Konstitusi Pertama
1. Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah dapat dikelom- pokkan menjadi dua, yaitu sebelum tahun 1908
dan sesudah tahun 1908. Perjuangan sebelum tahun 1908 selalu dapat digagalkan oleh penjajah. Hal itu karena
perjuangan masih bersifat kedaerahan, dan perjuangan masih berupa perjuangan fisik dengan senjata yang
sederhana.
Kegagalan perjuangan yang telah dilakukan mendorong pejuang mengubah taktik perjuangan melalui organisasi
sosial politik. Awal tahun
1908 mulailah bermunculan berbagai organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische
Partij, dan PNI. Sejak saat ituarahperjuanganbangsaIndonesiapunmakintegas,yaitumewujudkan persatuan nasional.
Langkah konkret para pemuda dalam mewujudkan persatuan adalah mengadakan rapat besar para pemuda
Indonesia. Rapat itu dikenal dengan Kongres Pemuda I. Kongres Pemuda I dihadiri oleh beberapa wakil
organisasi pemuda di daerah seperti Jong Java (Trikoro Dharmo), Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon,
Jong Batavia, dan Jong Islamitent. Kongres Pemuda I ini dipimpin oleh M. Tabrani. Tujuan kongres ini
adalah memajukanpahampersatuandankebangsaan, serta mempererat hubungan antara semua perkumpulan
pemuda.
Kongres Pemuda I belum berhasil membentuk suatu organisasi yang bersifat nasional. Untuk itu, para pemuda
menyelenggarakan Kongres Pemuda II. Kongres Pemuda II dimulai tanggal 27 Oktober 1928 di Ja- karta, tepatnya di
Gedung Katholieke Jongelingen Bond (Gedung Pemuda Katolik) di Lapangan Banteng. Kemudian, tanggal 28
Oktober 1928 mengadakan rapat kedua di Gedung Oost Java Bioscoop mulai pukul 8.00 12.00. Rapat dilanjutkan di
Gedung Indonesch Clubhuis (Gedung Sumpah Pemuda) Jl. Kramat Raya 106 Jakarta. Organisasi pemuda yang hadir
dalam kongres ini adalah dari Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Ambon, Jong Celebes,
Pemuda Betawi, Sekar Rukun, dan lain-lain. Dalam kongres ini, para pemuda mencetuskan ikrar yang dikenal dengan
nama Sumpah Pemuda. Isi ikrar tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air yang satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Peserta Kongres Pemuda II Indonesia bulan
Oktober 1928 di Jakarta
Awal tahun 1945, kedudukan Jepang di Indonesia makin berkurang. Jepang terlibat
perangbesaryangdikenaldenganPerangDuniaII. Padatanggal6Agustus1945,jatuhlahbomatom Amerika Serikat di kota
Hiroshima. Pemimpin- pemimpin Jepang menyadari bahwa negaranya telah mendekati kekalahan.Selain kota Hisroshima,
kota Nagasaki pun dibom oleh Amerika Serikat pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat ledakan dua bom tersebut,
ratusan ribu penduduk kota Nagasaki dan Hiroshima meninggal dan luka berat. Hal itu yang menyebabkan Kaisar
Jepang, Hirohito menyerah kepada Sekutu.
Pada tanggal 14 Agustus Jepang resmi menyerah kepada Sekutu. Berita penyerahan Jepang tersebut sampai
kepada salah satu pemuda Indonesia, Sutan Syahrir. Ia pun segera menemui Bung Karno dan Bung Hatta dan
mendesak agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Namun, kedua pemimpin bangsa itu menolak
mengumumkan kemerdekaan Indonesia sebelum bermusyawarah dengan anggota PPKI lainnya.
Para pemuda segera melakukan pertemuan di Lembaga Bakteriologi di Jalan Pengangsaan Timur, Jakarta tanggal 15
Agustus 1945. Pertemuan itu memutuskan bahwa kemerdekaan adalah hak setiap bangsa, termasuk Indonesia. Oleh
karena itu, Bung Karno dan Bung Hatta sebagai tokoh bangsa diharapkan ikut menyatakan proklamasi. Namun,
Sukarno tetap menolak dan ingin bermusyawarah dengan anggota PPKI lainnya.
a. Peristiwa Rengasdengklok
Pada Tanggal 16 Agustus 1945 Pukul 4.00 WIB, Bung Karno dan Bung Hatta berhasil diamankan oleh para
pemuda ke luar kota Jakarta menuju Rengasdengklok. Kewibawaan kedua tokoh itu membuat para pemuda tidak
melakukan penekanan kepada Bung Karno dan Bung Hatta.
Namun,dalam pembicaraan antara kedua tokoh bangsa itu dengan Scudanco Singgih, tersirat adanya kesediaan
Sukarno untuk memproklamasikan kemerdekaan segera setelah kembali ke Jakarta. Scudanco Singgih pun segera
mengabarkan berita tersebut kepada para pemuda di Jakarta.
