Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam teori evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-
sifat terwariskan suatu populasi organism dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Perubahan-perubahan itu disebabkan oleh kombinasi tiga proses
utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang dapat di katakan
sebagai dasar evolusi ini yang dibawa oleh gen yang diwariskan kepada
keturunan suatu makhluk hidup sehingga menjadi bervariasi dalam suatu
populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-
sifat yang baru. Sifat baru itu dapat diperoleh dari perubahan gen akibat
mutasi ataupun transfer gen antar spesies dan atau antar populasi. Pada spesies
yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan
oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini
menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan
hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan
sifat terwaris yang berguna atau sifat yang dapat menyesuaian dengan kondisi
alam untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih
umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat pada organisme yang
merugikan atau yang kurang dapat menyesuaikan diri akibat perubahan
kondisi lingkungan alam menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena
individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar
bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang
mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini.
Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi
perubahan sifat kecil yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan
seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Genetic Drift) merupakan

1
sebuah proses yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu
populasi. Hanyutan genetik tesebut dihasilkan oleh probabilitas dimana
suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan
bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam
kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang
substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan
menghasilkan spesies yang baru. Dan oleh sebab itu, kemiripan antara
organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua
spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses
divergen yang terjadi secara perlahan.
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang
biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga
mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi.
Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup
telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies
berubah dari waktu ke waktu. Namun mekanisme yang mendorong perubahan
ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin,
On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui
seleksi alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori
evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin
digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi
modern ang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi
(seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset
yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini
telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan
secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi yang tetapi
belum dapat terbukti kebenaran ilmiahnya.
Teori ini dapat kita anggap sebagai teori evolusi yang paling diakui
saat ini, menyatakan bahwa kehidupan telah mengalami perubahan atau
berevolusi melalui dua mekanisme alamiah yaitu seleksi alam dan mutasi.

2
Dasar teori ini yang menyatakan bahwa seleksi alam dan mutasi adalah
dua mekanisme yang saling melengkapi. Modifikasi evolusioner berasal dari
mutasi secara acak yang terjadi pada struktur genetis makhluk hidup. Sifat-
sifat yang ditimbulkan oleh mutasi kemudian diseleksi melalui mekanisme
seleksi alam dan dengan demikian makhluk hidup berevolusi.
Evolusi memang terjadi dalam dunia, tetapi tidak terbukti mengarah ke evolusi
spesies. Evolusi hanya terjadi sebatas variasi, misalkan pasangan berbeda ras
akan menghasilkan keturunan lain yang merupakan variasi di antara keduanya
Kepribadian selalu menjadi salah satu topik bahasan yang penting
karena kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan
manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah-pecah dalam fungsi-fungsi.
Memahami kepribadian berarti memahami aku, diri, self atau memahami
manusia seutuhnya.
Manusia memiliki macam atau jenis potensi yang sama ketika dilahirkan,
namun dengan tingkat kualitas yang berbeda-beda. Ketika potensi itu aktual
dalam kepribadian, segera tampak bahwa tidak ada dua orang yang
mempunyai kepribadian yang sama. Psikologi lahir sebagai ilmu yang
berusaha memahami manusia seutuhnya, yang hanya dapat dilakukan melalui
pemahaman tentang kepribadian.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah evolusi manusia
2. Untuk mengetahui keanekaragaman manusia
3. Untuk mengetahui definisi kepribadian
4. Untuk mengetahui unsur-unsur kepribadian
5. Untuk mengetahui materi dan unsur-unsur kepribadian
6. Untuk mengetahui ragam kepribadian

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Evolusi Manusia
Evolusi bisa di definisikan sebagai suatu perubahan atau
perkembangan, seperti perubahan dari sederhana menjadi kompleks.
Perubahan itu biasanya di anggap lamban laun. paradigma yang berkaitan
dengan konsep evolusi tersebut adalah evolusioanisme yang berarti cara
pandang yang menekankan perubahan lambat laun menjadi lebih baik atau
lebih maju dari sederhana ke kompleks (Achmad, 2005: 99).
Evolusi adalah perubahan dan perkembangan mahkluk hidup dari waktu
ke waktu (marhijanto, 1999: 112)
Melalui sudut pandang ilmiah dan evalolusioner, berpegang pada
asumsi bahwa manusia mewakili tahap-tahap dalam evolusi kehidupan.
Evolusi biologis atau evolusi organik merupakan proses perkembangan segala
bentuk kehidupan. Teori evolusi organik mengtakan bahwa tumbuh-tumbuhan
dan binatang yang kita lihat sekarang ini adalah keturunan dari nenek moyang
yang keadaanya lebih sederhana. Nenek moyang itu merupakan keturunan
nenek moyang mereka yang jauh lebih sederhana, yang hidup beberapa juta
tahun sebelumnya kehidupan. Pada umumnya teori ini mengatakan bahwa
kehidupan berasal dari sederhana menuju ke bentuk lebih tinggi (Bambang,
2000: 18).
Dalam skala kehidupan manusia, manusia termasuk ke dalam ordo
taksonomi yang dikenal dengan primata. Anggota lain dari ordo ini adalah
anggota keluarga Cebide (kera Dunia Baru) dan keluarga
Cercopithecidae (kera Dunia Lama), primata yang agak jauh hubungannya
dengan manusia. Yang juga anggota primata ini adalah anggota
keluarga Hylobatide (kera besar: Chimpanse, gorilla dan orang utan). Dengan
primata-primata ini, terutama kera besar, manusia mempunyai hubungan yang
sangat dekat. Namun, manusia termasuk dalam keluarganya sendiri dalam

4
ordo primata: Hominidae. Sedangkan manusia, termasuk makhluk manusia
modern adalah Homo Sapiens.
B. Perubahan Ciri Biologi dalam Proses Keturunan
Dari analisis yang di lakukan para ahli, munculnya bentuk mahkluk
baru adalah akibat percabangan dari bentuk mahkluk sebelumnya.
Percabangan ini secara khusus menampilkan bentuk dari organisme
sebelumnya, tumbuh dan berkembang biak sampai pada beberapa generasi
sesudahnya. Bahkan, tidak jarang muncul suatu mahkluk baru yang secara
fisik berbeda dari mahkluk lainnya (Gede, 2002: 40).
1. Proses Mutasi
Proses mutasi adalah proses yang berasal dari dalam tubuh organisme.
Suatu kondisi penerusan keturunan yang telah berabad-abad lamanya,
dalam penerusan keturunannya terbentuk penyimpangan genetis
dalamzygote-nya. Akibatnya, individu yang kemudian lahir muncul
dengan ciri tubuh yang berbeda dengan induknya dalam proses penerusan
keturunan selanjudnya, mahkluk baru ini beranak-anak sehingga yang
kemudian berkembang adalah mahkluk baru dengan ciri-ciri yang telah
berubah dengan induknya.
2. Proses Seleksi Alamiah dan Adaptasi
Dalam frekuensi gen dengan sifat-sifat yang merugikan atau kurang
dapat menyesuaikan diri menjadi lebih kecil dan frekuensi gen dengan
sifat-sifat adaptif akan bertambah besar. Dari waktu ke waktu individu
yang tidak bertahan akan semangkin berkurang jumlahnya, bahkan ada
kecendrungan akan punah. Populasi yang tidak punah biasanya menjadi
lebih cocok dengan lingkungannya. Mahkluk yang dapat bertahan hidup
dialah yang mampu melahirkan keturunannya dan memperkembangkan
jenisnya. Akibatnya, individu generasi berikutnya bertahan dengan ciri
spesies yang baru.
3. Proses Menghilangkan Gen Secara Kebetulan
Proses menghilangkannya gen secara kebetulan juga dikenal dengan
proses penyimpangan genetis. Proses ini terjadi pada suatu mahkluk dan

