Anda di halaman 1dari 22

PEMANFAATAN MEDIA BERBASIS ICT-KOMPUTER TERHADAP

PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Oleh ;

Aldila Andhita N 2101406009

Siti Maisaroh 2101406011

Muhammad Rifai 2101406675

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keberhasilan dalam KBM sangat dipengaruhi oleh guru, siswa dan media
yang digunakan dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Media merupakan
alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan.
Media merupakan alat bantu yang dapat memudahkan pekerjaan. Media dalam
pembelajaran bermacam-macam mulai dari media yang paling sederhana hingga
media yang sangat canggih. Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik
mampu mencipatakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang
telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam
kehidupannya,.

Pada zaman modern seperti sekarang, guru harus pandai memilih media
yang digunakan untuk menyampaikan materi agar anak didiknya merasa tertarik
untuk mengikuti KBM. Ketertarikan tersebut akan membuat siswa lebih mudah
memahamimateri yang disampaikan guru, semangat dan rajin dalam mengikuti
KBM, motivasi belajar juga meningkat sehingga output yang dihasilkan juga baik.

Media yang dianggap up to date sekarang adalah media pembelajaran


berbasis ICT (Information Communication and Tecnology). Indonesia memiliki
wilayah yang cukup luas, namun tidak semua wilayah itu terjangkau oleh
teknologi yang memadai. Banyak daerah pelosok yang masih kesulitan untuk
menerapkan sistem pendidikan yang layak. Sedangkan di daerah metropolitan
pendidikan serta perkembangan ICT sudah begitu luasnya. Percepatan
perkembangan ICT di daerah metropolitan ini belum diimbangi oleh
perkembangn ICT di daerah pelosok (tertinggal). Pendidikan di daerah ini
berjalan apa kadarnya dengan peralatan yang minimal. Akibatnya terjadi berbagai
ketimpangan tentang kualitas pendidikan di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian media yang berbasis ICT?
2. Bagaimana Penerapan Pendidikan Berbasis ICT di Daerah Tertinggal?
3. Bagaimana penggunaan media berbasis ICT di sekolah?
4. Apa kelebihan dan kekurangan media ICT ?

1.3 Tujuan
Penerapan media pembelajaran berbasis ICT bertujuan sebagai berikut:
1. Bagi guru
Untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa
2. Bagi siswa
a. Untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan guru
b. Untuk menambah semangat belajar siswa
c. Untuk mengenalkan teknologi kepada siswa sehingga tidak gaptek

1.4 Manfaat
1. Bagi Guru
a. Guru mampu memilih dan menerapkan media yang sesuai
perkembangan zaman serta tingkat perkembangan siswa.
b. Meningkatkan wawasan IPTEK sehingga guru menjadi SDM yang
berkualitas
2. Bagi siswa
a. Menambah wawasan siswa dalam IPTEK
b. Menambah motivasi belajar siswa
c. Meningkatkan mutu belajar siswa

1.5 Sistematika Penulisan


Makalah ini dikelompokkan menjadi tiga bab. Ketiga bab tersebut memuat rincian
sebagai berikut. Pada Bab I berfungsi untuk memaparkan segala latar belakang
permasalahan yang mendorong penulis untuk memaparkan hal tersebut, rumusan
masalah, tujuan serta manfaat dari pembuatan makalah tersebut.
Bab II berisi pembahasan dari rumusan masalah. Bab III merupakan penutup
yang berisi simpulan dari materi yang dibahas serta saran.

PEMANFAATAN MEDIA BERBASIS ICT-KOMPUTER TERHADAP


PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

2.1 Pengertian Media

Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan
sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat bantu yang dapat memudahkan
pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan
dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan.

Kata media itu sendiri berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk
jamak dari kata “ medium “ yang berarti “ pengantar atau perantara “, dengan
demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi
belajar atau penyalur pesan.