Sementara itu, terjadi kesepakatan antara Mr. Ahmad Subardjo (wakil golongan tua) dengan para pemuda. Kedua
kelompok tersebut sepakat untuk membawa kedua tokoh bangsa yang diamankan di Rengasdeng- klok kembali ke
Jakarta. Untuk itu, pada 16 Agustus 1945 pukul 16.00
WIB Ahmad Subardjo dan para pemuda menjemput Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.
Akhirnya, pada pukul 21.00 WIB Bung Karno sampai di kediamannya. Malam itu juga pukul 02.00 WIB di rumah
Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta diadakan pembicaraan persiapan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama BPUPKI terselenggara pada tanggal 29 Mei - 1
Juni 1945. Pada persidangan ini dibahas perumusan dasar negara bagi Indonesia merdeka. Dalam pidato sambutan
pembukaan sidang, dr. Radjiman Widyodiningrat meminta para anggota untuk memberi saran mengenai
pembentukan dasar negara bagi Indonesia merdeka. Permintaan itu memperoleh sambutan dari para anggota sidang. Di
antara para tokoh yang memberi gagasan dasar negara adalah Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Supomo, dan Ir.
Sukarno.
Tokoh yang mendapat kesempatan pertama untuk menyampaikan gagasan tentang dasar negara adalah
Muhammad Yamin. Beliau menyampaikan pidatonya tentang dasar negara pada tanggal 29 Mei 1945. Dalam
pidatonya, Muhammad Yamin menyampaikan lima Asas Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia. Muhammad
Yamin menyampaikan pendapatnya sebagai berikut.
a. peri kebangsaan,
b. peri kemanusiaan,
c. Peri ke-Tuhanan,
d. peri kerakyatan, dan
e. kesejahteraan sosial.
Pada tanggal 31 Mei 1945 giliran Prof. Dr. Supomo menyampaikan gagasan mengenai dasar negara. Beliau
mengajukan gagasan dasar negara, yaitu:
a. persatuan,
b. kekeluargaan,
c. keseimbangan lahir dan batin,
d. musyawarah,
e. keadilan rakyat.
Padaesokharinya,yaitutanggal1Juni1945,Ir. Sukarno menyampaikan gagasannya. Pidato beliau tentang dasar
negara Indonesia merdeka dikenal dengan hari lahirnya istilah Pancasila sebagai dasar negara. Ir. Sukarno
menyampaikan rumusan lima dasar negara bagi Indonesia merdeka, yaitu:
a. kebangsaan,
b. internasionalisme atau peri kemanusiaan,
c. mufakat atau demokrasi,
d. kesejahteraan sosial, dan
e. ke-Tuhanan Yang Maha Esa
Pernyataan gagasan dari Ir. Sukarno tersebut mengakhiri masa persidangan pertama BPUPKI. Dalam
persidangan pertama itu tidak ada kesimpulan yang diambil. Anggota yang hadir hanya diminta menyimak tentang
usulan-usulan dasar negara Indonesia merdeka.
Setelah masa persidangan yang pertama selesai, BPUPKI menjalani masa reses selama satu bulan. Namun,
sebelum masa reses, BPUPKI membentuk Panitia Kecil dengan ketua Ir. Sukarno. Tugas panitia ini menampung
saran, usulan, dari berbagai pemikiran dari anggota tentang dasar negara Indonesia merdeka. Panitia Kecil ini pada tanggal
22 Juni1945 mengadakan pertemuan dengan para aggota BPUPKI lainnya. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan untuk
membentuk panitia dengan jumlah anggota sembilan orang. Panitia tersebut dinamakan Panitia Sembilan yang
bertugas menyusun rumusan dasar negara berdasarkan pemandangan umum anggota. Adapun anggota Panitia
Sembilan sebagai berikut.
1. Ir. Soekarno 6. Abdulkadir Muzakir
Drs. Mohammad Hatta K.H. Wachid Hasyim
2. 7.
Muhammad Yamin H. Agus Salim
3. Achmad Subardjo 8. Abikusno Tjokrosuyoso
A.A. Maramis
4. 9.
Pada akhirnya Panitia Sembilan
5. berhasil membuat rumusan tentang maksud dan tujuan pembentukan dasar negara
Indonesia merdeka. Hasil kerja Panitia Sembilan diberi nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta oleh Muhammad
Yamin. Isi dari Piagam Jakarta adalah sebagai berikut.
1. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syriat Islam bagi pemeluk-pemeluknya;
2. (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. persatuan Indonesia;
4. (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan;
5. (serta dengan wewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sidang kedua dilaksanakan pada tanggal 10 - 17 Juli 1945. Pada pelaksanaan sidang kedua membahas tentang
rencana undang-undang dasar berikut pembukaannya. Untuk itu BPUPKI membentuk panitia yang dinamakan
Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Panitia ini diketuai oleh Ir. Sukarno. Adapun seluruh aggotanya adalah
1. A.A. Maramis 10. K.H. Wachid Hasyim
Otto Iskandardinata Parada Harahap
2. 11.
Puruboyo Latuharhary
3. H. Agus Salim 12. Susanto Tirtoprojo
4. Achmad Subardjo 13. Sartono
6. Prof. Dr. Supomo 15. Wongsonegoro
5. 14.
