Anda di halaman 1dari 9

BERITA ACARA PRESENTASI LAPORAN KASUS (PORTOFOLIO)

Pada hari ini, tanggal 22 Oktober 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:
Nama Peserta : dr. Muhammad Arman Pratomo
Dengan judul/topik : Tinea Cruris
Nama Pendamping : dr. Ni Nyoman Sudewi, M.Kes
Nama Wahana : RSUD Dr. Moh. Saleh, Kota Probolinggo

No. Nama Peserta Presentasi No. Tanda Tangan


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

(dr. Ni Nyoman Sudewi, M.Kes)


Borang Portofolio
Nama Peserta : dr. Muhammad Arman Pratomo
Nama Wahana : RSUD Dr. Moh. Saleh, Kota Probolinggo
Topik : Tinea Cruris
Tanggal (kasus) : 11 Juli 2016
Nama Pasien : Nn. L
No. RM : 178677
Tanggal Presentasi : 22 Oktober 2016
Nama Pendamping : dr. Ni Nyoman Sudewi, M.Kes
Tempat Presentasi : RSUD Dr. Moh. Saleh, Kota Probolinggo

OBJEKTIF PRESENTASI
o Keilmuan o Keterampilan o Penyegaran o Tinjauan Pustaka
o Diagnostik o Manajemen o Masalah o Istimewa
o Neonatus o Bayi o Anak o Remaja o Dewasa o Lansia o Bumil
o Deskripsi :
Pasien perempuan, 19 tahun, datang dengan keluhan timbul bruntus merah disertai rasa gatal
pada lipatan paha kanan dan kiri sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya bruntus merah tersebut
timbul bulat sebesar koin kemudian meluas ke sekitarnya. Keluhan tersebut terasa sangat gatal
sehingga dirinya sering menggaruk daerah lipat pahanya. Pasien sebelumnya telah
menggunakan obat salep bioplacenton dan betametason selama 2 minggu, tetapi keluhannya
tidak membaik. Pasien mengaku mandi dan mengganti celana dalam dua kali sehari, dan tidak
pernah bergantian pakaian dengan orang lain, namun pasien sering menggunakan celana jeans
yang agak ketat.
Keluhan bruntus - bruntus kemerahan di daerah lipatan tubuh lain disangkal. Keluhan bruntus-
bruntus merah disertai sisik yang tebal disangkal, keluhan bruntus-bruntus kemerahan disertai
panas badan disangkal. Keluhan gatal yang sangat hebat sampai panas seperti terbakar
disangkal. Riwayat keluhan serupa sebelumnya (-). Riwayat alergi obat atau makanan (-), HT
(-), DM(-), Riwayat pengobatan sebelumnya (-). Riwayat keluhan serupa pada keluarga (-)
o Tujuan:
Membuat diagnosis yang paling mungkin dan melakukan tatalaksana yang tepat pada kasus ini
Bahan Bahasan Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas Diskusi Presentasi dan E-mail Pos
Diskusi
DATA PASIEN Nama: Nn. L No Registrasi: 178677
Nama klinik : Telp: - Terdaftar sejak: 11 Juli 2016
RSUD Dr Moh Saleh
Data utama untuk bahan diskusi:
Diagnosis/Gambaran Klinis
Anamnesis:
Keluhan utama : Bruntus bruntus kemerahan yang terasa gatal pada daerah lipat paha sampai
daerah kelamin sejak 1 bulang yang lalu
RPS : Pasien datang dengan keluhan timbul bruntus merah disertai rasa gatal pada lipatan paha
kanan dan kiri sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya bruntus merah tersebut timbul bulat sebesar
koin kemudian meluas ke sekitarnya. Keluhan tersebut terasa sangat gatal sehingga dirinya
sering menggaruk daerah lipat pahanya. Pasien sebelumnya telah menggunakan obat salep
bioplacenton dan betametason selama 2 minggu, tetapi keluhannya tidak membaik. Pasien
mengaku mandi dan mengganti celana dalam dua kali sehari, dan tidak pernah bergantian
pakaian dengan orang lain, namun pasien sering menggunakan celana jeans yang agak ketat.
Keluhan bruntus - bruntus kemerahan di daerah lipatan tubuh lain disangkal. Keluhan bruntus-
bruntus merah disertai sisik yang tebal disangkal, keluhan bruntus-bruntus kemerahan disertai
panas badan disangkal. Keluhan gatal yang sangat hebat sampai panas seperti terbakar
disangkal. Riwayat keluhan serupa sebelumnya (-). Riwayat alergi obat atau makanan (-), HT (-
), DM(-), Riwayat pengobatan sebelumnya (-). Riwayat keluhan serupa pada keluarga (-)
Riwayat Pengobatan:
Tidak ada riwayat pengobatan
Riwayat Kesehatan/ Penyakit:
Riwayat keluhan serupa sebelumnya (-), HT (-), DM (-), penggunaan obat lainnya (-)
Riwayat Keluarga:
Tidak ada yang mengalami keluhan serupa.
Riwayat Pekerjaan:
Pasien adalah seorang pelajar