Kit Lay Bourne ( 1985 : 82 ) menyatakan bahwa “ penggunaan media tidak


harus membawa bungkusan berita-berita semua, siswa cukup dapat mengawasi
suatu berita.” Dari pendapat tersebut dapat dihubungkan bahwa penyampaian
materi pelajaran dengan cara komunikasi masih dirasakan adanya penyimpangan
pemahaman oleh siswa. Masalahnya adalah bahwa siswa terlalu banyak menerima
sesuatu ilmu dengan verbalisme. Apalagi dalam proses belajar mengajar yang
tidak menggunakan media dimana kondisi siswa tidak siap, akan memperbesar
pekuang terjadinya verbalisme.

Media yang difungsikan sebagai sumber belajar bila dilihat dari pengertian
harfiahnya juga terdapat manusia didalamnya, benda, ataupun segala sesuatu yang
memungkinkan untuk anak didik memperoleh informasi dan pengetahuan yang
berguna bagi anak didik dalam pembelajaran, dan bagaimana dengan adanya
media berbasis TIK tersebut, khususnya menggunakan presntasi power point
dimana anak didik mempunyai keinginan untuk maju, dan juga mempunyai
kreatifitas yang tinggi dan memuaskan dalam perkembangan mereka di kehidupan
kelak.
Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik mampu mencipatakan
sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk
dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupannya,.
Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan mamahami materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada mereka.

Arief S. Sadiman ( 1984:6 ) mengatakan bahwa media “ adalah segala alat fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti film,
buku dan kaset “. RE Clark ( 1996 : 62 ) mengungkapkan bahwa “ the of of media
to encourage student to invest more afford in hearing has along history “.
Dari pandangan yang ada di atas dapat dikatakan bahwa media merupakan
alat yang memungkinkan anak muda untuk mengerti dan memahami sesuatu
dengan mudah dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama
dibangdingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan
ceramah tanpa alat bantuan. Menurut Soeparno ( 1987:8 ) menyebutkan ada
beberapa alasan memilih media dalam proses belajar mengajar, yakni :

a. ada berbagai macam media yang mempunyai kemungkinan dapat kita


pakai di dalam proses belajar mengajar,
b. ada media yang mempunyai kecocokan untuk menyampaikan informasi
tertentu,

c. ada perbedaan karakteristik setiap media,

d. ada perbedaan pemakai media tersebut, dan

e. ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media dipergunakan.


Bertitik tolak dari pendapat tersebut, jelaslah bahwa memilih media tidak mudah.
Media yang akan digunakan harus memperhatikan beberapa ketentuan dengan
pertimbangan bahwa penggunaan media harus benar-benar berhasil guna dan
berdaya guna untuk meningkatkan dan memperjelas pemahaman siswa.

Winn (1996) menambahkan ada tiga peranan media dalam pendidikan,


1. Media pembelajaran yang dalam hal ini berfungsi sebagai penyampaian pesan
khusus,
2. Sebagai pembentuk lingkaran perantara dimana media membantu siswa
melakukan eksplorasi dan membentuk pemahaman suatu pengetahuan,
3. Mengembangkan kemampuan kognitif, dinama media dipergunakan sebagai
model atau perluasan mental kemampuan

2.2 Penerapan Pendidikan Berbasis ICT di Daerah Tertinggal

Indonesia memiliki wilayah yang cukup luas, namun tidak semua wilayah itu
terjangkau oleh teknologi yang memadai. Banyak daerah pelosok yang masih
kesulitan untuk menerapkan sistem pendidikan yang layak. Sedangkan di daerah
metropolitan pendidikan serta perkembangan ICT sudah begitu luasnya.
Percepatan perkembangan ICT di daerah metropolitan ini belum diimbangi oleh
perkembangn ICT di daerah pelosok (tertinggal). Pendidikan di daerah ini
berjalan apa kadarnya dengan peralatan yang minimal. Akibatnya terjadi berbagai
ketimpangan tentang kualitas pendidikan di Indonesia. Berdasarkan pengalaman
dari negara-negara yang telah sukses menerapkan ICT untuk mengembangkan
pendidikan di negaranya, maka pengalaman tersebut hendaknya menjadi motivasi
serta referensi bagi pemerintah untuk mewujudkan pasal 31 UUD 45: ”Setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak”. Kita dapat menggali
pengalaman dari negara Thailand (dikutip dari: Belawati, tian., Thailand-ICT Use
In Education), rencana nasional Thailand untuk mengintegrasikan sarana dan
prasarana dalam pendidikan dan pelatihan pada semua jenjang tidak hanya pada
bidang sains dan teknologi namun juga mencakup seluruh aspek.

