Kak Kusta 2017
Kak Kusta 2017
HALAMAN
I PENDAHULUAN................................................................................................................. 2
III TUJUAN................................................................................................................................... 5
A. VISI ............................................................................................................................... 5
B. MISI ............................................................................................................................... 6
C. MOTO ........................................................................................................................... 7
D. NILAI .............................................................................................................................. 7
E. STRATEGI ....................................................................................................................... 7
A. VISI ................................................................................................................................ 8
B. MISI ............................................................................................................................... 8
IX SASARAN ............................................................................................................................... 11
X PEMBIAYAAN ......................................................................................................................... 11
A. PENDAHULUAN
Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan
permasalahan yang sangat kompleks dan merupakan permasalahan kemanusiaan
seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada penderita bukan hanya dari medis saja tetapi juga
adanya masalah psikososial sebagai akibat penyakitnya. Dalam keadaan ini warga
masyarakat berupaya menghindari penderita. Sebagai akibat dari masalah-masalah
tersebut akan mempunyai efek atau pengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara,
karena masalah-masalah tersebut dapat mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna
sosial, tuna wisma, tuna karya dan ada kemungkinan mengarah untuk melakukan
kejahatan atau gangguan di lingkungan masyarakat. Program pemberantasan penyakit
menular bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit, menurunkan angka kesakitan dan
angka kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut sehingga memungkinkan tidak
lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit kusta adalah salah satu penyakit
menular yang masih merupakan masalah nasional kesehatan masyarakat, dimana
beberapa daerah di Indonesia prevalens rate masih tinggi dan permasalahan yang
ditimbulkan sangat komplek. Masalah yang dimaksud bukan saja dari segi medis tetapi
meluas sampai masalah sosial ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan sosial. Pada
umumnya penyakit kusta terdapat di negara yang sedang berkembang, dan sebagian besar
penderitanya adalah dari golongan ekonomi lemah. Hal ini sebagai akibat keterbatasan
kemampuan negara tersebut dalam memberikan pelayanan yang memadai di bidang
kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat.
Di Indonesia pengobatan dari perawatan penderita kusta secara terintegrasi dengan
unit pelayanan kesehatan (puskesmas sudah dilakukan sejak pelita I). Adapun sistem
pengobatan yang dilakukan sampai awal pelita III yakni tahun 1992, pengobatan dengan
kombinasi (MDT) mulai digunakan di Indonesia.
Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu negara dengan beban penyakit kusta
yang tinggi. Pada tahun 2013, Indonesia menempati urutan ketiga di dunia setelah India
dan Brazil. Tahun 2013, Indonesia memiliki jumlah kasus kusta baru sebanyak 16.856 kasus
dan jumlah kecacatan tingkat 2 di antara penderita baru sebanyak 9,86% (WHO, 2013).
Penyakit kusta merupakan salah satu dari delapan penyakit terabaikan atau Neglected
Tropical Disease (NTD) yang masih ada di Indonesia, yaitu Filaria, Kusta, Frambusia,
Dengue, Helminthiasis, Schistosomiasis, Rabies dan Taeniasis. Indonesia sudah mengalami
kemajuan yang pesat dalam pembangunan di segala bidang termasuk kesehatan, namun
kusta sebagai penyakit kuno masih ditemukan.
Adapun MISI Puskesmas Tunjung Teja yaitu mendorong kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat, memberi perlindungan kesehatan pada keluarga, masyarakat beserta
lingkungan, memelihara dan meningkatkan kesehatan kepada keluarga, masyarakat atau
golongan masyarakat yang beresiko. Dan sesuai TATA NILAI Puskesmas yaitu SERASI (
Semangat, Ramah, dan Sigap ). Dan harus sesuai Budaya yaitu ASAH, ASIH, ASUH.