Pemeriksaan fisik:
Tanda vital:
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 110/ 70 mmHg
Nadi : 78 x/m
Suhu : 36,6 oC
Pernapasan : 18x/m
Status Generalis
Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata, tidak ada kelainan kulit
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, alis mata hitam.
Telinga : Normal, tidak ada kelainan kulit
Hidung : Normal, deviasi (-), sekret (-), tidak ada kelainan kulit
Tenggorokan : Dalam batas normal
Thoraks : Bentuk normal, pergerakan simetris
Paru : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Datar, supel, hepar dan lien tidak teraba membesar.
Ekstremitas atas: Akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis, tidak terdapat kelainan kulit
Ekstremitas bawah : Akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis, tidak terdapat kelainan kulit
Status Dermatologis
Distribusi : Regional
Ad Regio : Lipat paha
Lesi : Jumlah multipel, bentuk polisiklik, ukuran plakat, sirkumskripta, diskret,
menimbul, kering
Efloresensi : Plakat eritematosa, skuama, likenifikasi

Diagnosis Kerja : Tinea Cruris


Diagnosis Banding :
Eritrasma
Candidiasis Intertriginosa
Psoriasis
Dermatitis Seboroik

Tata laksana :
Ketokonazole 1 x 200 mg/hari PO selama 2 minggu
Cetirizine 2 x 5 mg PO selama 2 minggu
Ketokonazole cream 2% oles tipis 2x/hari selama 2 minggu

Prognosis :
Ad Vitam : Ad bonam
Ad Functionam : Ad bonam
Ad Sanactionam : Dubia ad bonam
HASIL PEMBELAJARAN:
1. Pengetahuan tentang Tinea Cruris, penyebab, tanda dan gejala klinis, pemeriksaan penunjang
untuk kepentingan penegakkan diagnosis.
2. Membuat diagnosis Tinea Cruris sesuai dengan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang.
3. Pengetahuan tentang tatalaksana kasus Tinea Cruris

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


Subjektif
Pasien datang dengan keluhan timbul bruntus merah disertai rasa gatal pada lipatan paha
kanan dan kiri sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya bruntus merah tersebut timbul bulat sebesar
koin kemudian meluas ke sekitarnya. Keluhan tersebut terasa sangat gatal sehingga dirinya
sering menggaruk daerah lipat pahanya. Pasien sebelumnya telah menggunakan obat salep
bioplacenton dan betametason selama 2 minggu, tetapi keluhannya tidak membaik. Pasien
mengaku mandi dan mengganti celana dalam dua kali sehari, dan tidak pernah bergantian
pakaian dengan orang lain, namun pasien sering menggunakan celana jeans yang agak ketat.
Keluhan bruntus - bruntus kemerahan di daerah lipatan tubuh lain disangkal. Keluhan bruntus-
bruntus merah disertai sisik yang tebal disangkal, keluhan bruntus-bruntus kemerahan disertai
panas badan disangkal. Keluhan gatal yang sangat hebat sampai panas seperti terbakar
disangkal. Riwayat keluhan serupa sebelumnya (-). Riwayat alergi obat atau makanan (-), HT
(-), DM(-), Riwayat pengobatan sebelumnya (-). Riwayat keluhan serupa pada keluarga (-)
Objektif
Pemeriksaan Fisik:
Status Dermatologis
Distribusi : Regional
Ad Regio : Lipat paha
Lesi : Jumlah multipel, bentuk polisiklik, ukuran plakat, sirkumskripta, diskret,
menimbul, kering dengan central healing
Efloresensi : Plakat eritematosa, skuama, likenifikasi
Pemeriksaan Penunjang:
Pada pasien ini disarankan untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik kerokan kulit
Assesment
Tinea Cruris
DEFINISI Tinea Cruris
Tinea Cruris (Eczema marginatum."Dhobi itch", "Jockey itch) merupakan infeksi jamur
dermatofitosis pada kulit daerah lipat paha, genitalia dan sekitar anus yang dapat meluas ke
bokong dan perut bagian bawah. Lesi kulit dapat terbatas pada derah genito-krural saja, atau
meluas ke daerah sekitar anus, daerah gluteus dan perut bagian bawah, atau bagian tubuh yang
lain.
ETIOLOGI
Penyebab utama dari tinea cruris :
Trichopyhton rubrum (90%)
Epidermophython fluccosum dan Trichophyton mentagrophytes (4%)
Trichopyhton tonsurans (6%)
Faktor risiko berupa :
Memakai celana yang ketat
Tinggal di daerah tropis
Kondisi sosial ekonomi yang kurang baik
Status gizi yang kurang baik
Kurang memperhatikan kebersihan pribadi
PATOFISIOLOGI
Jamur menghasilkan keratinase yang mencerna keratin, sehingga dapat memudahkan invasi ke
stratum korneum. Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya di dalam
jaringan keratin yang mati. Hifa menghasilkan enzim keratolitik yang berdifusi ke jaringan
epidermis dan menimbulkan jaringan peradangan. Pertumbuhannya dengan pola radial di
stratum korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit dengan batas yang jelas dan meninggi.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada tinea cruris dapat berupa :
Kemerahan di region inguinalis dan dapat meluas sekitar anus. intergluteal sampai ke
gluteus. Dapat pula meluas ke supra pubis dan abdomen bagian bawah
Rasa gatal yang meningkat jika banyak berkeringat.
Pasien berada pada tempat yang beriklim agak lembab, memakai pakaian ketat,
bertukar pakaian dengan orang lain, aktif berolahraga, menderita diabetes mellitus
Penyakit dapat menyerang tahanan penjara, tentara, atlit olahraga dan individu yang
beresiko terkena dermatophytosis
DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan :
a. Anamnesis
Pasien mengeluh terasa gatal dan kemerahan pada daerah lipat paha, terutama bila terkena
keringat.
Dapat pula dicurigai mengalami tinea cruris bila pasien berada pada tempat yang beriklim
agak lembab, memakai pakaian ketat, bertukar pakaian dengan orang lain, aktif
berolahraga, menderita diabetes mellitus
b. Pemeriksaan Fisik
Pada status dermatologis dapat ditemukan plakat eritematosa berbatas tegas yang bersifat
central healing di daerah lipat paha dan sekitarnya. Pada infeksi akut tinea cruris dapat
pula ditemukan lesi yang basah dan eksudatif. Apabila infeksi berjalan kronis, dapat pula
ditemuka eflorosensi sekunder seperti ekskoriasi, likenifikasi, dan impetiginisasi akibat
garukan pasien
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan mikroskopik kerokan kulit KOH 20%
Kultur dengan saburoud agar
Punch biopsy
Woods lamp
TATALAKSANA
Pada infeksi tinea cruris tanpa komplikasi biasanya dapat dipakai anti jamur topikal saja dari
golongan imidazole dan allynamin yang tersedia dalam beberapa formulasi.
Obat ini digunakan pagi dan sore hari kira-kira 2-4 minggu. Terapi dioleskan sampai 3 cm
diluar batas lesi, dan diteruskan sekurang-kurangnya 2 minggu setelah lesi menyembuh
Terapi sistemik dapat diberikan jika terdapat kegagalan dengan terapi topikal, intoleransi
dengan terapi topikal.
Pencegahan terhadap infeksi ulang dari tinea cruris merupakan komponen penting dari
tatalaksana. Pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan tubuh, memakai pakaian yang
menyerap keringat, mengeringkan lipat paha dengan baik setelah mandi, dan menggunakan
handuk yang berbeda pada daerah lipat paha dengan daerah tubuh lainnya

