Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL BERDASARKAN PENDEKATAN

ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) PADA PERUSAHAAN


PEMBUATAN KARDUS DI CV MITRA DUNIA PALLETINDO

Normaria Mustiana Sirait, Aries Susanty*)


normaria.mustiana@gmail.com

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi risiko risiko yang mungkin dalam perusahaan
kemudian membuat matriks risiko untuk mengetahui risiko yang terparah untuk dijadikan prioritas dalam
pengendalian. Penelitian ini dilakukan pada CV Mitra Dunia Palletindo dengan menggunakan pendekatan
Enterprise Management Risk. (ERM) dengan memfokuskan pada risiko operasional perusahaan. Dari
identifikasi risiko yang dilakukan, temuan dari penelitian menunjukan bahwa terdapat 32 risiko
operasional yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Risiko tersebut berasal dari adanya risiko sumber
daya manusia, produktivitas, pengadaan bahan baku, pergudangan, risiko sistem, delivery, lingkungan,
reputasi dan risiko penanganan limbah. Perhitungan penilaian setiap risiko didasarkan pada tingkat
keparahannya dan tingkat peluang terjadinya. Dari perhitungan yang dilakukan dalam penelitian, dapat
diketahui bahwa risiko yang perlu diprioritaskan untuk dikendalikan adalah mengenai penumpukkan
buffer stock yang ada di gudang, ketidaksesuaian jumlah barang datang dan barang pesanan dari supplier
dan penanganan kapasitas gudang.

Kata kunci: risiko operasional ;manajemen risiko ; Enterprise Risk Management (ERM); matriks risiko

Abstract
[Title: Operational Risk Analysis Approach Based on Enterprise Risk Management (ERM) At the
Company Manufacturing Cartons CV Mitra Dunia Palletindo] The objective of this study is to
identify possible risks that may happen in a company, then creates a risk matrix so that we are able to
determine the most severe risk to be the priority in managing the risk. This study was conducted at CV
Mitra Dunia Palletindo, which uses the ERM (Enterprise Risk Management) approach, focusing on
operational risk. From the risk identification, there are 32 findings referring to the operational matters,
that could potentially harm the company. These risks are found in the scope of human resource,
productivity, procurement, warehousing, system, delivery, environment, reputation, and waste handling.
Calculation of any risk assessment is based on the severity and the level of chance occurrence. From
calculations carried out in the research, it is known the risks that has to be prioritized and to be
controlled later are buffer stock storage system inside the warehouse, mismatch between ordered
amount and delivered amount from supplier, and warehouse capacity handling.

Keywords: risk ; risk management; Enterprise Risk Management (ERM) ; risk matrix

1. Pendahuluan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Menurut


Ketidakpastian merupakan suatu hal yang tidak Sutanto (2012), risiko merupakan suatu ketidakpastian
dapat dihindari dalam dunia bisnis serta akan yang tidak dapat dihindari dalam operasi suatu bisnis
memberikan dampak yang dapat merugikan bagi dan juga dapat dikatakan sebagai suatu bagian dari
perusahaan atau perorangan. Ketidakpastian dapat juga aktivitas perusahaan dimana risiko tidak hanya
dikatakan sebagai risiko yang harus ditanggung oleh mengandung dampak negatif namun juga terdapat

*) Penulis Korespondensi
email : ariessusanty@gmail.com 1
risiko yang berdampak positif. Resiko yang muncul CV Mitra Dunia Palletindo merupakan perusahaan
dalam perusahaan akan terjadi pada lingkungan internal yang bergerak dibidang produksi pembuatan kardus
dan lingkungan eksternal perusahaan. Selain itu, resiko atau carton box, dan sebagai supplier carton box bagi
yang muncul dalam perusahaan tidak hanya satu atau beberapa perusahaan elektronik, minimarket,
dua resiko, namun amat beragam, contohnya adalah perusahaan makanan dan minuman dan beberapa
risiko finansial, sumber daya manusia, produksi, perusahaan furniture. Perusahaan memiliki permintaan
kompetisi, kesehatan dan keselamatan kerja. produk 10.000 pallet / bulan. Dengan banyaknya
Dengan beragamnya risiko yang mungkin terjadi permintaan dari pelanggan, perusahaan melakukan
dalam suatu perusahaan, oleh karena itu perlunya sistem produksi yang cepat dan tepat agar dapat
dilakukan pengelolaan dan pengendalian risiko agar memenuhi kepuasan dari customer. Hal ini didukung
perusahaan dapat mempertahankan dan untuk mencapai tujuan perusahaan yakni untuk menjadi
mengembangkan usahanya terutama di masa yang perusahaan yang baik dan terpercaya di bidangnya
memiliki potensi kompetisi yang sangat ketat seperti dengan memberikan kualitas yang terbaik, ketepatan
sekarang ini. Salah satu cara untuk mengelola dan waktu pengiriman dan memberikan harga yang
memperkecil dampak dari risiko yakni dengan kompetitif.
menerapkan manajemen risiko. Menurut Hermawan Saat ini, perusahaan belum melakukan identifikasi
(2010) dalam Sepang dkk (2013) manajemen risiko risiko dan manajemen risiko untuk mengatasi risiko
merupakan suatu upaya penerapan kebijakan peraturan risiko yang mungkin terjadi di dalam perusahaan. Hal
dan upaya upaya praktis manajemen secara sistematis tersebut disadari pihak perusahaan dikarenakan telah
dalam menganalisa pemakaian dan pengontrolan risiko terjadi beberapa kejadian yang berhubungan dengan
untuk melindungi pekerja, masyarakat dan lingkungan. operasional perusahaan yang tidak diduga sebelumnya
Salah satu bagian dari risk management adalah dengan dan merugikan pihak perusahaan. Pada tahun 2014,
menerapkan Enterprise Risk Management (ERM). perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar
Penerapan Enterprise Risk Management (ERM) dikarenakan bahan baku yang disimpan digudang
merupakan suatu hal yang sangat penting dimiliki oleh berjamur dan lembab sehingga tidak dapat diolah.
perusahaan saat ini karena segala risiko akan dapat Selain itu, perusahaan pernah mengalami beberapa
dikelola dan diminimalkan demi pencapaian tujuan kejadian yang memberikan kerugian bagi perusahaan
perusahaan. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan yakni pengembalian produk dari customer dalam
oleh Economic Intelligence Unit (2007) didukung ACE, jumlah yang besar karena barang yang tidak sesuai,
IBM, dan KPMG terlihat bahwa tujuan perusahaan terjadinya manipulasi jumlah barang retur oleh supir,
yang paling besar dalam mengelola risiko adalah untuk jumlah bahan baku yang berada di gudang dua kali lipat
tetap menjaga dan melindungi reputasi perusahaan melebihi kapasitas gudang, keterlambatan pengiriman
(sebanyak 50% responden), meyakinkan alokasi modal bahan baku dari supplier, ketidaksesuian laporan
dan sumber daya yang efisien (sebanyak 40% jumlah barang bahan baku di gudang yang aktual
responden), serta memaksimalkan profitabilitas dari dengan yang tertulis, kelalaian pekerja sehingga
bisnis unit yang ada dalam perusahaan. meyebabkan kecelakaan kerja dikarenakan kondisi
Dari penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa lingkungan kerja yang memiliki banyak potongan
semakin banyak perusahaan yang menyadari perlunya kardus yang berujung tajam, pengembalian bahan baku
dilakukan manajemen risiko dalam perusahaan. Hal / retur kepada supplier sebanyak 1 truk karena bahan
tersebut juga dibuktikan dari hasil survey Deloitte baku yang tidak sesuai pada tahun 2013, jumlah buffer
Touche pada tahun 2009 yang berjudul Global Risk stock yang berlebihan sehingga hingga bulan Oktober
Management Surveys : Sixth Editions Risk Management 2015 terdapat stok bahan baku yang menganggur di
In th Spotlight dalam Mellisa dan Andono (2013) yang gudang selama 2 bulan dan masalah lainnya yang dapat
menyebutkan bahwa dari 111 perusahaan yang mengganggu operasional perusahaan.
disurvei, sebesar 59% perusahaan telah Beberapa permasalahan diatas merupakan suatu
mengimplementasikan Enterprise Risk Management indikasi adanya pengendalian internal dalam
dan 23% perusahaan berencana untuk operasional perusahaan yang belum baik. Berdasarkan
mengimplementasikan Enterprise Risk Management. hasil wawancara dengan manajer terkait, hal tersebut
Kedua penelitian tersebut, memberikan kesimpulan juga terjadi karena perusahaan belum mengidentifikasi
bahwa semakin banyak perusahaan yang telah dan menganalisis hal hal yang tidak pasti yang dapat
memahami pentingnya melakukan manajemen risiko terjadi dari lingkungan internal maupun eksternal.
dan Enterprise Risk Management. Namun, tidak dapat Melihat dari tujuan perusahaan dan jumlah unit
dipungkiri bahwa masih ada perusahaan yang belum produksi yang dilakukan perusahaan, CV Mitra Dunia
memahami pentingnya penerapan manajemen risiko Palletindo perlu melakukan identifikasi dan analisis
dan Enterprise Risk Management. risiko yang mungkin terjadi dari perusahaan untuk