B. LATAR BELAKANG
Kusta atau lepra merupakan penyakit yang menyerang sel saraf tepi, dan organ
tubuh dalam jangka panjang mengakibatkan sebagian anggota tubuh penderita tidak dapat
berfungsi dengan normal. kusta disebabkan oleh bakteri tahan yang asam, gram positif,
yaiu micobakterium Leprae. Penularan kusta dapt terjadi melalui kontak langsung dengan
penderita dan udara pernafasan. Namun hal ini tergantung dari imunitas tubuh individu.
Jika imunitas tinggi kemungkinanya untuk menderita penyakit ini sangat jarang.
Kusta termasuk penyakit tertua. Kata kusta Berasal dari bahasa india Khusta dikenal
sejak 1400 tahun sebelm masehi. Kata lepra ada disebut-sebut dalam kitab injil,
terjemahan dari bahasa Hebrew Zaraath, yang sebenarnya mencakup beberapa kulit
lainya. Ternyata bahwa berbagai deskriptip mengenai penyakit ini sangat kabur, apalagi jika
dibandingkan dengan kusta yang kita kenal sekarang ini.
Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa penyakit kusta hanyalah sekedar
sejarah kelam masa lalu. Kenyataannya tidak seperti anggapan banyak orang, penderita
penyakit kusta di Indonesia justru meningkat. Tantangan lain yang tidak kalah beratnya
adalah aspek sosial psikologis yang ditanggung oleh para penderita penyakit kusta. Mereka
mendapat stigma, dan kemudian menjadi korban tindakan diskriminatif, dikucilkan dari
pergaulan sosial, dan sulit memasuki lapangan kerja secara fair.
Selain itu, banyak masyarakat yang beranggapan bahwa penyakit kusta adalah
kutukan dari Tuhan Yang maha Esa atas dosa-dosa yang pernah dibuat, dan kutukan itu
diyakini dapat mendatangkan bencana. Penderita kusta terisolisasi dan dikucilkan dari
masyarakat luas. Bahkan, mereka tidak diakomodir dengan baik oleh masyarakat umum
dan juga beberapa instansi. Mereka dianggap sebagai orang yang perlu dikasihani atau
bahkan dihindari dalam artian tidak diberikan kesempatan untuk berapresiasi dalam hidup
mereka. Kurangnya kesadaran dari penderita kusta untuk berobat juga merupakan alasan
meningkatnya kusta di Indonesia. Dan juga kurang sosialisasi dari tenaga kesehatan untuk
memberikan pengetahuan kepada penderita kusta dan masyarakat yang sehat.
WHO melaporkan pada 115 negara dan teritori pada 2006, prevalensi terdaftar
kusta pada awal tahun 2006 adalah 219.826 kasus. Penemuan kasus baru pada tahun
sebelumnya adalah 296.499 kasus.
Penyakit kusta tersebar di seluruh dunia dengan endemisitas yang berbeda-beda.
Diantara 122 negara yang endemis pada tahun 1985 dengan prevalensi >1/10.000
penduduk, hanya tinggal 6 negara yang masih belum mencapai eliminasi di tahun 2005
yaitu: India, Brazil, Indonesia, Bangladesh, Congo, dan Nepal Antara tahun 1985 hingga
2005 lebih dari 15 juta penderita telah sembuh. Dan 222.367 kasus masih dalam
pengobatan pada awal tahun 2006. Dari 10 negara dengan jumlah kasus baru terbesar di
dunia, Indonesia menempati posisi ke-3 setelah India dan Brazil. Berdasarkan data kusta
awal 2005 Indonesia menempati posisi ke-2 dengan angka prevalensi 0,9 per 10.000
penduduk. Di Indonesia, kasus terbanyak terdapat di Jawa Timur dengan prevalensi rate
1,76 per 10.000 penduduk, dan paling sedikit terdapat di daerah Bengkulu dengan
prevalensi rate 0,17 per 10.000 jumlah penduduk.
Di Indonesia saat ini masih ada 14 Propinsi yang dengan beban kusta yang tinggi,
dengan angka penemuan kasus baru lebih besar dari 10 per 100,000 penduduk atau
penemuan kasus baru di atas 1.000 kasus per tahun. Sampai akhir 2008 tercatat 17.441
kasus baru kusta di Indonesia.
