Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan
pasien, namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu teknologi pelayanan kesehatan yeng menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya kejadian yang tidak diharapkan (KTD) atau adverse event apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.
Keselamatan pasien merupakan isu global sehingga menjadi
prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal ini juga berkaitan dengan mutu pelayanan kesehatan pada umumnya serta mutu pelayanan puskesmas pada khususnya.
Pada saat ini, di Puskesmas X terdapat bermacam obat, prosedur
dan tindakan serta alat-alat kesehatan yang canggih, dan bermacam profesi kesehatan yang siap memberikan pelayanan selama 24 jam. Keberagaman dan kerutinan pelayanan yang tanpa henti apabila tidak dikelola dengan baik maka dapat menyebabkan terjadinya KTD.
Keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat. Sehingga
diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien tersebut.
II. RUANG LINGKUP
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana puskesmas
membuat asuhan pasien menjadi lebih aman yang meliputi asesmen resiko, identifikasi danpengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemapuan belajar dari insiden dan tindak lanjut serta implementasi solusi untuk meminimalkan resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cederayang disebaban oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien. Terdiri dari KTD (kejadian Tidak Diinginkan) yaitu inisden yang mengakibatkan cedera pada pasien, KNC (Kejadian Nyaris Cedera) yaitu terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien, KTC (Kejadian Tidak Cedera) yaitu insiden yang sudah terpapar ke pasien tetapi tidak timbul cedera, KPC (kejadian Potensial Cedera) yaitu kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera tetapi belum terjadi insiden.
Standar keselamatan pasien terdiri dari7standar yaitu:
Standar 1 :Hak pasien
Pasien dan keluarga mempunya hak untuk mendapatkan informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan KTD. Kriterianya :
1. Harus ada dokter penanggung jawab pasien
2. Membuat rencana layanan 3. Wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya
Standar 2 : Mendidik pasien dan keluarga
Puskesmas wajib mendidik pasien dan keluarga tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Sehingga pasien:
1. Memberikan informasi yang benar, jelas dan lengkap dan jujur
2. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab keluarga 3. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti 4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan 5. Mematuhi instruksi dan[eraturan puskesmas 6. Memenuhi kewajiban finansial yang sudah ditetapkan sebelumnya
Standar 3 :keselamatan pasien dan kesinambungan layanan
Puskesmas menjamin kesinambungan layanan dan menjamin koordinasi
antar tenaga dan anatr unit layanan. Terdapat koordinasi mulai dari pasien mendaftar, pemeriksaan, perencanaan layanan, tindakan pengibatan, rujukan dan saat pasien meninggalkan puskesmas.
Standar 4:penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
Standar 5 : peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien
Standar 6 : Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Standar 7: Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Sasaran keselamatan pasien terdiri dari :
1. SKP 1 :ketepatan identifikasi pasien 2. SKP 2: peningkatan komunikasi yang efektif 3. SKP 3 : peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert) 4. SKP 4 :kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi 5. SKP 5 : pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan 6. SKP 6 : pengurangan resiko pasien jatuh
III. TATA LAKSANA
Tata laksana yangdilakukan adalah :
1. Membentuk tim keselamatan pasien puskesmas (SK Kepala
Puskesmas X) 2. Membuat dan menetapkan prosedur (SOP) yang berhubungan dengan keselamatan pasien 3. Menetapkan indikator keselamatan pasien, melakukan pengumpulan data/pengukuran instrumen keselamatan pasien, melakukan analisa, evaluasi dan tindak lanjut 4. Mengembangkan suatu sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal tentang insiden disetiap unit pelayanan 5. Melakukan pelaporan insiden kepada tim keselamatan pasien puskesmas 6. Menerapkan 7 standar keselamatan pasien 7. Mengembangkan standar pelayanan medis berdasarkan hasil analisis akar masalah dan FMEA minimal 1 tahun sekali (manajemen resiko klinis) 8. Menetapkan prosedur di setiap unit layanan yang dipatuhi oleh setiap petugas dalam melakukan pelayanan kepada pasien 9. Melakukan pelatihan secara berkelanjutan untuk meingkatkan kompetensi petugas
IV. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan sebagai berikut :
1. Setiap unit kerja mencatat semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (KNC, KPC, KTD) dalam suatu buku insiden atau formulir laporan 2. Setiap unit kerja melaporkan semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien (KNC, KPC, KTD) kepada tim keselamatan pasien puskesmas 3. Tim keselamatan pasien melakukan analisis akar penyebab masalah semua kejadian yang dilaporkan oleh unit kerja, merekomendasikan solusi pemecahan dan melaporkan kepada Kepala Puskesmas X PANDUAN PENGGUNAAN ANGGARAN DI PUSKESMAS X
I. PENDAHULUAN II. RUANG LINGKUP III. TATA LAKSANA IV. PENCATATAN DAN PELAPORAN
PANDUAN PEMBUKUAN ANGGARAN
DI PUSKESMAS X
I. PENDAHULUAN II. RUANG LINGKUP III. TATA LAKSANA IV. PENCATATAN DAN PELAPORAN