5
memang benar-benar secara kebetulan belaka (random genetic driff).
Peristiwa ini sering muncul dalam rangka sejarah politik migrasi suatu
bangsa. Misalnya berkumpulnya orang-orang berambut lurus, tetapi
pembawa sifat rambut keriting. Dalam perkembangan selanjudnya akibat
sebagian anggota masyarakatnya tercerai-berai, tidak ada kelompok
berambut keriting atau pembawa sifat rambut keriting. Akhirnya
penerusan keturunan hanya berlangsung dalam kelompok manusia
berambut lurus. Dalam beberapa generasi sifat rambut kerintingnya akan
musnah dan akan muncul rambut lurus tanpa pembawa sifat rambut
keriting sama sekali.
C. Perubahan Ciri Biologi Dalam Proses Keturunan
1. Evolusi Primat dan Manusia
Proses percabangan mahluk primat, manusia adalah suatu jenis
makhluk primat yang telah bercabang melalui proses evolusi. Soal asal-
mula dan proses evolusi manusia serta khusus dipelajari dan di teliti oleh
sub-ilmu dari antropologi biologi, yakni ilmu paleoantropologi, yang
menggunakan fosil manusia yang tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi
selama berabad-abad, sebagai bahan penelitian. Namun karena manusia
merupakan suatu cabang yang termuda dari mahkluk primat pada
umumnya.
Dari hasil penelitian terakhir, mahkluk pertama dari suku primat
muncul sebagai percabangan dari mahkluk mamalia (binatang menyusui)
sekitar 70 juta tahun yang lalu, dalam paleosen tua. Mahkluk primat induk
itu kemudian bercabang lagi ke dalam berbagai sub-suku dan infrasuku
khusus, suatu proses yang juga memakan waktu lama sekali, sehingga
antara lain terjadi percabangan-percabangan yang masing-masing
menghasilkan keluarga kera-kerapongid (kera-kera besar) dan
keluarga hominid, yang merupakan Nenek Moyang manusia.
Dalam proses mahkluk evolusi makhluk hidup di perkirakan telah
terjadi sedikitnya lima proses percabangan yang tertua terjadi sekitar 30
juta tahun yang lalu dalam kala eason akhir, yang mengevaluasi kera

6
gibbon. Cabang yang muncul kemudian, yaitu pada awal
kalamiosen sekitar 20 juta tahun yang lalu, adalah orang utan
(pongopygmeus) di Afrika timur pada waktu itu lebih dekat pada asia
selatan. Kawasan Afrika timur pada waktu itu masih tertutup hutan rimba
seperti halnya kawasan Asia selatan sekarang dan belum berupa sabana
dengan gerombolan-gerombolan hutan di sana-sini seperti sekarang. Orang
utan adalah jenis kera yang hidup dari buah-buahan dan tinggal di pucuk
pohon-pohon yang besar dan tinggi, sehingga mereka tidak terganggu oleh
makhluk-makhluk penghuni hutan rimba lainya.
2. Para Tokoh Pencetus Dalam Teori Evolusi
Teori evolusi itu sendiri adalah perpaduan antara ide (gagasan) seseorang
dan bukti yang dikatakan sebagai hasil dari proses evolusi. Berikut
pendapat pendapat dari Para tokoh mengenai teori Evolusi makhluk
hidup:
1. Jean Baptise Lamarck
Mevolusi, di tuangkan di dalam buku berjudul "Philosophic
zoologique". Dalam buku tersebut, Lamarck mengungkapkan:
Alam sekitar/lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri atau sifat
yang diwariskan.
Ciri-ciri/sifat tersebut akan diwariskan kepada keturunannya organ
yang sering digunakan akan berkembang, sedangkan apabila tidak
digunakan akan mengalami kemunduran bahkan hilang.
Contoh : Lamacrk berpendapat bahwa dahulu, jerapah memiliki leher
yang pendek. Bagi keturunan jerapah yang dapat beradaptasi baik
dengan lingkungan (dapat mengambil makanan di pohon yang tinggi),
leher jerapah akan berkembang menjadi lebih panjang. Jerapah yang
telah beradaptasi menjadi leher panjang tersebut, akan mewariskan
sifat-sifat kepada keturunannya. Namun sebaliknya, bagi keturunan
jerapah yang tidak dapat beradaptasi baik dengan lingkungan, maka ia
akan mengalami kemunduran.

7
2. Charles Darwin
Charles Darwin juga menerbitkan buku mengenai asal mula spesies
pada tahun 1859, dengan judul "on the ofiginof species by means of
natural selection" atau "the preservation of favored races in the
struggle for life". Mengenai Evolusi, Darwin berpendapat: Yang
menjadi dasar evolusi organik bukan dari adaptasi lingkungan,
melainkan karena seleksi alam dan seksual.
Seleksi alam berupa "pertarungan" dalam kehidupan, yang kuat akan
terus hidup.
Setiap populasi berkecenderungan untuk tumbuh banyak karena proses
bereproduksi.
Untuk berkembang biak, diperlukan adanya makanan dan ruang yang
cukup.
Bertambahnya suatu populasi tidak berjalan terus-menerus
3. Alfred Wallace
Memiliki pendapat yang sama dengan Charles Darwin, bahwa spesies
yang ada sekarang, berasal dari spesies masa silam yang mampu
bertahan hidup.
4. Count De Buffen
Menyatakan bahwa variasi-variasi kecil yang terjadi karena pengaruh
alam sekitar yang diwariskan. Dengan demikian, kemampuan
beradaptasi dengan lingkungan akan menyebabkan terjadinya variasi
yang mengarah pada terbentuknya spesies baru.
5. Sir Charles Lyeel
Menyatakan bahwa batuan, pulau-pulau, dan benua mengalami
perubahan.
Thomas Robert Malthus
Menyatakan bahwa pertambahan jumlah penduduk naik seperti deret
ukur, sedangkan bahan makanan yang tersedia, naik seperti nilai
hitung.

