1491 3542 1 SP
1491 3542 1 SP
AFIEFAH MUTHAHHARAH
Afiefah Muthahharah
NIM. I34110120
ii
ABSTRAK
Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan merupakan
andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Dilihat dari segi
positifnya, dengan berkembanganya sebuah kawasan pariwisata yang dirasakan
oleh masyarakat di sekitar objek wisata adalah suatu keuntungan, terutama dari
segi materi; yaitu dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar objek
wisata. Keberadaan kawasan pariwisata memberikan dampak positif sekaligus
dampak negatif bagi hubungan interaksi manusia dengan lingkungan dan kondisi
sosial ekonomi masyarakat. Peningkatan jumlah kunjungan wisata ini
memberikan dampak terhadap tiga aspek lingkungan hidup suatu kawasan
pariwisata. Kajian tiga aspek dampak tersebut diantaranya mengacu pada aspek
kondisi lingkungan ekonomi, lingkungan sosial, dan lingkungan fisik kawasan
pariwisata yang secara tidak langsung dampak tersebut ikut berpengaruh pada
peningkatan ataupun penurunan kunjungan suatu kawasan pariwisata.
ABSTRACT
Tourism has become one of the largest industries in the world, and are the
mainstay in generating foreign exchange in many countries. Judging from the
positive side, eveolved a tourist area that is felt by the people in the surrounding
attractions is an advantage, especially in terms of the material; which can
increase the income of the people surrounding attractions. The existence of a
positive impact on tourism region at the same negative impact on the relationship
of human interaction with the environment and socio-economic conditions. An
increasing number of tourist visits have had an impact on the three aspects of the
environment of a tourism region. Study the effects of three aspects of which refers
to the economic aspects of the environment, social environment, and the physical
environment of tourism region that indirectly impact is taken into effect on the
increase or decrease in visits a tourism region.
Oleh
AFIEFAH MUTHAHHARAH
I34110120
Pada
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Studi Pustaka yang disusun oleh:
Nama Mahasiswa : Afiefah Muthahharah
Nomor Pokok : I34110120
Judul : Dampak Pengembangan Kawasan Pariwisata Bahari
terhadap Kondisi Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi
Masyarakat
dapat diterima sebagai syarat kelulusan mata kuliah Studi Pustaka (KPM 403)
pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor.
Disetujui oleh
Diketahui oleh
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Studi Pustaka yang berjudul Dampak
Pengembangan Kawasan Pariwisata terhadap Kondisi Lingkungan, Sosial, dan
Ekonomi Masyarakat ini dengan baik. Penulisan Laporan Studi Pustaka ini
ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan MK. Studi Pustaka (KPM 403), pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, terima kasih penulis
sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS selaku pembimbing yang
telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga
penyelesaian Laporan Studi Pustaka ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan
terima kasih kepada Ibu Restu Senayangsih dan Bapak Abdul Rosyid selaku orang
tua yang senantiasa memberikan dorongan semangat dan doa yang sangat
bermanfaat untuk penulis dalam menyelesaikan Studi Pustaka ini. Selain itu,
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman suka duka dan
seperjuangan, Soraya Feruzia, Siska Ermalia, Radha Santunnia, Dwi
Setyaningsih, Herolina Intan, Versa Hekmatyar, MGS Herman, Keluarga Citra
Islami dan seluruh rekan-rekan yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil dalam proses penyelesaian Laporan Studi Pustaka ini. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada mahasiswa Departemen SKPM
seluruh angkatan, khususnya angkatan 48, yang selalu menemani dalam proses
perkuliahan selama beberpa tahun ini dan memberikan pelajaran bermanfaat
kepada penulis.
Semoga Laporan Studi Pustaka ini bermanfaat bagi semua pihak.