2
meminimalisir kerugian kerugian yang mungkin sebagai akibat keputusan strategis yang tidak sesuai
terjadi dengen pendekatan ERM. dengan lingkungan eksternal dan internal usaha.
Identifikasi dan analisis risiko yang akan diteliti dari Risiko Eksternalitas, yaitu potensi penyimpangan
perusahaan berfokus pada bidang operasional hasil pada eksposur korporat dan strategis dan bisa
perusahaan dikarenakan risiko risiko yang dihadapi berdampak pada potensi penutupan usaha, karena
perusahaan dapat terlihat pada bagian operasional pengaruh dari faktor eksternal.
perusahaan. Dalam identifikasi dan analisis resiko
dengan pendekatan ERM dalam perusahaan hanya Manajemen Risiko
berfokus pada tahap identifikasi risiko hingga tahap Pada dasarnya risiko tidak dapat dihindari dari
perlakuan risiko. Sedangkan untuk tahap monitoring setiap proses bisnis perusahaan, sehingga perlu
dan review serta tahap dokumentasi sistem manajemen dilakukan manajemen risiko untuk mengatasi
risiko tidak dilaksanakan karena membutuhkan waktu
permasalahan dari perusahaan. Menurut Hanggraeni
yang lama dalam pengawasan implementasi.
Tujuan dari peelitian ini adalah untuk (2010) dalam Suhendra dkk (2013), manajemen risiko
mengidentifikasi risiko risiko yang mungkin yang merupakan suatu rangkaian prosedur dan metodologi
terjadi dari operasional CV Mitra Dunia Palletindo ; yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
melakukan penilaian terhadap setiap risiko yang memonitor dan mengontrol risiko yang timbul dari
mungkin terjadi berdasarkan tingkat keparahan / bisnis operasional perusahaan. Sasaran dari
dampak dari risiko (severity) dan tingkat kemungkinan pelaksanaan manajemen risiko adalah mengurangi
terjadinya (occurance) ; mengidentifikasi penanganan
risiko yang dapat dilakukan serta memberikan risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang
rekomendasi atau saran perbaikan yang dapat dilakukan yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
perusahaan untuk menangani risiko yang mungkin masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis
terjadi. ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi,
manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan
2. Studi Literatur manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia
Risiko
bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen
Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa
yang dapat merugikan perusahaan. Risiko pada risiko (manusia, staf, dan organisasi). Tujuan
hakikatnya merupakan kejadian yang mempunyai dilaksanakan manajemen risiko oleh suatu perusahaan
dampak negatif terhadap sasaran dan strategi adalah agar dapat terhindar dari kegagalan, menambah
perusahaan. Kemungkinan terjadinya risiko dan keuntungan, menekan biaya produksi, dan sebagainya.
akibatnya terhadap bisnis merupakan hal mendasar Adapun sasaran yang mungkin dicapai jika suatu
untuk diidentifikasi dan diukur. Menurut Sutanto perusahaan menerapkan manajemen risiko yang
(2012), risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan
dikemukakan oleh Wiryono (2008) :
dan keparahan dari suatu kejadian. Besarnya risiko
ditentukan oleh berbagai faktor, seperti besarnya Memperkecil biaya (least cost)
paparan, lokasi, pengguna, kuantitas serta kerentanan Menstabilisir pendapatan perusahaan
unsur yang terlibat. Menurut Djohanputro (2006) risiko Memperkecil gangguan dalam berproduksi
pada perusahaan dapat dikategorikan menjadi empat Mengembangkan pertumbuhan perusahaan
jenis yaitu: Mempunyai tanggung jawab social terhadap
Risiko Keuangan, yaitu fluktuasi target keuangan perusahaan
atau ukuran moneter perusahaan karena gejolak
variabel makro. Enterprise Risk Management
Risiko Operasional, yaitu potensi penyimpangan Enterprise Risk Management (ERM) memiliki
dari hasil yang diharapkan karena tidak beberapa kerangka konseptual yang dikemukakan oleh
berfungsinya suatu sistem, SDM, Teknologi, atau COSO (2004) dalam Jalal dkk (2011) yang telah
faktor lainnya. Resiko operasional merupakan risiko dikembangkan menjadi leader sejak tahun 2004 hingga
yang dapat berasal dari internal maupun ekstenal
saat ini. ERM versi COSO terdiri dari delapan macam
perusahaan dimana segala risiko yang terkait
dengan fluktuasi hasil usaha perusahaan akibat komponen yang saling terkait. Kedelapan komponen ini
pengaruh dari hal-hal yang terkait dengan kegagalan diturunkan dari bagaimana manajemen menjalankan
sistem atau pengawasan dan peristiwa yang tidak perusahaan dan diintegrasikan dengan proses
dapat dikontrol oleh perusahaan. manajemen. Kedelapan komponen ini diperlukan untuk
Risiko Strategis, yaitu risiko yang dapat mencapai tujuan-tujuan perusahaan, baik tujuan
mempengaruhi korporat dan eksposur strategis
3
strategis, operasional, pelaporan keuangan, maupun risiko yang berdampak kecil dan jarang terjadi
kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. (accepting), mengurangi (reducting), atau
Komponen-komponen tersebut adalah (Moeller, 2009) : mengalihkan atau menanggung bersama risiko atau
1. Lingkungan Internal (Internal Environment), sangat sebagian dari risiko dengan pihak lain (sharing risk)
menentukan warna dari sebuah organisasi dan dan mengembangkan satu set kegiatan agar risiko
memberi dasar bagi cara pandang terhadap risiko tersebut sesuai dengan toleransi (risk tolerance).
dari setiap orang dalam organisasi tersebut.
Jenis respon risiko juga dapat dilakukan
Lingkungan internal ini termasuk filosofi
manajemen risiko dan risk appetite, nilai-nilai etika berdasarkan hasil risk scoring dengan batasan yang
