Anda di halaman 1dari 15

BAB III

PENGUKURAN VISKOSITAS DAN GEL STRENGTH

3.1. TUJUAN PERCOBAAN


Menentukan viskositas relatif lumpur pemboran dengan menggunakan
Marsh Funnel.
Menentukan viskositas nyata (apparent viscosity), plastic viscosity, yield
point dan gel strength lumpur pemboran dengan menggunakan Fann VG
Meter.
Memahami rheology lumpur pemboran.
Mengetahui efek penambahan thinner dan thickener pada lumpur
pemboran.

3.2. DASAR TEORI


Viskositas dan gel strength merupakan bagian yang pokok dalam sifat-sifat
rheology fluida pemboran. Pengukuran sifat-sifat rheology fluida pemboran
penting mengingat efektivitas pengangkatan cutting merupakan fungsi langsung
dari viskositas. Sifat gel pada lumpur juga penting pada saat round trip sehingga
dapat mencegah cutting mengendap di dasar sumur yang dapat menyebabkan
kesukaran pemboran selanjutnya. Viskositas dan gel strength merupakan sebagian
dari indikator baik tidaknya suatu lumpur.
Fluida pemboran dalam percobaan ini adalah lumpur pemboran. Lumpur
pemboran ini mengikuti model-model rheology Bingham Plastic, Power Law.
Diantara ketiga model ini, Bingham Plastic merupakan model yang sederhana
untuk fluida Non-Newtonian.
Yang dimakud dengan fluida Non-Newtonian adalah fluida yang
mempunyai viskositas tidak konstan, bergantung pada besarnya geseran (shear
rate) yang terjadi. Gambar di bawah ini adalah suatu plot pada kertas koordinat
rectangular dari viskositas vs shear rate untuk fluida ini. Pada setiap shear rate
tertentu fluida mempunyai viskositas yan disebut apparet viscosity dari fluida
pada shear rate tersebut.
Berbeda dengan fluida Newtonian yang mempunyai viskositas konstan,
fluida Non-Newtonian memperlihatkan suatu yield stress, yaitu suatu jumlah
tertentu dari tahanan dalam yang harus diberikan agar fluida mengalir seluruhnya.
Dalam percobaan ini, pengukuran viskositas yang sederhana dilakukan
dengan menggunakan alat Marsh funnel. Viskositas ini adalah jumlah detik yang
dibutuhkan lumpur sebanyak 0.9463 liter untuk mengalir keluar dari corong
Marsh funnel. Bertambahnya viskositas ini direfleksikan dalam bertambahnya
apparent viscosity. Untuk fluida Non-Newtonian, informasi yang didapat dengan
Marsh funnel memberikan suatu gambaran rheology fluida yang tidak lengkap
sehinga biasa digunakan untuk membandingkan fluida yang baru (awal) dengan
kondisi sekarang.
Viskositas plastik (plastic viscosity) seringkali digambarkan sebagai bagian
dari resistensi untuk mengalir yang disebabkan oleh friksi mekanik.
Yield point adalah bagian dari resistensi untuk mengalir oleh gaya tarik-
menarik antar partikel. Gaya tarik-menarik ini disebabkan oleh muatan-muatan
pada permukaan partikel yang didispersi dalam fasa fluida.
Gel strength dan yield point keduanya merupakan ukuran dari gaya tarik-
menarik dalam suatu sistem lumpur. Bedanya, gel strength merupakan ukuran
gaya tarik-menarik yang statik sedangkan yield point merupakan ukuran gaya
tarik-menarik yang dinamik.
3.2.1. Penentuan Harga Shear Stress dan Shear Rate
Harga shear stress dan shear rate yang masing-masing dinyatakan dalam
bentuk penyimpangan skala penunjuk (dial reading) dan RPM motor, harus
diubah menjadi harga shear stress dan shear rate dalam satuan dyne/cm2 dan dtk
1
agar diperoleh harga viskositas dalam satuan cp (centipoise). Adapun persamaan
tersebut sebagai berikut :
= 5.077 x C (3.1)
= 1.704 x RPM ..... (3.2)
Dimana :
= shear stress, dyne/ cm2
= shear rate, detik 1
C = dial reading, derajat
RPM = rotation per minute dari rotor
3.2.2. Penentuan Harga Viskositas Nyata (Apparent Viscosity)
Viskositas nyata (a) untuk setiap harga shear rate dihitung berdasarkan
hubungan :
a = ( / )x 100 .. (3.3)
a = (300 x C) / RPM .. (3.4)
3.2.3. Penentuan Plastic Viscosity dan Yield Point
Untuk menentukan plastic viscosity (p) dan yield point (Yp) dalam field
unit digunakan persamaan Bingham Plastic berikut :
p = (600 300) / (600 300) (3.5)
Dengan memasukkan persamaan (3.1) dan (3.2) ke dalam (3.5) didapat :
p = C600 C300 (3.6)
Yp = C300 p ....(3.7)
Dimana :
p = plastic viscosity, cp
Yp = yield point Bingham, lb/ 100 ft2
C600 = dial reading pada 600 RPM, derajat
C300 = dial reading pada 300 RPM, derajat
3.2.4. Penentuan Harga Gel Strength
Harga gel strength dalam 100 lb/ ft2 diperoleh secara langsung dari
pengukuran dengan alat Fann VG. Simpangan skala penunjuk akibat
digerakkannya rotor pada kecepatan 3 RPM, langsung menunjukkan harga gel
strength 10 detik atau 10 menit dalam 100 lb/ ft2.
3.3. ALAT DAN BAHAN
3.3.1. Alat
Fann VG Meter
Mud Mixer
Cup Mud
Cup Marsh Funnel
Timbangan
Gelas Ukur 500 cc
Marsh Funnel
3.3.2. Bahan
Bentonite
Barite
Bahan-bahan pengencer (thinner)
Air tawar (aquadest)
3.3.3. Gambar Alat

