Anda di halaman 1dari 9

Patient Safety Project

Penurunan Kejadian Pasien Jatuh Terkait Implementasi Standar Operasional Prosedur Resiko Jatuh Di Rawat Inap
Gedung A Rs Khusus Bedah Karima Utama Surakarta
Partinah. 2017. Innovation In Health Care It Project Reservasi Pendaftaran Pasien Rawat Jalan. Surakarta : RSKU

Patient Safety Project


Penurunan Kejadian Pasien Jatuh Terkait Implementasi Standar Operasional Prosedur Resiko Jatuh Di
Rawat Inap Gedung A Rs Khusus Bedah Karima Utama Surakarta

Partinah, S.Kep
Rumah Sakit Khusus Bedah Karima Utama Surakarta
PMKP RSKU

Abstrak Peneliti telah melaksanakan penelitian pada bulan April 2017 tentang Kepatuhan Perawat melaksanakan
Standar Prosedur Operasional pencegahan Pasien Risiko Jatuh di gedung A, didapatkan hasil penelitian bahwa
kepatuhan perawat RS Karima Utama Surakarta Patuh 87% melaksanakan SPO pencegahan pasien risiko jatuh.
Hasil penelitian melaksanaan pencegahan pasien risiko jatuh sebagai berikut : Penilaian MFS Kepatuhan perawat
gedung A RS Karima Utama Surakarta hampir seluruh responden patuh melaksanakan penilaian MFS 100 dan
yang tidak patuh 0%. Pemasangan gelang risiko jatuh Kepatuhan gedung A RS Karima Utama Surakarta sebagian
besar patuh melaksanakan pemasangan gelang resiko jatuh 95% dan yang tidak patuh 05%. Pemasangan label
segitiga kuning Kepatuhan gedung A RS Karima Utama Surakarta sebagian besar patuh melaksanakan
pemasangan label segitiga kuning63% dan tidak patuh 37%.Mendekatkan barang yang diperlukan pasien di dekat
pasien Kepatuhan perawat gedung A RS Karima Utama Surakarta sebagian besar patuh mendekatkan barang
keperluan 90% dan yang tidak patuh 10%. Merendahkan tempat tidur Kepatuhan perawat gedung A RS Karima
Utama Surakarta sebagian besar patuh melaksanakan merendahkan tempat tidur 88 % dan yang tidak patuh 12 %.
Pemasangan pagar pengaman tempat tidur Kepatuhan perawat gedung A RS Karima Utama Surakarta hampir
seluruh patuh melaksanakan pemasangan pagar pengaman tempat tidur 90% dan yang tidak patuh 10%.

Abstract Researcher has conducted research in April 2017 about Nurse Compliance implement Standard
Operational Procedure prevention Patient Risks Fall in building A, got result of research that compliance nurse
Karima Utama Hospital Surakarta Patriarchy 87% implement SPO prevention patient risk fall. The results of the
study include the prevention of risk patients falling as follows: Assessment of MFS Compliance of nurses building
A Karima Utama Hospital Surakarta almost all respondents obediently carry out the assessment of MFS 100 and
non-adherent 0%. Installation of fallen risk bracelet Compliance of A Karima Utama Hospital Surakarta mostly
obediently carrying the installation of risk bracelet fall 95% and non-obedient 05%. Installation of yellow triangle
label Compliance of A Karima Utama Hospital Surakarta mostly obedient to carry out the installation of yellow
label triangle63% and disobedient 37% .Continue the required items of the patient near the patient Nurse building
Compliance A Karima Utama Hospital Surakarta mostly obedient closer goods 90% and non-adherent 10%.
Degrading the bed Nurse adherent building A Karima Utama Hospital Surakarta mostly obediently implement
lowered beds 88% and non-adherent 12%. Installation of the safety fence of the bed Adjustment nurse of A Karima
Utama Hospital Surakarta almost all obediently carry out the installation of 90% safety bed fence and non-
adherent 10%.

