Kegiatan pascapanen padi merupakan tahapan penting setelah padi dipanen.
Kegiatan pascapanen tersebut menentukan mutu dari beras yang dihasilkan. Salah satu kegiatan pascapanen padi adalah penggilingan padi. Penggilingan padi adalah proses pelepasan atau pemisahan butiran padi atau gabah dari bagian-bagian yang tidak dapat dimakan (Patiwiri 2006). Berdasarkan SNI 6128:2015 tentang beras, hasil utama dari proses penggilingan padi adalah beras yang seluruh lapiran sekamnya terkelupas. Selain itu, seluruh atau sebagian lembaga dan lapisan bekatulnya juga telah dipisahkan. Beras yang dihasilkan juga akan diklasifikasikan sesuai persyaratan mutu, seperti derajat sosoh, kadar air, jumlah butir kepala, butih patah, butir menir, butir merah, butir kuning, butir kapur, benda asing, dan butir gabah (BSN 2015). Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pengukuran terhadap rendemen yang dihasilkan oleh alat penggilingan skala laboratorium yang dimiliki. Data yang diambil disesuaikan dengan persyaratan mutu SNI 6128:2015. Selain itu, analisis juga dilakukan untuk membandingkan pengaruh jumlah lintas giling terhadap jumlah rendemen dan ukuran beras. Analisis juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama penyosohan terhadap derajat sosoh secara visual. DAFTAR PUSTAKA [BSN]. Badan Standardisasi Nasional. 2015. SNI 6128:2015: Beras [Internet]. [diunduh 2017 Okt 19]. Tersedia dari: http://sisni.bsn.go.id/index.php/sni_main /sni /detail_sni/22725. Patiwiri AW. 2006. Teknologi penggilingan padi. Jakarta(ID): Gramedia Pustaka.