dan integritas, dan lingkungan di mana kesemuanya dapat dilihat pada Tabel 4. Penilaian 1 hingga 3
tersebut berjalan. risiko dapat diterima dengan pengendalian yang
2. Penentuan Tujuan (Objective Setting), manajemen cukup, score 4 hingga 6 risiko perlu dipantaudengan
harus menetapkan objectives (tujuan-tujuan) dari pengendalian yang cukup, score 6 hingga 9 risiko
organisasi agar dapat mengidentifikasi, mengakses, perlu dilakukan pengendalian yang cukup dari
dan mengelola risiko. Objective dapat
manajemen, score 10 hingga 14 risiko dapat
diklasifikasikan menjadi strategic objective dan
activity objective. Strategic objective di perusahaan diterima hanya dengan pengendalian yang sangat
berhubungan dengan pencapaian dan peningkatan baik (excellent), dan score 15 hingga 25 risiko tidak
kinerja instansi dalam jangka menengah dan dapat diterima dan sebaiknya dihindari. Selain itu,
panjang, dan merupakan implementasi dari visi dan respon risiko juga dapat dilihat menurut levelnya
misi instansi tersebut. yakni extreme, high, moderate, low dan very low.
3. Identifikasi Kejadian (Event Identification), dimana Untuk level extreme sebaiknya risiko dihindari,
komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian
level high sebaiknya risiko dikendalikan dengan
potensial baik yang terjadi di lingkungan internal
maupun eksternal organisasi yang mempengaruhi cara share risiko kepada pihak lain, level moderate
strategi atau pencapaian tujuan dari organisasi sebaiknya risiko dikendalikan dengan cara direduksi
4. Penilaian Risiko (Risk Assessment), dimana dan ditransfer dengan pihak lain dan untuk level low
komponen ini menilai sejauh mana dampak dari dan very low risiko dapat diterima dengan
kejadian dapat mengganggu pencapaian dari tujuan. pemantauan rutin. Penjelasan respon risiko dapat
Risiko dianalisis dengan memperhitungkan
dilihat pada Tabel 4.
kemungkinan terjadi (likelihood) dan dampaknya
(impact), sebagai dasar bagi penentuan bagaimana 6. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
seharusnya risiko tersebut dikelola. Tabel 1 Kebijakan dan prosedur ditetapkan dan
merupakan tabel parameter penilaian perhitungan diimplementasikan untuk membantu memastikan
occurance atau kemungkinan terjadinya suatu risiko respons risiko berjalan dengan efektif.
yang digolongkan menjadi lima bagian yakni 7. Informasi dan Komunikasi (Information and
kejadian yang sangat jarang, jarang, moderat, sering Communication)
dan sangat sering terjadi. Sedangkan tabel Informasi yang relevan diidentifikasi, ditangkap,
perhitungan severity juga dibagi menjadi lima dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang
golongan yakni dampak yang sangat kecil, kecil, memungkinkan setiap orang menjalankan tanggung
sedang, besar dan sangat besar seperti yang dapat
jawabnya. Arah komunikasi dapat bersifat internal
dilihat dari Tabel 2. Setelah dilakukan pengukuran
occurance dan tingkat keparahan dari setiap resiko, maupun eksternal. Alat komunikasi diantaranya
maka langkah selanjutnya adalah penilaian risiko. berupa manual, memo, bulletin, dan pesan-pesan
Menurut Godfrey (1996), nilai risiko merupakan melalui media elektronik.
perkalian dari probabilitas (occurance) dan dampak 8. Pengawasan (Monitoring)
(severity). Setelah dilakukan penilaian risiko, Keseluruhan proses ERM dimonitor dan modifikasi
selanjutnya memasukkan setiap resiko dalam dilakukan apabila perlu.. Pada proses monitoring
matriks resiko untuk mengetahui level tiap risiko perlu dicermati adanya kendala seperti reporting
yang selanjutnya dapat diprioritaskan untuk
deficiencies, yaitu pelaporan yang tidak lengkap
dikendalikan.
5. Respons Risiko ( Risk Response) atau bahkan berlebihan. Kendala ini timbul dari
Sebuah organisasi harus dapat menentukan sikap berbagai faktor seperti sumber informasi, materi
atas hasil penilaian risiko. Manajemen memilih pelaporan, pihak yang disampaikan laporan, dan
respons risiko, menghindar (avoiding), menerima arahan bagi pelaporan.
4
Tabel 1. Pengukuran Occurance
Level Deskriptor Contoh Deskripsi Rinci Frekuensi
5 Hampir pasti kejadiannya diharapkan muncul pada kebanyakan situasi > 1 kali dalam setahun
4 Sering kejadiannya mungkin muncul pada kebanyakan situasi 1 kali dalam setahun
3 Moderat kejadiaannya seharusnya muncul pada saat yang sama 1 kali dalam 5 tahun
2 Jarang Kejadiannya dapat muncul pada saat yang sama 1 kali dalam 10 tahun
1 Sangat Jarang Kejadian muncul hanya dalam keadaan tertentu < 1 kali dalam 10 tahun
Sumber : BPKP, 2011
Tabel 2. Pengukuran Dampak Risiko (Severity)
Level Rating Dampak Keterangan
Sangat tinggi/ katas- Mengancam program dan organisasi serta stakeholders. Kerugian sangat besar bagi organisasi dari segi
5
tropik keuangan maupun politis
Mengancam fungsi program yang efektif dan organisasi. Kerugian cukup besar bagi organisasi dari segi
4 Besar
keuangan maupun politis
3 Menengah/medium Mengganggu administrasi program. Kerugian keuangan dan politis cukup besar
Mengancam efisiensi dan efektivitas beberapa aspek program. Kerugian kurang material dan sedikit
2 Kecil
mempengaruhi stakeholders
Sangat rendah/ tidak Dampaknya dapat ditangani pada tahap kegiatan rutin. Kerugian kurang material dan tidak mempengaruhi
1
signifikan stakeholders
Sumber: BPKP, 2011
Tabel 3. Matriks Risiko (Risk Matrix)
Dampak / Severity
Significance 1 2 3 4 5
Insignificant Impact Minor Impac Moderate-Mino Major Impact Major Impac to Large
5 Almost Certain Low Moderate High Extreme Extreme
Likelihood

