsungan hidup negara RI yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945.

Negara kesatuan RI yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan


Pancasila sebagai dasar Negaranya dan UUD 1945 sebagai hukum dasar tersebut, merupakan
puncak perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Corak

pergerakan perjuangan kemerdekaan tersebut dapat dibagi atas tiga corak, yaitu ada
yang bercorak kebangsaan, ada yang bercorak religius dan ada yang bercorak sosiolistik.

Pancasila dasar negara kita dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia
yang berasal dari pandangan hidup bangsa yang merupakan kepribadian, bangsa perjanjian
luhur serta tujuan yang hendak diwujudkan. Karena itu pancasila di jadikan idiologi negara.
Pancasila merupakan kesadaran cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur yang memiliki
suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia, melandasi prolamasi kemerdekaan RI 17
Agustus 1945.

10
BAB IV

PENDIDIKAN KARAKTER

4.1 Pendidikan karakter

Merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang
mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk
membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri
demi menuju kearah hidup yang lebih baik.

Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap
moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini
dapat dinyatakanbahwa karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan,
keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Bagan dibawah ini
merupakan bagan kterkaitan ketiga kerangka pikir ini.

4.2 Tujuan Pendidikan Karakter

Lahirnya pendidikan karakter bisa dikatakan sebagai sebuah usaha untuk menghidupkan
spiritual yang ideal. Foerster seorang ilmuan pernah mengatakan bahwa tujuan utama dari
pendidikan adalah untuk membentuk karakter karena karakter merupakan suatu evaluasi
seorang pribadi atau individu serta karakter pun dapat memberi kesatuan atas kekuatan dalam
mengambil sikap di setiap situasi. Pendidikan karakter pun dapat dijadikan sebagai strategi
untuk mengatasi pengalaman yang selalu berubah sehingga mampu membentuk identitas yang
kokoh dari setiap individu dalam hal ini dapat dilihat bahwa tujuan pendidikan karakter ialah
untuk membentuk sikap yang dapat membawa kita kearah kemajuan tanpa harus bertentangan
dengan norma yang berlaku.Pendidikan karakter pun dijadikan sebagai wahana sosialisasi
karakter yang patut dimiliki setiap individu agar menjadikan mereka sebagai individu yang
bermanfaat seluas-luasnya bagi lingkungan sekitar.Pendidikan karakter bagi individu bertujuan
agar :

Mengetahui berbagai karakter baik manusia.


Dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter.
Menunjukkan contoh prilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari.
Memahami sisi baik menjalankan prilaku berkarakter

11
4.3 Nilai-Nilai dalam Karakter

Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu , Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin,
Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta
tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif,Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli
lingkungan, Peduli social, Tanggung jawab.

4.4 Faktor Pendidikan Karakter

Faktor lingkungan dalam konteks pendidikan karakter memiliki peran yang sangat peting
karena perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses pendidikan karakter sangat
ditentunkan oleh faktor lingkungan ini. Dengan kata lain pembentukan dan rekayasa
lingkungan yang mencakup diantaranya lingkungan fisik dan budaya sekolah, manajemen
sekolah, kurikulum, pendidik, dan metode mengajar. Pembentukan karakter melalui rekasyasa
faktor lingkungan dapat dilakukan melalui strategi :

1. Keteladanan
2. Intervensi
3. Pembiasaan yang dilakukan secara Konsisten
4. Penguatan.

Dengan kata lain perkembangan dan pembentukan karakter memerlukan pengembangan


keteladanan yang ditularkan, intervensi melalui proses pembelajaran, pelatihan, pembiasaan
terus-menerus dalam jangka panjang yang dilakukan secara konsisten dan penguatan serta
harus dibarengi dengan nilai-nilai luhur

12

Anda mungkin juga menyukai