NPM : 1441172107159
Kelas/Semester : 7/C
Setiap koran pastilah memiliki ciri khas dalam bentuk tulisan maupun
bentuk perwajahan atau tampilan awal setiap koran. Dalam hal ini saya akan
melakukan analisis perbedaan dua media cetak tersebut yaitu Koran Kompas dan
Jawa Pos. Dalam Kompas dan Jawa pos, terdapat dua berita utama (Headline)
yang memiliki topik yang sama. Tetapi memiliki judul berita yang berbeda.
Analisis pertama yaitu Koran kompas memiliki headline tetapi dalam satu
kolom terdapat dua judul. Untuk judul yang pertama yaitu PCC Sudah lama
dilarang dan yang kedua PCC yang membuat heboh.
Untuk headline dalam koran kompas dengan judul yang pertama PCC
Sudah lama dilarang, dalam isi berita tersebut menjelaskan mengenai obat PCC
yang dilarang edar sejak 2013 dan banyak disalahgunakan. Dalam hal ini lead
yang baik harus lah terdapat unsur 5W+1H, pada berita tersebut disusun sebagai
berikut:
Pada lead diatas terdapat unsur Apa, Siapa, Dimana, Kapan dan Mengapa.
Jika dilihat judul berita dan lead tersebut sudah sesuai dengan di ikuti kalimat
penjelas. Selanjutnya pada paragraf ketiga memfokuskan kepada hasil wawancara
Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara, seperti dalam kutipan kalimat:
Untuk judul yang kedua PCC yang membuat heboh. Isi berita tersebut
lebih menekankan kepada penjelasan kandungan obat PCC seperti dalam kalimat
berikut:
Selintas obat ini tak berbahaya karena PCC merupakan
campuran parasetamol, kafein, dan karisprodol. Parasetamol
adalah obat penurun panas. Kafein merupakan zat alkaloid yang
ditemukan di berbagai jenis tanaman, terutama kopi, kola dan
teh. Zaat ini bersifat merangsang sistem saraf pusat dan diuretik
(merangsang buang air kecil). Sementara karisprodol adalah
obat untuk relaksasi otot.
Pada judul yang kedua ini, isi berita obat PCC banyak dijelaskan dari
berbagai situs, dan kompas selalu memberikan hasil wawancara dengan pihak
yang lebih berwenang. Dan juga terdapat sub judul Menimbulkan euforia, sub
judul tersebut sebagai penguat isi dari berita yang disajikan oleh Kompas.
Analisis kedua yaitu Jawa Pos. Berita pada koran Jawa Pos, yang satu
kolom headline terdapat dua judul. Judul yang pertama Mudah Beli PCC di
Kendari, dan 15 Korban Masih Dirawat di Rumah Sakit. Untuk judul yang
pertama yaitu Mudah Beli PCC di Kendari, terdapat lead berita tersebut
disusun sebagai berikut:
Lead yang baik harus lah terdapat unsur 5W+1H, diatas saya menemukan
unsur Apa, Dimana, Mengapa. Jika dilihat dari kesesuaian lead dengan judul
cukup sesuai karena telah dijelaskan bagaimana obat PCC tersebut bisa mudah
dibeli karena lemahnya pengawasan pihak berwajib.
Pada awal paragaraf berita koran Jawa Pos ini memfokuskan hasil
wawancara kepada beberapa korban yang telah menggunakan obat PCC tersebut.
Terhitung ada tiga korban yang diwawancarai dan terdapat pada salah satu
paragraf ke sepuluh, seperti dalam kalimat berikut:
Pemuda lainnya, Endi, membenarkan bahwa PCC tidak sulit
didapatkan. Dia membelinya di dekat gerbang kompleks P2ID
Kota Kendari. Harganya Rp 25 ribu, dapat 10 butir yang
dimasukkan dalam sachet yang dibungkus plastik kuning. Saya
tahu namanya PCC karena di tabletnya tertulis begitu, papar
Endi.
Kesimpulannya perbedaan dari dua media cetak ini sudah terlihat pada
Judul berita, untuk Kompas judul berita tersebut langsung kepada topik yaitu obat
PCC, dan tidak menyudutkan siapapun, bahkan isi berita tersebut sangat
memfokuskan kepada hasil wawancara dengan para pihak berwajib dan juga
menjelaskan bagaimana kandungan obat PCC tersebut. Kompas juga memiliki ciri
khas, yaitu memberikan penekanan isi berita dengan sub judul. Untuk perwajahan
dari headline Kompas tidak menggunakan foto korban maupun bentuk dari pil
tersebut, hanya menggunakan foto obat secara umum, yaitu simbol penggunaan
obat.
Sedangkan untuk Jawa Pos, sangat terlihat jelas dari judul berita tersebut
seperti menyudutkan pihak berwajib yaitu KEMENKES dan BPOM. Terlihat
pada anak judul (kicker) Ke mana KEMENKES Ke mana BPOM?. Jawa Pos
dalam membuat judul pun terlalu banyak. Seperti halnya judul yang pertama
Mudah Beli PCC di Kendari, ternyata masih ada penambahan judul lagi pada
halaman lanjutan yaitu Juga ditemukan di Mamuju dan Makassar, menurut
saya ini terlalu bertele-tele. Isi beritanya pun fokus terhadap hasil wawancara para
korban. Untuk perwajahan dari headline Jawa Pos yaitu menggunakan gambar
korban yang telah menggunakan obat PCC, dan gambar dari obat PCC yang
ditemukan di Makassar.