Afiefah Muthahharah
NIM. I34110120
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
Latar Belakang 1
Tujuan Tulisan 1
Metode Penulisan 2
Kegunaan Penulisan 2
RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA..........................................................3
Dampak Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Lingkungan Pengembangan Desa
Wisata Jatiluwih Tabanan 3
Dampak Perkembangan Pariwisata di Objek Wisata Penglipuran 5
Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di
Gili Trawangan Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara 8
Pengembangan Kawasan Pariwisata Terpadu di Kepulauan Seribu 10
Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari terhadap Pendapatan Masyarakat di
Pulau Tidung 12
Dampak Negatif Perkembangan Pariwisata Terhadap Lingkungan Fisik
Pesisir. Studi Kasus: Pantai Pangandaran 14
Model Pariwisata Pedesaan Sebagai Alternatif Pembangunan Berkelanjutan
16
Dampak Pariwisata Terhadap Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Pelaku
Usaha di Kawasan Wisata Pantai Natsepa, Pulau Ambon 18
Dampak Event Pariwisata di Taman Nasional Kepulauan Seribu DKI Jakarta
20
Dampak Fisik, Ekonomi, Sosial Budaya terhadap Pembangunan Pariwisata di
Desa Serangan Denpasar Bali 22
RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN...............................................................24
Pariwisata 24
Dampak Pariwisata 25
Daya Tarik Wisata 26
Tingkat Kesejahteraan 27
Potensi Keberlanjutan Pariwisata 28
vii
SIMPULAN...........................................................................................................29
Hasil Rangkuman dan Pembahasan 29
Usulan Kerangka Analisis Baru 30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................33
LAMPIRAN...........................................................................................................34
Riwayat Hidup.......................................................................................................34
viii
DAFTAR GAMBAR
Latar Belakang
Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan
merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara.
Pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu
yang belum diketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan
suasana, atau untuk mendapat perjalanan baru (Robinson, 1976: Murphy, 1985).
Dilihat dari segi positifnya, dengan berkembanganya sebuah kawasan
pariwisata yang dirasakan oleh masyarakat di sekitar objek wisata adalah suatu
keuntungan, terutama dari segi materi; yaitu dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat sekitar objek wisata. Keuntungan yang lain dengan berkembangnya
objek pariwisata adalah dibangunnya sarana-sarana yamg memudahkan menuju
lokasi wisata, misalnya trasnportasi, penginapan, kios-kios cinderamata dan lain
sebagainya. Selain itu, masyarakat sekitar juga akan terbuka wawasannya tentang
dunia luar, karena interaksi yang berlangsung antara penduduk setempat dengan
para wisatawan asing ataupun domestik.
Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang tepat dalam
meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global.
Pariwisata mempunyai dampak dan manfaat yang banyak, di antaranya selain
menghasilkan devisa negara dan memperluas lapangan kerja, sektor pariwisata
bertujuan untuk menjaga kelestarian alam dan mengembangkan budaya lokal.
Salah satu jenis wisata yang berkembang di Indonesia adalah jenis wisata bahari.
Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas
ribuan pulau besar dan kecil, seluruhnya mencakup 17.508 pulau dengan garis
pantai lebih dari 81.000 km serta memiliki potensi sumberdaya pesisir dan lautan
yang sangat besar (Bengen, 2002).
Pariwisata juga merupakan industri yang kelangsungan hidupnya sangat
ditentukan oleh baik-buruknya lingkungan. Karena itu pengembangan pariwisata
haruslah memperhatikan terjaganya mutu lingkungan, sebab dalam industri
pariwisata lingkungan itulah yang sebenarnya dijual.
Keberadaan kawasan pariwisata memberikan dampak positif sekaligus
dampak negatif bagi hubungan interaksi manusia dengan lingkungan dan kondisi
sosial ekonomi masyarakat. Interaksi yang muncul ini ditimbulkan karena adanya
kunjungan wisata ke kawasan pariwisata yang semakin besar. Peningkatan jumlah
kunjungan wisata ini memberikan dampak terhadap tiga aspek lingkungan hidup
suatu kawasan pariwisata. Kajian tiga aspek dampak tersebut diantaranya
mengacu pada aspek kondisi lingkungan ekonomi, lingkungan sosial, dan
lingkungan fisik kawasan pariwisata yang secara tidak langsung dampak tersebut
ikut berpengaruh pada peningkatan ataupun penurunan kunjungan suatu kawasan
pariwisata.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penulisan studi
pustaka ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
2
Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan studi pustaka ini
adalah melalui penelusuran data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber,
seperti jurnal artikel, monograph, skripsi, tesis, serta berbagai laporan dan hasil
penelitian ilmiah lainnya. Data sekunder yang digunakan disesuaikan dengan
topik utama yang dibahas dalam studi pustaka ini, yakni mengenai dampak
kawasan pariwisata bahari yang berfokus pada kondisi lingkungan, sosial, dan
ekonomi masyarakat. Data sekunder akan diringkas dan dilakukan analisis dan
sintesis terhadap hasil ringkasan (ikhtisar). Berdasarkan hasil analisis dan sintesis,
maka disusunlah kerangka pemikiran dan perumusan masalah untuk penelitian
selanjutnya.