4 Likely Low Moderate Moderate High Extreme


3 Moderate Very Low Low Moderate High High
2 Unlikely Very Low Very Low Low Moderate High
1 Rare Very Low Very Low Low Moderate Moderate
Sumber : Cagno dkk, 2007 dan Berg (2010)
Tabel 4. Respon Risiko
Level Risiko Kriteria untuk Manajemen Risiko
13 Dapat diterima Pengendalian yang cukup
46 Dipantau Pengendalian yang cukup
69 PengendalianManajemen Pengendalian yang cukup
1014 Harus menjadi perhatian manajemen (urgen) Dapat diterima hanya dengan pengendalian yang sangat baik (excellent)
1525 Tak dapat diterima (unacceptable) Dapat diterima hanya dengan pengendalian yang sangat baik (excellent)
Sumber : Moeller, 2009

Penerapan komponen-komponen tersebut dapat dilakukan dengan berpedomana pada komponen dari
dilakukan pada entity-level, divisional, unit bisnis, atau COSO Standard of Enterprise Risk Management yaitu
subsidiary. Kerangka Enterprise Risk Management melihat dari sisi lingkungan internal perusahaan,
(ERM) penting karena masing-masing yang penetapan sasaran dan dilakukan pada identifikasi
menggambarkan pendekatan untuk mengidentifikasi, risiko yang mungkin terjadi serta perhitungan yang
menganalisis, menanggapi dan pemantauan risiko dan dilakukan.
peluang, dalam lingkungan internal dan eksternal yang Internal Environment
dihadapi perusahaaan. Pada lingkungan internal perusahaan, CV Mitra
Dunia Palletindo sudah berdiri 11 tahun sejak tahun
3. Metode 2004 dan didukung oleh perusahaan induk yang berada
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan di daerah Ungaran. Perusahaan ini memiliki visi untuk
Enterprise Risk Management dimana data yang didapat menjadi perusahaan yang terbaik dan terpercaya di
berasal dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan, bidangnya. Keterlibatan perusahaan induk tidak terlalu
observasi yang dilakukan secara langsung. besar dalam pengelolaan perusahaan. Secara
keseluruhan, perusahaan berdiri sendiri baik dalam
4. Hasil Dan Pembahasan menetapkan SOP, menjalankan aktivitas usahanya,
Tahap pertama pelaksanaan penelitian ini adalah mencari pelanggan dengan strategi pemasaran yang
dengan melihat tujuan dari CV Mitra Dunia Palletindo. dilakukan secara mandiri oleh perusahaan.
Penerapan Enterprise Risk Management (ERM)
5
Objective Setting karena tidak dapat dikendalikan dari internal
Pada penetapan tujuan atau objective setting dari perusahaan. Operasional yang berasal dari lingkungan
perusahaan CV Mitra Dunia Palletindo memperhatikan internal berasal dari sistem kerja dan kinerja dari
pada empat sisi tujuan yakni (a) Strategic Objective pegawai secara keseluruhan. Beberapa bagian yang
yakni dimana perusahaan sedang mengembangkan jenis dapat menghambat operasional perusahaan adalah pada
produk yang mampu diproduksi untuk menguasai pasar bagian produksi dan sistem pergudangan dikarenakan
secara keseluruhan agar dapat mengemas seluruh jenis lantai produksi dan gudang bahan baku maupun bahan
produk ; (b) operating objective dalam penerapannya jadi perusahaan digabung menjadi satu sehingga
perusahaan telah melakukan pembuatan SOP apabila terjadi masalah pada sistem pergudangan
perusahaan dan perbaikan beberapa aspek manajerial bahan baku, hal ini mengakibatkan masalah juga pada
perusahaan ; (c) reporting system yakni penyediaan penyimpanan bahan jadi dan area produksi. Identifikasi
laporan yang transparan dan akurat namun saat ini risiko dilakukan dengan melihat penyebab risiko yang
perusahaan sedang mengalami kejanggalan dalam terjadi seperti pada Tabel 5.
penerapan pembukuan keuangan dan laporan b. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
ketersediaan bahan baku yang tidak sesuai antara aktual Penilaian risiko dilakukan setelah diidentifikasi
dengan yang tertulis ; (d) compliance objectives yakni risiko risiko yang mungkin terjadi dari perusahaan.
pematuhan peraturan pemerintah Diketahui bahwa terdapat 32 risiko yang dapat terjadi
a. Identifikasi Risiko di perusahaan. Penilaian risiko dilakukan berdasarkan
Identifikasi risiko yang dapat terjadi di CV Mitra tingkat kemungkian terjadi dan tingkat keparahan dari
Dunia Palletindo didasarkan dari proses bisnis yang risiko. Untuk tingkat probabilitas atau kemungkinan
berjalan di perusahaan. Pada penelitian ini difokuskan terjadinya risiko (occurance) dibagi menjadi lima
pada risiko - risiko operasional dikarenakan beberapa golongan yakni sangat jarang, jarang, moderat, sering
permasalahan yang pernah terjadi berasal dari dan sangat sering yang dapat dilihat pada Tabel 1.
operasional perusahaan, dimana risiko yang terjadi di Sedangkan untuk tingkat keparahan / dampak (severity)
perusahaan terdiri dari risiko sumber daya manusia, dibagi juga menjadi lima golongan yakni dampak yang
risiko produktivitas, risiko pengadaan bahan baku, sangat kecil, kecil, menengah, besar dan sangat besar
risiko pengawasan gudang dan risiko sistem. dapat dilihat pada Tabel 2. Penilaian risiko dilakukan
Identifikasi risiko awalnya dilakukan dengan melihat untuk mendapatkan risk scoring, dimana perhitungan
lapangan secara langsung, melakukan wawancara risk scoring merupakan perkalian antara occurance dan
dengan bagian manajer perusahaan sesuai bidangnya severity dari tiap resiko. Hasil penilaian risiko
masing masing. Kemudian membuat daftar indikator dijelaskan pada Tabel 6.
risiko risiko yang mungkin terjadi dari beberapa c. Matriks Risiko (Risk Matrix)
jurnal yang ada, lalu melakukan seleksi indikator Setelah dilakukan penilaian risiko, maka untuk
dengan mengurangi atau menambahi indikator risiko memudahkan dalam mengetahui risiko yang paling
yang mungkin terjadi di dalam perusahaan. Setelah prioritas untuk ditangani adalah dengan memasukkan
melakukan seleksi indikator kemudian membuat setiap nilai occurance dan severity dari tiap risiko
kuisioner untuk mengetahui penilaian risiko. dimana sumbu x merupakan tingkat keparahan dari
Risiko operasional di dalam perusahaan dapat suatu risiko (severity) dan sumbu y merupakan tingkat
berasal dari eksternal dan internal perusahaan. Pihak probabilitas atau kemungkinan terjadinya suatu risiko
eksternal yang sangat berpengaruh dalam operasional (occurance). Hasil risk matrix dari risiko risiko yang
perusahaan adalah customer dan supplier dimana mungkin terjadi di CV Mitra Dunia Palletindo dapat
kejadian kejadian dari lingkungan eksternal dapat dilihat pada Tabel 7.
menjadi suatu yang tidak dapat diduga perusahaan