Di Banten sepanjang tahun 2014 tercatat 1.029 kasus penyakit kusta dari berbagai
daerah di provinsi Banten dengan Jumlah Kasus baru 705 orang. Jumlah tersebut naik
dibanding tahun 2013 sebanyak 1.019 penderita dengan jumlah kasus baru sebanyak 683
orang.
Sedangkan di Kabupaten Serang penyakit kusta sampai saat ini masih merupkan
masalah kesehatan yang serius. Kabupaten Serang salah satu penyumbang terbesar
dalam penemuan kasus kusta. Di tahun 2010 jumlah kasus yang ditemukan sebangak 181
kasus dengan jumlah kasus baru sebanyak 31 kasus.
Dilihat dari data diatas penyakit kusta di Kabupaten Serang masih menjadi masalah
yang perlu perhatian yang sangat serius. Untuk mengatasinya perlu kerjasama dan
komitmen kuat dari semua pihak.
C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan cakupan pelayanan program kusta sesuai dengan masalah yang ada,
sehingga dapat meningkatkan penemuan secara dini penderita kusta baru dan bisa
mengobati pasien kusta secara sempurna.
Dengan dasar-dasar pembangunan kesehatan tersebut, untuk dapat mencapai
sasaran pembangunan kesehatan yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Serang, maka UPT Puskesmas Tunjung Teja menetapkan VISI sebagai berikut :
Mewujudkan Masyarakat Tunjung Teja Yang Mandiri Dan Disiplin Untuk Dapat
Hidup Sehat Menuju Masyarakat Tunjung Teja Yang Sehat
2. TUJUAN KHUSUS
a. Mengupayakan peningkatan keterampilan petugas dalam mendeteksi suspect
Kusta.
b. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya deteksi dini
Kusta.
c. Mempertahankan keterampilan petugas kesehatan di unit pelayanan dalam tata
laksana pasien kusta.
SE : Semangat
RA : Ramah
SI : Sigap
E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No. Kegiatan Pokok Rincian kegiatan
1. Pemeriksaan Kontak Serumah 1. Untuk pasien baru, kunjungan rumah dilakukan sesegera mungkin.
2. Pemberian konseling sederhana dan pemeriksaan fisik. Sasarannya adalah keluarga
yang tinggal serumah dengan pasien dan tetangga di sekitarnya.
3. Saat melakukan kunjungan, petugas membawa kartu pasien, alat pemeriksaan, dan
obat MDT.
2. Penyuluhan kusta pada masyarakat Sasarannya adalah seluruh masyarakat desa diwilayah kerja Puskesmas Tunjung Teja
Pelaksanaan :
1. Petugas memberitahukan pada kepala desa minimal 1 hari sebelumnya.
2. Petugas menyiapkan SAP penyuluhan.
3. Petugas menyampaikan materi penyuluhan
4. Petugas memberikan kesempatan peserta untuk tanya jawab
5. Petugas menyampaikan kesimpulan dengan menyampaikan hal-hal yang penting dari
materi penyuluhan
6. Petugas membuat laporan hasil kegiatan
3. Pemeriksaan Anak Sekolah SD Sederajat (school survey ) 1. Sebelum dilakukan pemeriksaan, terlebih dahulu diberikan penyuluhan tentang
kusta kepada siswa dan guru.
2. Pemeriksaan dilakukan pada seluruh siswa kelas 1 s/d 6.
3. Pemeriksaan d ilakukan oleh pengelola program kusta bekerja sama dengan lintas
program atau petugas kesehatan lainnya yang telah mendapat sosialisasi Kusta.
4. Jika pemeriksaan dilakukan oleh lintas program / petugas kesehatan dan
menemukan suspek kusta, maka perlu dirujuk ke dokter dan pengelola program
kusta / ke Puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut.
