S2 2015 357593 Introduction
S2 2015 357593 Introduction
I
PENDAHULUAN
pelayanan kepada setiap warga negara, tanpa pengecualian. Oleh karenanya setiap
bedakan dan diberikan secara cuma-cuma dengan biaya sedemikian rupa sehingga
kelompok paling tidak mampu pun dapat menjangkaunya. Hal ini dikarenakan
sumber pendanaan institusi publik berasal dari dana publik, yang berasal dari
merupakan salah satu pelayanan dasar yang sangat dibutuhkan masyarakat yang
kesehatan merupakan salah satu jenis pelayanan yang harus diberikan Pemerintah
atau Negara kepada warganya. Pasalnya pelayanan kesehatan adalah salah satu
28H Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi bahwa Kesehatan adalah hak
1
dasar setiap individu dan semua warganegara berhak mendapatkan pelayanan
Poliklinik dan Rumah sakit milik Pemerintah bukan lagi sebagai operator tunggal
Imbasnya pelayanan kesehatan bukan lagi dianggap sebagai barang publik, namun
telah bergeser menjadi barang campuran (barang publik dan barang privat),
masyarakat relatif tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Hal ini
pendapatan mereka.
berhak atas jaminan sosial yang dapat memenuhi hidup layak yang pada
terwujud masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur. Salah satu kebijakan
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang merupakan amanat dari Pasal 34
2
ayat 2 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa negara mengembangkan sistem
sejatinya merupakan bukan hal yang baru, namun tindak lanjut dan
dan lebih dikenal dengan istilah Askeskin. Kebijakan ini dimaksudkan untuk
menjamin akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan kurang mampu,
kesehatan milik pemerintah seperti : Puskesmas dan Rumah Sakit serta bebarapa
Puskesmas dan rumah sakit yang ditunjuk Pemerintah. Hal ini sebagai imbas
Hal ini tak lepas bahwa pada pelaksanaan kebijakan Askeskin/Jamkesmas ini
tidak mengenal adanya batasan kuota pelayanan. Pada sisi lain anggaran yang
3
dialokasikan Pemerintah melalui APBN bagi kebijakan ini cenderung tidak
optimal.
pelayanan kesehatan (PPK) dari kas negara. Ketiga untuk menciptakan tranparansi
maka kebijakan Jamkesmas yang selama ini dikelola oleh Pemerintah Pusat
Penerima Bantuan iuran (BPJS PBI). Pasalnya pembayaran premi BPJS dalam hal
APBN.
4
Namun demikian, dalam pelaksanaannya baik di tingkat Nasional atau
Jaminan Kesehatan Nasional baik pada masa program Jamkesmas maupun BPJS
saat ini. Dari mulai pelaksanaan kebijakan yang kurang tepat sasaran, kualitas
layanan yang kurang memadai, adanya penolakan dari Pihak Rumah Sakit bagi
beberapa klaim biaya pelayanan kesehatan pada beberapa unit layanan kesehatan
fasilitas Jamkesmas dan BPJS PBI justru dinikmati oleh mereka yang secara
sosial ekonomi dipandang mampu. Pada sisi lain banyak diantara masyarakat
melakukan pelayanan terhadap masyarakat miskin dan kurang mampu. Ada kesan
bahwa puskesmas berperan hanya sebagai intitusi pemberi rujukan saja. Pada sisi
lain rumah sakit tak ubahnya sebagai puskesmas raksasa. Hal ini terjadi karena
Puskesmas hanya untuk mengajukan rujukan pada rumah sakit. Padahal sesuai
mendapat pelayanan lanjut di rumah sakit-rumah sakit yang ditunjuk. Hal ini
menjadikan sumber daya yang ada pada Puskesmas tidak dapat berperan optimal
5
dan terjadinya pemborosan penggunaan sumber daya pada rumah sakit-rumah
sakit..
penelitian akan hal tersebut yang akan disusun dalam bentuk thesis dengan judul:
Banyumas.
6
1.4. Manfaat Penelitian
Kalaupun ada penelitian yang terkait dengan kedua kebijakan tersebut, penelitian
yang ada lebih mengupas hanya satu varibel saja, misalnya pada variabel kualitas
7
ditemukan sejumlah persoalan seperti pendataan secara valid dalam aspek
kepesertaan masyarakat miskin belum tuntas. (2) sosialisasi program yang tidak
pernah dilakukan oleh pihak berwenang. (3) pendataan yang kurang lengkap. (4)
tidak adanya kartu bagi pengguna Jamkesda sebagai akibat pendanaan yang
sesuai dengan tujuannya. Namun demikian dalam pelaksanaan ada kendala yang
Jamkesda.
Jamkesmas dan Jamkesda cukup baik. Ada beberapa fakta yang menarik
Mayor sebagai satu bukti nyata perbaikan kualitas pelayanan Jamkesmas. (3) Pada
sisi lain pada pelaksanaan program Jamkesda tidak ditemukan adanya perbaikan
kualitas pelayanan. Hal ini disebabkan alur pola rujukan yang tidak berjalan
8
dengan baik sebagai dampak tidak adanya regulasi yang jelas mengenai rayonisasi
rujukan pasien. (4) Pemerintah tidak transparan mengenai data base peserta
klaim bagi peserta Jamkesda serta masih lemahnya pembagian sistem iuran karena