8
6. Anaximender
Bumi pada awalnya merupakan lautan, lalu berkembang menjadi
daratan. Para makhluk hidup aquatik pun termodifikasi sehingga dapat
hidup di darat. Pada manusia, terdapat masa "part fish" dan "part
human" yang disebut merman dan mermaid. penampilan seperti ikan
ini ada pada masa dalam kandungan bayi selama proses
perkembangan. Kemudian, penampilan tersebut akan hilang pada
manusia dewasa.
7. Aristoteles
Benda-benda hidup berkembang makin sempurna karena pengaruh
kekuatan tertentu, yakni entelecy, dan makhluk hidup di daratan
berasal dari makhluk hidup di lautan.
D. Ragam Manusia
Keragaman berasal dari kata ragam. Keragaman menunjukkan adanya
banyak macam, banyak jenis. Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap
manusia memiliki perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah
makhluk individu yang setiap individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri.
Perbedaan itu terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak,
kelakuan, temperamen, dan hasrat.
Selain makhluk individu, manusia juga makhluk sosial yang
membentuk kelompok persekutuan hidup. Tiap kelompok persekutuan hidup
juga beragam. Masyarakat sebagai persekutuan hidup itu berbeda dan beragam
karena ada perbedaan, misalnya dalam ras, suku, agama, budaya, ekonomi,
status sosial, jenis kelamin, jenis tempat tinggal. Hal-hal demikian dikatakan
sebagai unsur-unsur yang membentuk keragaman dalam masyarakat.
Keragaman individual maupun sosial adalah implikasi dari kedudukan
manusia,baik sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
Keragaman manusia sudah menjadi fakta social dan fakta sejarah
kehidupan. Sehingga pernah muncul penindasan, perendahan, penghancuran
dan penghapusan rasa atau etnis tertentu. Dalam sejarah kehidupan manusia
pernah tumbuh ideology atau pemahaman bahwa orang berkulit hitam ladalah

9
berbeda, mereka lebih rendah dan dari yang berkulit putih. Contohnya di
Indonesia, etnis Tionghoa memperoleh perlakuan diskriminatif, baik secara
social dan politik dari suku-suku lain di Indonesia. Dan ternyata semua yang
telah terjadi adalah kekeliruan, karena perlakuan merendahkan martabat orang
atau bangsa lain adalah tindakan tidak masuk akal dan menyesatkan,
sementara semua orang dan semua bangsa adalah sama dan sederajat.
Sehingga keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi masyarakat
dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku
bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan serta situasi
ekonomi.
Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis, antara lain
ditandai oleh keragaman suku bangsa, agama, dan kebudayaan. Sebagaimana
diketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki keragaman suku bangsa yang
begitu banyak, terdiri dari berbagai suku bangsa, mulai dari sabang hingga
Merauke, ada suku Batak, suku Minang, suku Ambon, suku Madura, suku
Jawa, suku Asmat, dan masih banyak lainnya.
Konsep keragaman mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu,
keragaman menunjukan bahwa keeradaan yang lebih dari satu itu berbeda-
beda, heterogen bahkan tidak bisa disamakan. Keragaman Indonesia terlihat
dengan jelas pada aspek-aspek geografis, etnis, sosiokultural dan agama serta
kepercayaan.
Ada banyak cara mengelola keragaman antara lain dapat dilakukan
dengan:
o Untuk mendekonstruksi stereotip dan prasangka terhadap identitas lain
o Untuk mengenal dan berteman dengan sebanyak mungkin orang dengan
identitas yang berbeda bukan sebatas kenal nama dan wajah, tetapi
mengenali latar belakang, karakter, ekspektasi, dll, makan bersama, saling
berkunjung, dll

10
o Untuk mengembangkan ikatan-ikatan (pertemanan, bisnis, organisasi,
asosiasi, dll) yang bersifat inklusif dan lintas identitas, bukan yang bersifat
eksklusif
o Untuk mempelajari ritual dan falsafah identitas lain
E. Definisi Kepribadian
Dr. Sugyanto mengatakan bahwa kepribadian adalah totalitas ciri-ciri
seseorang yang tergambar dalam perilaku dan tak terbatas pada reaksi orang
tersebut. Sifat-sifat atau cirri-ciri tersebut merupakan aspek-aspek yang
menempel pada diri seseorang dan merupakan referensi yang membedakan
dirinya dengan orang lain. Oleh sebab itu, dalam memahami kepribadian harus
dipandang dari dua pandang besar, yaitu :
1. Kepribadian yang dikaitkan dengan ukuran, patokan (standar) yang
berlaku dalam lingkungan masyarakat, bangsa atau budaya. Misalnya, jika
seorang panitia ajang ratu kecantikan (miss world) menobatkan salah satu
dari kontestan menjadi seorang puteri yang memiliki kepribadian, maka
yang dimaksudkan dalam kategori oleh panitia itu yaitu wanita yang
manis, cantik, muda, ramah, mudah bergaul, cerdas, memiliki sifat terpuji,
seperti menjunjung norma-norma masyarakat dan agama. Namun
sebaliknya jika kita menghadapi orang mengalami problem kepribadian,
maka yang dimaksudkan yaitu kesulitannya dalam bergaul, wajah murung,
apatis, depresi, adanya konflik-konflik batin, dan sebagainya.
2. Kepribadian dipakai untuk menggambarkan seseorang apa adanya tanpa
memberikan suatu penilaian benar atau salah, terpuji atau tercela, dan
positif atau negative. Apabila kita mengatakan cirri-ciri kepribadian si A
seperti ini, berarti kita menggambarkan segala bentuk sifat, temperamen,
karakter, perilaku, kognitif, atau watak seseorang. Misal, kita katakan
bahwa si A itu ialah orang yang bersifat pendiam, namun dia gampang
marah, memiliki IQ rendah, dank eras kepala.
Selanjutnya Dr. Sugyanto menambahkan bahwa adapau faktor-
faktor yang turut memengaruhi pembentukan kepribadian manusia yaitu
bawaan, perkembangan, peranan, cara menghadapi konflik ataupun

11
frustasi, dan nilai-nilai budaya dari masyarakat. Dengan demikian, bila
kita memahami kepribadian manusia berarti kita memahami manusia apa
adanya dan memperlakukan dirinya sebagaimana mestinya sesuai dengan
perkembangan dan dinamika kepribadian yang dimilikinya.
F. Unsur-Unsur Kepribadian
1. Pengetahuan
Pengetahuan seseorang bersumber dari pola pikir yang rasional, yang
berisi fantasi, pemahaman, dan pengalaman mengenai bermacam-macam
hal yang diperolehnya dari lingkungan yang ada di sekitarnya. Semua itu
direkam dalam otak dan sedikit demi sedikit diungkapkan dalam bentuk
perilakunya di masyarakat. Didalam pengetahuan, terdapat juga unsur-
unsur yang membentuk suatu pengetahuan, antara lain:
Apersepsi : suatu penggambaran baru yang menimbulkan lebih banyak
pengertian tentang keadaan lingkungannya.
Pengamatan : suatu penggambaran yang lebih intensif dan terfokus
terhadap objek penelitian.
Fantasi : suatu penggambaran baru yang tidak realistik( tidak akan
pernah ada dalam kenyataan).
2. Perasaan
Perasaan merupakan suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang
menghasilkan penilaian positif atau negative terhadap sesuatu atau
peristiwa tertentu. Perasaan selalu bersifat subjektif, sehingga penilaian
seseorang terhadap suatu hal atau kejadian akan berbeda dengan penilaian
orang lain. Contohnya penilaian terhadap jam pelajaran yang kosong.
Mungkin kamu menganggap sebagai hal yang tidak menyenangkan karena
merasa rugi tidak memperoleh pelajaran. Lain halnya dengan penilaian
temanmu yang menganggap sebagai hal yang menyenangkan. Perasaan
mengisi penuh kesadaran manusia dalam hidupnya.
3. Dorongan Naluri
Menurut para ahli psikologi, didalam diri manusia terdapat
perasaan lain yang tidak dipengaruhi oleh pengetahuaanya, melainkan