5. Jumlah siswa yang diperiksa dan kasus baru yang ditemukan dicatat.
G. SASARAN
1. Masyarakat di wilayah Kecamatan Tunjung Teja
2. Sekolah dasar di wilayah Kecamatan Tunjung Teja
3. Lintas program yang berhubungan dengan kegiatan program kusta yaitu,Posyandu,
Pusling,PTM
4. Lintas sektor
H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
1 Program Sosialisasi kusta Petugas 40 Ruang Program Bulan April 1. Datang dalam 1. Membantu 1. Sebagai
Kusta untuk petugas kesehatan orang pertemuan kusta 2017 acara kegiatan acuan
kesehatan dan , lintas Puskesmas Minggu ke- pertemuan. tersebut. dalam
kader kesehatan program, Tunjung 2 2. Mendukung 2. Sebagai penemuan
dan kader Teja secara penuh acuan dalam penderita
kegiatan penemuan baru di
tersebut. penderita masyarakat
3. Sebagai acuan kusta baru. .
petugas 3. Pengaturan
kesehatan jadwal/kerja
dalam sama
penemuan bilamana ada
penderita kegiatan
kusta baru. screening di
masyarakat
dan sekolah
2 Program Pemeriksaan Penderita 20 Rumah Pengelol Jan - Des 1. Pasien dan Petugas Menyediakan
Kusta kontak serumah & keluarga orang penderita a kusta 2017 keluarga kesehatan di fasilitas dan
pasien dan Minggu 2 mendukung wilayah ikut bantuan agar
Bidan terlaksananya serta dalam pelaksanaan
Desa kegiatan. pemeriksaan berjalan
2. Keluarga kontak lancar.
menjadi serumah.
pengawas dan
memonitor
perkembanga
n kesehatan
pasien.
Lokasi Peran
Upaya Tenaga
No. Kegiatan Sasaran Target Pelaksanaa Jadwal Sasaran Linprog Linsek
Kesehatan Pelaksana
n
3. Program Penyuluhan Masyarak 30 Desa Pengelola Jan - Des 1. Datang dalam 1. Petugas 1. Sebagai
Kusta kusta pada at desa orang kusta dan 2017 acara kesehatan motivasi
masyarakat linsek Minggu 3 pertemuan dan bides masyarakat.
terkait 2. Masyarakat membantu
mendukung mengumpu
terlaksananya lkan
kegiatan. masyarakat
2. Memberika
n dukungan
kegiatan
tersebut.
4. Program Screening Masyrakat 2 desa Masyarakat Pengelola Bulan 1. Memeriksakan 1. Membantu 1. Menyediaka
Kusta Kusta/ Rapid kusta, Agustus bila ada terlaksanan n sarana dan
Village Survey ( lintas 2017 kelainan di ya prasarana
RVS ) di program, kulit. kegiatan. bila
Masyarakat dan 2. Kesadaran 2. Saling ditempati
petugas akan status koordinasi kegiatan.
kesehatan kesehatannya. bila ada 2. Menggiring
kegiatan di setiap warga
masyarakat untuk datang
. dalam
3. Sebagai kegiatan
rujukan ke screening..
pengelola 3. Merujuk ke
program puskesmas
kusta bila bila
menemuka ditemukan
n penderita penderita
kusta baru. baru.
3. 4. 4.
Lokasi Peran
Upaya Tenaga
No. Kegiatan Sasaran Target Pelaksanaa Jadwal Sasaran Linprog Linsek
Kesehatan Pelaksana
n
5 Program Screening Kusta Murid 30 SD Sekolah Pengelola September Bersedia 1. Membantu 1. Pihak
Kusta di Sekolah SD/ MI kusta, 2017 dilakukan dalam sekolah
Bidan dan pemeriksaan pelaksanaa menyediaka
perawat kulis, head to toe n kegiatan. n sarana dan
2. Bersama prasarana
lintas yang
program di dibutuhkan.
kegiatan 2. Merujuk ke
screening. puskesmas
jika ada
siswanya
yang suspek
kusta.
