Modul 1 Kebijakan K3 Rev 25 Mei 2012 Final PDF
Modul 1 Kebijakan K3 Rev 25 Mei 2012 Final PDF
Pada hakikatnya, materi Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi terdiri dari 3 (tiga)
bagian utama, yaitu materi mengenai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan persyaratn
lainnya, materi-materi terkait Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Konstruksi, serta Workshop Penyusunan Rencana K3 Kontrak (RK3K).
ii
Materi ini kemudian dipecah menjadi 12 (dua belas) modul, disesuaikan dengan
jumlah kebutuhan tatap muka setiap harinya dalam pelaksanaan Bimbingan
Teknis, yaitu:
Modul 1. Kebijakan Pemerintah tentang K3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum
Modul 2. Peraturan Perundangan K3 dan Persyaratan Lainnya
Modul 3. Pengetahuan Dasar K3
Modul 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2008
tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
Modul 5. Sistem Manajemen K3 Konstruksi
Modul 6. Pengetahuan Dasar tentang HIV dan AIDS
Modul 7. Manajemen Risiko K3
Modul 8. Penerapan SMK3 dalam Pengadaan Barang dan Jasa
Modul 9. K3 Pekerjaan Konstruksi
Modul 10. Manajemen Lingkungan dan Hygiene
Modul 11. Pra RK3K dan RK3K
Modul 12. Observasi Lapangan
Modul-modul ini telah dikaji dan disusun sedemikian rupa oleh Tim Penyusun
agar dapat dipahami dengan baik oleh para pembaca, tanpa mengubah
substansinya. Namun demikian, sebagaimana pepatah Tak Ada Gading Yang
Tak Retak, maka Tim Penyusun sangat terbuka bagi saran dan kritik yang
membangun, demi tersempurnakannya Modul Bimbingan Teknis SMK3
Konstruksi ini.
Akhir kata, ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu, sehingga Modul Bimbingan Teknis SMK3 Konstruksi ini dapat
tersusun dengan baik dan semoga dapat memberikan manfaat bagi
penggunanya.
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar . ii
Daftar Isi ... iv
Daftar Gambar .. v
Tujuan Pengajaran .. vi
I. PENDAHULUAN 1
II. SEJARAH MUNCULNYA GERAKAN K3 ................................... 1
2.1. Sejarah Munculnya Gerakan K3 di Dunia .. 1
2.2. Sejarah Munculnya Gerakan K3 di Indonesia ... 6
III. PERAN KEMENTERIAN PU DALAM PENERAPAN SMK3
KONSTRUKSI..... 7
3.1. Permen PU No.09/PRT/M/2008 ...................................... 7
3.2. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 8
Kementerian PU ..............................................................
3.3. Pakta Komitmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum 16
IV. TINDAK LANJUT PENYELENGGARAAN SMK3
KEMENTERIAN PU ................................................................... 18
4.1. Surat Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Nomor
UM.01.11-KK/268 18
4.2. Surat Edaran Kepala Badan Pembinaan Konstruksi
Nomor 37/SE/KK/2010 19
4.3. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor
09/SE/M/2011 . 20
V. KESIMPULAN ............................................................................ 21
iv
LAMPIRAN III. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor
09/SE/M/2011
LAMPIRAN IV. Surat Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Nomor
UM.01.11-KK/268 tanggal tentang Tindak Lanjut
Penandatanganan Kebijakan K3 Konstruksi dan
Pakta Komitmen K3 Konstruksi.