Hal ini memunculkan inisiatif Thailand untuk melakukan beberapa hal berikut:
1. Menyediakan guru, dosen, profesor, siswa dan mahasiswa kesempatan untuk
belajar mengimplementasikan ICT.

2. Menciptakan link untuk sekolah, universitas, dan perpustakaan online.

3. Optimalisasi pemanfaatan ICT dan pembelajaran jarak jauh untuk memenuhi


kebutuhan akan pebelajaran yang kontinu.

Perhatian yang khusus ditujukan bagi masyarakat tertentu yang masih belum
familiar dengan ICT. Metode dari Thailand tersebut dapat kita generalisasi untuk
memberikan solusi bagi kesenjangan pendidikan yang dirasakan oleh masyarakat
Indonesia yang tinggal di daerah pelosok (tertinggal). Solusi yang mungkin dapat
dipertimbangkan oleh pemerintah dalam mengatasi hal tersebut di antaranya
adalah:

A. Duta daerah tertinggal — Program untuk mengundang duta daerah


tertinggal yang terdiri dari perwakilan guru, dosen, siswa maupun
mahasiswa dari daerah tersebut untuk mengikuti paket pelatihan
pengenalan dan pemanfaatan ICT untuk daerahnya. Bagi mereka yang
menjadi duta daerah diberi persyaratan untuk menggali kelemahan
daerahnya khususnya bidang pendidikan dan setelah menempuh paket
pelatihan mereka diharapkan mampu menjawab solusi untuk daerahnya
terkait dengan pemanfaatan ICT. Dengan adanya duta daerah tertinggal
tersebut diharapkan mampu menularkan pengetahuan tentang ICT kepada
masyarakat di daerahnya.
B. Simple Link– Setelah mengetahui daerah-daerah yang masih belum
menerapkan ICT, maka diharapkan pemerintah membuatkan simple link
dalam setiap instansi pendidikan untuk akses informasi bagi masyarakat
daerah tersebut.
C. Optimalisasi potensi ICT daerah tertinggal–Pemberdayaan duta daerah
tertinggal untuk memberikan ilmunya kepada masyarakat dengan reward
berupa fasilitas ICT (Duta daerah diberi fasilitas laptop atau garansi
internet gratis). Kegiatan ini dapat direalisasikan dalam bentuk pelatihan
pemanfaatan ICT . Dengan mengundang duta daerah tertinggal yang
dilatih paket penerapan ICT untuk kemudian mereka diberi kewajiban
untuk mentransfer ilmu tersebut di daerah mereka. Diharapkan dapat
menjadi solusi bagi pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia.

2.3 Jaringan ICT untuk Pendidikan Jardiknas Diluncurkan

Lama ditunggu momentumnya, Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas)


akhirnya diluncurkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
acara pembukaan Konferensi Menteri-menteri Pendidikan Asia Tenggara
(SEAMEO). Jaringan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT) tersebut
ditujukan untuk menghubungkan 533 simpul di 33 provinsi, 441 kota/kabupaten,
lebih dari 3.600 Sekolah Menengah Atas (SMA), dan lebih dari 84 perguruan
tinggi, serta 61 Kantor Dinas Pendidikan di seluruh Indonesia.