7. Maria Ulfa Santosa 16. Wuryaningrat
R.P. Singgih Tan Eng Hoat
8. 17.
P.A. Husein Djayadiningrat dr. Sukiman
Pada sidang tanggal 11 Juli9.1945, panitia ini dengan suara bulat
18. menyetujui isi pembukaan undang-undang
dasar diambilkan dari isi Piagan Jakarta. Selanjutnya, Panitia Perancang Undang-Undang Dasar membentuk panitia
kecil. Panitia ini diketuai oleh Prof. Dr. Supomo. Adapun anggota panitia kecil perancang undang-undang dasar
terdiri atas:
1. Prof. Dr. Supomo 5. R.P. Singgih
Tugas panitia ini membuat rancangan undang-undang dasar. Hasil kerja panitia itu dilaporkan kepada Panitia
Perancang Undang-Undang Dasar dan diterima pada tanggal 13 Juli 1945. Pada persidangan tanggal 14 Juli 1945, Ir.
Sukarno melaporkan hasil kerja seluruh panitia yang mencakup tiga hal, yaitu:
a. Pernyataan Indonesia merdeka,
b. Pembukaan undang-undang dasar,
c. Undang-undang dasar itu sendiri (batang tubuh).
BPUPKI bersidang lagi pada tanggal 15 Juli 1945 untuk membicarakan rancangan undang-undang dasar.
Selanjutnya, pada tanggal 16 Juli 1945 anggota sidang menerima secara bulat rancangan undang-undang dasar. Dengan
demikian, tugas badan ini dalam menyiapkan dasar negara bagi Indonesia merdeka telah selesai.
Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan. Akan tetapi, para anggota mengusulkan pembentukan
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI diresmikan tanggal 9 Agustus 1945. Akibat suasana yang
tidak menentu dan pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya maka panitia ini baru
dapat bekerja pada tanggal 18 Agustus 1945.
PPKI diketuai oleh Ir. Sukarno dan wakilnya Drs. Moh. Hatta. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
pertama kali bersidang diPejambon.Sebelumsidangdimulaibersidang, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta meminta Ki
Bagus Hadikusuma, K.H.Wachid Hasyim, Mr. Kasman Singodimejo, dan Teuku Moh. Hassan untuk membahas
kembali rancangan undang- undang dasar. Peninjauan rancangan UUD ini dilakukan karena ada kelompok yang
tidak bersedia menerima kalimat yang terdapat pada sila pertama naskah Piagam Jakarta. Kelompok itu berasal dari
Indonesia bagian timur yang mayoritas penduduknya non-Muslim. Keberatan ini disampaikan kepada Drs. Moh.
Hatta.Tokoh- tokoh dari Indonesia bagian timur merasa keberatan dengan kalimat yang berbunyi,Ketuhanan yang Maha
Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Untuk menjaga persatuan bangsa dan kesatuan seluruh wilayah Indonesia, maka kalimat pada sila pertama
diubah menjadinKetuhanan Yang Maha Esa. Perubahan kalimat tersebut dihasilkan setelah Drs. Moh Hatta
berdiskusi dengan tokoh-tokoh Islam.
Setelah semua tokoh menyetujui perubahan itu, PPKI menetapkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia pada
tanggal 18 Agustus 1945. Bunyi Pancasila selengkapnya sebagai dasar negara Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
PPKI telah berhasil mengesahkan dasar negara Pancasila. Dengan dasar negara tersebut, bangsa Indonesia
mempunyai pijakan dalam melaksanakan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Rapat
PPKI juga mengadakan pemilihan presiden dan wakil presiden. Otto Iskandardinata mengusulkan agar pemilihan presiden
dan wakil presiden dilakukan dengan cara aklamasi. Ia mengajukan Sukarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai
wakil presiden. Semua peserta sidang menerima usul tersebut secara aklamasi.
Selanjutnya, rapat PPKI membahas pasal-pasal rancangan aturan peralihan dan tambahan. Dengan perubahan-
perubahan kecil, seluruh rancangan aturan peralihan dan tambahan itudisepakaiolehanggotarapat PPKI. Akhirnya,
rapat PPKI pun ditutup. Dengan demikian, pada tanggal 18
Agustus1945itu,bangsaIndonesiamemperolehlandasanbernegara(dasar negara), yaitu Pancasila dan UUD 1945 sebagai
konstitusi negara.
Alinea II : Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat, sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Makna alinea ini sebagai berikut.
a. Adanya kesinambungan perjuangan.
b. Perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan.
c. Momentum yang telah dicapai tersebut harus dapat dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan.
d. Kemerdekaan bukan merupakan tujuan akhir, tetapi masih harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Alinea III : Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebasmaka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.
Makna alinea ini sebagai berikut.
a. Pengukuhan proklamasi.
b. Motivasi spiritual yang menyatakan bahwa kemerdekaan itu diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa.
c. Motivasi riil yang menyatakan bahwa bangsa Indonesia mendambakan kehidupan material dan spiritual,
dunia akhirat.