1 4
2

4 6

Keterangan:
1. Skala
2. Dial Reading
3. Rotor
4. Cup (bejana)
5. Gear Shift Rod
6. Motor
7. Speed Control Switch

Gambar 3.1. Fann VG Meter


(http://www.gtep.civ.puc-rio.br/imagens/fotos_labs/lirf19.jpg=fan vg meter)
2
1 3

Keterangan:
1. Mixer Cup
2. Mixer Hanging
3. Mixer

Gambar 3.2. Multi Mixer


(http://www.geocities.com/nostalgia_diner/hambeachmilkshake3cream.jpg)
1 2

Keterangan:
1. Marsh Funnel
2. Cup Marsh Funnel

Gambar 3.3. Marsh Funnel


(http://www.gtep.civ.puc-rio.br/imagens/fotos_labs/lirf15.jpg)
3.4. PROSEDUR PERCOBAAN
3.4.1. Prosedur Operasi Standar
3.4.1.1. Marsh Funnel
a. Menyiapkan sampel lumpur yang akan diuji.
b. Menutup lubang corong (mulut bawah) Marsh Funnel dengan jari.
c. Menuangkan lumpur yang akan diuji ke dalam Marsh Funnel melalui
lubang saringan sampai volume lumpur mencapai bagian bawah
saringan.
d. Menyiapkan stopwatch untuk menghitung laju alir lumpur per 1 quart
(946 cc).
e. Menuangkan lumpur ke dalam Cup Marsh Funnel dengan cara
melepaskan jari telunjuk dari corong Marsh Funnel bersamaan dengan
menyalakan stopwatch.
f. Menunggu sampai lumpur memenuhi Cup Marsh Funnel sampai batas
(946 cc), kemudian mencatat waktu yang dibutuhkan lumpur tersebut
untuk mengisi Cup Marsh Funnel.
g. Setelah data viscositas Marsh Funnel diperoleh, Marsh Funnel dan Cup
Marsh Funnel dibersihkan kembali.
3.4.1.2. Fann Viscometer (Fann VG)
a. Menyalakan Fann VG.
b. Menyiapkan lumpur di dalam cup mud.
c. Meletakkan cup pada stage dari Fann VG sesuai dengan posisi kaki cup.
d. Putar knob agar kedudukan stage naik, sampai batas tertentu sehingga
Rotor dan Bob Shaft tercelup di dalam lumpur.
e. Untuk menghitung viskositas plastis, rotor dinyalakan dengan
menggerakkan switch pada posisi High dan kecepatan putar rotor pada
600 RPM
f. Menunggu hingga angka pada pembacaan dial reading mencapai
keseimbangan, kemudian mencatat harga yang ditunjukkan oleh skala
dial reading.
g. Melakukan kembali langkah e-f untuk kecepatan 300, 200, 100, 6 dan 3
RPM.
h. Untuk menghitung Gel Strength, rotor dinyalakan dengan mengerakkan
switch pada posisi High dan kecepatan putar rotor pada 600 RPM
selama 10 detik.
i. Mematikan Fann VG kemudian diamkan lumpur selama 10 detik
(sebelum mematikan Fann VG, pindahkan posisi kecepatan putar rotor
pada 3 RPM).
j. Setelah didiamkan 10 detik, lalu membaca simpangan maksimum yang
ditunjukkan pada dial reading (untuk Gel Strength 10 menit, lama
pendiaman lumpur menjadi 10 menit).
k. Setelah diperoleh data hasil percobaan, bersihkan cup dan merapikan
kembali alat nya.
3.4.1.3. Multimixer
a. Menyiapkan bahan-bahan untuk membuat lumpur.
b. Mengisi cup lumpur dengan air.
c. Mengkaitkan cup pada multi mixer dengan menekan pada penjepit atas
dan meletakkan cup pada penyangga bawah hingga mixer berputar
d. Memasukkan bahan-bahan solid yang akan digunakan.
e. Setelah campuran lumpur selesai dibuat, lepas cup dengan menaikkan
cup , kemudian tarik ke bawah.
f. Bersihkan mixer dengan memasang cup berisi air bersih lalu lap hingga
bersih.
3.4.2. Prosedur Percobaan
3.4.2.1. Mengukur Viskositas Lumpur dengan Marsh Funnel
1. Menutup bagian bawah marsh funnel dengan jari tangan. Tuangkan
lumpur bor melalui saringan sampai lumpur bor menyinggung bagian
bawah saringan (1500 cc).
2. Setelah disediakan bejana yang telah tertentu isinya (1 quart = 946 ml),
pengukuran dimulai dengan membuka jari tadi sehingga lumpur
mengalir dan ditampung dalam bejana tadi.
3. Mencatat waktu yang diperlukan (detik) lumpur untuk mengisi bejana
yang tertentu isinya tadi.
3.4.2.2. Mengukur Shear Stress dengan Fann VG
1. Mengisi bejana dengan lumpur sampai batas yang telah ditentukan.
2. Meletakkan bejana pada tempatnya, serta mengatur kedudukanya
sedemikian rupa sehingga rotor dan bob tercelup ke dalam lumpur
menurut batas yang telah ditentukan.
3. Menggerakkan rotor pada posisi HIGH dan menempatkan kecepatan
putar rotor pada skala 600 RPM. Pemutaran terus dilakukan sehingga
kedudukan skala (dial) mencapai keseimbangan. Mencatat harga yang
ditunjukan oleh skala.
4. Pencatatan harga yang ditunjukkan oleh skala penunjuk setelah
mencapai keseimbangan dilanjutkan untuk kecepatan 300, 200, 100, 6
dan 3 RPM dengan cara yang sama seperti diatas.
3.4.2.3. Mengukur Gel Strength dengan Fann VG
1. Setelah selesai pengukuran shear stress, aduk lumpur dengan Fann VG
pada kecepatan 600 RPM selama 10 detik.
2. Mematikan Fann VG, kemudian mendiamkan lumpur selama 10 detik.
3. Setelah 10 detik menggerakkan rotor pada kecepatan 3 RPM. Baca
simpangan maksimum pada skala penunjuk.
4. Mengaduk kembali lumpur dengan Fann VG pada kecepatan rotor 600
RPM selama 10 detik.
5. Mengulangi kerja diatas untuk gel strength selama 10 menit (untuk gel
strength 10 menit, lama pendiaman lumpur selama 10 menit).
3.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
3.5.1. Hasil Percobaan