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
BULAN
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Sosialisasi kusta
untuk petugas
x
kesehatan dan
kader kesehatan
Pelayanan pasien
kusta di dalam x x x x x x x x x x x x x x x x X x X x X x x x x x x X x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
gedung
Penyuluhan
masyarakat tentang x x x x X x x x x x x x
penyakit kusta
Pemeriksaan
Kontak Serumah ( x x x x x x x x x x x x
Kasus baru & RFT)
Pemeriksaan Anak
Sekolah SD
x x
Sederajat (school
survey )
Rapid Village Survey
x
( RVS )
Catatan :Untuk jadwal pelayanan pasien kusta dalam gedung dilakukan setiap hari Selasa dan Jumat
I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
- Evaluasi penyuluhan dilakukan setiap 1 ( Satu ) bulan sekali oleh Pengelola Kusta
Puskesmas terhadap pelaksanaan kegiatan dimana hal yang dievaluasi adalah ketepatan
jadwal, ketepatan materi, ketepatan sasaran dan partisipasi peserta .
- Evaluasi kinerja program dilakukan setiap triwulan
- Laporan pelaksanaan kegiatan harus disusun pada tiap akhir kegiatan paling lambat 1
minggu setelah kegiatan dilaksanakan.
- Evaluasi dan tindak lanjut terhadap setiap kegiatan ini dilakukan paling lambat 1 bulan
setelah kegiatan dilakukan.
PELAYANAN PASIEN KUSTA
No. Revisi :
SOP Tgl. Terbit : 5 Juli 2017
Halaman : 1/2
1. Pengertian Pelayanan pasien kusta adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan
bagi pasien suspeck kusta
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan pelayanan bagi
pasien suspeck kusta
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Tunjung Teja NO. / /SK /PKM/ I/2017 tentang Jenis-jenis
Pelayanan
4. Referensi -
5. Prosedur / langkah - A. Persiapan Alat
langkah
1. Ruangan yang terjaga privasinya, dan cukup pencahayaan
2. 1 Meja dan 2 Kursi yang diatur berhadapan
3. Almari File yang dapat dikunci.
4. Alat pemeriksaan yang minimal terdiri dari
kapas
Pulpen
Kertas
5. Rekam medis /buku penderita Kusta
6. Buku Kohort
7. Alat tulis
B. Langkah-langkah :
1. Petugas merneriksa perlengkapan untuk pemeriksaan
2. Petugas mernanggil klien dan mempersilahkan masuk ruangan.
3. Petugas mempersilahkan klien duduk dengan nyarnan dikursi yang telah
tersedia.
4. Petugas memberi Salam dan memperkenalkan diri.
5. Petugas merneriksa ulang identitas klien dalarn formulir dokumen
klien.
6. Petugas melakukan anamnesa.
7. Petugas mengatur posisi yang nyaman bagi pasien dan pemeriksa (berhadapan)
8. Petugas melakukan pemeriksaan fisik sesuai tata laksana pemeriksaan penyakit
kusta (Untuk Pasien Baru) dan melakukan POD untuk penderita lama
9. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di buku register pasien dan kohort
10. Petugas berkolaborasi dengan dokter untuk menegakan diagnose dan pemberian
therapy
11. Petugas memberikan penjelasan hasil pemeriksaan
12. Petugas memberikan penyuluhan tentang pengobatan, dampak
pengobatan dan perawatan diri di rumah
13. Petugas memberikan obat dan menjelaskan cara minum
obat
14. Petugas mengevaluasi kernampuan klien dalarn menerima penjelasan.
15. Petugas memberikan kesempatan untuk bertanya pada klien.
16. Petugas memberikan motivasi pada klien agar berobat teratur
17. Bila Klien sudah paham petugas mengucapkan Salam
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait - BP umum
- UKM
N TIDAK BER
O
KEGIATAN YA TIDAK
LAKU
No. Revisi :
SOP Tgl. Terbit : 5 Juli 2016
Halaman : 1/2
1. Pengertian Tata laksana diagnosa kusta adalah rangkaian kegiatan pemeriksaan yang dilakukan
dalam rangka mendiagnosa penyakit kusta.