Kegunaan Penulisan
Bagi penulis, penulisan studi pustaka ini berguna sebagai landasan awal
dalam penelitian selanjutnya untuk keperluan skripsi. Bagi kalangan akademisi,
studi pustaka ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk keperluan studi-
studi terkait. Bagi kalangan umum, studi pustaka ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan khasanah pengetahuan, serta memberi informasi yang bermanfaat.
3
:
1. Judul Dampak Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Lingkungan
Pengembangan Desa Wisata Jatiluwih Tabanan
Tahun : 2006
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : I Nengah Subadra
Nama Jurnal : Jurnal Manajemen Pariwisata
Volume (edisi) : Vol. 5 No 1 Juni 2006
halaman
Alamat URL : http://jurnal.triatmamulya.ac.id/index.php/JMPII/article/view/1
1
Tanggal diunduh : 23 November 2014
Ringkasan
Analisis
6
Tahun : 2011
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Putu Agus Prayogi
Nama Jurnal : Jurnal Perhotelan dan Pariwisata
Volume (edisi) : Vol. 1 No. 1 Hal. 64
halaman
Alamat URL : www.triatmajaya.triatma-mapindo.ac.id/.../journals/
Tanggal : 23 November 2014
diunduh
Penelitian ini menjelaskan mengenai dampak dari pengembangan desa
wisata terhadap kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan masyarakat
setempat. Hasil penelitian menyebutkan bahwa setelah adanya pembangunan
pariwisata di Desa Jatiluwuh banyak menimbulkan dampak positif, seperti
terbukanya banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Selain itu kondisi sosial
budaya masyarakat masih sangat kental dalam mengikuti berbagai macam
upacara keagamaan. Namun, kurang disebutkan dampak negatif yang terjadi,
seperti tidak adanya dampak negatif bagi lingkungan pariwisata. Hal ini bertolak
belakang dengan penelitian dari Putu Agus Prayogi, yang menyebutkan dampak
negatif dari berkembangnya suatu kawasan wisata, misalnya timbulnya onggokan
sampah akibat aktivitas wisatawan yang bersinggungan langsung dengan
lingkungan Desa Wisata
Ringkasan
Bali memiliki beragam potensi budaya dan alam yang dapat dijadikan
sebagai modal untuk mengembangkan kepariwisataannya. Keberhasilan Bali
dalam menarik wisatawan untuk berkunjung ke Bali telah banyak memberi
manfaat kepada masyarakat, melalui penciptaan lapangan kerja, mendorong
ekspor hasil-hasil industri, kerajinan serta sebagai sumber devisa daerah, bahkan
dalam beberapa dasa warsa sektor pariwisata telah mampu menjadi generator
penggerak perekonomian daerah Bali. Salah satu kabupaten di Bali yang menciba
mengembangkan potensi wisata yang dimilikinya adalah Kabupaten Bangli.
didalam perkembangannya sebagai salah satu objek wisata di Kabupaten Bangli,
7
Analisis
3
3. Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Judul : Masyarakat di Gili Trawangan Kecamatan Pemenang
Kabupaten Lombok Utara
Tahun : 2011
9
Ringkasan
Analisis
4. Judul :
Pengembangan Kawasan Pariwisata Terpadu di Kepulauan
Seribu
Tahun : 2013
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Abdul Razak
Nama Jurnal : Jurnal Teknik POMITS
Volume (edisi) : Vol. 2 No. 2
halaman
Alamat URL : http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/2461/0
Tanggal : 23 November 2014
diunduh
Ringkasan
Kepulauan Seribu memiliki tiga jenis wisata yang menjadi daya tarik
dalam merespon motivasi wisatawan untuk datang. Ketiga jenis wisata ini adalah
wisata pantai (pulau wisata umum) berjumlah 45 pulau, wisata cagar alam
berjumlah dua pulau dan wisata sejarah berjumlah empat pulau. Pelupessy
menyatakan pengembangan wisata terpadu ialah pengembangan kawasan wisata
yang memperhitungkan pusat-pusat kegiatan wisatawan, karakteristik dari objek
wisata dan mempunyai keterkaitan dengan sirkuit atau jalur wisata, dalam hal ini
bila dikaitkan dengan potensi wisata di Kepulauan Seribu memiliki kesamaan
yaitu beragamnya potensi wisata yang ada dan letaknya yang tersebar dpat
dikembangkan dengan konsep pengembangan wisata terpadu.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
rasionalisme yang bersumber pada teori dan kebenaran empirik, menggunakan
pendekatan deskriptif dan prekristif.
