Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS PENAMPANG BALOK DENGAN FLENS (BALOK T DAN L)

Penampang balok T dan L terutama digunakan pada daerah lapangan seperti


diperlihatkan pada gambar 3.1. Hal ini dikarenakan pada penampang yang terletak di daerah
lapangan flens mengalami tekan, artinya flens mempunyai pengaruh terhadap kapasitas momen
internal di daerah lapangan. Sebaliknya di daerah tumpuan, flens mengalami Tarik, dengan
demikian diabaikan dalam perhitungan kekuatan penampang.

I II

I II

g.n.
g.n.

Potongan I I pada Tumpuan Potongan II II pada Lapangan

Gambar 3.1 Penampang Balok Monolit pada Pelat

Lebar bagian pelat yang diperhitungkan dapat bekerjasama dengan balok (lebar flens)
harus ditentukan berdasarkan ketentuan SNI 03-2847-2002. Lebar efektif flens diambil nilai
terkecil dari formulasi berikut:

Balok T adalah:

be bw + 16 hf

be L

be jarak antar balok adari as ke as

Balok L adalah:

be = bw + 6 hf
be = 1/12 L

be = kali jarak bersih (Ln) dengan balok disebelahnya

Balok T adalah balok pada bagian interior sedangkan balok L terletak pada bagian
eksterior. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam perhitungan balok persegi juga berlaku
untuk balok T maupun balok L. Perbedaan pokok terletak pada perhitungan gaya tekan blok
diagram tekan beton (C) yang tergantung dari tinggi garis netral (c), sebagai berikut:

1. Balok T Palsu
Kasus ini dijumpai pada balok T atau L dimana garis netral berada di dalam flens
(c < hf), seperti ditunjukkan pada Gambar 3.2. Kasus ini juga berlaku jika c > hf dan a < hf
sehingga parameter disain yang diuraikan juga masih dapat digunakan.

be cu = 0.003 0.85 fc

Cc
hf c a

d d a/2

T
s > y
bw

Gambar 3.2 Balok T dengan c < hf

Agar kondisi c < hf dapat terjadi, maka luas tulangan Tarik As harus memenuhi:
0.85 . . .

Dalam kondisi ini dijumpai keseimbangan gaya-gaya dalam:


C=T
C = 0.85.fc.a.b
T = As.fy
Sehingga diperoleh
.
= 0.85. .

Sedangkan kekuatan lentur nominal dapat dihitung dengan:


= . . ( 2)
Jika dicermati persamaan di atas sama dengan persamaan-persamaan yang digunakan untuk
analisis balok persegi, dengan lebar balok sebesar flens (b) yang dihitung menurut persamaan di
atas.

2. Balok T Murni
Kasus ini dijumpai pada balok T atau L dimana garis netral berada di dalam flens
(c < hf) dan tinggi blok diagram tegangan segi-empat ekuivalen juga lebih besar dari tinggi flens
(a > hf), seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3.

be cu = 0.003 0.85 fc

hf a Cc
c
gn
d d a/2

T
s > y
bw

Gambar 3.3 Balok T murni dengan c > hf

Untuk kasus ini dapat diberlakukan serupa dengan balok persegi bertulangan rangkap,
dengan menggantikan bagian pelat dari flens menjadi suatu penulangan imajiner yang luasnya:
0.85. . ( ).
=

Untuk balok yang dipandang sebagai balok T Murni, gaya Tarik sebesar As.fy dari
tulangan harus lebih besar daripada kapasitas gaya luas flens total sebesar 0.85.fc.b.hf, sehingga:

= >
0.85. .
atau
< 1.18. . =

Dimana = . , dan jika digunakan blok diagram tegangan parabola maka persamaam
0.85. .

di atas dapat ditulis:


1.18..
< 1

Untuk menjamin perilaku daktail maka diberikan batasan penulangan: < 0.75
Dimana:

= . ( )

0.85. 600
= . 1 . 600+


= 0.85. . ( ).
. .

Sedangkan untuk persyaratan tulangan minimum:


1.4
=
.