Saat ini, jaringan internet dan intranet untuk pendidikan telah dikembangkan
di sepuluh provinsi yakni seluruh provinsi di Pulau Jawa, Sumatera Barat,
Kalimantan Selatan, Bali, dan Sumatera Selatan. Jaringan tersebut sudah
terpasang 25 persen di SMA/SMK/Madrasah Aliyah di seluruh Indonesia.
Sedangkan, di perguruan tinggi telah dibentuk jaringan tersendiri dengan nama
Inherent (Indonesian Higher Education Network) yang baru tersambung untuk
seluruh perguruan tinggi negeri.

"Program Jardiknas akan menata dan memperkuat tata kelola pendidikan


nasional sebab program ini membantu pemerintah melakukan komunikasi
langsung dengan sekolah dan dinas pendidikan di daerah," kata Mendiknas
Bambang Sudibyo usai acara pembukaan Konferensi Seameo dan Peluncuran
Jardiknas. Indonesia dengan penduduk terbanyak keempat di dunia dengan 247
juta jiwa, keragaman etnik, geologi, geografi, bahasa daerah, dan 17 ribu pulau
memungkinkan terjadinya pertukaran pandangan, wawasan, dan pengalaman
dengan memanfaatkan ICT. Semua itu, lanjut Bambang, untuk meningkatkan
mutu guru dan pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi. Antara lain, bisa
belajar dari jarak jauh. Besarnya spectrum permasalahan yang harus dikelola
Depdiknas, baik persoalan guru, murid, rehabilitasi sekolah serta kondisi
geografis yang sering menjadi kendala telah mendorong pemerintah
mengembangkan system jejaring berbasis ICT.

"Sistem tersebut bermanfaat untuk membangun infrastruktur dan


konektivitas informasi dan teknologi skala nasional di lingkungan Depdiknas.
Selain itu,untuk mendukung proses belajar mengajar berbasis ICT," katanya.
Melalui penerapan sistem jejaring ICT untuk bidang pendidikan diharapkan akan
mempermudah pelayanan dan mempercepat penanganan masalah pendidikan
antardaerah di seluruh Indonesia, tambahnya.

Menurutnya, Indonesia akan bertukar pengalaman dalam hal pengembangan


ICT untuk peningkatan mutu pendidikan dengan Malaysia yang telah menerapkan
Smart School sejak tahun 2000. Demikian pula dengan Singapura dan Thailanda
yang memiliki cara sendiri-sendiri dalam pemanfaatan ICT. Dalam Konferensi
SEAMEO ke-42 akan didiskusikan target yang telah dicapai masing-masing
negara dalam pengembangan ICT untuk mendukung peningkatan mutu
pendidikan di sekolah.

2.4 Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dan


Penggunaannya

Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang


tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa
teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal
dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang
digunakan adalah Komputer dan LCD Proyektor. Arief S. Sadiman ( 1996 : 83 )
mengatakan bahwa : Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan
dalam dua jenis, yaitu media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang
terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai ( media by utilization ) dan
media rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk
maksud dan tujuan pembelajaran tertentu.

Dari pernyataan tersebut di atas dapat dikategorikan bahwa media Komputer


dan LCD Proyektor merupakan media rancangan yang didalam penggunaannya
sangat diperlukan perancangan khusus dan didesain sedemikian rupa agar dapat
dimanfaatkan. Perangkat keras ( hard ware ) yang difungsikan dalam
menginspirasikan media tersebut adalah menggunakan satu unit computer lengkap
yang sauah terkoneksikan dengan LCD Proyektor. Dengan demikian media ini
hendaknya menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran khususnya PKn.

a. Komputer sebagai Media Pembelajaran

Aplikasi komputer dalam bidang pembelajaran memungkinkan


berlangsungnya proses belajar secara individual (individual learning).
Pemakai komputer atau user dapat melakukan interaksi langsung dengan
sumber informasi. Perkembangan teknologi komputer jaringan (computer
network/Internert) saat ini telah memungkinkan pemakainya melakukan
interaksi dalam memperoleh pengetahuan dan informasi yang diinginkan.
Berbagai bentuk interaksi pembelajaran dapat berlangsung dengan tersedianya
medium computer.