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah pemeriksaan pasien untuk mendiagnosa penyakit
kusta
4. Referensi -
5. Prosedur / langkah - A. Persiapan Alat
langkah
1. Ruangan yang terjaga privasinya, dan cukup pencahayaan
2. 1 Meja dan 2 Kursi yang diatur berhadapan
3. Almari File yang dapat dikunci.
4. Alat pemeriksaan yang minimal terdiri dari
kapas
Pulpen
Kertas
5. Rekam medis /buku penderita Kusta
6. Buku Kohort
7. Alat tulis
B. Langkah-langkah :
1. Petugas melakukan anamnesa
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
3. Petugas menganalisa hasil pemeriksaan untuk mencari tanda dan gejala (cardinal
sign):
a. Bila ditemukan salah satu dari tanda cardinal sign maka klien dinyatakan
positif menderita kusta, selanjutnya hitung jumlah tanda dan gejala yang
ditemukan untuk menentukan type dan regiment pengobatannya :
Penderita kusta yang mempunyai kelainan dengan jumlah lesi 1-
5, penebalan syaraf hanya 1 disertai dengan gangguan fungsi
dan pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) negatif masuk dalam
kategori type PB
Kelainan kulit dengan jumlah lesi lebih dari 5, penebalan syaraf
lebih dari 2 disertai gangguan fungsi dan pemeriksaan Basil
Tahan Asam (BTA) positif masuk dalam kategori type MB
b. Bila meragukan klien masuk kategori tersangka dengan tindak lanjut :
Observasi pasien selama 3 6 bulan
Lakukan pemeriksaan BTA
c. Bila tidak ditemukan salah satu dari tanda cardinal sign maka klien masuk
dalam kategori bukan penyakit kusta dan diberikan pengobatan sesuai
dengan jenis penyakitnya.
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait - BP umum
- UKM
Halaman : 1
N TIDAK BER
O
KEGIATAN YA TIDAK
LAKU
No. Revisi :
SOP
Tgl. Terbit : 5 Juli 2016
Halaman : 1/4
Tangankananpemeriksamemegangjaritelunjuksampaikelingkingtangankananpen
derita agar telapaktanganpenderitamenghadapkeatas, dandalamposisiekstensi
Dengantangankiripemeriksamembawaujungjaripasienuntukditegakankeatassehi
nggategaklurusterhadaptelapaktanganpasien(seakan-
akanmenunjukkearahhidung) danpasiendimintauntukmempertahankanposisi.
Denganjaritelunjukdantangankiripemeriksamenekanpangkalibujaripasienyaitudar
ibagianbatasantarapunggungtelapaktangankearahmenjauhihidung
/kearahdatangnyaibujariKesimpulan :
Bilategakkeatas(+) tahanan (+) kuat/K
Bilategakkeatas (+), tahanan (-) lemahtahanan
Bilategakkeatas (=), gerakkeatasterbatas .. Lemahgerak
Bilategakkeatas (-), hanyabergerakhorisonta lsejajartelapaktangan
lumpuh/P dengancara yang samamemeriksaibujaritangankiri
Memeriksa kekuatan pergelangan tangan
Tangankiripemeriksamemegangpunggunglenganbawahtangankanan
pasien
Pasiendimintamenggerakanpergelangantangankananatasdankebawa
h/ekstensifleksi
Pasiendimintabertahanpadaposisiekstensi (keatas)
laludengantangankananpemeriksamenekantanganpasienkebawahke
arahfleksiKesimpulan :
Bilatahanan (+) . Kuat /k
Bilatahanan (-) ..lt/lemahtahanan
Bilagerakanfleksi-ekstensi (+) terbatas lg/lemahgerak
Bilagerakanekstensi (-) .lumpuh/
Pemeriksaan rasa raba
.Penderitadimintamengangkatujung kaki
dengantumittetapterletakdilantai / ekstensimaksimal
