Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2016

MODUL : Pembuatan Senyawa Kompleks Tembaga Sulfat Pentahidrat


(CuSO4.5H2O) dari Limbah Tembaga
PEMBIMBING : Ir. Emmanuela Maria W, MT

PERCOBAAN : 19 MEI 2016

PENYERAHAN : 26 MEI 2016

OLEH
KELOMPOK :3

NAMA : 1. FUJA ADWINA SAHYUGI (151411009)

2. HAGAI ELISAFAN (151411010)

3. HERDINAND DIMAS (151411011)

4. INDA ROBAYANI W. (151411012)

KELAS : 1A-TK

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2016
MODUL PRAKTIKUM : Pembuatan CuSO4.5H2O dari Limbah Tembaga

NAMA PEMBIMBING : Ir. Emmanuela Maria W, MT

TANGGAL PRAKTIKUM : 19 Mei 2016

TANGGAL PENYERAHAN : 26 Mei 2016

I. Tujuan Percobaan
Setelah mempelajari dan melakukan percobaan mahasiswa diharapkan mampu:
1. Membuat kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat dari limbah tembaga
2. Mengenal sifat-sifat kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat
3. Menganalisis produk dengan menghitung rendemen dan jumlah air kristal (hidrat)
secara stoikiometri

II. Landasan Teori


Dalam suatu sistem periodik unsur, tembaga (Cu) termasuk ke dalam golongan
transisi. Tembaga, perak, dan emas disebut logam koin karena dipakai sejak lama
sebagai uang dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak
reaktif, sehingga tidak berubah dalam waktu yang lama. Tembaga adalah logam
berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut
dalam asam yang bukan pengoksidasinya tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3
sehingga tembaga larut dalam HNO3. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya,
yaitu kehilangan empat molekul airnya pada suhu 110oC dan kelima-lima molekul air
pada 150oC. Pada 650oC, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga (II) oksida
(CuO), sulfur dioksida (SO2), dan oksigen (O2).

Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif. Cu+
mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini
bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada
keadaan bagaimana mereka ditembukan yaitu jika kita mencoba membuat (Cu+)
cukup banyak pada larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak sebab
konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu+.
Disproporsionasi akan menjadi sempurna. Di lain pihak Cu+ dijaga sangat rendah
(seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+ sangat kecil dan
tembaga (I) menjadi mantap

Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industry diantaranya


untuk membuat campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa tembaga
lainnya. Senyawa ini juga digunakan dalam penyepuhan dan pewarnaan tekstik serta
sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air
dalam jumlah kelumit. Tembaga sulfat juga dikenal sebagai vitriol biru.

Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO4.5H2O triklini.


Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 110oC dan yang ke lima pada 150oC
membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat dengan
mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan H2SO4,
larutannya dipanaskan hingga jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal jika
didinginkan. Pada skala industrim senyawa ini dibuat dengan memompa udara
melalui campuran tembaga panas dengan H2SO4. Dalam bentuk pentahidrat, setiap
ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat,
kedudukan kelima dan keenam dari oktaherdral ditempati oleh atom oksifen dari
anion sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen. Salah satu
sifat dari logam tembaga yaitu tembaga tidak larut dalam asam yang bukan
pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam
HNO3.
3Cu + 8H+ + 2NO3- 3Cu2+ + 2NO + 4H2O
Logam tembaga dibuat dari tembaga sulfide (Cu2S) yang dioksidasi dengan Oksigen
Cu2S + 2O2 CuO + SO2
2CuO + Cu2S SO2 + 4Cu

Garam tembaga dalam larutan berwarna biru pucat, karena membentuk ion
Cu(H2O)42+. Jika larutan ini ditambah ammonia akan menghasilkan ion Cu(NH3) 42+
yang berwarna biru pekat. Senyawa CuCl2, CuBr2, CuI2 sukar larut dalam air dengan
Ksp masing masing 1,9.10-7, 5. 10-9, dan 1. 10-12. Senyawa Cu2O dan Cu2S dapat
dibuat langsung dari unsurnya pada suhu tinggi. Kedua senyawa ini cenderung
nonstoikiometrik karena dapat pula sebagian membentuk CuO dan CuS.