Beberapa lembaga pendidikan jarak jauh di sejumlah negara yang telah


maju memanfaatkan medium ini sebagai sarana interaksi. Pemanfaatan ini
didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh komputer dalam memberikan
umpan balik (feedback) yang segera kepada pemakainya. Contoh penggunaan
internet ini adalah digunakan oleh Universitas terbuka dalam penyelenggaraan
Universitas Terbuka Jarak Jauh disamping mahasiswa mendapat modul untuk
proses belajar mengajar dia juga dapat mengakses informasi melalui internet.
Kuliah lewat Internet oleh IBUteledukasi.com. Universitas virtual
IBUteledukasi ini didirikan oleh Adi sasono, Ketua Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI) bekerjasama dengan Universitas Tun Abdul Razak
(Unitar) Malaysia yang sudah lebih dulu menyelenggarakan perkuliahan
online.
Pada pendidikan jarak jauh Fakultas Kedokteran Universitas Gajah
Mada. Interaksi pembelajaran pada program Magister Manajemen Rumah
Sakit dan Magister Manajemen Pelayanan Kesehatan dilakukan melalui surat
elektronik (e-mail) mahasiswa harus menjawab 75% pertanyaan melalui e-
mail. Contoh lain pemanfaatan jaringan komputer dilakukan di Universitas
Indonesia (UI). Sejak tahun 1994 UI telah mengembangkan infrastruktur
informasi yang dikenal dengan nama Jaringan Universitas Indonesia Terpadu
(JUITA). JUITA menghubungkan sebelas fakultas dan lembaga-lembaga
penting yang ada di UI dengan menggunakan jaringan serat optik ( Sri Hartati,
dkk 1997 dalam Benny A. Pribadi dan Rosita, Tita, 2000).

 Kelebihan Komputer

Heinich dkk. (1986) mengemukakan sejumlah kelebihan dan juga


kelemahan yang ada pada medium komputer. Aplikasi komputer sebagai
alat bantu proses belajar memberikan beberapa keuntungan. Komputer
memungkinkan mahasiswa belajar sesuai dengan kemampuan dan
kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang
ditayangkan. Penggunaan komputer dalam proses belajar membuat
mahasiswa dapat melakukan kontrol terhadap aktivitas belajarnya.
Penggunaan komputer dalam lembaga pendidikan jarak jauh memberikan
keleluasaan terhadap mahasiswa untuk menentukan kecepatan belajar dan
memilih urutan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan
komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh
pemakainya, yang diistilahkan dengan "kesabaran komputer", dapat
membantu mahasiswa yang memiliki kecepatan belajar lambat. Dengan
kata lain, komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi
mahasiswa yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat memacu
efektivitas belajar bagi mahasiswa yang lebih cepat (fast
learner).Disamping itu, komputer dapat diprogram agar mampu
memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberikan
pengukuhan (reinforcement) terhadap prestasi belajar mahasiswa. Dengan
kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar pemakainya (record
keeping), komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan
skor hasil belajar secara otomatis. Komputer juga dapat dirancang agar
dapat memberikan preskripsi atau saran bagi mahasiswa untuk melakukan
kegiatan belajar tertentu. Kemampuan ini mengakibatkan komputer dapat
dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran yang bersifat individual
(individual learning). Kelebihan komputer yang lain adalah kemampuan
dalam mengintegrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik
(graphic animation). Hal ini menyebabkan komputer mampu
menyampaikan informasi dan pengetahu-an dengan tingkat realisme yang
tinggi. Hal ini me-nyebabkan program komputer sering dijadikan sebagai
sarana untuk melakukan kegiatan belajar yang bersifat simulasi. Lebih
jauh, kapasitas memori yang dimiliki oleh komputer memungkinkan
penggunanya menayangkan kembali hasil belajar yang telah dicapai
sebelumnya. Hasil belajar sebelumnya ini dapat digunakan oleh siswa
sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan kegiatan belajar selanjutnya.
Keuntungan lain dari penggunaan komputer dalam proses belajar
dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya
yang relatif kecil. Contoh yang tepat untuk ini adalah program komputer
simulasi untuk melakukan percobaan pada mata kuliah sains dan
teknologi. Penggunaan program simulasi dapat mengurangi biaya bahan
dan peralatan untuk melakukan percobaan. (Benny A. Pribadi dan Tita
Rosita, 2002:11-12).