Seperti halnya balok bertulangan rangkap, tulangan Tarik dipandang menjadi dua bagian
yaitu As1 yang harus mengimbangi gaya tekan segi-empat seluar bw.a dan As2 untuk
mengimbangi luas tulangan imajiner Asf, sehingga momen nominal dapat dihitung:
= 1 + 2
1 = 1 . . ( 2) = ( 1 ). . ( 2)

2 = 2 . . ( ) = . . ( )
2 2
Prosedur analisis balok T dan L selengkapnya disajikan pada gambar di bawah:

Mulai b dihitung sebagai nilai terkecil dari:


= + 1 + 2 4
dengan
Diketahui: 1 = 8. 2 untuk balok T
b, bw, hf, d 2 = 8. 2
As, fc, fy
= +
1 = 6 untuk balok L
0,85. 600
= ( ) 1 ( ) 1 = 12
600 +

1 = 2
= 0,85. . ( ).
. .


= ( + ) 0,75
Tidak

Penampang
=
. A diperbesar
A
Ya

Tidak 1,4
= .
. . Ya

ditingkatkan

1,18. . Ya
= < Balok T Palsu
1

Tidak .
=
Balok T Palsu 0,85. .

= . . ( )
2
0,85. ( ).
1 =
0,85. .
( 1 ).
=
0,85.
Selesai
1 = ( 1 ). . ( )
2

2 = 1 . . ( )
2

= 1 + 2

Bamgar 2 Bagan Alir untuk Perencanaan Balok T dan L

Contoh-Contoh Aplikasi
Contoh 1
Hitung kapasitas momen rencana (MR) yang diijinkan bekerja pada balok beton bertulang
tunggal di bawah ini:
b = 400 mm
h = 800 mm
fc = 25 MPa
fy = 400 MPa
As = 5D25
Selimut beton = 40 mm
Diameter sengkang = 10 mm
Penyelesaian: (Analisis dilakukan sesuai bagan alir pada Gambar 2)
Hitung tinggi efektif balok (d)
d = 800 40 10 25/2 = 737,5 mm
Kontrol rasio penulangan
5 (0.25. . 252 ) 2454,369
= = = = 0,0083
. 400 737,5 295000
1,4 1,4
= = = 0,0035
400
> (memenuhi syarat)
0,85. 600
= . 1 . ( )
600 +
1 = 0,85; karena = 25 MPa < 30 MPa
0,85.25 600
= . 0,85. ( ) = 0,0271
400 600 + 400
= 0,75. = 0,75.0,0271 = 0,0203
< (memenuhi syarat)
Hitung kapasitas momen nominal
. 2454,369.400
=
= = 115,4997
0,85. . 0,85.25.400
115,4997
= . . ( ) = 2454,369.400. (737,5 ) . 106 = 667,343 .
2 2
Momen rencana (MR) yang dikerjakan di atas balok sebesar:
= = 0,80.667,343 . = 533,8745 .

Contoh 2
Hitung kapasitas momen rencana (MR) yang diijinkan bekerja pada balok beton bertulangan
rangkap di bawah ini:
b = 400 mm h = 800 mm
fc = 25 MPa fy = 400 MPa
As = 8D29
As = 4D29
Selimut beton = 40 mm
Diameter sengkang = 10 mm
Jarak antar lapis tulangan tarik = 30 mm
Penyelesaian: (Analisis dilakukan sesuai bagan alir pada Gambar 2)
Hitung tinggi efektif balok (d)
d = 800 40 10 29 - 15 = 706 mm
Hitung posisi pusat berat tulangan tekan
= 40 + 10 + 292 = 64,5
Periksa rasio penulangan minimum
8 (0.25. . 292 ) 5284,1588
= = = = 0,0187
. 400 706 282400


4 (0,25. . 292 ) 2642,0794
= = = = 0,0094
. 400 706 282400

1 = = 5284,1588 2642,0794 = 2642,0794 2


1 2642,0794
= = = 0,0094
. 400 706
1,4 1,4
= = = 0,0035
400
> , (Memenuhi syarat)
Periksa kondisi tulangan tekan
0,85. 1 . . 600 0,85.0,85.25.64,5 600
.( )= .( ) = 0,0124
. 600 400.706 600 400
< 0,0124, (Tulangan tekan belum mengalami leleh)
Hitung fs actual
0,85. 1 . . 0,85.0,85.25.64,5
= 600. (1 ) = 600. (1 ) = 336,6725
( ). . 0,0094.400.706
Periksa rasio penulangan maksimum
0,85. 600
= . 1 . ( )
600 +