Analisis
Penelitian ini sudah menjelaskan dengan rinci mengenai potensi apa saja
yang dapat dimanfaatkan di Kepulauan Seribu. Metode analisis yang digunakan
sudah mencukupi, melalui pendekatan rasionalisme dengan menggunakan metode
pendekatan deskriptif dan perspektif, sehingga memungkinkan untuk kemudahan
dalam pelaksanannya. Namun, belum dijelaskan lebih rinci terkait pola
pengembangan kawasan wisata yang sesuai untuk diterapkan di Kepulauan
Seribu, hanya disebutkan faktor-faktor yang dapat digunakan untuk
mengembangkan suatu kawasan wisata.
13
5. Judul :
Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari terhadap
Pendapatan Masyarakat di Pulau Tidung
Tahun : 2013
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Achadiat Dritasto
Nama Jurnal : Jurnal Online Institut Teknologi Nasional
Volume (edisi) : Vol. XX, No. X
halaman
Alamat URL : http://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekaloka/article/view/102
Tanggal : 24 November 2014
diunduh
Ringkasan
daerah, cara kedatangan wisatawan, dan jumlah rombongan. Sebanyak 98% unit
usaha yang ada di Pulau Tidung merupakan penduduk asli yang ikut
memanfaatkan peluang usaha seiring berkembangnya kegiatan wisata di Pulau
Tidung. Jenis usaha yang dimiliki masyarakat yang ada di Pulau Tidung,
diantaranya adalah sebanyak 64% memiliki usaha jasa penginapan, 11% memiliki
usaha kios warung, 6% memiliki usaha jasa catering, 5% memiliki usaha warung
makan, 4% memiliki usaha penyewaan alat, 3% memiliki usaha pemandu wisata,
2% memiliki usaha transportasi kapal, dan 1% memiliki usaha souvenir.
Pulau Tidung adalah salah satu pulau yang dalam mengembangkan daerah
wisatanya hanya melibatkan masyarakat dan pemerintah hanya bertugas sebagai
pengawas. Seluruh tenaga kerja yang terkait dalam kegaiatn wisata ini adalah
penduduk atau warga asli Pulau Tidung. Manfaat yang dapat dirasakan oleh
tenaga kerja lokal dengan semakin berkembangnya kegiatan wisata di Pulau
Tidung adalah peningkatan pendapatan dan peningkatan lapangan pekerjaan.
Dampak yang muncul yaitu dampak ekonomi yang bersifat langsung dan tidak
langsung.
Analisis
Penelitian ini menjelaskan mengenai dampak ekonomi yang diberikan dari
kawasan wisata Pulau Tidung kepada masyarakat. Penelitian ini menunjukkan
korelasi positif, ditunjukkan melalui data yang dicantumkan bahwa dengan
semakin banyaknya wisatawan yang datang ke Pulau Tidung memberikan dampak
peningkatan ekonomi yang lebih banyak kepada masyarakat.
6. Judul :
Dampak Negatif Perkembangan Pariwisata Terhadap
Lingkungan Fisik Pesisir. Studi Kasus: Pantai
Pangandaran
Tahun : 2010
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Renna Lestyono
Nama Jurnal : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK
Volume (edisi) : Vol. 2, No. 2
halaman
Alamat URL : http://sappk.itb.ac.id/jpwk2/wp-
content/uploads/2013/07/V2N2-Dampak-Negatif-
Perkembangan-Pariwisata-Terhadap-Lingkungan-Fisik-
Pesisir.pdf
Tanggal : 24 November 2014
diunduh
16
Ringkasan
Secara global pariwisata dipandang sebagai salah satu sektor yang terus
meningkat kontribusinya terhadap pendapatan negara. Seiring dengan terus
berkembangnya pariwisata, terjadilah perubahan pada komponen lingkungan
sebagai penyangganya. Menurut Inskeep (1991) pengembangan pariwisata
menimbulkan 2 tipe dampak, dampak tersebut dapat berupa dampak positif
maupun dampak negatif. Dampak positif dapat berupa konservasi kawasan alam,
konservasi lokasi sejarah dan arkeologi serta bentukan khas, peningkatan kualitas
lingkungan, peningkatan infrastruktur, peningkatan kesadaran lingkungan.