12
sudah terkandung dalam gen manusia sebagai naluri sejak lahir. Kemauan
yang terdapat dalam diri manusia disebut dorongan naluri. Para ahli
psikologi menggolongkan dorongan naluri menjadi tujuh macam, antara
lain :
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup
b. Dorongan sex
c. Dorongan untuk usaha mencari makan
d. Dorongan untuk berinteraksi dengan sesama manusia
e. Dorongan untuk meniru tingkah lau seseorang
f. Dorongan untuk berbakti
g. Dorongan akan keindahan
G. Materi Dan Unsur-Unsur Kepribadian
Seorang ahli Etnopsikologi bernama A. F. C. Wallace membuat suatu
kerangka yang memuat tiga hal tentang seluruh materi yang menjadi objek dan
sasaran usur-unsur kepribadian manusia secara sistematis, yaitu:
1. Beragam kebutuhan biologi, dorongan psikologis, maupun kebutuhan dan
dorongan akan keduanya dapat dipenuhi (bernilai positif) ataupun tidak
dapat dipenuhi (bernilai negatif).
2. Beragam kebutuhan akan identitas diri sendiri baik fisik maupun
psikologis, dan segala hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu
mengenai bermacam-macam kategori manusia, binatang, tumbuhan,
benda, zat, kekuatan, dan gejala alam.
3. Berbagai cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan, mendapatkan,
atau mempergunakan beragam kebutuhan tersebut, sehingga tercapai
keadaan yang memuaskan dalam kesadaran individu yang bersangkutan.
H. Ragam Kepribadian
Hipocrates berpendapat bahwa dalam diri manusia terdapat unsur-unsur
chole, melanchole, phlegmatic, dan sanguis. Keempat unsure ini harus selaras
dalam kehidupan manusia. Seseorang akan dikatakan sebagai orang sehat
apabila ada keselarasan dari keempat unsure ini dan dikatakan sakit bila
keselarasan proporsinya terganggu dan menyimpang (abnormal).

13
Galenus menyempurnakan pendapat hipocrates dengan membedakan
kepribadian manusia atas dasar proporsi campuran dari keempat unsur chole,
melanchole, phlegmatic, dan sanguis. Jika salah satu proporsi dari unsur
melebihi dari proporsi unsur-unsur lain dari seharusnya (dominan), maka akan
menyebabkan adanya ciri-ciri khas sifat-sifat kejiwaan seseorang yang khas
merupakan akibat dari dominan salah satu unsure badaniah dan dikenal
dengan temperamen. Dengan dasar inilah, maka penggolongan manusia
dikelompokkan menjadi empat temp eramen, yaitu:
1. SANGUINIS (Yang Populer)
Mereka cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain.
Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara
tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan.
Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia
bisa jadi menangis tersedu-sedu.
Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit
berkonsentrasi, cenderung berpikir `pendek, dan hidupnya serba tak
beratur. Jika suatu kali anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung
berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun
kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji apalagi
bikin rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan
cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia
lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia bisa dan akan
segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tak
lakukan apapun juga
Seorang sanguinis mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai
berikut :
Kekuatan :
suka bicara, antusias, ekspresif, ceria, penuh rasa ingin tahu, hidup
di masa sekarang, mudah berubah (banyak kegiatan/keinginan), berhati
tulus, kekanak-kanakan, senang berkumpul (untuk bertemu dan bicara),
umumnya hebat di permukaan, mudah berteman dan menyukai orang lain,

14
senang dengan pujian, ingin menjadi perhatian, menyenangkan dan
dicemburui orang lain, mudah memaafkan (tidak menyimpan dendam),
mengambil inisiatif/menghindar dari hal-hal yang membosankan,
spontanitas, serta seorang yang demonstratif dan emosional.
Kelemahan :
suara dan tertawa yang keras, membesar-besarkan suatu hal, susah
diam, mudah dikendalikan oleh keadaan/orang lain (suka nge-Gank),
sering minta persetujuan, RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek), banyak
bicara saat bekerja dan melupakan kewajiban, mudah berubah-ubah, susah
tepat waktu jam kantor, prioritas kegiatan kacau,
mendominasi,percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan
tuntas, sering mengambil permasalahan orang lain menjadi seolah-olah
masalahnya, egoistis, sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yang
sama, serta konsentrasi ke How to spend money daripada How to earn
atau save money.
2. MELANKOLIS (Yang Sempurna)
Mereka agak agak berseberangan dengan sanguinis. Seorang
melankolis cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola.
Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan
sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah
pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun
orang melankolis cenderung menganalisa, memikirkan,
mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-
betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.
Orang melankolis selalu ingin serba sempurna dan ingin teratur.
Karena itu jangan heran jika balita anda yang `melankolis tak `kan bisa
tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata
rapi. Dan jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah ia
disusun, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya,
klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu

15
ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan
dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain
Seorang melankolis mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai
berikut :
Kekuatan :
Analitis, mendalam, dan penuh pikiran, serius dan bertujuan, terjadwal,
artistik, musikal dan kreatif, sensitif, mau mengorbankan diri dan idealis,
standar tinggi dan perfeksionis, senang perincian, tekun, serba tertib dan
teratur (rapi), hemat, melihat masalah dan mencari solusi kreatif (sering
terlalu kreatif), kalau sudah mulai, dituntaskan, berteman dengan hati-hati,
puas di belakang layar, menghindari perhatian, mau mendengar keluhan,
setia, serta sangat memperhatikan orang lain.
Kelemahan :
Cenderung melihat masalah dari sisi negatif, murung dan tertekan,
mengingat yang negatif dan pendendam, mudah merasa bersalah dan
memiliki citra diri rendah, lebih menekankan pada cara daripada
tercapainya tujuan, tertekan pada situasi yang tidak sempurna dan
berubah-ubah, terlalu menganalisa dan merencanakan (if..if..if..), standar
tinggi, hidup berdasarkan definisi, sulit bersosialisasi, sensitif terhadap
kritik yang menentang dirinya, sulit mengungkapkan perasaan (cenderung
menahan kasih sayang), serta skeptis terhadap pujian).
3. KOLERIS (Yang Kuat)
Mereka suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau
perintah-perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya.
Bahkan tamu pun bisa saja ia suruh melalukan sesuatu untuknya. Akibat
sifatnya yang `bossy sehingga orang koleris tak punya banyak teman.
Orang-orang berusaha menghindar, menjauh agar tak jadi `korban
karakternya yang suka `ngatur dan tak mau kalah itu.
Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka
punya rasa, hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya; tanpa saya
berantakan semua. Karena itu mereka sangat goal oriented, tegas, kuat,