Alinea IV : Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraanumum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indone- sia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Ke- adilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Makna alinea ini adalah sebagai berikut.
a. Negara Indonesia mempunyai fungsi sekaligus menjadi tujuan, yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
b. Negara Indonesia berbentuk republik dan berkedaulatan rakyat.
c. Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila.
Pembukaan UUD 1945 yang merupakan penuangan jiwa Pancasila mengandung empat pokok pikiran sebagai
berikut.
a. Negara persatuan adalah negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
b. Negara bertujuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
c. Negara berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan per- musyawaratan/perwakilan.
d. Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pembukaan UUD 1945 dibuat oleh pembentuk negara sebagai penjelmaan kehendak rakyat pada hakikatnya
terpisah dari Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Pembukaan UUD 1945 memenuhi unsur-unsur
mutlak bagi suatu staats fundamental norm (pokok-pokok kaidah negara yang fundamental). Hal itu dikarenakan
beberapa alasan berikut.
a. Berdasarkan sejarah terjadinya, Pembukaan UUD 1945 ditentukan oleh pembentuk negara (PPKI).
b. Isi Pembukaan UUD 1945 menganut asas falsafah negara (Pancasila), asas politik negara, tujuan negara.
c. Pembukaan UUD 1945 menetapkan adanya suatu UUD Negara Indonesia.
Pada Konstitusi Pertama (18 Agustus 1945), Batang Tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab 37 pasal, dan 4 pasal Aturan
Peralihan, serta 2 ayat Aturan Tambahan (sebelum amandemen). Undang-undang dasar suatu negara merupakan
sebagian hukum dasar yang tertulis di Indonesia. UUD 1945 mengikat pemerintah, lembaga negara, lembaga masyarakat,
warga negara di mana pun dia berada, dan penduduk yang berada di wilayah negara Indonesia.
Undang-Undang Dasar 1945 berisi norma, aturan atau ketentuan yang harus ditaati dan dilaksanakan.
Norma, aturan, atau ketentuan itu juga terdapat dalam Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila yang tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi sumber, dasar, dan asas bagi penyusunan tata tertib hukum di
Indonesia. Dengandemikian,UUD1945berkedudukansebagaitertib hukum tertinggi di Indonesia. UUD 1945
merupakan sumber hukum maka semua perundang-undangan harus bersumber pada UUD1945. UUD 1945
berfungsi sebagai alat kontrol dan alat pengecek peraturan perundangan.
Ideologi merupakan gabungan dua kata, yaitu idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, dan
cita-cita; sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan.
Ideologi merupakan suatu pemikiran tentang cita-cita yang dapat ditetapkan sebagai tujuan akhir, bukan
pengetahuan mengenai hal-hal yang objektif. Oleh karena itu, ideologi memikirkan mengenai kebenaran yang diyakini
dapat dijadikan tujuan hidup. Ideologi menghasilkan kebenaran- kebenaran yang dapat diterima dan diyakini sebagai
tujuan akhir.
a. Jenis Ideologi
1. Komunisme
Ideologi ini berasal dari ajaran Karl Marx. Paham komunis merupakan pandangan pada kepentingan bersama dalam
mencapai suatu tujuan, meskipun dengan menghalalkan semua jalan. Ajaran komunisme tidak mengenal Tuhan, tetapi
pada hukum matrialisme.
2. Liberalisme
Liberalisme berasal dari bahasa Latin liber yang artinya bebas. Liberalisme adalah suatu paham ditegakkannya
kebebasan bagi setiap individu serta memandang setiap individu berada pada posisi yang sederajat dalam hal kemerdekaan
dan hak-hak dasarnya. Paham individualisme liberalisme menempatkan individu sebagai makhluk yang bebas dan
merdeka di atas segala doktrin dan politik.
3. Sosialisme
Sosialisme merupakan sebuah ideologi yang mempunyai pandangan adanya persamaan serta
kesamaan dalam menjalani kehidupan.
4. Fasisme
Sistem yang dianut paham ini adalah sistem kediktatoran yang disamakan dengan otoritarian.
Kekerasan serta hal-hal mengerikan ialah bentuk praktik dari ajaran fasisme. Pada paham ini lebih
menekankan secara khusus dan ketergantungan kepada pimpinan yang kharismatik . (Hitler, Benito
Mussolini dan Hideki Tojo)
5. Fundamentalisme
Sebuah sistem politik negara yang menetapkan agama sebgai ideologi.
Dengan terbentuknya RIS ini, negara Republik Indonesia hanyalah negara bagian dari RIS. Oleh karena itu,
UUD yang dipakai negara RIS adalah Konstitusi RIS 1949. Sebaliknya, UUD 1945 hanya dipakai oleh negara
Republik Indonesia yang beribu kota di Yogyakarta. Sistem pemerintahan menggunakan prinsip parlementer,
tetapi tidak mutlak sehingga disebut Quasi Parlementer.
Pelaksanaan Konstitusi RIS ini tidak berjalan lama karena negara RIS bukanlah cita-cita bangsa Indonesia.