Planning
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka dapat ditegakkan bahwa pasien
mengalami Tinea Cruris.
a. Terapi Farmakologis :
Ketokonazole 1 x 200 mg/hari PO selama 2 minggu
Cetirizine 2 x 5 mg PO selama 2 minggu
Ketokonazole cream 2% oles tipis 2x/hari selama 2 minggu
b. Terapi Non-Farmakologis
Konsultasi : Menjelaskan kepada pasien untuk konsultasi ke dokter spesialis kulit apabila
keluhan masih menetap.
Pendidikan : Melakukan edukasi terhadap pasien mengenai penyakit yang diderita.
Diharapkan pasien lebih memahami tentang penyakit yang dideritanya, sehingga pasien
patuh dalam menggunakan obat yang diberikan.
Menganjurkan pasien untuk menjaga kebersihan tubuh, memakai pakaian yang
menyerap keringat, mengeringkan lipat paha dengan baik setelah mandi, dan
menggunakan handuk yang berbeda pada daerah lipat paha dengan daerah tubuh lainnya
Kontrol: Menyarankan pasien untuk kembali datang bila keluhan menetap

DAFTAR PUSTAKA

1. Bonifaz A, Saul A. Comparative study between terbinafine 1% emulsion-gel versus


ketoconazole 2% cream in tinea cruris and tinea corporis. Eur J Dermatol. 2000 Mar.
10(2):107-9. [Medline].
2. Chang CH, Young-Xu Y, Kurth T, Orav JE, Chan AK. The safety of oral antifungal
treatments for superficial dermatophytosis and onychomycosis: a meta-analysis. Am J
Med. 2007 Sep. 120(9):791-8. [Medline].
3. Foster KW, Ghannoum MA, Elewski BE. Epidemiologic surveillance of cutaneous fungal
infection in the United States from 1999 to 2002. J Am Acad Dermatol. 2004 May.
50(5):748-52. [Medline].
4. Schreuder MF, van de Kar NC, Brggemann RJ. Drug-Drug Interactions in Treatment
Using Azole Antifungal Agents. JAMA. 2016 Jun 21. 315 (23):2622. [Medline].
5. Silva-Tavares H, Alchorne MM, Fischman O. Tinea cruris epidemiology (So Paulo,
Brazil). Mycopathologia. 2001. 149(3):147-9. [Medline].

Anda mungkin juga menyukai