16
cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak
mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan berani naik tebing, memanjat
pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah
kobarkan semangat ya pasti jadi, maka hampir dapat dipastikan apa yang
akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab ia tak mudah
menyerah, serta tak mudah pula mengalah.
Seorang koleris mempunyai kekuatan dan kelebihan sebagai berkut :
Kekuatan :
Seorang leader, pengambil keputusan, dinamis, aktif, sangat
memerlukan perubahan, berkemauan keras dalam mencapai sasaran, bebas
dan mandiri, suka tantangan, berprinsip Hari ini harus lebih baik dari
kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini, solutif, praktis, dan
bergerak cepat, mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada
produktivitas, membuat dan menentukan tujuan, mau memimpin dan
mengorganisasi, biasanya punya visi, serta unggul dalam keadaan darurat.
Kelemahan :
tidak sabar dan cepat marah, senang memerintah, susah sedikit santai,
menyukai kontroversi dan pertengkaran, terlalu kaku dan keras, tidak
menyukai air mata dan emosi tidak simpatik, serta tidak suka yang bertele-
tele, keputusan sering tergesa-gesa, banyak tuntutan pada orang lain,
cenderung memperalat orang lain, menghalalkan segala cara demi tujuan,
gila kerja, sulit minta maaf, mungkin selalu benar tetapi tidak popular.
4. PLEGMATIS (Cinta Damai)
Mereka tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau
lakukan, meski ia tidak suka. Baginya kedamaian adalah segalanya. Jika
timbul masalah ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul
pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya
segera selesai.
Kaum plegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba
dingin, cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya
sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik,

17
tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-
nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun
mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para
pendengar yang berkerumun itu orang-orang plegmatis. Sedang yang
bicara tentu saja sanguinis.
berurusan dengan orang plegmatis bisa serba salah. Ibarat keledai,
kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin tiak jalan. Jika kita punya
pegawai plegmatis, anda harus rajin memotivasinya sampai ia termotivasi
sendiri.
Seorang plegmatis mempunyai kekuatan dan kelemahan sebagai
berikut :
Kekuatan :
mudah bergaul, santai, tenang, teguh, sabar, pendengar yang baik, tidak
banyak bicara, cenderung bijaksana, simpatik, baik hati, sering
menyembunyikan emosi, kuat di bidang administrasi, cenderung ingin
segalanya terorganisasi, penengah masalah yang baik, cenderung berusaha
menemukan cara termudah,baik di bawah tekanan, menyenangkan dan
tidak suka menyinggung perasaan, humoris,senang melihat dan
mengawasi, peduli, serta mudah rukun dan damai
Kelemahan :
Cenderung tidak suka perubahan atau kegiatan baru, takut dan khawatir,
menghindari konflik dan tanggung jawab, keras kepala, sulit kompromi
(karena merasa benar), terlalu pemalu dan pendiam, humor kering dan
mengejek (sarkatis), kurang berorientasi pada tujuan, sulit bergerak dan
kurang memotivasi diri, lebih suka sebagai penonton daripada terlibat,
tidak senang didesak, serta suka menunda-nunda/menggantungkan
masalah.

18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat.
Dimana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia dengan
yang lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antar aksi sosial yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus. Antar aksi (interaksi)
sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak,
yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Proses sosial pada dasarnya merupakan
siklus perkembangan dari struktur sosial yang merupakan aspek dinamis
dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan inilah yang merupakan dinamika yang tumbuh dari
pola-pola perilaku manusia yang berbeda menurut situasi dan kepentingannya
masing-masing, yang diwujudkan dalam proses hubungan sosial. Hubungan-
hubungan sosial itu pada awalnya merupakan proses penyesuaian nilai-nilai
sosial dalam kehidupan masyarakat. Kemudian meningkat menjadi semacam
pergaulan yang tidak hanya sekedar pertemuan secara fisik, melainkan
merupakan pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti tentang maksud
dan tujuan masing-masing pihak dalam hubungan tersebut. Misalnya saling
berbicara (komunikasi), bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah, atau
mungkin pertemuan dalam suatu pertikaian dan lain sebagainya. Secara
singkat, dapat dikatakan bahwa proses sosial itu adalah hubungan-hubungan
sosial yang dinamis dalam kehidupan masyarakat.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa definisi dari proses sosial dan interaksi sosial,
2. Untuk mengetahui apa-apa saja faktor-faktor yang mendasari interaksi
sosial atau interaksi sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan sosial
3. Untuk mengetahui syarat-syarat terjadinya interaksi sosial,
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk proses atau interaksi sosial.

19
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Proses Sosial dan Interaksi Sosial


Dalam membahas mengenai proses sosial dan interaksi sosial,
sebelumnya perlu diketahui apa itu pengertiannya. Berikut ini adalah beberapa
pendapat para ahli mengenai pengertian proses sosial dan interaksi sosial :
a. Adham Nasution; proses sosial adalah proses kelompok-kelompok dan
individu-individu saling berhubungan, yang merupakan bentuk antara aksi
sosial, ialah bentuk-bentuk yang nampak kalau kelompok-kelompok manusia
atau orang perorangan mengadakan hubungan satu sama lain. Kemudian
ditegaskan lagi, bahwa proses sosial adalah rangkaian sikap/tindakan manusia
(human actions) yang merupakan aksi dan reaksi atau challenge dan respons di
dalam hubungannya satu sama lain.
Contoh proses sosial yang berhubungan dengan profesi perawat adalah
ketika seorang perawat yang memberikan penyuluhan terhadap masyarakat
pedesaan yang terpencil yang tidak tahu akan pentingnya kesehatan seperti
pentingnya imunisasi untuk bayi ,pentingnya menjaga pola makan ibu pada
saat hamil maupun setelah proses melahirkan ,pentingnya senam untuk ibu
hamil dan menekan angka kelahiran dengan cara KB ( keluarga berencana ).
b. Soerdjono Dirdjosisworo; mengartikan interaksi sosial sebagai
hubungan-hubungan sosial timbal balik yang dinamis, yang menyangkut
hubungan antara orang-orang secara perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang dengan kelompok-kelompok manusia.
B. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat
dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat
utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara
orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara

20
kelompok-kelompok manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu
kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam
masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara
kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya
berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah
pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia mengadakan
hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh
terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor :
a. Imitasi
Imitasi adalah tindakan meniru sikap, penampilan, pembicaraan,
maupun gaya hidup orang lain. Proses imitasi pertama kali terjadi dalam
pergaulan keluarga.
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong
seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.
b. Sugesti
Sugesti adalah rangsangan atau pengaruh atau stimulus.
Rangsangan diberikan seseorang kepada orang lain. Penerima sugesti akan
menuruti kehendak pemberi sugesti tanpa berpikir kritis dan rasional.
Suatu informasi atau nasihat tidak akan berubah menjadi sugesti, apabila
ada proses berfikir pada orang yang bersangkutan.
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu
pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian
diterima oleh pihak lain.
c. Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan
dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi
sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang
dapat terbentuk atas dasar proses ini.