Beberapa negara bagian yang tergabung dalam RIS satu per satu menggabungkan diri ke negara Republik
Indonesia. Akibatnya, negara federal RIS hanya tinggal tiga negara bagian, yaitu negara Republik Indonesia,
negara Indonesia Timur, negara Sumatera Timur. Ketiga negara bagian itu bermusyawarah dan akhirnya
mencapai kata sepakat untuk kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan 17 Agustus
1945.
Kembalinya negara RIS ke bentuk negara kesatuan, maka konstitusi pun mengalami perubahan. Pada tanggal 15
Agustus 1950 ditetapkanlah UUD Sementara yang merupakan perubahan dari Konstitusi RIS. Perubahan ini
tertuang dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia
menjadi Undang- Undang Dasar Sementara Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar ini dikenal dengan
UUDS 1950. Dengan UUDS 1950 ini, Indonesia menjalankan pemerintahan yang baru. Penyimpangan
konstitusional dalam kurun waktu itu, antara lain sebagai berikut.
a. Negara Kesatuan Republik Indonesia berubah menjadi Negara Federasi Republik Indonesia Serikat
(RIS). Perubahan tersebut berdasarkan pada konstitusi RIS.
b. Kekuasaan legislatif yang seharusnya dilaksanakan presiden dan DPR dilaksanakan DPR dan senat.
Meskipun pelaksanaan pemerintahan telah sesuai dengan UUD 1945, kekuasaan presiden makin lama makin
besar sehingga kekuasaan berlangsung secara absolut. Lembaga-lembaga negara lainnya tidak mampu
mengimbangi kekuasaan presiden sehingga lembaga kepresidenan menjadi yang paling berkuasa. Akibatnya, pada masa
itu mulai merebak penyakit pejabat negara, yaitu korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Di akhir pemerintahan pada masa itu terjadilah krisis yang dimulai adanya krisis ekonomi tahun
1997 sampai munculnya krisis multidimensional. Rakyat yang kecewa dengan pemerintahan Orde Baru mulai
menuntut perubahan kekuasaan. Akhirnya, Presiden Suharto mengakhiri kekuasaannya pada tanggal 21 Mei 1998
dan kepemimpinan diserahkan kepala wakil presiden, yaitu B.J. Habibie.
Dalam perjalanan sejarah bangsa indonesia sampai dengan saat ini, bangsa indonesia memakai 3 macam konstitusi yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS dan UUDS 1950.
Selain memiliki hak, anggota MPR juga mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakannya, yaitu:
a) mengamalkan Pancasila;
b) melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan
perundang-undangan;
c) menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kerukunan nasional;
d) mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan;
e) melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah
Selain komisi-komisi, anggota DPR juga membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk mendalami dan membahas
suatu masalah. Setelah suatu masalah tersebut selesai, Pansus tersebut dibubarkan, seperti Pansus Bulog-gate.
2) Kedudukan dan Fungsi DPR
DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. DPR mempunyai
tiga fungsi, yaitu legislasi, anggaran, pengawasan.
3) Tugas dan Wewenang DPR
DPR mempunyai tugas dan wewenang, antara lain:
a) membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat persetujuan bersama;
b) membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintah pengganti undang- undang;
c) menerima dan membahas usulan rancangan undang-undang yang diajukan DPR dan yang berkaitan dengan
bidang tertentu serta mengikutsertakannya dalam pembahasan;
d) memerhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang- undang APBN dan rancangan undang-
undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama;
e) menetapkan APBN bersama presiden dengan memerhatikan pertimbangan DPD;
f) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Undang- Undang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, serta kebijakan pemerintah;
g) membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD terhadap pelaksanaan undang-
undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat
dan daerah, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak,
pendidikan, dan agama;
h) memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang memerhatikan pertimbangan DPD;
i) membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara yang
disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan;
j) memberikan persetujuan kepada presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota Komisi
Yudisial;
k) memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk ditetapkan sebagai
hakim agung oleh presiden;
l) memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya kepada presiden untuk
ditetapkan;
m) memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat duta, menerima penempatan duta negara lain,
dan memberikan pertimbangan dalam pemberian amnesti dan abolisi;
n) memberikan persetjuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan
negara lain, serta membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat luas dan mendasar
bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau pembentukan undang- undang;
o) menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;
p) melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang ditentukan dalam undang-undang.
4) Hak dan Kewajiban DPR
Sebagai lembaga perwakilan, DPR mempunyai hak, antara lain interpelasi, angket, dan menyatakan pendapat.
Sebaliknya, setiap anggota DPR juga memiliki hak yang sama dalam beberapa hal. Hak yang dimiliki setiap
anggota DPR adalah
a) mengajukan rancangan undang-undang;
b) mengajukan persetujuan;
c) menyampaikan usul dan pendapat;
d) memilih dan dipilih;
e) membela diri;
f) imunitas;
g) protokoler;
i) keuangan dan administratif.
Anggota DPR selain memiliki hak sebagai lembaga ataupun individu, juga mempunyai kewajiban.