Rumah Sakit Khusus Bedah Karima Utama Surakarta 1


Patient Safety Project
Penurunan Kejadian Pasien Jatuh Terkait Implementasi Standar Operasional Prosedur Resiko Jatuh Di Rawat Inap
Gedung A Rs Khusus Bedah Karima Utama Surakarta

PENDAHULUAN

Rumah Sakit merupakan salah satu sarana standar dari program Millenium Development
pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk Goals (MDGs).Tujuan dilakukan akreditasi ialah
pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang lebih agar rumah sakit dapat meningkatkan mutu
baik. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit pelayanan, melalui implementasi standar
merupakan pemenuhan kebutuhan dan tuntutan akreditasi yang berorientasi kepada pasien, lalu
dari pemakai jasa pelayanan (pasien) yang agar rumah sakit dapat mengetahui dan
mengharapkan penyembuhan dan pemulihan yang menerapkan standar akreditasi serta meningkatkan
berkualitas dan penyediaan pelayanan kesehatan pemahaman para praktisi rumah sakit terhadap
yang nyaman dan aman. Era global seperti saat ini standar akreditasi pelayanan yang berfokus kepada
tuntutan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan pasien.
keperawatan yang profesional sesuai standar Departemen Kesehatan R.I telah
sudah didepan mata. Pelayanan tidak lagi hanya mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien RS
berfokus pada kepuasan pasien tetapi lebih ditahun 2005. Perhimpunan Rumah sakit
penting adalah keselamatan pasien (patient Indonesia atau PERSI menjadi pemrakarsa utama
safety). Harapan pelayanan profesional yang dengan membentuk Komite Keselamatan Pasien
bermutu tinggi yang berfokus pada keselamatan RS. Keselamatan pasien (patient safety) rumah
(safety) dan kepuasan pasien dapat terlaksana. sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
Keselamatan pasien merupakan prioritas membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
utama untuk dilaksanakan di rumah sakit , hal itu tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
menuju pengakuan internasional melalui proses melaksanakan suatu tindakan atau tidak
akreditasi yang dilakukan oleh lembaga melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
independen yang memiliki kewenangan untuk Meningkatnya keselamatan pasien rumah sakit
memberikan penilaian tentang kualitas pelayanan diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap
di institusi pelayanan kesehatan. Salah satu pelayanan rumah sakit dapat meningkat. Rumah
lembaga akreditasi di Indonesian adalah Komisi Sakit yang sudah terakreditasi, harus menerapkan
Akreditasi Rumah Sakit (KARS) juga merupakan beberapa syarat yang ditetapkan untuk
lembaga yang independen dalam melaksanakan keselamatan pasien yaitu Six Goal Pasient safety
akreditasi rumah sakit yang bersifat fungsional, atau Enam Sasaran Keselamatan Pasien, meliputi
nonstruktural, dan bertanggung jawab kepada ketepatan identifikasi pasien, peningkatan
menteri Kesehatan. komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan
KARS tersebut dibentuk pertama kali pada obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat
1995 dan setiap tiga tahun peraturan itu lokasi-tepat prosedur-tepat pasien post operasi,
diperbarui. Dalam perkembangannya, standar pengurangan risiko infeksi, dan pengurangan
akreditasi berubah menjadi berfokus kepada risiko pasien jatuh.
pasien, dengan mengacu kepada standar dari Joint Rumah Sakit Khusus Bedah Karima Utama
Commission International (JCI) ditambah dengan Surakarta adalah sebagai Rumah Sakit Khusus