(sepertiberjalandengantumit)
Penderitadimintabertahanpadaposisiekstensitersebutlalupemeriksad
engankeduatanganmenekan yang
punggungankakipenderitakebawah / kelantaiKesimpulan :
Bilatahanan (+) kuat / k
Bilaekstensi (+), tahanan (-) lemahtahanan /lt
Bilagerakanekstensiterbatas lemahgerak /lg
Bilagerakanekstensi (-) . Lumpuh / P
Pemeriksaan rasa raba kaki
Kaki kananpenderitadiletakkanpadapahakiri,
usahakantelapakkakimengadapkeatas
Tangankiripemeriksamenyanggahujungjari kaki penderita
Cara pemeriksaansamasepertipada rasa rabatangan, titik-
titikyangdiperiksasesuaidengan form POD
Padadaerah yang
menebalbolehsedikitmenekandengancekunganberdiameter 1 cm
Jarakpenyimpangan yang bisaditerima maximal 2,5cm
Kesimpulan:
Bila rasa (+) .v
Bila rasa (+) x
Setelah semua fungsi syaraf selesai diperiksa perlu tindak lanjuti dengan memberi
kesimpulan dengan mengisi 6 pertanyaan pada kolom dibawahnya, Bila pada salah satu /
lebih pertanyaan ya berarti penderita dalam keadaan neuritis / reaksi berat
sehingga perlu segera diobati dengan prednison sesuai petunjuk (dengan
mempertimbangkan kontra indikasinya)
TATALAKSANA
N TIDAK BER
O
KEGIATAN YA TIDAK
LAKU
No. Revisi :
SOP Tgl. Terbit : 5 Juli 2016
Halaman : 1
9. Pengertian Kegiatan rapid village survey ( RVS )adalah rangkaian kegiatan pemeriksaan pasien terduga
kusta dalam satu populasi ( desa ) dalam rangka menemukan secara dini kasus
penyakit kusta.
10. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan Rafid Vilage Survey
11. Kebijakan SK KepalaUPTD Puskesmas DTP Pontang NO. 800/001.p/SK/PKM/ I/2016 tentang
Jenis-jenis Pelayanan
12. Referensi -
13. Prosedur / langkah - A. Persiapan Alat
langkah
1. Ruangan yang terjaga privasinya, dan cukup pencahayaan
2. 1 Meja dan 2 Kursi yang diatur berhadapan
3. Alat pemeriksaan yang minimal terdiri dari
kapas
Pulpen
Kertas
4. Rekam medis /buku penderita Kusta
5. Buku Kohort
6. Alat tulis
B. Langkah-langkah :
1. Tahap Pertama
a. Petugas menjelasan maksud dan tujuan pertemuan pada tim pelaksana
RVS
b. Petugas menjelaskan tanda-tanda dini kusta dan program pengendalian
penyakit kusta.
c. Petugas melakukan tanya jawab.
d. Petugas membagi tugas kelompok kerja ( kelompok untuk deteksi suspek,
kelompok untuk pencatatan, dan kelompok untuk diagnosa serta
verifikator ). Besar dan jumlah kelompok disesuaikan dengan kapasitas
dan sumber daya yang ada. Kelompok kerja bisa dari kader kesehatan,
perangkat desa, dan petugas kesehatan lainnya.
2. Tahap Kedua
a. Petugas melakukan pemeriksaan seluruh desa untuk mencari suspek
yang dijaring oleh kelompok kerja ( target suspek adalah minimum 10 %
dari populasi umum ).
b. Pemeriksaan Pagi hari difokuskan pada suspek dari anak sekolah
sedangkan siang hari pada suspek di masyarakat umum.
c. Petugas membuat kartu bagi pasien baru yang ditemukan pada saat
pemeriksaan dan diberikan pengobatan serta penyuluhan yang
mendalam.
d. Petugas mencatat Suspek dan dijadwalkan untuk periksa ulang di
Puskesmas dalam kurun waktu 3-6 bulan setelah pertemuan.
14. Diagram Alir
N TIDAK BER
O
KEGIATAN YA TIDAK
LAKU