 Kekurangan Komputer
Selanjutnya Benny dan Tita (2000) memberi penjelasan. Disamping
memiliki sejumlah kelebihan, komputer sebagai sarana komunikasi
interaktif juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pertama adalah
tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer,
terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran. Disamping
itu, pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan komputer yang meliputi
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan
biaya yang relatif tinggi. Oleh karena itu pertimbangan biaya dan manfaat
(cost benefit analysis) perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk
menggunakan komputer untuk keperluan pendidikan. Masalah lain adalah
compatability dan incompability antara hardware dan software.
Penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan perangkat
keras dengan spesifikasi yang sesuai. Perangkat lunak sebuah komputer
seringkali tidak dapat digunakan pada komputer yang spesifikasinya tidak
sama. Di samping kedua hal di atas, merancang dan memproduksi
program pembelajaran yang berbasis komputer (computer based
instruction) merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Memproduksi
program komputer merupakan kegiatan intensif yang memerlukan waktu
banyak dan juga keahlian khusus.

b. Media Berbasiskan Komputer

Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan

 Praktek dan latihan (drill and practice)


 Tutorial

 Permainan (games)

 Simulasi (simulation)

 Penemuan (discovery)
 Pemecahan masalah (problem solving)

(Heinich,et.al 1996)

Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk


kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer
mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam
bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan dan
internet, komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran.

Dibalik kehandalan komputer sebagai media pembelajaran terdapat


beberapa persoalan yang sebaiknya menjadi bahan pertimbangan awal bagi
pengelola pengajaran berbasis komputer:

1. Perangkat keras -dan lunak- yang mahal dan cepat ketinggalan


jaman
2. Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan
perangkat yang dibeli saat ini beberapa tahun kemudian akan
ketinggalan zaman

3. Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal


perlu pendamping guna menjelaskan penggunaannya. Hal ini bisa disiasati
dengan pembuatan modul pendamping yang menjelaskan penggunaan dan
pengoperasian program.

c. Pemakaian Komputer dalam Proses Belajar

Sebelumnya perlu dijelaskan istilah CAI dan CMI yang digunakan


dalam kegiatan belajar dengan komputer.

CAI; yaitu penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk


menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan
belajar siswa. CAI dapat sebagai tutor yang menggantikan guru di dalam
kelas. CAI juga bermacam-macam bentuknya bergantung kecakapan
pendesain dan pengembang pembelajarannya, bisa berbentuk permainan
(games), mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikonkritkan
dalam bentuk visual dan audio yang dianimasikan.
CMI; digunakan sebagai pembantu pengajar menjalankan fungsi administratif
yang meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi siswa, database buku/e-
library, kegiatan administratif sekolah seperti pencatatan pembayaran, kuitansi
dll.
Pada masa sekarang CMI & CAI bersamaan fungsinya dan kegiatannya
seperti pada e-Learning, dimana urusan administrasi dan kegiatan belajar
mengajar sudah masuk dalam satu sistem.

d. Pemakaian Komputer dalam Kegiatan Pembelajaran

Untuk Tujuan Kognitif

Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-


langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat
menjelaskan konsep tersebut dengan dengan sederhana dengan penggabungan
visual dan audio yang dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan
pembelajaran mandiri.

Untuk Tujuan Psikomotor

Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi
sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa
contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang
dalam medan yang paling berat dan sebagainya.

Untuk Tujuan Afektif


Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara
atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun
dapat dilakukan mengunakan media komputer.

e. E-Learning
Pembelajaran Elektronik

Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic


learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-
learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid)
tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan
dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal
target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus
dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.