21
Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui peniruan perilaku,
tetapi juga melibatkan proses kejiwaan yang sangat dalam.
d. Simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa
tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan
yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah
keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
e. Motivasi
Istilah yang sama artinya dengan motivasi adalah dorongan,
rangsangan, pengaruh dan stimulan. Motivasi yang diberikan dapat berupa
sikap, perilaku, saran atau pertanyaan.
f. Empati
Empati adalah proses larutnya kejiwaan seseorang ke dalam
kedukaan atau kesukaan orang lain.
C. Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
a. Kontak Sosial (Social Contact)
Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih,
melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan
masing-masing dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat terjadi
secara langsung maupun tidak langsung antara pihak satu dengan pihak
lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang
menggunakan alat sebagai perantaranya. Misalnya : melalui telepon, radio,
surat, dan lain-lain.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam 3 bentuk :
1. Kontak Antarindividu
Hal ini terjadi apabila dua individu bertemu, dan terjadi interaksi
yang dimulai dari berjabat tangan, saling berbicara ataupun saling
bertikai.

22
2. Kontak Antarkelompok
Hal ini terjadi antara kelompok satu dengan kelompok lain sebagai
satu kesatuan bukan merupakan pribadi anggota kelompok yang
bersangkutan.
3. Kontak Antar Individu Dengan Kelompok
Bentuk interaksi yang terjadi antara individu dengan sekelompok
orang.
b. Komunikasi (Communication)
Menurut Soerjono Soekanto, komunikasi adalah bahwa seseorang
memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud
pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap) perasaan-perasaan apa
yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya
komunikasi, maka sikap dan perasaan di satu pihak orang atau sekelompok
orang dapat diketahui dan dipahami.
Berdasarkan penjelasan di atas, interaksi sosial memiliki cirri-ciri
antara lain :
1. Interaksi sosial melibatkan lebih dari satu orang,
2. Terjadinya komunikasi di antara orang-orang yang terlibat,
3. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas, walaupun mungkin tujuan
itu tidak sejalan antara kedua belah pihak , serta Dipengaruhi oleh
faktor waktu yang akan menentukan aksi atau reaksi yang berlangsung.
D. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Interaksi sosial yang dilakukan manusia mengarah ke dua kutub
yang berlawanan. Adakalanya mengarah pada kerja sama, namun pada
saat lain dapat mengarah ke bentuk perlawanan. Interaksi sosial yang
mengarah ke bentuk kerja sama disebut interaksi asosiatif, sedangkan
interaksi sosial yang mengarah ke bentuk perlawanan disebut interaksi
disosiatif. Ke dua kutub itu memiliki variasi bentuk yang bermacam-
macam.

23
1. Interaksi Asosiatif
Interaksi sosial asosiatif dapat berupa kerja sama, asimilasi,
akulturasi, dekulturasi, dominasi, paternalisme, diskriminasi, integrasi,
dan pluralisme.
a. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di
dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk
mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling
memahami terhadap aktivitas masing-masing. Roucek dan Warren
mengatakan bahwa kerja sama berarti bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama. Menurut Charles Horton Cooley, kerja
sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri
sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui
kerja sama.
Menurut James D. Thompson dan William J. Mc Ewen ada
5 (lima) bentuk kerja sama yaitu :
1) Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-
menolong.
2) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran
barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
3) Kooptasi (Cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-
unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik
dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas
organisasi yang bersangkutan.
4) Koalisi (Coalition), yaitu kombinasi antara dua organisasi atau
lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.

24
5) Joint Venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-
proyek tertentu. Misalnya pengeboran minyak, perhotelan,
perfilman, pengelolaan pelabuhan dan lain sebagainya.
b. Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah suatu bentuk proses sosial yang di
dalamnya terdapat dua atau lebih individu atau kelompok yang
berusaha untuk saling menyesuaikan diri, tidak saling mengganggu
dengan cara mencegah, mengurangi, atau menghentikan
ketegangan yang akan timbul atau yang sudah ada, sehingga
tercapai kestabilan (keseimbangan).
Tujuan akomodasi adalah sebagai berikut :
a) Mengurangi pertentangan antara dua kelompok atau individu.
b) Mencegah terjadinya suatu pertentangan secara temporer.
c) Memungkinkan terjadinya kerja sama antarindividu atau
kelompok sosial.
d) Mengupayakan peleburan antara kelompok social yang berbeda
(terpisah), misalnya lewat perkawinan campuran (amalgamasi).
Adapun bentuk-bentuk akomodasi adalah koersi,
kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate,
ajudikasi, rasionalisasi, gencatan senjata, segregation, dan
dispasement.
a. Koersi (coercion) adalah suatu bentuk akomodasi yang
prosesnya dilakukan dengan paksaan. Artinya, ada pemaksaan
kehendak oleh pihak tertentu terhadap pihak lain yang
posisinya lebih rendah. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara
fisik maupun secara psikologis.
b. Kompromi (compromise) adalah suatu bentuk akomodasi di
mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya
agar tercapai suatu penyelesaian perselisihan yang ada.

25
c. Arbitrasi (arbitration) adalah suatu bentuk akomodasi yang
menghadirkan pihak ketiga yang bersifat netral untuk mencapai
suatu penyelesaian perselisihan.
d. Mediasi (mediation), hampir sama dengan arbitrasi, tetapi pada
mediasi pihak ketiga yang netral yang berfungsi sebagai
penengah tidak mempunyai wewenang untuk memberi
keputusan-keputusan penyelesaian perselisihan di antara pihak-
pihak yang berselisih.
e. Konsiliasi (conciliation) adalah suatu usaha mempertemukan
keinginan-keinginan pihak-pihak yang berselisih demi
tercapainya suatu persetujuan bersama.
f. Toleransi (tolerance) adalah suatu bentuk akomodasi tanpa
persetujuan formal. Kadang-kadang toleransi timbul secara
tidak sadar dan tanpa direncanakan sebelumnya.
g. Stalemate adalah suatu bentuk akomodasi, di mana pihak-pihak
yang bertentangan, karena mempunyai kekuatan seimbang,
berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan
pertentangannya.
h. Ajudikasi (adjudication) adalah penyelesaian perkara atau
sengketa di pengadilan atau melalui jalur hukum.
i. Rasionalisasi adalah pemberian keterangan atau alasan yang
kedengarannya rasional untuk membenarkan tindakan-tindakan
yang sebenarnya akan dapat menimbulkan konflik.
j. Gencatan senjata (cease-fire) adalah penghentian sementara
pertikaian karena ada satu hal yang mengharuskan pertikaian
atau peperangan berhenti, misalnya pembersihan jenazah
korban, adanya negosiasi perdamaian, dan sebagainya
k. Segregation adalah upaya untuk saling memisahkan diri dan
menghindar di antara pihak-pihak yang saling bertentangan
dengan tujuan untuk mengurangi ketegangan.