Rumah Sakit Khusus Bedah Karima Utama Surakarta 2


Patient Safety Project
Penurunan Kejadian Pasien Jatuh Terkait Implementasi Standar Operasional Prosedur Resiko Jatuh Di Rawat Inap
Gedung A Rs Khusus Bedah Karima Utama Surakarta
Bedah swasta yang berada di Surakarta jawa bulan Januari sampai Desember sekitar 1.086.000
tengah yang memberikan pelayanan kesehatan pasien, pasien yang jatuh sebanyak 2 orang dan
kepada masyarakat yang mayoritas pelayanannya pada tahun 2016 sebanyak 2 orang. Setelah
adalah kasus Orthopedi. Rumah Sakit Khusus adanya program pencegahan pasien resiko jatuh
Bedah Karima Utama Surakarta dalam masih di dapatkan angka kejadian jatuh pada
meningkatkan keselamatan pasien berkomitmen bulan januari sampai bulan oktober 2017 sebanyak
untuk melaksanakan standar keselamatan pasien 1 orang. Dampak dari pasien jatuh, Rumah Sakit
yaitu mengacu pada enam sasaran keselamatan Khusus Bedah Karima Utama Surakarta banyak
pasien, maka dibutuhkan budaya kerja setiap dirugikan contohnya mengeluarkan uang untuk
tenaga kesehatan dan kualitas yang sesuai dengan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang, hari rawat
standar ketenagaan yang diperlukan dalam menjadi panjang, dan tidak ada kepercayaan
layanan keselamatan pasien. Rumah Sakit Khusus pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit. Harapan
Bedah Karima Utama Surakarta membentuk Rumah Sakit Khusus Bedah Karima Utama
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Surakarta terhadap pasien jatuh adalah nol / zero.
Pasien (PMKP) untuk menggerakkan keselamatan Pelaksanaan pencegahan pasien jatuh salah
pasien. satunya adalah penilaian MFS dan pada
RS Khusus Bedah Karima Utama prinsipnya adalah bagian dari kinerja dan perilaku
Surakarta mulai mengadakan program patient perawat dalam bekerja sesuai tugas-tugasnya
safety pada tanggal 12 Mei 2015. Dengan dalam organisasi, biasanya berkaitan dengan
diresmikan patient safety RS Khusus Bedah kepatuhan. Menurut Sarwono (2004) bahwa patuh
Karima Utama Surakarta maka dibuat suatu adalah taat atau tidak taat terhadap perintah, dan
kebijakan yaitu Standar Prosedur Operasional merupakan titik awal dari perubahan sikap dan
(SPO) pencegahan pasien risiko jatuh. Pencegahan perilaku individu.
pasien risiko jatuh adalah serangkaian tindakan Berdasarkan studi pendahuluan, peneliti
keperawatan yang merupakan acuan dalam telah melakukan observasi terhadap 40 perawat
penerapan langkah-langkah untuk dalam menerima pasien baru di gedung A pada
mempertahankan keselamatan pasien yang tanggal 01 sampai tanggal 30 April 2017.
berisiko jatuh dengan melakukan pengkajian Menunjukkan dari 40 pasien ada 5 bed yang
melalui Morse Fall Scale (MFS). MFS bertujuan tempat tidurnya tidak di rendahkan, 15 bed tidak
untuk memberikan keselamatan pasien dewasa di diberi label segitiga, 2 pasien tidak diberi gelang
RS, mencegah terjadinya pasien jatuh di RS. resiko jatuh, 4 bed tidak terpasang pagar tempat
Intervensi pencegahan pasien jatuh antara lain tidur, 4 Perawat tidak mendekatkan barang yang
penilaian MFS, memasang gelang identifikasi diperlukan didekat pasien. Hal ini
pasien risiko jatuh berwarna kuning pada menggambarkan bahwa pelaksanaan asuhan
pergelangan pasien, tanda pencegahan jatuh (label keperawatan kepada pasien secara aman yang
segitiga kuning) dipapan tempat tidur,, mengatur merujuk pada patient safety belum optimal. Maka
tinggi rendahnya tempat tidur sesuai dengan dalam upaya pelaksanaan pencegahan pasien
prosedur pencegahan pasien jatuh, memastikan risiko jatuh masih perlu menjadi perhatian bagi
pengaman tempat tidur dalam keadaan terpasang, perawat di RS.
pada pasien gelisah menggunakan restrain . Berdasarkan latar belakang diatas, maka
Berdasarkan data yang didapat dari team peneliti tertarik untuk membuat Penelitian dengan
patient safety RS Khusus Bedah Karima Utama judul Kepatuhan Perawat melaksanakan Standar
Surakarta, pasien yang beresiko jatuh tahun 2015 Prosedur Operasional pencegahan pasien risiko