Senyawa-senyawa Cu (I) berwarna putih kecuali oksidasinya merah. Sedangkan


senyawa Cu(II) hidratnya biru dan anhidratnya abu- abu. Senyawa senyawa Cu (II)
lebih stabil dalam larutan. Mereka beracun dan mengion yang berwarna gelap (biru
gelap) yang terbentuk dengan larutan ammonia berlebihan. Cu digunakan buat
kabel/kawat/peralatan listrik, dalam logam logam paduan; monel, perunggu,
kuningan, perak jerman, perak nikel untuk ketel dan lain lain.

Secara umum garam tembaga (I) tidak larut dalam air dan tidak berwarna,
perilakunya mirip perilaku senyawa perak (I). mereka mudak dioksidasi menjadi
senyawa tembaga (II), yang dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida, CuO, hitam.
Garam garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat,
maupun dalam larutan air, warna ini benar benar khas hanya untuk ion tetraakuoprat
[Cu(H2O)4]2+ saja. Batas terlihatnya warna ion kompleks tetraakuokuprat (II) yaitu
warna ion tembaga (II) dalam larutan air adalah 500 g dalam batas konsentrasi 1
dalam 104. Garam garam tembaga (II) anhidrat, seperti tembaga (II) sulfat anhidrat
CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning).

Larutan ammonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit terbentuk
endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa). Bila dalam keadaan basah
dibiarkan terkena udara, tembaga (II) sulfide cenderung teroksidasi menjadi tembaga
(II) sulfat, dan karenanya menjadi dapat larut dalam air. Banyak sekali panas yang
dilepaskan pada proses ini.

Persamaan reaksi kristalisasi secara keseluruhan adalah:


Cu + 3H2O + H2SO4 + 2HNO3 CuSO4.5H2O + 2NO2 (berwarna kuning coklat)

III. Alat dan Bahan


1. Gelas kimia 250 mL
2. Gelas ukur 50 mL
3. Corong
4. Kaca arloji
5. Batang pengaduk
6. Pemanas
7. Pipet tetes
8. Cawan penguap
9. Timbangan
10. Limbah tembaga dari kabel bekas
11. Larutan H2SO4 pekat
12. Larutan HNO3 pekat
13. Aquades
14. Kertas saring
IV. Cara Kerja
Flowsheet

Menimbang Cu dari kabel bekas sebanyak 5 gram dan dimasukkan


ke dalam gelas kimia

Ditambahkan 10 ml larutan H2SO4 pekat (98%), 15 ml HNO3 40%


dan 50 ml air ke dalam gelas kimia kemudian dilakukan pengadukan

Memanaskan campuran larutan pada suhu 100oC sampai Cu terlarut (setelah


gas bewarna coklattidak keluar, sehingga uap tidak lagi berwarna coklat)

Menyaring campuran larutan dalam keadan panas (jika masih


ada Cu yang belum terlarut)

Mendinginkan larutan (proses kristalisasi) sampai terbentuk


endapan kristal

Menyaring kristal agar terpisah dari larutan dan menimbang kristal


yang terbentuk dalam keadaan basah

Mengeringkan kristal dengan cara dipanaskan di dalam oven sampai


kristal berwarna lebih putih

Menimbang kembali kristal yang telah kering

Hitung rendemen yang terbentuk


Diagram Alir

50 ml air Pencampuran
10 ml H2SO4 pekat (98%) dan
5 gram tembaga (sudah dipotong kecil) Pengadukan
15 ml HNO3 40%
Larutan berwarna
biru terang

Pemanasan

100oC

Adanya uap
berwarna coklat
(gas NO3) dan
larutan berwarna
Penyaringan semakin biru terang

Warna larutan biru


terang

Pendinginan
Adanya endapan
(Kristalisasi)
berbentuk kristal
bongkahan

Penimbangan
kristal dalam
keadaan basah

Pengeringan
(dipanaskan
dalam oven)