Sedangkan dampak negatifnya dapat berupa polusi air, polusi udara, polusi suara,
polusi pemandangan, masalah pengolahan limbah, penurunan ekologi, bencana
lingkungan, serta permasalahan guna lahan.
Pendekatan penelitian dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus.
Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui pengamatan dan
pencatatan langsung yaitu berupa observasi lapangan dan wawancara. Sedangkan
data sekunder yang digunakan diperoleh melalui data pendukung penelitian
berupa hasil laporan kegiatan, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan, dan data
penunjang lainnya.
Perkembangan pariwisata yang ada di Kawasan Wisata Pangandaran dapat
dilihat dari data komponen-komponen pariwisata, yaitu jumlah kedatangan
wisatawan, jumlah akomodasi, dan jumlah rumah makan yang ada. Dilihat dari 3
komponennya, perkembangan pariwisata di Pangandaran mengalami kemunduran
akibat adanya bencana alam berupa tsunami. Seiring dengan meningkatnya
jumlah wisatawan setelah tsunami sebesar 38,89% pada tahun 2006,
pembangunan fasilitas pendukung pariwisata pun ikut berkembang.
Kawasan wisata Pangandaran saat ini memiliki kondisi visual yang kurang
baik, sebagai sebuah kawasan wisata hal ini sangat merugikan karena dapat
mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung. Pertambahan jumlah perahu yang
bersandar di pantai barat sangat menggangu, menyebabkan pantai terlihat jorok.
Pemandangan kumuh yang disebabkan oleh sampah karena kurangnya kesadaran
akan kebersihan. Semakin tinggi tingkat kunjungan khusus pada hari libur
sekolah, sampah-sampah yang berserakan di sepanjang pantai barat Pangandaran
sangat banyak. Tempat sampah yang tersedia di sepanjang jalan Kawasan Wisata
Pangandaran tidak cukup membantu menanggulangi sampah yang berserakan di
pantai maupun di jalanan yang menjadikan lingkungan pantai barat terlihat tidak
terawat dan terpelihara.
Kondisi vegetasi yang ada di Kawasan Wisata Pangandaran mengalami
penurunan jumlah vegetasi, terlihat dari pantai timur Pangandaran yang terlihat
gersang tanpa ada pepohonan tinggi yang menaunginya. Sedangkan di pantai barat
17
lebih baik dibandingkan dengan pantai timur. Kondisi saat ini, area pada pantai
barat ditumbuhi pohon-pohon berukuran sedang yang berjejer sepanjang jalan,
sedangkan di pantai timur kondisinya masih gersang, tidak ada pohon-pohon
sedang maupun besar yang tumbuh dan menaungi area tersebut.
Kondisi terumbu karang di Kawasan Wisata Pangandaran sangat buruk.
Hal ini dikarenakan eksploitasi terumbu karang oleh penduduk. Penurunan jumlah
serta luasan tidak serta merta mengurangi jumlah kedatangan wisatawan, akan
tetapi sebaliknya semakin banyak wisatawan yang datang sehingga kondisi
terumbu karang semakin rusak.
Secara keseluruhan perkembangan pariwisata memiliki andil dalam
perubahan kondisi lingkungan di Kawasan Wisata Pangandaran. Hal tersebut tidak
lepas dari pembangunan saran dan prasarana serta jumlah kunjungan wisatawan
yang cukup besar ke Kawasan Wisata Pangandaran ini. Kondisi lingkungan yang
ada di Kawasan Pangandaran dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya. Wilayah
yang terbangun perubahan lingkungan mengarah pada penurunan yang dirasakan
cukup besar karena semua faktor lingkungan yang ada tertekan oleh pembangunan
wisata. Sedangkan di wilayah yang tidak terbangun atau di bagian kawasan cagar
alam kondisinya cenderung terjaga, tetapi terjadi penurunan disebabkan karena
adanya bencana alam, sehingga dampak negatif dari perkembangan wisata
terhadap fauna cukup besar.