1) Plus Minus E-learning

Seperti Sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah


mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis.
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi,
peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik.
Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-
bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian
itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi
pembelajaran.

Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi


berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil
peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang
oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer.
Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah :
1. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir;
2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan
wawasannya;
3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.

Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi


secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang
elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-
learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri
dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai
kelebihan dan kekurangan.

2) Sejarah dan Perkembangan E-learning

E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan


oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem
instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer
bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa
adalah:
(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai
bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun
berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun
multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.

(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak
tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan
diproduksi secara massal.

(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan


perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi
dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat
mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah
halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin
pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar
LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul
misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT
Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.

(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web.


Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang
secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar
mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah,
dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia ,
video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format
data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pencapaian tujuan pembangunan nasional juga sangat ditentukan oleh


kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia yang kualitas menunjukan
kualitas pendidikan dari suatu bangsa. Peran pendidikan yang menentukan
tercapinya sumberdaya manusia. Pendidikan yang bermutu berarti dapat
menghasilkan sumberdaya manusia yang mampu bersaing di ere global ini. Salah
satu unsur yang sangat mempengaruhi pendidikan bermutu pada era global ini
adalah penerapan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media
pembelajaran dalam proses pendidikan. Penerapan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai media pembelajaran dalam proses pendidikan sangat
bermanfaat bagi bagi unsur-unsur yang terlibat dalam efektivitas proses
pendidikan seperti bagi pengembangan profesionalisme guru, siswa maupun
sebagai sumber informasi dari berbagai ilmu di seluruh dunia.

Apabila seluruh proses pendidikan di Indonesia menggunakan ITC dalam


pendidikan maka mungkin saja proses pembelajaran yang dihasilkan akan lebih
efektif dan efisien. Dengan kata lain mencari ilmu tidak perlu mengeluarkan biaya
yang banyak untuk berkeliling dunia tetapi hanya dengan beberapa rupiah kita
sudah dapat mengakses informasi dari berbagai belahan dunia, pengetahuan dan
wawasan kita bertambah yang tentunya dapat mampu bersaing di era globalisasi
ini, kita dapat mempu membangun bangsa ke arah yang lebih baik karena
dipimpin oleh sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan demikian maka ICT
sangat berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan yang secara tidak langsung
berpengaruh pada pembangunan suatu bangsa. Namun perlu disadari bahwa
penerapan ICT bisa menjadi masalah baru apabila sekolah tidak siap. Untuk itu
perlu diberikan kesadaran kepada seluruh stakeholder pendidikan agar
memberikan dukungan bagi kemajuan pendidikan, pemerintah perlu
mensosialisaikan kepada guru tentang pentingnya pemenfaatan media dalam
pembelajaran sehingga kesadaran guru lebih baik lagi, pemerintah perlu
melengkapi sarana yang diperlukan untuk pemanfaatan media dan penerapan mata
pelajaran teknologi komunikasi dan informasi kepada seluruh sekolah.

3.2 Saran

Pendidikan di Indonesia harus lebih ditingkatkan agar tidak ketinggalan dengan


Negara lain. Untuk itu diperlukan media yang canggih dan berkualitas dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Dengan media baik dan unik, siswa akan
merasa tertarik mengikiti KBM, semangat belajar siswa meningkat sehingga
output yang dihasilkan juga baik.Guru seharusnya pandai dan selektif dalam
membuat media demi peningkatan mutu siswa didik
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Dwi Nur Alfan ( Http : // azizgo – blog. Blog sport. Com /. )

Melda end Dewi. Manfaat pendidika berbasis ICT, kamis 16 April 2009

Pemanfaatan media berbasis ICT terhadap pembelajaran di sekolah di


posting oleh Rulam 2009.

Pemanfaatan media berbasis ICT terhadap pembelajaran di sekolah di


posting oleh Sri Hidayati , September 2009.

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Soeparno, s. 1987. Media Pengajaran Bahasa.Yogyakarta: Intan Pariwara

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.

Anda mungkin juga menyukai