Rumah Sakit Khusus Bedah Karima Utama Surakarta 3


Patient Safety Project
Penurunan Kejadian Pasien Jatuh Terkait Implementasi Standar Operasional Prosedur Resiko Jatuh Di Rawat Inap
Gedung A Rs Khusus Bedah Karima Utama Surakarta
jatuh di gedung A Rumah Sakit Khusus Bedah Interpretasi : Dari tabel 1.1 diketahui bahwa sebagian
Karima Utama Surakarta. besar responden mempunyai latar belakang
pendidikan D-3 Keperawatan yaitu 32 orang (80%)

Tabel 1.2
METODE Distribusi responden berdasarkan usia di gedung A RS
Khusus Bedah Karima Utama Surakarta.
a. Jenis dan RancanganPenelitian USIA JUMLAH PERSENTASI
rancangan penelitian yang digunakan adalah < 25 tahun 30 75 %
dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif
dengan desain penelitian deskriptif yaitu 26-30 tahun 10 25 %
menggambarkan kepatuhan perawat dalam
31-35 tahun 0 0
melaksanakan SPO pencegahan jatuh di rawat inap
gedung A Rumah Sakit Khusus Bedah Karima Utama Total 40 100 %
Surakarta.
b. Lokasidanwaktupenelitian
1.Lokasi Penelitian Interpretasi : Dari tabel 1.2 diperoleh data bahwa
sebagian besar responden berusia kurang dari 25
Penilitian diadakan di gedung A Rumah Sakit
tahun yaitu 30 orang (75%)
Khusus Bedah Karima Utama Surakarta
2.Waktu Penelitian Tabel 1.3
Penelitian diadakan pada bulan1 April 30 April Distribusi responden berdasarkan masa kerja di
2017. gedung A RS Khusus Bedah Karima Utama Surakarta.
c. Populasi dan Sampel Masa Kerja Jumlah Presentase
1.Populasi
0-3 tahun 35 87,5 %
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perawat yang bertugas di rawat inap gedung A 3-6 tahun 4 10 %
Rumah Sakit Khusus Bedah Karima Utama
Surakarta. 6 tahun 1 2,5 %
2.Sampel Total 40 100 %
Sampel penelitian ini adalah 40 perawat yang
bertugas di rawat inap Gedung A Rumah sakit
Khusus Bedah Karima Utama Surakarta. Interpretasi :
Dari tabel 1.3 diketahui bahwa berdasarkan masa
HASIL kerja, sebagian besar responden mempunyai masa kerja 0-3
tahun yaitu 35 orang (87,5%)

a. Karakteristik responden b. Berdasarkan tujuan penelitian maka diperoleh hasil


Tabel 1.1 peneltian sebagai berikut :
Distribusi responden berdasarkan pendidikan di 1) Melakukan pengkajian MFS
gedung A RS Khusus Bedah Karima Utama Surakarta. Tabel 1.4
Pendidikan Jumlah Prosentase Distribusi kepatuhan perawat melakukan pengkajian
MFS di gedung A RS Khusus Bedah Karima Utama
D3 Keperwatan 32 80 % Surakarta.
Kepatuhan Perawat Jumlah Presentase
SI Keperawatan 8 20%
Melakukan 40 100 %
Total 40 100% Pengkajian MFS

Tidak Melakukan 0 0
Pengkajian MFS

Rumah Sakit Khusus Bedah Karima Utama Surakarta 4


Patient Safety Project
Penurunan Kejadian Pasien Jatuh Terkait Implementasi Standar Operasional Prosedur Resiko Jatuh Di Rawat Inap
Gedung A Rs Khusus Bedah Karima Utama Surakarta
TOTAL 40 100 % 4) Mendekatkan barang yang diperlukan didekat
pasien
Tabel 1.7
Interpretasi : Berdasarkan tabel 1.4 diketahui bahwa Distribusi kepatuhan perawat mendekatkan barang
kepatuhan perawat dalam melakukan pengkajian MFS yang diperlukan di dekat pasien di gedung A RS
sudah seluruh responden patuh melakukan pengkajian Khusus Bedah Karima Utama Surakarta.
MFS yaitu 40 orang (100%). Kepatuhan Perawat Jumlah Presentase
2) Memasang gelang di pergelangan tangan
pasien a. Mendekatkan 36 90 %
Tabel 1.5 barang
Distribusi kepatuhan perawat memasang gelang di b. Tidak 4 10 %
pergelangan tangan pasien di gedung A RS Khusus Mendekatkan
Bedah Karima Utama Surakarta. barang
TOTAL 40 100%
Kepatuhan Perawat Jumlah Presentase