Analisis
7. Judul :
Model Pariwisata Pedesaan Sebagai Alternatif Pembangunan
Berkelanjutan
Tahun : 2012
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Hendro Wahyudi
Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Pariwisata
Volume (edisi) : Vol.17, No.3
halaman
Alamat URL : http://jurnal.triatmamulya.ac.id/index.php/JMPII/article/downl
oad/11/11
Tanggal : 23 November 2014
diunduh
Ringkasan
Pembangunan secara konseptual sering dirumuskan sebagai proses
perubahan yang terencana dari suatu situasi nasional yang satu ke situasi nasional
lain yang dinilai lebih baik. (Katz, dalam Tjokrowinoto, 1987:3). Secara makro,
perkembangan industri pariwisata internasional juga memperlihatkan fenomena
yang menarik. Dalam hal inilah pariwisata pedesaan dianggap memiliki kaitan
dengan strategi pembangunan yang dapat terus berlangsung di banyak negara
berkembang. Oleh karena sifatnya yang khas, pariwisata pedesaan masuk kedalam
kategori atau jenis industri kecil (Gannon, 1993).
Penelitian ini menggunakan pendekatan sistematik, melalui identifikasi
dan analisa sosial holistik, wawancara mendalam, dan observasi terlibat. Penilitian
ini mengambil lokasi beberapa pedesaan di wilayah Kabupaten Banyuwangi,
Propinsi Jawa Timur. Penentuan sampel dilakukan dengan metode acak
bertingkat.
Potensi pariwisata pedesaan di Banyuwangi sebagai berikut:
1. Desa Kemiren
a) Kebudayaan
Masyarakat Osing Desa Kemiren memiliki budaya yang aspek
religiusnya tinggi. Wisatawan akan banyak menemukan masjid,
musholla di sepanjang jalan menuju obyek Wisata Budaya Masyarakat
19
Analisis
Menurut pandangan saya, penelitian ini hanya menjelaskan potensi desa
wisata saja, belum masuk pada tahap dampak dan implementasi suatu kawasan
wisata. Mengacu pada judul penelitian, penulis ingin mengetahui seperti apa
bentuk dan potensi yang relevan sehingga dapat digunakan sebgaai alternatif
pengembangan kawasan wisata.
8. Judul :
Dampak Pariwisata Terhadap Pendapatan dan Tingkat
Kesejahteraan Pelaku Usaha di Kawasan Wisata Pantai
21
Ringkasan
Salah satu kawasan wisata di Maluku yang memiliki potensi dan sering
dikunjungi oleh para wisatawan adala Pantai Natsepa. Pantai Natsepa terletak di
kawasan Negeri Suli Kabupaten Maluku Tengah. Kawasan wisata ini merupakan
salah satu kawasan wisata yang memiliki potensi diantaranya lokasi yang luasi,
keindahan laut dan pasir putih serta rujak khas Natsepa yang sudah terkenal
kelezatannya. Disamping itu, pantai ini memilki berbagai fasilitas maupun sarana
dan prasarana yang menunjang sebagai kawasan wisata.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan metode survei
melalui observasi lapangan dan wawancara. Sampel atau responden dalam
penelitian ini adalah unit usaha rumah tangga yang aktif dan kontinu melakukan
kegiatan pemanfaatan jasa kawasan wisata Pantai Natsepa.
Pada kawasan wisata Pantai Natsepa di Negeri Suli, terlihat bahwa
masyarakat sekitar memanfaatkan kawasan wisata tersebut dengan berbagai
macam bentuk usaha pemanfaatan. Diantaranya; usaha penjualan rujak, usaha es
kelapa muda, usaha jasa perahu, usaha jasa pelampung, usaha rumah makan, dan
usaha jajanan dmakan dan minuman. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi
tingkat pendapatan per kapita responden yaitu umur, tingkat pendidikan, jumlah
anggota keluarga, tingkat pengeluaran/konsumsi, jarak dari kawasan pariwisata,
curahan waktu kerja dan jumlah pengunjung di tempat usaha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemanfaatan jasa
pariwisata di kawasan wisata Pantai Natsepa mempunyai tingkat kesejahteraan
sedang yaitu sebanyak 49 rumah tangga (75,38%) dan diikuti oleh tingkat
kesejahteraan rendah yaitu sebanyak 2 rumah tangga (3,08%). Artinya bahwa
22
tingkat kesejahteraan rumah tangga yang tinggal di sekitar kawasan wisata Pantai
Natsepa sebagian besar berdasarkan kriteria indikator kesejahteraan dari BPS
adalah tergolong dalam kategori tingkat kesejahteraan sedang.