1 = 0,85; karena = 25 MPa < 30 MPa

0,85.25 600
= . 0,85. ( ) = 0,0271
400 600 + 400

. 0,009 336,6725
= 0,75. + = 0,75.0,0271 + = 0,0282
400

< . (Memenhui syarat)


Hitung kapasitas momen nominal

. . 5284,1588 400 2642,0794 336,6725


=
= = 144,0174
0,85. . 0,85 25 400


= ( . . ) ( ) + . . ( )
2
144,0174
= (5284,1588.400 2642,0794.336,6725) ( )+
2

= 2642,0794.336,6725(706 64,5)

= 1346723388 . 1346,72 .

Momen rencana (MR) yang boleh dikerjakan di atas balok sebesar:

= = 0,80 1346,72 = 1077,38 .

Contoh 3

Hitung kapasitas momen rencana (MR) yang diijinkan bekerja pada balok beton bertulangan
rangkap di bawah ini:
b = 400 mm h = 800 mm
fc = 25 MPa fy = 400 MPa
As = 8D29
As = 2D29
Selimut beton = 40 mm
Diameter sengkang = 10 mm
Jarak antar lapis tulangan tarik = 30 mm
Penyelesaian: (Analisis dilakukan sesuai bagan alir pada Gambar 2)
Hitung tinggi efektif balok (d)
d = 800 40 10 29 - 15 = 706 mm
Hitung posisi pusat berat tulangan tekan
= 40 + 10 + 292 = 64,5
Periksa rasio penulangan minimum
8 (0.25. . 292 ) 5284,1588
= = = = 0,0187
. 400 706 282400


2 (0,25. . 292 ) 1321,0397
= = = = 0,0047
. 400 706 282400
1 = = 5284,1588 1321,0397 = 3963,1191 2

1 3963,1191
= = = 0,0014
. 400 706
1,4 1,4
= = = 0,0035
400

> , (Memenuhi syarat)


Periksa kondisi tulangan tekan
0,85. 1 . . 600 0,85.0,85.25.64,5 600
.( )= .( ) = 0,0124
. 600 400.706 600 400
= 0,014 < 0,0124, (Tulangan tekan leleh)
Karena tulangan tekan telah meleleh maka fs = fy
Periksa rasio penulangan maksimum
0,85. 600
= . 1 . ( )
600 +

1 = 0,85; karena = 25 MPa < 30 MPa

0,85.25 600
= . 0,85. ( ) = 0,0271
400 600 + 400

. 0,0047 400
= 0,75. + = 0,75.0,0271 + = 0,025
400

< . (Memenhui syarat)

Hitung kapasitas momen nominal

( ). (5284,1588 1321,0397) 400


= = = 186,4997
0,85. . 0,85 25 400


= ( ). . ( ) + . ( )
2
186,4997
= (5284,1588 1321,0397). 400. ( )+
2

= 1321,0397 400 (706 64,5)

= 1310339516 . 1310,34 .

Momen rencana (MR) yang boleh dikerjakan di atas balok sebesar:

= = 0,80 1310,34 = 1048,27 .


Contoh 4 (Disain balok)

Rencanakanlah penulangan balok beton bertulang dengan ketentuan berikut:


b = 350 mm
h = 700 mm
fc = 34 MPa
fy = 400 MPa
As Selimut beton = 40 mm
Diameter sengkang = 10 mm
Diameter tulangan pokok tersedia = 22 mm
Untuk menahan kombinasi beban ultimate:
a. Mu = 10 t.m
b. Mu = 50 t.m
Penyelesaian: (Cara perencanaan sesuai bagan alir pada Gambar )
Kasus (a).
Hitung perkiraan tinggi efektif balok (d)
d = 700 40 - 10 22/2 = 639 mm
Mu = 10 t.m = 100 kN.m = 100 x 106 N.mm
100 106
= () = = = 125 106 .
0,80
0,85. 600
= . 1 . ( )
600 +