Memasang gelang 38 95% Interpretasi :


Pasien Berdasarkan tabel 1.7 diperoleh data bahwa
kepatuhan perawat dalam mendekatkan barang yang
Tidak memasang 2 05% diperlukan di dekat pasien patuh yaitu hanya 36
gelang pasien responden (90%)
TOTAL 40 100 % 5) Mengatur tinggi rendahnya tempat tidur sesuai
prosedur pencegahan pasien jatuh
Interpretasi :Berdasarkan tabel 1.5 diketahui bahwa
kepatuhan perawat dalam memasang gelang di Tabel 1.8
pergelangan tangan pasien sebagian besar responden Distribusi kepatuhan perawat dalam mengatur tinggi
patuh yaiti 38 orang (95%) rendahnya tempat tidur sesuai prosedur pencegahan
3) Meletakkan tanda pencegahan jatuh(Label pasien jatuh di gedung A RS Khusus Bedah Karima
segitiga Kuning) di papan tempat tidur Utama Surakarta.
Tabel 1.6
Distribusi kepatuhan perawat dalam Kepatuhan Perawat Jumlah Presentase
meletakkan tanda pencegahan jatuh(Label
Mengatur tinggi rendahnya 35 88 %
segitiga Kuning) di gedung A RS Khusus Bedah
tempat tidur sesuai
Karima Utama Surakarta.
prosedur pencegahan
Kepatuhan Perawat Jumlah Presentase pasien jatuh
a. Meletakkan tanda 25 63% Mengatur tinggi rendahnya 5 12 %
pencegahan jatuh ( label tempat tidur sesuai
segitiga kning) di papan prosedur pencegahan
tempat tidur pasien jatuh
b. Tidak Meletakkantanda 15 37%
pencegahan jatuh ( label TOTAL 40 100%
segitiga kning) di papan
tempat tidur
TOTAL 40 100% Interpretasi :
Berdasarkan tabel 1.8 diperoleh data kepatuhan
perawat dalam mengatur tinggi rendahnya tempat
Interpretasi : tidur sesuai prosedur pencegahan pasien jatuh patuh
Berdasarkan tabel 1.6 diperoleh data bahwa diketahui bahwa sebagian besar responden patuh
kepatuhan perawat dalam meletakkan tanda yaitu 35 responden (88%)
pencegahan jatuh ( label kuning) di papan tempat 6) Memastikan pagar pengaman tempat tidur dalam
tidur kurang patuh yaitu hanya 25 responden (63%) keadaan terpasang