Analisis
Penelitian ini menjelaskan mengenai dampak pariwisata terhadap tingkat
kesejahteraan pelaku usaha di Maluku. Sama seperti penelitian sebelumnya yang
membahas mengenai dampak ekonomi yang ditimbulkan dari berkembangnya
suatu kawasan ekonomi, terdapat dampak positif bagi para pelaku usaha, yaitu
meningkatnya pendapatan masyarakat sebagai pelaku usaha di sekitar kawasan
wisata. Hanya saja pada penelitian ini penulis tidak menjelaskan bagaimana
proses perubahan pola nafkah sejak sebelum adanya kegiatan pariwista dan
setelah berkembangnya kegiatan pariwisata.
9. Judul :
Dampak Event Pariwisata di Taman Nasional Kepulauan
Seribu DKI Jakarta
Tahun : 2013
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Agus Riyadi dan Bindan Pambudi
Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Pariwisata
Volume (edisi) : Vol. 18, No. 1, Hal 14-28
halaman
Alamat URL : http://www.stptrisakti.ac.id/puslit/jurnal/JI-Pariwisata-Vol
%2018%20No%201-Maret2013.pdf
Tanggal diunduh : 26 November 2014
23
Ringkasan
Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu pada tahun 2012
menargetkan, sebanyak 1 juta wisatawan akan mengunjungi wilayah kepulauan di
Provinsi DKI Jakarta tersebut. Salah satu potensi unggulan wisata bahari yang
dimilki pulau-pulau wisata di Kepulauan Seribu, seperti Jembatan Cinta di Pulau
Tidung, Pantai Pasir Perawan di Pulau Pari.
Metode penilitian menggunakan survey, sedangkan pengumpulan data
menggunakan observasi. kuisioner, dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian,
wisatawan yang berkunjung di Kepulauan Seribu diperoleh dari dua titik yaitu
Pelabuhan Marina Ancol dan Pelabuhan Muara Angke. Tujuan utama wisatawan
adalah menyelam, snorkeling dan menikmati suasana panorama laut.
Semakin berkembangnya kawasan wisata di Kepulauan Seribu mendorong
tumbuhnya lapangan kerja baru bagi masyarakat yang memungkinkan berubahnya
jenis pekerjaan pokok dari pekerjaan tertentu (nelayan) ke jenis pekerjaan lain
(Sidarta 2002). Alasan yang menjadikan pertimbangan tersebut adalah untuk
meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Tingkat
partisipasi masyarakat lokal di Kawasan Kepulauan Seribu memiliki
kecenderungan tinggi. Hal ini karena ada beberapa hal yang membuat mereka
berminat terhadap usaha indsutri pariwisata. Peningkatan kontribusi dari kegiatan
aktivitas pariwisata ternyata mampu menambah penghasilan selain dari
pendapatan pertanian atau peternakan masyarakat sekitar Kawasan Kepulauan
Seribu sehingga dapat memacu motivasi masyarakat dalam industri pariwisata.
Kenaikan pendapatan selama musim liburan ternyata mampu meningkatkan lebih
dari 10-20%.
Berdasarkan data hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
wisatawan yang datang ke Taman Nasional Kepulauan Seribu hampir 78% persen
dari pengunjung berasal dari Jakarta atau domestik dan sisanya berasal atau
berwarganegara asing. Dampak event pariwisata bagi masyarakat Kepulauan
Seribu menunjukkan bahwa persepsi masyarakat menyatakan secara langsung
maupun tidak langsung telah memberikan kontribusi bagi masyarakat lokal yaitu
bertambahnya pendapatan masyarakat. Kesempatan kerja yang tercipta bersifat
musiman (hanya hari libur dan akhir pekan), namun dampaknya pada penyerapan
tenaga kerja lokal sangat besar. Terutama pada musim-musim kunjungan wisata.
Peningkatan jumlah wisatawan membuka kesempatan kerja baru terutama di jasa
sewa hotel, rumah makan, sewa kapal, dan sewa peralatan selam.