Kewajiban anggota DPR, antara lain:
a) mengamalkan Pancasila;
b) melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Presiden Republik Indoensia Tahun 1945 dan menaati segala
peraturan perundang- undangan;
c) melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah;
d) mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
e) memerhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat;
f) menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;
g) mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan;
h) memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politik kepada pemilih dan daerah pemilihannya;
i) menaati kode etik dan peraturan tata tertib DPR;
j) menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga yang terkait.
d. Presiden
Berdasarkan UUD 1945, negara Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Hal itu berarti
bahwa kekuasaan pemerintahan dipimpin oleh presiden. Kekuasaan presiden selaku kepala negara, kepala
pemerintahan, dan kekuasaan di bidang legislatif tercantum dalam berbagai pasal dan ayat UUD 1945.
1) Kekuasaan Presiden sebagai Kepala Negara
Kekuasaan presiden sebagai kepala negara, antara lain sebagai berikut.
a) Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
(Pasal 10).
b) Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
(Pasal 11).
c) Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan
undang-undang (Pasal 12).
d) Presiden mengangkat duta dan konsul serta menerima penempatan duta negara lain dengan memerhatikan
pertimbangan DPR (Pasal 13).
e) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memerhatikan pertimbangan Mahkamah Agung, serta
memberi amnesti dan abolisi dengan memerhatikan pertimbangan DPR (Pasal 14).
f) Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15).
g) Presiden meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh DPR dengan memerhatikan
pertimbangan DPD (Pasal 23F).
h) Presiden menetapkan hakim agung yang disetujui oleh DPR atas usul Komisi Yudisial (Pasal 24A).
2) Kekuasaan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan (Chief of Executive)
Kekuasaan presiden sebagai kepala pemerintahan, antara lain sebagai berikut.
a) Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut undang-undang dasar (Pasal 4).
b) Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada
presiden (Pasal 16).
c) Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri (Pasal 17).
3) Kekuasaan Presiden di Bidang Legislatif
Kekuasaan presiden di bidang legislatif, antara lain sebagai berikut.
a) Presiden mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR (Pasal 20), termasuk rancangan undang-
undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Pasal 23).
b) Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang- undang.
c) Presiden menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang- undang dalam hal ihwal
kegentingan yang memaksa (Pasal 22).
NEGARA
Unsur pengakuan dari negara lain meliputi pengakuan secara de facto dan de jure. Pengakuan secara de facto
adalah pengakuan berdasarkan kenyataan (fakta) dan bisa bersifat sementara. Secara de facto berdirinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah pada tanggal 17 Agustus 1945. Dengan dibacakan proklamasi
kemerdekaan maka sejak saat itulah kenyataan Negara Kesatuan Republik Indonesia telah berdiri. Secara de
facto negara lain mengakui berdirinya negara Republik Indonesia.
Sedangkan, Negara Kesatuan Republik Indonesia secara de jure diakui oleh dunia internasional sejak tanggal 18
Agustus 1945. Pengakuan secara de jure adalah pengakuan terhadap syahnya suatu negara menurut hukum
internasional. Dengan adanya pengakuan secara de jure, suatu negara yang baru berdiri mendapat hak dan
kewajiban sebagai bagian dari masyarakat internasional.
RANGKUMAN
1. Negara adalah organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk
bersatu, hidup di dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintah yang berdaulat.
2. Unsur-unsur negara terdiri dari rakyat, wilayah, pemerintahan, dan pengakuan.- Terjadinya negara secara
primer dan secara sekunder.
3. Bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menye luruh, terpadu, dan berlanjut,
yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesada saran berbangsa dan bernegara serta keyakinan akan
kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara, kerelaan untuk berkorban guna meniadakan ancaman baik dari
dalam maupun luar negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan,
keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 yang dijamin dengan undang-
undang.
4. Dasar hukum upaya pembelaan negara adalah UUD 1945, Ketetapan MPR RI No.VI/MPR/2000, Ketetapan
MPR RI No. VII/MPR/2000, dan UU No. 3 tahun 2002.
5. Membela negara merupakan hak dan kewajiban bagi setiap warga negara yang dijamin oleh UUD1945.
6. Sistem pertahanan keamanan rakyat semesta adalah suatu sistem pertahanan keamanan dengan komponen-
komponen yang terdiri dari seluruh potensi, kemam- puan, dan kekuatan nasional yang bekerja secara total,
integral,serta berlanjut dalam rangka mencapai ketahanan nasional.
7. Upaya bela negara dapat diwujudkan dalam lingkungan keluarga, sekolah ma- syarakat dan negara.
Otonomi Daerah
Asas-asas otonomi daerah
Dalam penerapannya, terdapat asas-asas yang menjadi pedoman pelaksanaan otonomi daerah. Tiga asas dalam
pelaksanaan otonomi daerah yaitu asas desentralisasi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi.
a . Asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang penyelenggaraan pemerintahan oleh pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada gubernur
sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
c. Asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah
provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu.
(Pasal 1 UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah)
RANGKUMAN
1. Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan me- ngurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peratuan
perundang-undangan.