Tabel III-1
Pengukuran Viskositas, Yield Point, dan Gel Strength

Viscosit Gel Strength


Lumpur Dasar Additive PV YP
y
PLUG (cp (lb/10 10 10
Air Bentonit PAC PAC (Sc/qua
) 0ft2) (detik) (menit)
(ml) e (gr) -R -L rtz)
Asisten 350 22,5 0.4 - - - - - -
A 350 22,5 0.6 22 12 13 5 4
B 350 22,5 0.8 28 10 12 3 12
C 350 22,5 1 57 14 16 10 22
E 350 22,5 1.2 98 15 20 11 29
F 350 22,5 1.4 170 14 22 9 32
G 350 22,5 0.4 36.905 8 4 3 4
H 350 22,5 0.6 38 7 6 4 5
I 350 22,5 0.8 29.19 3 2.5 3 4
J 350 22,5 1 42 9 8 5 20
K 350 22,5 1.2 44.31 10 12 3 9
L 350 22,5 1.4 56.62 12 13 3 7

3.5.2. Perhitungan
1. Percobaan Pengukuran Viskositas dan Gel Strength
Pengukuran Viskositas (Marsh Funnel)
Lumpur Dasar (350 ml Air + 22.5 gr Bentonite) + 0.4 gr PAC-R
Waktu alir lumpur dalam Marsh Funnel = 22 detik
2. Pengukuran Viskositas Plastik, Yield Point, dan Gel Strength (Viskometer)
Lumpur Dasar (350 ml Air + 22.5 gr Bentonite) + 0.4 gr PAC-R
a) C600 = 37 ; C300 = 25
b) Plastic Viscosity (PV) = (C600 - C300)
= (37 25)

= 12 cp

c) Yield Point (YP) = (C300 PV)


= ( 25 12 )