Dalam pengelolaan event wisata di Kepulauan Seribu menunjukkan
kealamian alam, sosial budaya masyarakat setempat, penerapan lokal manajemen,
kerjasama dengan investor, dan keterlibatan masyarakat lebih dominan perlu
dijaga dan ditingkatkan. Hal ini dikarenakan program pembangunan pariwisata
24
Analisis
Penelitian ini menjelaskan mengenai dampak pariwisata di Taman
Nasional Kepulauan Seribu. Namun kurang menjabarkan dampak negatif dan
dampak positif dari perkembangan kawasan pariwisata. Peneliti tidak
mencantumkan hasil atau kutipan wawancara sehingga penelitian terkesan kurang
valid.
Analisis
Penelitian ini menjelaskan mengenai dampak fisik, ekonomi, sosial, dan
budaya dari proses perkembangan kawasan wisata. Penulis cukup lengkap
menceritakan awal mula perkembangan Desa sebelum dan sesudah menjadi
kawasan wisata. Menurut saya penulis sudah lengkap menjabarkan dampak yang
terjadi pada kondisi lingkungan fisik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Pariwisata
(1982) diacu dalam Cooper et al. (1996) menyebutkan pengertian pariwisata yaitu
perpindahan yang bersifat sementara menuju ke suatu tujuan yang berada di luar
rumah dan tempat kerja yang normal, aktivitas dan fasilitas yang disediakan
selama tinggal di tempat wisata dibuat untuk memenuhi kebutuhan dari wisatawan
Menurut Burkart dan Medik (1981), wisatawan memiliki empat ciri utama.
Keempat ciri ini adalah:
1. Wisatawan adalah orang yang melakukann perjalanan ke dan tinggal di
berbagai tempat tujuan
2. Tempat tujuan wisatawan berbeda dari tempat tinggal dan tempat kerjanya
sehari-hari, karena itu kegiatan wisatawan tidak sama dengan kegiatan
penduduk yang berdiam dan bekerja di tempat tujuan wisatawan
3. Wisatawan bermaksud pulang kembali dalam beberapa hari atau bulan,
karena itu perjalanannya bersifat sementara dan berjangka pendek
4. Wisatawan melakukan perjalanan bukan untuk mencari tenpat tinggal
untuk menetap di tempat tujuan atau bekerja untuk mencari nafkah
Pariwisata Bahari
Dampak Pariwisata
Dampak Ekonomi
28
Dampak Sosial
`
Dampak Lingkungan Fisik
29
Jackson (1989) telah mengidentifikasi dari sisi faktor penarik, yaitu : (1)
location climate, (2), national promotion, (3) retail advertising, (4) wholesale
marketing, (5) special events, (6) incentive schemes, (7) visiting friends, (8)
visiting relatives, (9) tourist attractions, (10) culture, dan (11) natural
environment man-made environment
Tingkat Kesejahteraan
SIMPULAN
Aktivitas Wisatawan di
Obyek Wisata
Keterangan:
: Garis Pengaruh
Pertanyaan penelitian:
1. Seberapa besar dampak pariwisata terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat serta lingkungan hidup di sekitarnya?
2. Bagaimana dan seberapa jauh pengaruh dampak sosial dan ekonomi
terhadap kesejahteraan masyarakat?
3. Seberapa jauh dan bagaimana perubahan kondisi lingkungan, sosial,
dan ekonomi yang ditimbulkan dari dampak pariwisata mempengaruhi
keberlanjutan pariwisata?
35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Riwayat Hidup
SD Al-Kautsar pada tahun 1998, MTs PERSIS 69 pada tahun 2004, MA Husnul
Khotimah pada tahun 2007, dan pada tahun 2011 penulis diterima di Institut
Pertanian Bogor (IPB) Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat melalui jalur SNMPTN Tulis. Selain aktif dalam perkuliah di Tingkat
Persiapan Bersama (TPB), penulis juga mengikuti Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM TPB) pada departemen Budaya Olahraga dan Seni. Organisasi yang diikuti
oleh penulis adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM
IPB) 2013 dan BEM FEMA IPB 2014. Selain organisasi, penulis juga aktif di
berbagai kepanitiaan seperti acara Indonesia Ecology Expo (INDEX), ISHARE
dan lain lain. Hingga kini penulis masih menjadi mahasiswa aktif di IPB.