Rumah Sakit Khusus Bedah Karima Utama Surakarta 5


Patient Safety Project
Penurunan Kejadian Pasien Jatuh Terkait Implementasi Standar Operasional Prosedur Resiko Jatuh Di Rawat Inap
Gedung A Rs Khusus Bedah Karima Utama Surakarta
Tabel 1.9 lebih rasional serta terbuka dalam menerima
Distribusi kepatuhan perawat memastikan adanya bermacam program pembaharuan.
pagar pengaman tempat tidur dalam keadaan Berdasarkan tabel 1.4 menunjukkan
terpasang di gedung A RS Khusus Bedah bahwa kepatuhan perawat dalam penilaian
Karima Utama Surakarta. MFS sebanyak 40 responden (100%), maka
kategorinya menandakan bahwa perawat
Kepatuhan Perawat Jumlah Presentase gedung A seluruh responden patuh
melaksanakan penilaian MFS. Menurut analisa
a. Memastikan pagar 36 90 % peneliti hal ini karena setiap hari di monitor
pengaman tempat tidur dan dievaluasi oleh Kepala Ruang dan telah
dalam keadaan dilakukannya sosialisasikan oleh team patient
terpasang safety RS Khusus Bedah Karima Utama tentang
b. Tidak memastikan 5 10 % pencegahan pasien resiko jatuh dengan menilai
pagar pengaman tempat MFS.
tidur dalam keadaan 1. Pemasangan gelang resiko
terpasang Gelang resiko merupakan suatu
TOTAL 40 100% identifikasi untuk mengetahui pasien yang
beresiko jatuh. apabila nilai MFS 25 gelang
resiko ini harus dipasang dipergelangan tangan
pasien.
Tingkat kepatuhan adalah kepatuhan
Interpretasi : petugas dalam pelayanan yang sesuai dengan
Berdasarkan tabel 1.9 diperoleh data kepatuhan standar pelayanan kesehatan ( Depkes RI, 1998
perawat dalam memasang pengaman tempat tidur ). Menurut Notoadmojo (2003) faktor yang
diketahui bahwa hampir seluruh responden patuh mempengaruhi kepatuhan adalah umur,
memasang pengaman yaitu 36 responden (90%) pendidikan, masa kerja dan jenis kelamin.
Berdasarkan karakteristik masa kerja 0-3
2. PEMBAHASAN tahun 30%, dimana pengalaman kerja juga ikut
Berdasarkan hasil yang didapat di lapangan, menentukan kinerja seseorang.
peneliti melihat bahwa: Berdasarkan tabel 1.5 menunjukkan
1. Melakukan pengkajian dengan n Penilaian MFS bahwa kepatuhan perawat dalam pemasangan
Morse Fall Scale (MFS) merupakan salah satu gelang resiko sebanyak 38 responden (95%),
instrumen yang dapat digunakan untuk maka kategorinya menandakan perawat
mengidentifikasi pasien beresiko jatuh. gedung A masih ada yang belum patuh
Penilaian MFS dapat dilakukan setiap melaksanakan pemasangan gelang.
pergantian shift, pasien baru masuk ruangan, Menurut analisa peneliti hal ini karena
pasien pernah terjadi jatuh dan apabila ada setelah menilai hasil MFS tidak
perubahan kondisi pasien . Dengan menilai ada tindak lanjut untuk intervensi pemasangan
skor MFS dapat ditentukan pasien yang gelang resiko jatuh, misalnya karena belum
beresiko jatuh, yaitu 25 menandakan resiko menjadi kebiasaan tentang prosedur
sedang, dan MFS 25 menandakan resiko pencegahan pasien resiko jatuh. Dan dari
rendah. pernyataan perawat bahwa pasien sudah
Menurut Skhafer, dkk (2000 ) terpasang gelang resiko jatuh tapi digunting
kepatuhan adalah ketaatan seseorang pada karena ada pemindahan pemasangan infus.
tujuan yang telah ditentukan. Kepatuhan 2. Pemasangan label segitiga Kuning
merupakan suatu permasalahan bagi semua Label segitiga kuning merupakan tanda untuk
disiplin kesehatan, salah satunya adalah mengidenditifikasi pasien beresiko jatuh. Dimana
pelayanan perawatan di Rumah Sakit. Menurut label segitiga kuning dipasang di depan tempat
Sarwono (2004) bahwa patuh adalah taat atau tidur, supaya semua perawat dan keluarga tahu
tidak taat terhadap perintah, dan merupakan pasien tersebut berisiko jatuh. Label dipasang
titik awal dari perubahan sikap dan perilaku setelah mendapatkan nilai MFS 25.
individu. Menurut Aditama (1998) patuh adalah