Tabel 5. Identifikasi Risiko


Jenis Risiko No Resiko Penyebab / Sumber Risiko
Sistem keluar masuk yang bebas dan pendataan bahan baku yang tidak
A1 terjadinya pencurian bahan baku oleh karyawan
berkala
A2 Kecelakaan kerja pada saat kerja Ketidaksesuaian operator dengan SOP, kelalaian pekerja
Risiko sumber
A3 Strategi pengembangan karyawan kurang efektif Kurangnya pelatihan atau training karyawan secara berkala
daya manusia
A4 Performa pekerja menurun Tidak evaluasi kinerja pegawai secara berkala
Kepuasan karyawan (reward and punishment) Sistem reward dan punishment yang tidak di publish kepada karyawan untuk
A5
kurang seimbang meningkatkan motivasi karyawan
B1 Pelaksanaan kerja tidak sesuai SOP Tidak ada evaluasi SOP secara berkala
Risiko
Produktivitas Tidak ada evaluasi kinerja mesin dan jumlah produksi massal / performa
B2 Performansi lantai produksi menurun
produksi

6
Lanjutan Tabel 5. Identifikasi Risiko
Jenis Risiko No Resiko Penyebab / Sumber Risiko
Kesalahan pendataan failure product dan Barang failure tidak langsung dipisahkan dengan finish product, tidak ada
B3
pelaporan berkala pendataan barang rework
B4 terjadi kerusakan mesin pada saat produksi Kurang maintenance mesin secara berkala oleh ahli teknisi
D1 Pengembalian bahan baku kepada supplier Bahan baku tidak sesuai spesifikasi yakni basah, robek dan keropos
Terjadinya kecurangan dari pihak sumber daya Tidak adanya surat jalan, kurangnya komunikasi surat jalan pada pihak
D2
supplier pada pengembalian produk retur perusahaan, supir supplier yang mengganti jumlah retur produk
Risiko Pengadaan D3 Kesalahan pemilihan supplier Supplier yang terbatas dan uji coba pada supplier baru
Bahan Baku D4 Kesalahan pemesanan bahan baku Kelalaian pekerja dalam memasukkan jumlah pesanan
Keterlambatan kedatangan bahan baku dari Kurang tegasnya perusahaan dalam mengadakan penjadwalan permintaan
D5
jadwal pengiriman barang
Ketidaksesuaian jumlah barang datang dengan
D6 Kelalaian dari pihak supplier
jumlah pesanan dari supplier
Kapasitas gudang kurang pada saat bahan baku
E1 Kurangnya penataan gudang secara berkala
datang
Kesalahan pengambilan bahan baku maupun
E2 Tidak adanya papan nama bahan baku dan barang jadi yang terupdate
Risiko bahan jadi
Pengawasan Penumpukan buffer stock melebihi kapasitas Perhitungan buffer stock yang berlebih, sistem pemesanan dan kedatangan
E3
Gudang Bahan gudang bahan baku yang kurang terjadwal
Baku dan Bahan kesalahan pencatatan antara barang aktual dan Tidak adanya papan nama bahan baku dan karton jadi, penumpukan bahan
E4
Jadi dokumentasi baku yang melebihi kapasitas
E5 Tidak ada space untuk barang jadi Tidak adanya penataan gudang secara berkala, terlalu banyak buffer stock
Operator tertimpa barang yang jatuh dari Tumpukan karton dan bahan baku yang jauh melebihi tinggi operator dan
E6
ketinggian dekat dekat alur jalan pekerja
Terjadinya gangguan pada komputer perusahaan
Risiko Sistem F1 Tidak adanya penyimpanan pada flashdisk, pencurian data oleh pihak luar
yang menyebabkan data perusahaan hilang
G1 Risiko barang rusak saat pengiriman Pengepakan barang yang kurang baik, sistem penataan barang kurang baik
G2 Risiko barang hilang Pemberian surat jalan kepada supir perusahaan tidak disertai jumlah barang
Risiko Delivery G3 Kesalahan inspeksi sebelum pengiriman Pengecekan jumlah produk yang kurang teliti, pengepakan produk yang salah
Penjadwalan pengiriman yang kurang terjadwal dengan baik, kurangnya
G4 Infrastruktur tidak memadai
jumlah infrastruktur
G5 Kesalahan pengiriman barang tanpa approval Kelalaian pekerja dalam pemberian approval pengiriman
Bahan baku dan barang jadi terkena banjir karna Ketinggian tanah lantai produksi yang belum mencukupi batas maksimal
H1
hujan banjir, area pintu masuk dan keluar yang sangat terbuka
Risiko
Lingkungan Bahan baku dan barang jadi berjamur karna suhu Tidak adanya penyesuaian suhu / kelembaban ruangan, tidak adanya fan pada
H2
lembab ruangan untuk menjaga kelembaban ruangan
H3 Mesin mati / tidak bekerja karna mati lampu Kejadian tidak terduga, kemampuan genset yang kurang memadai
Terjadinya komplain dan pengembalian barang Ketidaksesuaian spesifikasi barang yang dijanjikan dengan barang yang
Resiko Reputasi I1
dari pelanggan kepada perusahaan dikirim, adanya barang yang rusak pada saat pengiriman
Risiko Penumpukan sisa potongan kardus karena
J1 Penjadwalan pengambilan sisa kardus tidak berkala
PenangananLimbah pengepul yang tidak mengambil