LAMPIRAN V. Surat Edaran Kepala Badan Pembinaan Konstruksi
Nomor: 37/SE/KK/2010 tentang perihal
Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pekerjaan Umum.
v
DAFTAR GAMBAR
:
:
vi
TUJUAN PENGAJARAN
A. TUJUAN UMUM
Para peserta memahami penerapan K3 Konstruksi.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Peserta mampu menjelaskan sekaligus menerapkan K3 Konstruksi
sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 09/PRT/M/2008 tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
2. Peserta memahami 7 (tujuh) butir Kebijakan K3 Kementerian PU dan
mampu menjelaskannya pada unit kerjanya masing-masing;
3. Peserta memahami 5 (lima) butir Pakta Komitmen Kementerian PU
dan mampu menjelaskannya pada unit kerjanya masing-masing.
vii
KEBIJAKAN PEMERINTAH
TENTANG K3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM
I. PENDAHULUAN
5. Zaman Romawi
Para ahli seperti Lecretius, Martial, dan Vritivius mulai
memperkenalkan adanya gangguan kesehatan yang diakibatkan
karena adanya paparan bahan-bahan toksik dari lingkungan
kerja seperti timbal dan sulfur. Pada masa pemerintahan Jendral
Aleksander Yang Agung sudah dilakukan pelayanan kesehatan
bagi angkatan perang.
6. Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan sudah diberlakukan pembayaran
terhadap pekerja yang mengalami kecelakaan sehingga
menyebabkan cacat atau meninggal. Masyarakat pekerja sudah
mengenal akan bahaya vapour di lingkungan kerja sehingga
disyaratkan
bagi pekerja yang bekerja pada lingkungan yang mengandung
vapour harus menggunakan masker.
7. Abad ke-16
Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Phillipus
Aureolus Theophrastus Bombastus von Hoheinheim atau yang
kemudian lebih dikenal dengan sebutan Paracelsus mulai
memperkenalkan penyakit-penyakit akibat kerja terutama yang
dialama oleh pekerja tambang. Pada era ini seorang ahli yang
bernama Agricola dalam bukunya De Re Metallica bahkan sudah
8. Abad ke-18
Pada masa ini ada seorang ahli bernama Bernardino Ramazzini
(1664 1714) dari Universitas Modena di Italia, menulis dalam
bukunya yang terkenal : Discourse on the diseases of workers,
(buku klasik ini masih sering dijadikan referensi oleh para ahli K3
sampai sekarang). Ramazzini melihat bahwa dokter-dokter pada
masa itu jarang yang melihat hubungan antara pekerjaan dan
penyakit, sehingga ada kalimat yang selalu diingat pada saat dia
mendiagnosa seseorang yaitu What is your occupation?.
Ramazzini melihat bahwa ada dua faktor besar yang
menyebabkan penyakit akibat kerja, yaitu bahaya yang ada
dalam bahan-bahan yang digunakan ketika bekerja dan adanya
gerakan-gerakan janggal yang dilakukan oleh para pekerja ketika
bekerja (ergonomic factors).
Selain itu, pedoman ini bisa menjadi acuan bagi Pengguna Jasa maupun
Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan SMK3 Konstruksi, agar masing-
masing mengetahui dan memahami tugas, tanggung jawab dan
kewajibannya dalam penyelenggaraan SMK3, sehingga dapat mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, serta menciptakan
lingkungan kerja yang aman dan nyaman, yang pada akhirnya akan
meningkatkan produktivitas kerja.
Beberapa kesimpulan yang harus dapat diperoleh dari modul ini adalah :
1. Pemerintah yang dalam hal ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum
mempunyai komitmen yang kuat dalam penyelenggaraan SMK3
Konstruksi yang dibuktikan dengan penetapan Kebijakan K3 dan
Pakta Komitmen K3
2. Dengan ditandatanganinya Kebijakan dan Pakta Komitmen K3 ini,
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa di lingkungan Kementerian PU,
memiliki keterikatan untuk menyelenggarakan SMK3 Konstruksi atau
dengan kata lain tidak menjadi slogan saja. Hal ini berarti bahwa
pelaksanaan K3 di tempat kerja dan upaya mewujudkan budaya K3
menjadi komitmen seluruh pimpinan, pegawai dan mitra kerja di
Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum.
3. K3 merupakan syarat utama yang berpengaruh besar terhadap nilai
investasi serta daya saing sebuah usaha/kegiatan. Oleh sebab itu,
sebagai pembina jasa konstruksi, kondisi itu harus kita jadikan
sebagai tantangan, sekaligus peluang dalam meraih keberhasilan
bidang jasa konstruksi.
viii
TIM PENYUSUN
ix