Warna kristal
lebih putih

Penimbangan
Kristal anhidrat
kristal dalam
keadaan kering
V. Keselamatan Kerja
1) Gunakan jas lab, masker dans epatu tertutup sebelum memasuki laboratorium
2) Pastikan semua alat dan bahan tersedia dan siap digunakan
3) Hati-hati menangani asam sulfat dan asam nitrat pekat dan perhatikan
prosedur cara pembuatan larutan dan lakukan dalam lemari asam, gunakan
sarung tangan, masker karena asam sulfat bersifat oksidator, korosif dan
bereaksi dengan air bersifat eksplosif
4) Limbah dikumpulkan dalam satu tempat
5) Kristal tembaga (II) sulfat dikumpulkan pada satu tempat bersih

VI. Data Pengamatan

No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan


1. Dimasukkan air ke dalam gelas Volume= 50 ml
kimia
2. Ditambahkan 10 ml H2SO4 pekat Berwarna kekuningan dan larutan seperti minyak
(98%)
3. Ditambahkan 5 gram tembaga (Cu) Hanya ada uap disekitar gelas kimia
4. Ditambahkan 15 ml HNO3 40% Adanya gelembung dan berwarna biru terang
5. Dilakukan pengadukan terus Adanya uap berwarna coklat, adanya buih disekitar
menerus 30 menit larutan, larutan berwarna biru semakin pekat (biru
muda pekat)
6. Dipanaskan -Pada waktu 15 menit uap coklat sudah tidak ada
-Semua tembaga mulai larut dan pada waktu 20
menit tembaga sudah larut semua
7. Disaring larutan Tidak adanya tembaga yang tidak larut, maka tida
ada residu
8. Didiamkan dan ditimbang kristal Adanya endapan kristal berbentuk bongkahan kecil
yang terbentuk dan berwarna biru muda pekat
-Didapatkan massa CuSO4.xH2O (basah)= 50,97 gr
- Didapatkan massa CuSO4.xH2O (kering)= 47,79 gr

VII. Pengolahan Data


1. Menghitung rendemen CuSO4

Diketahui : - Massa Cu = 5 gram

- Massa kristal = 11,58 gram

- BM CuSO4.5H2O = 249,55 gr/mol

- BA Cu = 63,55 gr/mol

Ditanya : Rendemen?
Jawab :

Reaksi : Cu2+ + SO42- + 5H2O CuSO4.5H2O

Mol Cu = massa
Mr

= 5 gr
63,55 gr/mol
= 0,079 mol

Mol H2SO4 = 10 x x % x v
1000 x Mr

= 10 x 1,84 x 98 x 10
1000 x 98
= 0,184 mol

Mol HNO3 = 10 x x % x v
1000 x Mr

= 10 x 1,4 x 40 x 15
1000 x 63
= 0,133 mol

Mol air = massa


Mr

= 50 gr
18 gr/mol
= 2,778 mol

Reaksi yang terjadi :

Cu2+ + H2SO4 + 2HNO3 + 5H2O CuSO4.5H2O + 2NO2


Mula :0,079 0,184 0,133 2,778 - -
Reaksi:0,0665 0,0665 0,133 0,1995 0,0665 0,0665
Sisa : 0,0125 0,1175 - 2,5785 0,0655 0,0665

Mol CuSO4.5H2O = 0,0665 mol


BM CuSO4.5H2O = 249,55 gr/mol
Massa CuSO4.5H2O = mol x Mr

= 0,0665 mol x 249,55 gr/mol


= 16,595 gram
Yield = massa CuSO4.5H2O hasil percobaan x 100%
massa CuSO4.5H2O teoritis