2. Daerah otonomi adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas- batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasar aspisari masyarakat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Tiga asas pelaksanaan otonomi daerah yaitu asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
4. Otonomi daerah dilaksanakan berdasarkan UUD 1945 pasal 18, Tap MPR No.IV/ MPR/2000, UU No. 32
tahun 2004, dan UU No. 33 tahun 2004.
5. Syarat pembentukan daerah otonom, yaitu syarat administratif, teknis, fisik kewilayahan.
6. Prinsip otonomi daerah adalah memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, nyata, dan
bertanggungjawab.
7. Pemerintahan daerah otonom terdiri dari kepala daerah dan perangkat daerah lainnya sebagai lembaga
eksekutif dan DPRD sebagai lembaga legislatif daerah.
8. Partisipasi masyarakat merupakan keikutsertaan masyarakat secara aktif dalam kehidupan politik.
Partisipasi masyarakat menunjukkan tingkat dukungan masyarakat terhadap kebijakan publik.
9. Kebijakan publik meliputi apa yang dinyatakan, dilakukan, atau tidak dilakukan oleh pemerintah yang memuat
sasaran dan tujuan program pemerintah.
10.Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan publik meliputi; partipasi dalam perumusan, partisipasi
dalam pelasanaan, partisipasi dalam pemanfaatan dan partisipasi dalam evaluasi.
11. Jika masyarakat tidak aktif dalam perumusan kebijakan publik dapat merugikan masyarakat, diantaranya
kebijakan publik tidak sesuai dengan kehendak masyarakat.
GLOSARIUM
A
absolut : mutlak, sewenang-wenang asasi
: dasar
amandemen : perubahan undang-undang dasar
ateis : suatu paham yang tidak mempercayai adanya Tuhan
apatride : orang yang tidak memiliki kewarganegaraan
B
bipatride : orang yang memiliki kewarganegaraan ganda
D
deskripsi : menggambarkan, penggambaran
demokrasi : pemerintah rakyat, dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
demokrasi Terpimpin : sistem pemerintahan yang sepenuhnya berpusat pada individu
doktrin : ajaran, ajakan
dimensi : tolok ukur
E
ekspresi : perwujudan, raut muka
eksekutif : lembaga pelaksana UUD
eksploitasi : pemerasan, pengrusakan
empiris : pengalaman, berdasarkan pengalaman
F
federal : negara bagian/serikat
filosofis : berdasarkan kajian filsafat
fleksibilitas : lentur, tidak kaku
formal : resmi, legal, sah
founding father : pendiri bangsa, bapak bangsa
H
hukum : peraturan, undang-undang yang dibuat untuk mengatur masyarakat
hierarki : jenjang susunan
hak : kewenangan untuk bertindak
hak opsi : hak untuk memilih warga negara
hak repudiansi : hak untuk menolak warhga negara
I
infrastruktur : sarana, elemen, komponen
infrastruktur politik : elemen politik yang berada di luar lingkaran kekuasaan, seperti partai politik.
inkonstitusional : melanggar, melakukan pelanggaran hukum
interaksi : bergaul (hubungan)
idealisme : paham yang mengutamakan ide-ide atau
ideologi : paham, asas yang dicita-citakan sebagai dasar/prinsip hidup pemerintahan
imunitas : kekebalan
ius constituendum : yaitu hukum yang diharapkan atau dicita-citakan berlaku pada waktu yang akan
datang
ius constitutum : hukum yang berlaku dalam suatu nagara pada saat sekarang disebut juga hukum
positif
ius sangunis : asas berdasarkan keturunan
ius soli : asas berdasarkan tempat lahir
K
komisi : panitia yang terdiri atas beberapa orang yang ditunjuk oleh pemerintah
konstitusi : segala aturan ketatanegaraan
kongres : rapat besar
kausa : sebab, penyebab
kolusi : bersama-sama dalam melakukan pelanggaran hukum
komunis : orang atau yang menganut paham yang tidak mengakui hak milik perseorangan
korupsi : menggunakan kekuasaan, uang, waktu, untuk kepentingan dirinya sendiri
L
legislatif : lembaga pembuat UUD
liberal : bebas tanpa batas
M
modernisasi : paham tentang sesuatu yang mutakhir, terbaru
moral : ajaran tentang perilaku baik dan buruk, akhlak
monarkhi : sistem pemerintahan kerajaan
manifestasi : wujud, perwujudan, bentuk
modus : cara, teknik
money politic : uang yang disalahgunakan untuk kepentingan politik tertentu
monopoli : menguasai secara sendirian
monoteis : orang/individu atau kaum yang menyembah satu Tuhan
N
norma : aturan untuk menentukan sesuatu
nasionalisme : cinta tanah air, bangsa, dan negara
nepotisme : tindakan yang mementingkan/menguntungkan kerabat, sanak-saudara sendiri
naluri : hasrat
O
otonomi : kekuasaan yang mandiri
otokrasi : kekuasaan ada ditangan satu orang yang menjadi penguasa
P
piagam : surat,tulisanresmiyangberisipernyataan/pengukuhansesuatu hal
privat : bersifat pribadi
proklamasi : permakluman kepada rakyat
perlementer : sistem pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi pada DPR
R
represif : bersifat memaksa, menekan dengan keras