= 13 lb/100 ft2

d) GS 10 (10 detik) = 5 lb/100 ft2

e) GS 10 (10 menit) = 4 lb/100 ft2


3.6. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini adalah Pengukuran Viskositas dan Gel Strength yang
bertujuan untuk menentukan besar viskositas apparent dan plastic, gel strength
dan yield point pada lumpur pemboran. Sifat-sifat fisik tersebut memegang
peranan dalam fungsi lumpur untuk mengangkat cutting pada operasi pemboran.
Dalam pengukuran harga viskositas apparent, alat yang digunakan adalah
Marsh Funnel. Prinsip kerjanya, berapa lama waktu yang diperlukan lumpur
untuk mengalir melewati Marsh Funnel per 1 quart (946 cc). Pada pengukuran
Gel Strength, Yield Point dan Viskositas plastic, kita menggunakan alat Fann
Viscometer. Prinsip kerjanya, dengan mengaduk lumpur dengan kecepatan
tertentu, yang mana saat lumpur diputar, partikel-partikel padatan yang reaktif
akan cenderung mencapai kestabilannya, sehingga dapat membentuk gel. kita
menggunakan lumpur yang dicampur dengan additive PAC-R atau PAC-L.
Pada percobaan pengukuran viskositas apparent, mula-mula membuat
lumpur dari campuran air 350 ml, bentonite 22.5 gr dan PAC-R 0.4 gr. Setelah
lumpur siap, lumpur dimasukkan kedalam marsh funnel melalui saringan yang
ada didalam alat tersebut dan sebelumnya menutup bagian bawah marsh funnel
dengan jari agar lumpur tidak mengalir keluar. Untuk menentukan viskositas
apaprent lumpur tersebut, dihitung waktu alir yang diperlukan lumpur untuk
mengisi cup pada batas yang telah ditentukan. Pada percobaan pengukuran
viskositas plastic, gel strength dan yield point menggunakan FannVG meter,
mula-mula memasukkan lumpur yang telah dibuat kedalam cup. Kemudian
menempatkan cup pada posisi dan ketinggian yang sesuai dimana posisi rotor
memungkinkan untuk mengaduk lumpur yang ada didalam cup tersebut. Pada
pengukuran viskositas plastic, dapat ditentukan dengan membaca pada dial
reading pada saat menunjukkan angka seimbang dengan pengaturan c600 dan c300.
Sedangkan pada pengukuran gel strength, hampir sama seperti prosedur
pengukuran viskositas plastic, tapi disini pengaturan kecepatannya diambil untuk
simpangan tertinggi dan simpangan terendah yaitu c600 dan c3 pada waktu
pemutaran selama 10 detik dan pendiaman lumpur 10 detik dan 10 menit.
Dilakukan dua kali percobaan pada waktu 10 detik dan 10 menit tujuannya untuk
mengetahui batas trend dari 10 detik ke 10 menit apakah memberikan pengaruh
perubahan gel strength yang signifikan atau tidak. Dan Yield Point (YP) diperoleh
dari selisih antara data pemutaran pada 300 RPM dengan harga Plastic Viscosity.
Dari hasil percobaan tersebut, diperoleh waktu sebesar 22 detik. Lamanya
waktu tersebut dipengaruhi oleh campuran additive, dimana campuran PAC-R
akan memperlambat waktu mengalirnya lumpur. Dan pada percobaan
menggunakan alat Fann VG, diperoleh harga Plastic Viscosity (PV) dari