Tabel 6. Penilaian Risiko


Risk
Jenis Risiko No Resiko Severity Occurance
Scoring
A1 terjadinya pencurian bahan baku oleh karyawan 3 1 3
A2 Kecelakaan kerja pada saat kerja 3 1 3
Risiko sumber daya
A3 Performa pekerja menurun dan kelalaian pekerja meningkat 3 2 6
manusia
A4 Strategi pengembangan karyawan kurang efektif 2 1 2
A5 Kepuasan karyawan (reward and punishment) kurang seimbang 1 2 2
B1 Pelaksanaan kerja tidak sesuai SOP 3 2 6
B2 Performansi lantai produksi menurun 3 2 6
Risiko Produktivitas
B3 Kesalahan pendataan failure product dan pelaporan berkala 4 1 4
B4 terjadi kerusakan mesin pada saat produksi 4 1 4
D1 Pengembalian bahan baku kepada supplier 4 2 8
D2 Terjadinya kecurangan dari pihak supplier pada pengembalian produk retur 4 1 4
Risiko Pengadaan D3 Kesalahan pemilihan supplier 4 1 4
Bahan Baku D4 Kesalahan pemesanan bahan baku 3 1 3
D5 Keterlambatan kedatangan bahan baku dari jadwal 3 3 9
D6 Ketidaksesuaian jumlah barang datang dengan jumlah pesanan dari supplier 4 3 12
Risiko Pengawasan E1 Kapasitas gudang kurang pada saat bahan baku datang 3 4 12
Gudang Bahan Baku E2 Kesalahan pengambilan bahan baku maupun bahan jadi 2 3 6
dan Bahan Jadi E3 Penumpukan buffer stock melebihi kapasitas gudang 4 4 16
7
Lanjutan Tabel 6. Penilaian Risiko
Risk
Jenis Risiko No Resiko Severity Occurance
Scoring
E4 kesalahan pencatatan antara barang aktual dan dokumentasi 2 3 6
E5 Tidak ada space untuk barang jadi 3 4 12
E6 Operator tertimpa barang yang jatuh dari ketinggian 5 1 5
Risiko Sistem F1 Terjadi gangguan pada komputer perusahaan sehingga data perusahaan hilang 4 1 4
G1 Risiko barang rusak saat pengiriman 5 1 5
G2 Risiko barang hilang 5 1 5
Risiko Delivery G3 Kesalahan inspeksi finish good sebelum pengiriman 4 2 8
G4 Infrastruktur tidak memadai 3 1 3
G5 Kesalahan pengiriman barang tanpa approval 3 1 3
H1 Bahan baku dan barang jadi terkena banjir karna hujan 5 1 5
Risiko Lingkungan H2 Bahan baku dan barang jadi berjamur karna suhu lembab 5 1 5
H3 Mesin mati / tidak bekerja karna mati lampu 5 1 5
Resiko Reputasi I1 Terjadinya komplain dan pengembalian barang dari pelanggan 5 1 5
Risiko Penanganan
J1 Penumpukan sisa potongan kardus karena pengepul yang tidak mengambil 2 3 6
Limbah