revolusi : perubahan secara cepat (dengan jalan kekerasan)
rezim : penguasa, kekuasaan
rasio : akal, otak, pikiran
realitas : kenyataan
reboisasi : penghijauan kembali
RIS : sistem pemerintahan Indonesia yang berbentuk federal/negara serikat
S
sanksi : hukuman atas perbuatan yang tidak baik
serikat : perkumpulan, perhimpunan, persekutuan
sosiologi : ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, kemasyarakatan
suprastruktur : elemen politik yang berada pada lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif
T
tabu : dilarang, haram
toleran : tenggang rasa, tidak mengganggu hak/kebebasan orang lain
tradisi : adat,kebiasaan,ajaranyangberlangsungsecaraturun-temurun
transformasi : perubahan nilai (dari sikap negatif ke positif, dari tidak bisa menjadi bisa)
U
universal : menyeluruh
Y
yudikatif : lembaga pengawas UUD
yuridis : berdasarkan hukum
Akuntabel :
Dapat dipertanggungjawabkan
Ambisi :
Keinginan ( hasrat yang besar) untuk mencapai sesuatu
Apatis :
Acuh tak acuh, masa bodoh
Daerah otonom :
Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah, yang berwenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasai
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dekonsentrasi :
Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah (pusat) kepada gubenur sebagai wakil pemerintah
dan/atau instansi vertikal di wilayah tertentu.
Emosional Quotient :
Kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak sebelah kiri)
Fungsi :
Pelaksanaan tujuan yang akan dicapai
Global :
Mencakup seluruh dunia
Globalisasi :
Proses dimana hubungan sosial dan saling ketergantungan antar negara dan antar manusia di dunia ini semakin
besar.
Gross Domestic Product :
Nilai tolal barang atau jasa yang dihasilkan oleh sebuah negara dalam waktu satu tahun.
Hak angket :
Hak untuk penyelidikan yang menyangkut kepentingan orang banyak
Hedonisme :
Paham yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup.
Inovasi :
Pembaharuan
Intellectual Quotient :
Kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak sebe lah kanan).
Interpelasi :
Hak meminta penjelasan atau keterangan resmi kepada pemerintah.
Ius Sanguinis :
Suatu cara penetapan kewarganegaraan seseorang berdasarkan garis keturunan, yakni garis keturunan orang
tuanya tanpa melihat di mana ia dilahirkan
Ius Soli :
Sutu cara penetapan kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat kelahiran
Kedaulatan :
Wewenang tertinggi suatu kesatuan politik yang tidak terletak di bawah kekuasaan lain.
Komunitas :
Masayarakat.
Legislasi :
Pembuat undang-undang
Motivasi :
Suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong individu untuk berbuat mencapai tujuan.
Multinasional :
Berada di banyak negara
Nature :
Kepribadian seseorang yang terbentuk dari bawaan lahir / bakat
Naturalis :
Suatu cara penetapan kewarganegaraan seseorang berdasarkan proses hukum kewarga- negaraan yang
berlaku dalam suatu negara (yakni memenuhi persyaratan yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan) yang menyebabkan seseorang itu mendapatkan
kewarganegaraannya.
Nuture :
Kepribadian seseorang terbentuk karena pengaruh lingkungan
Otonomi daerah :
Hak, wewenang, kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Partisipasi :
Berturut serta dalam suatu kegiatan.
Pemerintah :
Kekuasaan negara yang hanya dilaksanakan oleh lembaga eksekutif.
Pemerintahan :
Kekuasaan negara yang dilaksanakan oleh lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Pengakuan de facto :
Pengakuan berdasarkan kenyataan (fakta)
Pengakuan de jure :
Pengakuan terhadap sahnya suatu negara menurut hukum Internasional.
Politik :
Sesuatu yang berkaitan dengan kebijaksanaan yang dijalankan oleh pemerintah untuk mengatur negara dan
bangsa.
Potensi diri :
Kemampuan seseorangyang sifatnya masih tersimpan.
Pragmatis :
Hal-hal yang bermanfaat
Prakarsa :
Inisiatif atau usaha (tindakan, gagasan, dan sebagainya)
Regional :
Bersifat daerah, kedaerahan
Sentralisasi :
Penyatuan kekuasaan pada pemerintah pusat.
Sishankamrata :
sistem pertahanan keamanan dengan komponen-komponn yang terdiri dari seluruh potensi, kemampuan,
dan kekuatan nasional yang bekerja secara total, integral, serta
berlanjut dalam rangka mencapai ketahanan nasional.
Spiritual Quotient :
Kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan kearifan di luar ego
atau jiwa sadar
Tugas Pembantuan :
Penugasan dari pemerintah (pusat) kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada
kabupaten/kota dan/desa serta dari pemrintah kabupaten/kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu.
Unsur :
Bagian-bagian yang tidak dapat dipisahkan sehingga bagian- bagian itu menjadi satu kesatuan yang saling
melengkapi.