Karena fc =34 MPa > 30 MPa, maka:

30
1 = 0,85 0,005 ( 7 ) = 0,82

0,85.34 600
= . 0,82. ( ) = 0,0356
400 600 + 400

= 0,75. = 0,75 0,0356 = 0,0267

400
= = = 13,8408
0,85. 0,85 34

() 125 106
= = = 0,8747
. 2 400 6392
1 2. . 1 2.13,8408.0,8747
= (1 1 ( )) = (1 1 ( ))
13,8408 400

= 0,0022

1,4 1,4
= = = 0,0035
400

Kontrol rasio penulangan perlu

= 0,0022 < = 0,0267; maka digunakan tulangan tunggal

= 0,0022 < = 0,0035; maka diperlukan luas tulangan minimum

Luas tulangan perlu

= = 0,0035 350 639 = 782,775 2

Dipasang tulang tunggal dengan tulangan tarik terpasang:

3D22 = 1140,2981 mm2 > 782,775 mm2

Kasus (b)

Hitung perkiraan tinggi efektif balok (d)


d = 700 40 - 10 22/2 = 639 mm
Mu = 50 t.m = 500 kN.m = 500 x 106 N.mm
500 106
= () = = = 625 106 .
0,80
0,85. 600
= . 1 . ( )
600 +

Karena fc =34 MPa > 30 MPa, maka:

30
1 = 0,85 0,005 ( 7 ) = 0,82

0,85.34 600
= . 0,82. ( ) = 0,0356
400 600 + 400

= 0,75. = 0,75 0,0356 = 0,0267

400
=
= = 13,8408
0,85. 0,85 34
() 625 106
= = = 4,3733
. 2 400 6392

1 2. . 1 2.13,8408.4,3733
= (1 1 ( )) = (1 1 ( ))
13,8408 400

= 0,0022

1,4 1,4
= = = 0,0035
400

Kontrol rasio penulangan perlu

= 0,0119 < = 0,0267; maka digunakan tulangan tunggal

= 0,0119 > = 0,0035; maka diperlukan luas tulangan minimum

Luas tulangan perlu

= = 0,0119 350 639 = 2661,435 2

Dipasang tulang tunggal dengan tulangan tarik terpasang:

7D22 = 2660,929 mm2 > 2661,435 mm2


d = 639 mm

h = 700 mm

7 D 22

b = 350 mm

Contoh 4 (Disain balok)

Rencanakanlah penulangan balok beton bertulang dengan ketentuan berikut:

b = 350 mm h = 700 mm
fc = 34 MPa
d = 639 mm

h = 700 mm

fy = 400 MPa
selimut beton = 40 mm
Diameter sengkang = 10 mm
b = 350 mm Diameter tulangan pokok tersedia = 28 mm
Untuk memikul kombinasi beban ultimate: Mu = 100 t.m
Penyelesaian:
Hitung perkiraan tinggi efektif balok (d)
d = 700 40 - 10 28/2 = 636 mm
Hitung perkiraan posisi pusat berat tulangan tekan
= 40 + 10 + 282 = 64
Mu = 100 t.m = 1000 kN.m = 1000 x 106 N.mm
1000 106
= () = = = 1250 106 .
0,80
0,85. 600
= . 1 . ( )
600 +

Karena fc =34 MPa > 30 MPa, maka:

30
1 = 0,85 0,005 ( 7 ) = 0,82

0,85.34 600
= . 0,82. ( ) = 0,0356
400 600 + 400

= 0,75. = 0,75 0,0356 = 0,0267

400
= = = 13,8408
0,85. 0,85 34

() 1250 106
= = = 8,8293
. 2 350 6362

1 2. . 1 2.13,8408.8,8293
= (1 1 ( )) = (1 1 ( ))
13,8408 400

= 0,0272

1,4 1,4
= = = 0,0035
400

Kontrol rasio penulangan perlu

= 0,0272 > = 0,0035; memenuhi kebutuhan tulangan minimum

= 0,0272 > = 0,0267; maka diperlukan tulangan rangkap

Tentukan agar tulangan tekan meleleh:


1 600
. 1 . ( ) ( )
600
1 64 600
. 0,82. ( ) ( ) 0,0267
13,8408 636 600 400

0,0179 < ( ) < 0,0267

Ditentukan

0,0179 < ( ) = 0,02 < 0,0267; agar tulangan tekan leleh

a = ( ). . = 0,02 x 13,8408 x 636 = 176,055 mm

= ( ). . . .(
2)

176,055
= 0,02 350 636 400 (636 )
2

= 975829428 N.m

2 = 1

= 1250 x 106 975,583 x 106

= 274,417 x 106 N.mm


2 274,417 106
= = = 0,0054
. . ( ) 350 636 400 (636 64)

= ( ) +

= 0,02 + 0,0054

= 0,0254

= . . = 0,0254 350 636 = 5654,04 2

= . . = 0,054 350 636 = 1202,04 2

Dipakai:
Tulangan Tarik = 10D28 = 6157,5216 mm2 > 5654,04 mm2
Tulangan tekan = 2D28 = 1231,5043 mm2 > 1202,04 mm2
Contoh 6 (Disain balok T)

960 mm
fc = 28 MPa
fy = 400 MPa

120
a) As = 4D28

d = 555 mm
b) As = 7D36

300 mm

Hitung kapasitas momen rencana (MR) yang diijinkan bekerja pada balok beton bertulang yang
tergambar di atas:

Penyelesain:

Kasus a)

Kontrol rasio penulangan

0,85. 600
= . 1 . ( )
600 +

0,85.28 600
= . 0,85. ( ) = 0,0304
400 600 + 400

120
= 0,85. . ( ). = 0,85.28. (960 300). = 0,0283
. . 400.300.555

300
= . ( ) = . (0,0304 0,0283) = 0,0183
960

4 (0,25 282
= = 0,0046
. 960 555

= 0,75. = 0,75 0,0183 = 0,0137

= 0,0046 < = 0,0137 ; (Memenuhi syarat)

1,4
= > =
.

4 (0,25 282 ) 1,4


= > =
300 555 400
= 0,0148 > = 0,0035 ; (Memenuhi syarat)

Kontrol perilaku balok

4 (0,25 282 ) 400


= . = .( ) = 0,066
. 960.555 28

1,18. . 1,18.0,066.555
= = = 50,851
1 0,85

c = 50,851 mm < hf = 120 mm (Balok T Palsu)

Kapasitas lentur penampang

. 4 (0,25 282
= = =
0,85. . 0,85 . 28 . 960


= . . ( ) = 4 (0,25. . 282 ). 400. (555 120 ). 106 = .
2 2

= = 0,80 . = . .

Kasus b)

Kontrol rasio penulangan

0,85. 600
= . 1 . ( )
600 +

0,85.28 600
= . 0,85. ( ) = 0,0304
400 600 + 400

120
= 0,85. . ( ). = 0,85.28. (960 300). = 0,0283
. . 400.300.555

300
= . ( ) = . (0,0304 0,0283) = 0,0183
960

7 (0,25 362 )
= = = 0,0134
. 960 555

= 0,75. = 0,75 0,0183 = 0,0137

= 0,0134 < = 0,0137 ; (Memenuhi syarat)

1,4
= > =
.
7 (0,25 362 ) 1,4
= > =
300 555 400

= 0,0428 > = 0,0035 ; (Memenuhi syarat)

Kontrol perilaku balok

7 (0,25 362 ) 400


= . = .( ) = 0,191
. 960.555 28

1,18. . 1,18.0,191.555
= = = 147,1929
1 0,85

c = 147,1929 mm > hf = 120 mm (Balok T Murni)

Kapasitas lentur penampang

0,85. . ( ). 0,85.28. (960 300). 120


1 = = = 4712,4 2
400

( 1 ). (7125,1321 4712,4). 400


= = = 135,1671
0,85. . 0,85.28.300

1 = ( 1 ). . ( 2)

= (7125,1321 4712,4). 400. (555 135,16712)

= 470402143,2 .


2 = 1 . . ( ) = 4712,4.400. (555 120 ) = 933055200 .
2 2

= 1 + 2

= 470402143,2 . + 933055200 .

= 1403457343 . 1403,46 .

= . = 0,80. 1403,46 = 1122,77 .

Anda mungkin juga menyukai