26
l. Displasement adalah usaha mengakhiri konflik dengan
mengalihkan pada objek masing-masing.
c. Asimilasi
Asimilasi merupakan sebuah proses yang ditandai oleh
adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang
terdapat di antara individu-individu atau kelompok individu.
Menurut Koentjaraningrat, proses asimilasi akan terjadi
apabila berikut ini.
a) Ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaannya.
b) Saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang
cukup lama.
c) Kebudayaan dari kelompok-kelompok tersebut masing-masing
mengalami perubahan dan saling menyesuaikan diri.
Ada beberapa faktor yang dapat mempermudah atau
mendorong terjadinya asimilasi, di antaranya adalah sebagai
berikut.
a) Toleransi, keterbukaan, saling menghargai, dan menerima
unsur-unsur kebudayaan lain.
b) Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi yang dapat
mengurangi adanya kecemburuan sosial.
c) Sikap menghargai orang asing dengan kebudayaannya.
d) Sikap terbuka dari golongan penguasa.
e) Adanya perkawinan campur dari kelompok yang berbeda
(amalgamasi).
f) Adanya musuh dari luar yang harus dihadapi bersama.
Selain itu ada pula beberapa faktor yang dapat menghambat
atau memperlambat terjadinya asimilasi, yaitu sebagai berikut.
a) Perbedaan yang sangat mencolok, seperti perbedaan ras,
teknologi, dan perbedaan ekonomi.
b) Kurangnya pengetahuan terhadap kebenaran kebudayaan lain
yang sedang dihadapi.

27
c) Kecurigaan dan kecemburuan sosial terhadap kelompok lain.
d) Perasaan primordial, sehingga merasa kebudayaan sendiri lebih
baik dari kebudayaan bangsa atau kelompok lainnya.
d. Akulturasi (Acculturation)
Di era globalisasi sekarang ini yang ditandai dengan
pesatnya arus informasi dan komunikasi antarnegara
mengakibatkan batas antarnegara seolah-olah menjadi tidak ada.
Berbagai pengaruh dari suatu negara dapat dengan mudah masuk
ke negara lain. Selain itu berbagai kejadian atau peristiwa yang
terjadi pada suatu Negara dapat dengan cepat diketahui oleh negara
lain. Dalam hal ini kita tidak dapat menutup diri terhadap berbagai
pengaruh, terutama unsur-unsur kebudayaan yang berasal dari
negara lain. Masuknya unsur-unsur kebudayaan asing itu salah
satunya dapat menimbulkan suatu keadaan yang disebut akulturasi.
Akulturasi adalah suatu keadaan di mana unsur-unsur
kebudayaan asing yang masuk lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan sendiri. Dalam akulturasi kita mengenal
unsur-unsur kebudayaan yang mudah diterima dan unsur-unsur
kebudayaan yang sulit diterima. Unsur-unsur apa sajakah itu?
Unsur-unsur kebudayaan yang mudah diterima dalam
akulturasi di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Kebudayaan materiil, misalnya atap masjid Demak yang
menggunakan model Meru seperti dalam agama Hindu.
b) Kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan kondisi setempat,
misalnya kesenian, olahraga, dan hiburan.
c) Kebudayaan yang pengaruhnya kecil, misalnya model pakaian,
potongan rambut, bentuk rumah, model sepatu dan lain-lain.
d) Teknologi ekonomi yang bermanfaat dan mudah
dioperasionalkan, seperti traktor, mesin penghitung uang,
komputerisasi di bidang akuntansi, dan lain sebagainya.

28
Sementara itu, unsur-unsur kebudayaan yang sulit untuk
diterima dalam akulturasi adalah sebagai berikut.
a) Unsur kebudayaan yang menyangkut kepercayaan, ideologi,
falsafah atau religi suatu kelompok.
b) Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses
sosialisasi. Misalnya makanan pokok dan sopan santun kepada
orang yang lebih tua.
2. Interaksi Disosiatif
Interaksi disosiatif merupakan sebuah interaksi yang cenderung
membawa anggota masyarakat ke arah perpecahan dan
merenggangkan solidaritas di antara anggota-anggotanya. Kita
mengenal tiga bentuk proses disosiatif, yaitu persaingan, kontravensi,
dan konflik.
a. Persaingan (Competition)
Persaingan merupakan suatu proses sosial di mana individu
atau kelompok mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada masa tertentu menjadi pusat perhatian umum,
tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan harus
dilaksanakan dengan berpedoman pada nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat.
Hal-hal yang dapat menimbulkan terjadinya persaingan atau
kompetisi antara lain sebagai berikut.
a) Perbedaan pendapat mengenai hal yang sangat mendasar.
b) Perselisihan paham yang mengusik harga diri dan kebanggaan
masing-masing pihak yang ditonjolkan.
c) Keinginan terhadap sesuatu yang jumlahnya sangat terbatas atau
menjadi pusat perhatian umum.
d) Perbedaan sistem nilai dan norma dari kelompok masyarakat.
e) Perbedaan kepentingan politik kenegaraan, baik dalam negeri
maupun luar negeri.

29
b. Kontravensi (Contravention)
Kontravensi adalah suatu proses komunikasi antarmanusia, di
mana antara pihak yang satu dengan pihak yang lain sudah terdapat
benih ketidaksesuaian, namun di antara pihak-pihak yang terlibat
itu saling menyembunyikan sikap ketidaksesuaiannya. Namun
apabila tidak saling berhadapan, benih-benih ketidaksesuaian itu
ditampakkan secara jelas kepada pihak ketiga. Biasanya
kontravensi dikatakan pula sebagai sebuah proses sosial yang
berada di antara persaingan dan konflik.
Menurut Leopold Von Wiesse dan Howard Becker, proses
kontravensi itu bertingkat-tingkat hingga semakin hebat dan
hampir mendekati bentuk persaingan dan konflik.
Ada lima tingkatan kontravensi, yaitu general contravention,
medial contravention, intensive contra vention, misterious
contravention, dan tactical contravention.
a) General contravention, contohnya penolakan, keengganan,
perlawanan, tindakan menghalang-halangi, protes, gangguan-
gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana
pihak lain.
b) Medial contravention, contohnya menyangkal pernyataan
orang lain di muka umum, memaki-maki orang lain, mencerca,
memfitnah dengan melemparkan beban pembuktian kepada
pihak lain, dan seterusnya.
c) Intensive contravention, contohnya menghasut, menyebarkan
desas-desus, mengecewakan pihak lain, dan lain sebagainya.
d) Misterious contravention, contohnya membuka rahasia pihak
lain pada pihak ketiga, berkhianat, dan lainlain.
e) Tactical contravention, contohnya mengejutkan lawan,
mengganggu atau membingungkan pihak lawan secara
sembunyi.

30
Kita mengenal tiga tipe kontravensi, yaitu kontravensi
antargenerasi, kontravensi antarkelompok, dan kontravensi jenis
kelamin.
a. Kontravensi antargenerasi, misalnya perbedaan pendapat antara
golongan tua dengan golongan muda mengenai masuknya
unsur-unsur budaya asing.
b. Kontravensi antarkelompok, misalnya perbedaan kepentingan
antara golongan mayoritas dan golongan minoritas.
c. Kontravensi jenis kelamin, misalnya perbedaan pendapat antara
golongan pria dan perempuan tentang cuti hamil dan
melahirkan.
c. Konflik (Conflict)
Istilah konflik berasal dari kata Latin configere yang berarti
saling memukul. Dalam pengertian sosiologi, konflik dapat
didefinisikan sebagai suatu proses sosial di mana dua orang atau
kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan
menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Menurut Robert M.Z. Lawang, konflik adalah perjuangan
untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status,
kekuasaan, dan sebagainya, di mana tujuan mereka yang berkonflik
itu tidak hanya untuk memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk
menundukkan pesaingnya. Konflik merupakan keadaan yang wajar
dalam setiap masyarakat. Tidak ada orang atau masyarakat yang
tidak pernah mengalami konflik dalam hidupnya.
a) Sebab-Sebab Terjadinya Konflik
Hal-hal yang dapat menimbulkan terjadinya konflik antara
lain sebagai berikut.
1) Adanya perbedaan kepribadian di antara mereka yang
terlibat konflik, akibat adanya perbedaan latar belakang
kebudayaan.