pengurangan data pada pemutaran pada kecepatan 600 RPM dengan 300 RPM,
sebesar 12 cp, harga Gel Strength (GS) untuk pendiaman 10 detik sebesar 5 dan
pendiaman 10 menit sebesar 4, dan harga Yield Point (YP) diperoleh dari selisih
antara data pemutaran pada 300 RPM dengan harga Plastic Viscosity, sebesar 13
lb/100 ft2. Dari pembacaan grafik, terdapat perbedaan data Plastic Viscosity, Gel
Strength, dan Yield point pada campuran additive PAC-R. Dimana campuran
tersebut akan meningkatkan harga Plastic Viskositas, Gel Strength dan Yield
Point.
Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah saat melakukan pemboran, bit
akan menghancurkan batuan, kemudian sisa-sisa penghancuran batuan pun dapat
mengganggu, maka disirkulasikan lumpur agar cutting (sisa-sisa penghancuran
batuan) tersebut dapat terangkat. Viskositas lumpur mempunyai peranan yang
sangat penting karena berhubungan dengan proses pengangkatan cutting.
Viskositas yang terlalu tinggi dan terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan
pada proses pemboran. Sedangkan nilai gel strength yang besar dapat dipersulit
sirkulasinya lumpur pemboran dan juga menambah beban pompa sirkulasi, selain
itu juga akan memepersulit pemisahan cutting, karena cutting akan sulit dilepas
dari lumpur bor. Akan tetapi, gel strength sangat diperlukan saat round trip untuk
menahan cutting supaya tidak turun dan mengendap dasar sumur. Dan yield point
diperlukan saat sirkulasi untuk mengikat dan membawa cutting kepermukaan.
3.7. KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan:
Waktu lumpur untuk melewati Marsh Funnel = 22 detik.
Plastic Viscosity = 12 cp
Yield Point = 13 lb/100ft2
Gel Strength (10) = 5 lb/100ft2
Gel Strength (10) = 4 lb/100ft2
2. Prinsip kerja pada percobaan ini adalah pada alat Marsh Funnel dengan
memperhitungkan waktu yang diperlukan lumpur untuk mengalir dari alat
menuju cup hingga terisi sesuai batas yang telah ditentukan, sedangkan pada
alat Fann VG meter dengan memanfaatkan gaya setrifugal dengan
mengaduk lumpur hingga memperoleh harga viskositas plastic, gel strength
dan yield point.
3. Aplikasi lapangan pada percobaan ini adalah:
Pengukuran viskositas, Viskositas lumpur mempunyai peranan yang
sangat penting karena berhubungan dengan proses pengangkatan
cutting. Viskositas yang terlalu tinggi dan terlalu rendah dapat
menyebabkan gangguan pada proses pemboran.
Pengukuran gel strength, nilai gel strength yang besar dapat
dipersulit sirkulasinya lumpur pemboran dan juga menambah beban
pompa sirkulasi, selain itu juga akan memepersulit pemisahan
cutting, karena cutting akan sulit dilepas dari lumpur bor. Akan
tetapi, gel strength sangat diperlukan saat round trip untuk menahan
cutting supaya tidak turun dan mengendap dasar sumur.
Pengukuran yield point, nilai yield point diperlukan saat sirkulasi
untuk mengikat dan membawa cutting kepermukaan.

Anda mungkin juga menyukai