d. Respon Resiko (Risk Response) dan dapat direduksi dengan cara penataan gudang
Dari matriks resiko diketahui bahwa perusahaan secara berkala dan dengan pemantauan rutin.
dari 32 resiko yang ada. Setelah diketahui risiko Level Low
menurut levelnya, maka langkah selanjutnya adalah Pada level low terdapat 10 risiko dengan risiko
merespon risiko tersebut apakah risiko dapat diterima, tertinggi adalah E2 Kesalahan pengambilan bahan
dihindari, dikurangi atau ditransfer dengan pihak baku maupun bahan jadi, E4 kesalahan pencatatan
ketiga. Penjelasan respon risiko dari tiap level yakni : antara barang aktual dan dokumentasi, J1
Level High Penumpukan sisa potongan kardus karena pengepul
Pada level ini secara keseluruhan berisi risiko yang tidak mengambil, A3 Performa pekerja
risiko produktivitas yang harus dihindari. Cara menurun dan kelalaian pekerja meningkat, B1
merespon risiko pada level ini adalah dengan Pelaksanaan kerja tidak sesuai SOP dan B2
menghindari risiko dengan pengelolaan yang aktif Performansi lantai produksi menurun. Respon risiko
dan review rutin dimana harus melaksanakan suatu pada level ini adalah dengan melakukan reduksi
strategi agar dapat menghindari risiko yang risiko dengan perlunya prosedur rutin yang cukup
mungkin terjadi. Selain itu, perlu dilakukan untuk menanggung dampak yang akan dihasilkan
pemeliharaan yang terkendali dengan baik. Pada dari risiko tersebut. Perluya pengendalian intern
level ini, risk scoring tertinggi adalah risiko E3 yang efektif dan adanya strategi yang berfokus pada
yaitu adanya penumpukan buffer stock melebihi pemantauan setiap kejadian risiko yang mungkin
kapasitas gudang yang ada dan D6 yakni terjadi. Reduksi risiko pada level ini juga dapat
ketidaksesuaian jumlah barang yang datang dari dilakukan dengan melakukan training pada
supplier dengan jumlah pesanan. Kedua risiko karyawan dan pembaharuan SOP.
tersebut sebaiknya dihindari karena dapat Level Very Low
menyebabkan kerugian pada pihak perusahaan. Pada level low terdapat dau risiko didalamnya
Apabila bahan baku datang tidak sesuai jadwal yang yakni A4 Strategi pengembangan karyawan kurang
seharusnya, maka hal tersebut dapat mempengaruhi efektif dan A5 Kepuasan karyawan (reward and
kinerja produksi dan sangat perlu dihindari apabila punishment) kurang seimbang. Kedua risiko ini
bahan baku untuk produksi yang urgent. Buffer dapat direspon dengan penerimaan risiko dengan
stock yang berlebihan ini menyebabkan kapasitas pemantauan yang rutin dan tetap diperhatikan.
gudang yang berkurang, dan dapat merugikan
perusahaan apabilan stok bahan baku tidak e. Kegiatan Pengendalian (Risk Control)
digunakan. Pengendalian risiko merupakan langkah langkah
Level Moderate yang disarankan untuk dapat menghindari risiko,
Pada level high terdapat 18 risiko didalamnya. Cara mengurangi risiko, mentransfer risiko dan bahkan
penanganan untuk merespon risiko risiko di level menerima risiko dengan pengendalian yang
ini adalah dengan menghindari dan mereduksi risiko disesuaikan pada tiap risiko. Pengendalian risiko
tersebut. Risk scoring yang tertinggi pada level ini pada penelitian ini hanya difokuskan pada level
adalah E1 yakni kapasitas gudang yang kurang pada high dan level moderate yang lebih diprioritaskan
saat bahan baku datang dan tidak ada space untuk untuk dihindari dan direduksi. Cara pengendalian
barang jadi. Kedua risiko ini sebaiknya dihindari risiko ini merupakan hasil wawancara dengan
bagian perusahaan yang dapat dilihat pada Tabel 8.
8
Tabel 7. Hasil Risk Matrix
Dampak / Severity
Significance 1 2 3 4 5
Sangat Kecil Kecil Menengah Besar Sangat Tinggi
5 Sangat sering
Likelihood

4 Sering E1, E5 D6, E3


3 Moderat E2, E4, J1 D5
2 Jarang A5 A3, B1, B2 D1, G3
1 Sangat Jarang A4 A1, A2, D4, G5 B3, B4, D2, D3, F1, G4 E6, G1, G2, H1, H2, H3, I1

Tabel 8. Pengendalian Risiko


Level Kode Nama Risiko Pengendalian Risiko
Ketidaksesuaian jumlah barang datang Melakukan evaluasi kinerja supplier
D6
dengan jumlah pesanan dari supplier Mengkomunikasikan kesepakatan jumlah pesanan barang
Level
Mengevaluasi ketersediaan dan kecukupan buffer stock
High Penumpukan buffer stock melebihi kapasitas
E3 Menyesuaikan buffer stock dengan kapasitas gudang
gudang
Mengurangi jumlah buffer stock
Melakukan evaluasi kapasitas gudang
Kapasitas gudang kurang pada saat bahan
E1 Menjaga keseimbangan pemesanan bahan baku dengan pengirimana barang jadi
baku datang
Mengurangi pemesanan buffer stock
Memisahkan space bahan baku dan barang jadi
Melakukan estimasi pengiriman barang jadi yang sesuai dengan jadwal produksi sehingga
E5 Tidak ada space untuk barang jadi
tidak menjadikan penumpukkan barang jadi
Mengurangi penumpukan bahan baku di gudang
Mengkomunikasi jadwal pengiriman barang dari supplier
Keterlambatan kedatangan bahan baku dari Membuat kesepakatan punishment apabila ada keterlambatan
D5
jadwal Mengestimasikan waktu pengiriman barang ke customer
Melakukan lobbying apabiila keterlambatan karna faktor lingkungan
Melakukan peng\ecekan barang pada saat kesepakatan pemesanan
D1 Pengembalian bahan baku kepada supplier
Membuat kesepakatan syarat dan sistem pengembalian barang
G3 Kesalahan inspeksi sebelum pengiriman Pengecekan barang pada saat pengepakan bahan jadi dan sebelum masuk truk pengiriman
Pengecekan dan pencatatan untuk memastikan barang yang dikirim sesuai dengan
G5 Kesalahan pengiriman barang tanpa approval
permintaan konsumen
Kesalahan pendataan failure product dan Pendataan secara langsung pada setiap stasiun kerja apabila ada produk yang tidak sesuai
B3
pelaporan berkala dengan kualifikasi keinginan konsumen
Melakukan maintenance berkala untuk menghindari kerusakan tiba tiba
B4 terjadi kerusakan mesin pada saat produksi
Melakukan produksi sesuai kapasitas mesin
Terjadinya kecurangan dari pihak sumber
Memberikan surat jalan dengan memberi keterangan jumlah retur
Level D2 daya supplier pada pengembalian produk
retur Memastikan kembali kepada supplier penerimaan surat jalan dan jumlah retur
Moderat
e Melihat bahan baku dari setiap supplier terlebih dahulu
D3 Kesalahan pemilihan supplier
Mencatat kelebihan dan kerugian dari setiap supplier
Terjadinya gangguan pada komputer Penyimpanan data perusahaan pada flash disk atau hard disk yang hanya di pegang oleh
F1 perusahaan yang menyebabkan data pimpinan perusahaan dan manager terkait untuk menjaga kerahasiaan data perusahaan
perusahaan hilang Membuat sistem backup data
Menyusun jadwal pengriman barang sesuai lebih tepat waktu dan menyesuaikan jumlah
G4 Infrastruktur tidak memadai
infrastrukrur
Menambah space peletakan barang jadi dan bahan baku
Operator tertimpa barang yang jatuh dari
E6
ketinggian Membuat batas maksimum ketinggian barang dan meletakkan barang yang memiliki
tumpukkan pada sudut ruangan
Melakukan perjanjian pada pihak distribusi
G1 Risiko barang rusak saat pengiriman
Memberikan packaging menggunakan plastik agar tidak mudah basah dan rusak
Pengontrolan dan dokumentasi secara tertulis barang masuk dan barang yang keluar dari
G2 Risiko barang hilang
perusahaan
Bahan baku dan barang jadi terkena banjir Membuat peninggian area gudang dan lantai produksi
H1
karna hujan Membuat rak untuk menjadi alas peletakkan bahan baku dan barang jadi
Bahan baku dan barang jadi berjamur karna Menjaga kelembaban suhu pada lantai produksi\
H2
suhu lembab Menambah fan pada sudut ruangan untuk menjaga kelembaban saat suhu panas
H3 Mesin tidak bekerja karna mati lampu Penyediaan genset utnuk mengganti daya aliran listrik pada mesin
Penyampaian spesifikasi produk meliputi ketebalan, warna dan dimensi cartoon box
Terjadinya komplain dan pengembalian
I1 sebelum melakukan persetujuan dengan konsumen
barang dari pelanggan kepada perusahaan
Memberikan sampel produk sebelum persetujuan