31
2) Adanya perbedaan pendirian atau perasaan antara individu
yang satu dengan individu yang lain.
3) Adanya perbedaan kepentingan individu atau kelompok di
antara mereka.
4) Adanya perubahan-perubahan sosial yang cepat dalam
masyarakat karena adanya perubahan nilai atau sistem yang
berlaku.
b) Akibat Konflik
Konflik dapat mengakibatkan hal yang positif maupun hal
yang negatif. Hal itu tergantung apa bentuk konflik itu dan dari
mana kita memandangnya. Secara umum konflik dapat
menimbulkan akibat berikut ini.
(1) Bertambah kuatnya rasa solidaritas di antara sesama
anggota kelompok. Hal ini biasanya dicapai apabila terjadi
konflik antarkelompok dalam masyarakat.
(2) Hancur atau retaknya kesatuan kelompok. Hal ini biasanya
muncul dari konflik yang terjadi di antara anggota dalam
suatu kelompok.
(3) Adanya perubahan kepribadian individu.
(4) Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
c) Cara Pemecahan Konflik
Selain cara-cara akomodasi yang telah kita bahas
bersama di muka, masih ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk memecahkan atau menyelesaikan konflik, di
antaranya elimination, subjugation atau domination, majority
rule, minority consent, dan integrasi.
(1) Elimination, berarti pengunduran diri salah satu pihak yang
terlibat dalam konflik antara lain, dengan ucapan kami
mengalah, kami mundur, kami keluar, dan sebagainya.

32
(2) Subjugation atau domination, berarti orang atau pihak yang
mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak
lain untuk menaatinya, terutama pihak yang lemah.
(3) Majority rule, berarti suara terbanyak yang ditentukan
melalui pemungutan suara atau voting yang akan menentukan
keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi.
(4) Minority consent, berarti ada kelompok mayoritas yang
menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan
dan menerima keputusan, serta sepakat untuk melakukan
kegiatan bersama.
(5) Integrasi, berarti pendapat-pendapat yang bertentangan
didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah kembali sampai
kelompok yang saling bertentangan mencapai suatu keputusan
yang memuaskan bagi semua pihak.
d) Bentuk-Bentuk Konflik
Di dalam kehidupan masyarakat, terdapat beberapa
bentuk konflik, yaitu konflik pribadi, politik, rasial, antarkelas
sosial, dan konflik yang bersifat internasional.
1) Konflik pribadi adalah konflik yang terjadi di antara
individu karena masalah-masalah pribadi. Misalnya
individu yang terlibat utang, atau masalah pembagian
warisan dalam keluarga.
2) Konflik politik adalah konflik antarpartai politik karena
perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan citacita politik.
Misalnya bentrokan antarpartai politik pada saat
kampanye.
3) Konflik rasial adalah konflik yang terjadi di antara
kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan
kebudayaan yang saling bertabrakan. Misalnya konflik
antarsuku yang terjadi di Timika, Papua.

33
4) Konflik antarkelas sosial adalah konflik yang disebabkan
munculnya perbedaan-perbedaan kepentingan, misalnya
konflik antara buruh dengan majikan.
5) Konflik yang bersifat internasional adalah konflik yang
melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena
perbedaan kepentingan masing-masing. Misalnya
pertikaian negara Israel dan Lebanon yang melibatkan
beberapa negara besar.

34
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Makalah I :
Pada dasarnya manusia mencari ilmu untuk mencari sebuah kebenaran
dan pengetahuan, salah satunya untuk mengungkap kenyataan pada masa lalu.
Hingga lahirnya teori evolusi oleh para ilmuan terdahulu untuk mengungkap
sejarahnya asal mulanya kehidupan. Dengan banyak di temukannya bukti-
bukti kehidupan zaman dulu hingga berfikir makhluk hidup itu berasal dari
makhluk yang paling sederhana hingga menuju bentuk kesempurnaan, dan
makhluk hidup itu mengalami perubahan bentuk karena adanya mutasi genetik
yang di turunkan.
Teori tersebut wajar banyak dikemukakan oleh para ilmuan terdahulu
karena dengan segala keterbatasannya di masa lalu. Namun, dengan
perkembangan ilmu dewasa ini, sulit mempertahankan teori evolusi tersebut
yang kebenarannya secara ilmiah tidak dapat terbuktikan sampai sekarang ini.
Dan teori evolusi sudah terbantahkan dengan adanya teori penciptaan, karena
segala sesuatu itu tidak terjadi secara kebetulan dan tersendirinya sebab di
balik semuanya itu ada sesuatu yang merencanakan dan menciptakannya yaitu
sang penguasa alam semesta yaitu Allah swt.
Kepribadian betujuan untuk mengenal sesama manusia baik sifatnya
maupun tipe kepribadian masing-masing, Saling berhubungan antara
konstitusi dan temperament baik jasmani maupun spkiatris serta mengikis
dorongan keakuran dan mengembangkan dorongan kecenderungan egoistis
yang tersembunyi untuk kemudian memberantasnya.
Makalah II :
Berdasarkan tahap-tahap yang kami tempuh melalui pembahasan dan
penjelasan yang bertujuan untuk mengembangkan, maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut.

35
1. Pentingnya sebuah sosialisasi dalam kehidupan sehari-hari untuk
menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
2. Komunikasi dapat membuat kesejahteraan hidup bagi setiap individu.
3. Interaksi sosial yang baik dan benar dapat mempererat tali persaudaraan
antar umat beragama.
4. Interaksi sosial antar individu sangat dibutuhkan dalam menjalin sebuah
hubungan seperti dalam menjalin hubungan kekeluargaan.
2. Saran
Hendaknya kita harus berinteraksi sosial dengan lingkungan atau
masyarakat dalam kehidupan kita dengan baik sesuai dengan kaidah yang
berlaku agar terciptanya kerukunan hidup antar masyarakat, bangsa dan
negara.

36
DAFTAR PUSTAKA

Sri Sunarti, Suhardi. 2009. Sosiologi 1. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen


Pendidikan Nasional

Fayana Putri. 2012. Proses Sosial dan Interaksi Sosial.


http://putrifayanaaaa.blogspot.com/ (diakses Pada Hari Rabu 1 Oktober
2014 Pukul 15.00 Wita)

Handika. 2013. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial.


http://handikap60.blogspot.com/2013/01/bentuk-bentuk-interaksi-
sosial.html (diakses Pada Hari Rabu 1 Oktober 2014 Pukul 15.00 Wita)

Herri Zan Pietter, S.Psi & Dr. Namora Lumongga Lubis, M.Sc. 2010. Pengantar
Psikologi dalam Keperawatan. Jakarta : Kharisma Putra Utama

37

Anda mungkin juga menyukai