Kepatuhan seseorang dipengaruhi oleh suatu sifat yang berfungsi untuk mendorong
tingkat pendidikan yang tinggi karena akan
Rumah Sakit Khusus Bedah Karima Utama Surakarta 6
Patient Safety Project
Penurunan Kejadian Pasien Jatuh Terkait Implementasi Standar Operasional Prosedur Resiko Jatuh Di Rawat Inap
Gedung A Rs Khusus Bedah Karima Utama Surakarta
seseorang taat terhadap suatu ketentuan atau maka kategorinya menunjukkan perawat gedung AA
aturan. Kepatuhan ini bisa dipengaruhi oleh faktor sebagian besar responden patuh melaksanakan
pengetahuan. Pengetahuan merupakan kumpulan merendahkan tempat tidur.
informasi yang dipahami, diperoleh dari proses Menurut analisa peneliti hal ini disebabkan
belajar selama hidup dan dapat digunakan sebagai karena kurangnya kesadaran dari perawat dalam
alat penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri melaksanakan merendahkan tempet tidur sesuai
maupun lingkungannya. Berdasarkan tabel 1.6 standar prosedur operasional pencegahan pasien
menunjukkan bahwa kepatuhan perawat resiko jatuh.
melaksanakan pemasangan label segitiga kuning 1. Pemasangan pagar pengaman tempat tidur.
sebanyak 25 responden (63%), berdasarkan Tempat tidur merupakan salah satu fasilitas
kategori perawat gedung A sebagian besar yang digunakan oleh pasien. Dari tempat tidur pasien
responden kurang patuh melaksanakan bisa berisiko jatuh, terutama bila pasien ditinggal
pemasangan label segitiga kuning. sendiri, maka untuk mencegah jatuh pagar pengaman
Menurut analisa peneliti hal ini karena harus selalu terpasang dan perawat selalu
kurangnya kesadaran dari perawat tentang menginformasikan pada keluarga pasien.
pentingnya pemasangan label segitiga kuning dan Kepatuhan merupakan suatu bentuk perilaku.
beberapa faktor diantaranya kesibukan atau Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada
mobilitas yang tinggi. dalam diri manusia, sedang dorongan merupakan
3. Mendekatkan barang yang sering diperlukan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri
pasien ke dekat pasien. manusia (Heri P, 1999).
Meja adalah sarana yang diperlukan pasien
guna menaruh barang atau keperluan yang sering Berdasarkan tabel 1.8 menunjukkan bahwa
kali dibutuhkan pasien agar pasien merasa lebih kepatuhan perawat dalam pelaksanaan memasang
mudah mencukupi kebutuhannya dikala sedang pagar pengaman sebanyak 36 responden (90%), maka
ada keterbatasan gerak. Berdasarkan tabel 1.7 kategorinya menandakan perawat gedung A hampir
menunjukkan bahwa kepatuhan perawat seluruh responden patuh melaksanakan pemasangan
menaruh/mendekatkan barang atau keperluan pagar pengaman tempat tidur.
yang sering kali dibutuhkan pasien sebanyak 36 Menurut analisa peneliti hal ini karena karena sudah
responden ( 90 %), maka bisa dikategorikan menjadi budaya sebelum meninggalkan pasien
bahwa perawat gedung A masih ada yang belum perawat memasang pagar pengaman .
patuh.
Menurut analisa peneliti hal ini karena KESIMPULAN
kurangnya kesadaran dari perawat tentang
pentingnya menaruh barang atau keperluan yang
sering dibutuhkan pasien Simpulan Peneliti telah melaksanakan
penelitian pada bulan April 2017 tentang
5. Merendahkan tempat tidur Kepatuhan Perawat melaksanakan Standar
Tempat tidur merupakan salah satu fasilitas Prosedur Operasional pencegahan Pasien Risiko
yang digunakan oleh pasien. Dari tempat tidur
pasien bisa berisiko jatuh, maka untuk mencegah Jatuh di gedung A, didapatkan hasil penelitian
jatuh posisi tempat tidur harus direndahkan. bahwa kepatuhan perawat RS Karima Utama
Kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta Surakarta Patuh 87% melaksanakan SPO
dan berbentuk melalui proses dari serangkaian pencegahan pasien risiko jatuh. Hasil penelitian
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
melaksanaan pencegahan pasien risiko jatuh
Sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sebagai berikut :
sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan a. Penilaian MFS Kepatuhan perawat
sebaliknya akan mebebani dirinya bila mana ia tidak gedung A RS Karima Utama Surakarta hampir
dapat berbuat sebagaimana lazimnya (Prijadarminto,
seluruh responden patuh melaksanakan penilaian
2003).
Berdasarkan diagram 4.5 menunjukkan bahwa MFS 100 dan yang tidak patuh 0%.
kepatuhan perawat dalam pelaksanaan merendahkan b. Pemasangan gelang risiko jatuh
tempat tidur sebanyak 35 responden (88%), Kepatuhan gedung A RS Karima Utama
Rumah Sakit Khusus Bedah Karima Utama Surakarta 7
Patient Safety Project
Penurunan Kejadian Pasien Jatuh Terkait Implementasi Standar Operasional Prosedur Resiko Jatuh Di Rawat Inap
Gedung A Rs Khusus Bedah Karima Utama Surakarta
Surakarta sebagian besar patuh melaksanakan es/siti%20komariah%20_PERAN%20KEP
pemasangan gelang resiko jatuh 95% dan yang %20DALAM%20IKP.pdf [9 Februari
tidak patuh 05%. 2013].
c. Pemasangan label segitiga kuning Komariah, Nenden. 2014. budaya keselamatan
Kepatuhan gedung A RS Karima Utama dan kesehatan kerja dalamimplementasi
Surakarta sebagian besar patuh melaksanakan keselamatan pasien (studi kasus pada
pemasangan label segitiga kuning63% dan tidak rumah sakit x di kota batam). jurnal
patuh 37%. pascasarjana fakultas kedokteran
d. Mendekatkan barang yang diperlukan universitas gadjah mada.
pasien di dekat pasien Kepatuhan perawat Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
gedung A RS Karima Utama Surakarta sebagian (KKPRS). 2008. Pedoman pelaporan
besar patuh mendekatkan barang keperluan 90% insiden keselamatan pasien (IKP). Jakarta :
dan yang tidak patuh 10% KKPRS.
e. Merendahkan tempat tidur Kepatuhan
Komite Keselamatan Rumah Sakit (KKPRS)
perawat gedung A RS Karima Utama Surakarta
PERSI., 2007. Pedoman Pelaporan Insiden
sebagian besar patuh melaksanakan Keselamatan Pasien.Jakarta
merendahkan tempat tidur 88 % dan yang tidak
patuh 12 % Sari, Nirmala, et all (2008) Risk off Falling In
f. Pemasangan pagar pengaman tempat Patient with a Recent Fracture. Jogja.
tidur Kepatuhan perawat gedung A RS Karima
Purba, Idham et all (2013) Pengetahuan perawat
Utama Surakarta hampir seluruh patuh Pada Pasien Resiko Jatuh. Depok.
melaksanakan pemasangan pagar pengaman https://www.academia.edu
tempat tidur 90% dan yang tidak patuh 10%.
Setyarini, Ari et all (2012) Kepatuhan Peerawat
Melaksanakan Standar Prosedur
REFERENSI Operasional Pencegahan Pasien Resiko
Jatuh di Gedung Yosef 3 Dago dan Surya
Asih, windi (2015) Pengaruh Program Kencana Rumah Sakit Borromeus. Jurnal
Pencegahan Resiko Jatuh Berupa Edukasi Kesehatan Stikes Santo Borromeus.
dan Latihan Kekuatan Otot Terhadap
Suparna (2015) Evaluasi Penerapan Patient
Faktor Resiko Jatuh Yang Dimiliki Oleh
Safety Risiko Jatuh Unit Gawat Darurat di
Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna
Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Sleman.
Werdha (BPSTW) Ciparay Bandung.
Sleman.
Bandung. Jurnal Ilamu Kesehatan.

Budiono,Sugeng et all (2014) Pelaksanaan


Program Managemen Pasien Dengan
Resiko Jatuh, Malang, Jurnal Kedokteran
Brawijaya, Vol 28.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.


2008. Panduan Nasional Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit. Edisi 2 : Jakarta.

Komariah, S. 2012. Peran Keperawatan Dalam


Menurunkan Insiden Keselamatan Pasien
[online]http://manajemenrumahsakit.net/fil
Rumah Sakit Khusus Bedah Karima Utama Surakarta 8
Patient Safety Project
Penurunan Kejadian Pasien Jatuh Terkait Implementasi Standar Operasional Prosedur Resiko
Jatuh Di Rawat Inap Gedung A Rs Khusus Bedah Karima Utama Surakarta

Rumah Sakit Khusus Bedah Karima Utama Surakarta


9

Anda mungkin juga menyukai