9
5. Kesimpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil hasil penelitian di CV Mitra Dunia Berg, H. P. (2010). Risk management: procedures,
Palletindo, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat methods and experiences. Risk Manage, 1, 79-95.
diambil yakni sebagai berikut : Cagno, E., Caron, F., & Mancini, M. (2007). A multi-
1. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan bagian dimensional analysis of major risks in complex
manajer dan kuisioner yang diberikan, dalam projects. Risk Management, 9(1), 1-18.
analisis risiko dengan Entreprise Risk Management Deloitte. (2009). Global Risk Management Survey :
(ERM) berfokus pada operasional perusahaan dan Sixth Edition Risk Management In The Spotlight.
diketahui terdapat 32 risiko yang mungkin terjadi di Djohanputro, B. (2006). Manajemen Risiko Korporat
perusahaan. Resiko operasional perusahaan meliputi Terintegrasi. Jakarta : PPM
dari risiko sumber daya manusia, produktivitas, Jalal, A., AlBayati, F. S., & AlBuainain, N. R. (2011).
pengadaan bahan baku, pergudangaan bahan baku Evaluating enterprise risk management (ERM);
dan bahan jadi, sistem dan lain lain. Bahrain financial Sectors as a case
2. Penilaian risiko dilakukan berdasarkan pada tingkat study.International Business Research, 4(3), 83.
keparahan / dampak (severity) yang dibedakan Mellisa., & Andono, F. A. (2013). Penerapan
menjadi lima golongan dan tingkat kemungkinan Enterprise Risk Management Dalam Rangka
terjadi (occurance) yang dibedakan menjadi lima Meningkatkan Efektivitas Kegiatan Operasional
golongan. Risk scoring didapatkan dengan CV Anugerah Berkat Calondijaya. Jurnal Ilmiah
melakukan perkalian antara occurance dan severity. Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1), 5 12.
Dari perhitungan risk scoring didapatkan risiko Moeller, R. (2009). Brinks Modern Internal Auditing,
tertinggi adalah risiko E3 yaitu adanya a Common Body of Knowledge. Canada : Wiley
penumpukan buffer stock melebihi kapasitas gudang Sepang, B. A. W., Tjakra, J., Langi, J. E. C., &
yang ada dan D6 yakni ketidaksesuaian jumlah Walangitan, D. R. O. (2013). Manajemen Risiko
barang yang datang dari supplier dengan jumlah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada
pesanan. Pada risk matrix, setiap risiko dibedakan Proyek Pembangunan Ruko Orlens Fashion
menjadi lima golongan level yakni level high, Manado. Jurnal Sipil Statik, 1(4).
moderate, dan low dan very low. Sutanto, S. (2013). Desain Enterprise Risk
3. Risiko yang telah dibedakan menjadi level risiko Management Berbasis ISO 31000 Bagi Duta
yang berbeda ditangani dengan merespon risiko Minimarket Di Situbondo.Calyptra: Jurnal Ilmiah
terlebih dahulu. Terdapat beberapa cara respon Mahasiswa Universitas Surabaya, 1(1)..
risiko yakni menghindari risiko, mereduksi risiko, Suhendra, E. S., Oswari, T., & Setiawan, S. (2013).
mentransfer risiko dan menerima risiko. Pada level Peran Business Continuity Plan dan Contingency
high dan moderate risiko difokuskan untuk Plan Dalam Meminimalisir Risiko Teknologi
dihindari dan direduksi. Pada level low, resiko Informasi pada Industri Asuransi. Jurnal Asuransi
difokuskan untuk direduksi dan ditransfer apabila dan Manajemen Risiko,1(1).
memungkinkan. Sedangkan pada level very low Wiryono, S.K., & Suharto. (2008). Analisis Risiko
respon risiko adalah menerima risiko dengan Operasional di PT TELKOM Dengan Pendekatan
pemantauan secara rutin. Penanganan dari setiap Metode ERM. Jurnal Manajemen Teknologi, 7(1),
risiko tentunya berbeda beda, dimana saran 4 11.
penanganan telah dijabarkan dalam Tabel 8. www.bpkp.go.id Peraturan Keputusan Kepala BPKP
diakses pada tanggal 29 Desember 2015
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis resiko yang
dilakukan dalam perusahaan, sangat disarankan CV
Mitra Dunia Palletindo dapat menerapkan Enterprise
Risk Management (ERM) karena dengan analisis risiko
ERM dapat membantu perusahaan untuk menilai dan
mengelola risiko terimasuk risiko yang besar dan kecil
dengan baik sehingga dapat membantu perusahaan
untuk mencapai tujuan perusahaan dan meningkatkan
profitabilitas dan tidak merugikan perusahaan. Selain
itu, penerapan ERM dapat membantu perusahaan
megidentifikasi seluruh risiko perusahaan baik dari
internal maupun eksternal khususnya risiko operasional
perusahaan.

10

Anda mungkin juga menyukai