= 11,58 gram x 100%


16,595 gram
= 69,78%

2. Menghitung kadar air dalam kristal CuSO4.xH2O


Berat kaca arloji+kertas timbang = 39,39 gram
Berat kaca arloji+kertas timbang+CuSO4.xH2O (basah) = 50,97 gram
Berat CuSO4.xH2O (basah) = 50,97-39,39
= 11,58 gram
Berat kaca arloji+kertas timbang+CuSO4.xH2O (kering) = 46,79 gram
Berat CuSO4.xH2O (kering) = 46,79-39,39
= 7,4 gram

o Massa x.H2O = 11,58 gram-7,4 gram


= 4,18 gram

o Mol CuSO4 = massa


Mr
= 7,4 gram
159,55 gr/mol
= 0,0463 mol

o Mol x.H2O = massa


Mr
= 4,18gram
18 gr/mol
= 0,2322 mol

o Koefisien air = mol air


Koefisien CuSO4 mol CuSO4
X = 0,2322
1 0,0463
X =5
Jadi, kadar air pada kristal dari hasil percobaan adalah CuSO4.5H2O
3. Reaksi yang terjadi

Cu + 2H2SO4 CuSO4 + SO2 + 2H2O

Cu + 4HNO3 3Cu(NO3)2 + 2 NO2 + 4 H2O

Cu2+ + H2SO4 + 2HNO3 + 5H2O CuSO4.5H2O + 2NO2

VIII. Pembahasan
1. Fuja Adwina Sahyugi (151411009)

Pada praktikum kali ini membuat senyawa kompleks tembaga sulfat pentahidrat
(CuSO4.5H2O) dari limbah kabel bekas yang mengandung logam tembaga. Limbah
tembaga ini di masukan ke dalam larutan H2SO4 dan aquades, lalu ditambahkan larutan
HNO3 40%. Tujuan dari penggunaan H2SO4 adalah untuk membuat suasana asam dan
membentuk gugus sulfat pada tembaga sehingga terbentuk garam CuSO4 sehingga terjadi
persamaan reaksi:

Cu + 2 H2SO4 --> CuSO4.5H2O + SO2 +2H2O

Sedangkan tujuan dari penambahan asam nitrat (HNO3) adalah untuk


mengaktifkan tembaga agar ai dapat bereaksi dengan asam sufat. Tembaga tidak larut
dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga
tembaga larut dalam HNO3. Selain itu, penambahan asam nitrat ini menyebabkan larutan
menjadi berwarna biru keruh dan terdapat uap berwarna coklat (SO2 dan NO2). Gas yang
dikeluarkan pada dasarnya adalah gas NO yang tidak berwarna, namun pada percobaan ni
gas yang dihasilkan berwarna coklat karena gas NO sangat reaktif terhadap O2
membentuk uap yang berwarna coklat (NO2).Berikut adalah persamaan reaksinya:

Cu + 4HNO3 --> 3Cu(NO3)2 + 2 NO2 + 4 H2O

Proses ini dilakukan sambil di panaskan dan di aduk terus menerus. Tujuan dari
pemanasan adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi dan menjadikannya larutan yang
jenuh sehingga dapat terjadi pembentukan kristal CuSO4. Sedangkan pengadukan
berfungsi agar tembaga dapat cepat larut seluruhnya. Pada awalnya larutan berwarna biru
keruh lalu menjadi biru langit dan lama kelamaan menjadi berwarna biru tua. Ketika
sudah tidak terdapat uap berwarna coklat, hal ini menunjukan bahwa tembaga sudah larut
seluruhnya. Persamaan reaksi secara keseluruhan adalah:

Cu + 3H2O + H2SO4 + 2HNO3 CuSO4.5H2O + 2NO2

Setelah disaring dan didinginkan, terbentuk kristal CuSO4.5H2O berwarna biru dan
bentuknya seperti bongkahan kecil kecil sebanyak 11,58 gram dalam keadaan basah
(belum kering sempurna). Maka untuk mendapatkan kristal yang murni, dilakukan proses
pengeringan didalam oven sehingga warna kristal berubah menjadi biru keputihan.
setelah ditimbang, didapatkan berat kristal kering setelah di oven sebesar 7,4 gram.
Secara teoritis, seharusnya kristal CuSO4.5H2O yang dihasilkan sebesar 16,595
gram. Namun dalam percobaan hanya didapatkan 11,58 gram sehingga diperoleh yield
sebesar 69,78%. Penyimpangan ini terjadi karena larutan HNO3 yang digunakan bukan
HNO3 pekat melainkan HNO3 encer juga pada saat pemanasan, suhu tidak mencapai
angka 100oC seperti yang dituliskan dalam prosedur, memungkinkan larutan belum
terlalu jenuh sehingga mempengaruhi banyaknya kristal yang terbentuk
Pada analisis kadar air dalam kristal didapatkan dari perbandingan koefiesien dan
mol air dengan CuSO4. Sehingga diperoleh x dalam CuSO4.xH2O adalah 5
menjadikannya menjadi CuSO4.5H2O

2. Hagai Elisafan (151411010)


Pada percobaan ini dilakukan pembuatan tembaga (II) sulfat pentahidrat, yang
kemudian pada akhirnya akan terbentuk kristal tembaga (II) sulfat. Dari 50 mL akuades
dimasukkan ke dalamnya 10 ml HS2O4 pekat, kemudian ditambah dengan 5 gram
tembaga (Cu) dan 15 ml HNO3 40% . Tujuan dari diperlukannya bahan-bahan tersebut,
terutama asam sulfat adalah ditujukan agar terbentuknya garam CuSO4. Persamaan
reaksinya adalah sebagai berikut :
Cu + H2SO4 CuSO4 + SO2 + 2 H2O
Selanjutnya tujuan dari dilakukannya penambahan HNO3 adalah untuk
mengaktifkan tembaga agar ia dapat bereaksi dengan asam sulfat. Dari penambahan HNO3
ini menyebabkan tembaga melarut dan larutan menjadi berwarna biru keruh serta terdapat
uap berwarna coklat. Uap ini terbentuk sebagai akibat tembaga yang ditambahkan atau
direaksikan dengan HS2O4 pekat.
Larutan yang telah ditambahkan beberapa senyawa tadi, selanjutnya dipanaskan
dengan tujuan untuk mempercepat proses reaksi. Selain itu, tujuan dari pemanasan ini
adalah untuk memperbesar hasil kali dari ion-ionnya dan memperkecil harga hasil kali
kelarutannya (Ksp), sehingga hal ini dapat membentuk endapan kristal. Kristal yang
terbentuk inilah yang dinamakan tembaga (II) sulfat. Persamaan reaksi yang secara
lengkapnya adalah sebagai berikut:
Cu+ 3H2O + H2SO4+2HNO3 CuSO4+5H2O+2NO2

Dari pemanasan yang telah dilakukan, terbentuk larutan berwarna biru tua. Untuk
memisahkan filtrat dengan endapan (zat pengotor) maka dilakukan penyaringan.
Penyaringan tidak dilakukan ketika larutan telah dingin, melainkan dilakukan saat larutan
tersebut masih panas. Hal ini ditujukan agar pembentukan kristal yang tidak diharapkan
(kristal yang masih mengandung zat pengotor) dapat terhindar. Dari hasil penyaringan
diperoleh larutan berwarna biru tua dengan endapan (yang mengandung zat pengotor)
berwarna hijau. Selanjutnya, filtrat yang telah disaring didiamkan selama satu hari untuk
mendapatkan kristal dari tembaga (II) sulfat. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
Cu(NO3)2 + H2SO4 CuSO4 + 2HNO3
CuSO4 + 5H2O CuSO4.5H2O

Kristal yang diperoleh setelah didiamkan selama satu hari menghasilkan warna
biru, dengan bentuk seperti gel yang lembut. Untuk mendapatkan kristal yang murni, maka
dilakukan proses pengeringan. Dari proses ini diperoleh zat yang diinginkan yang bebas
dari zat pengotor. Proses yang terjadi adalah sebagai berikut:
Cu2++3H2O+H2SO4+2HNO3 c+ 2NO2

Kristal yang kami diperoleh masih dalam keadaan basah berbentuk balok kecil
sebanyak 11,58 gram dan setelah dilakukan proses pengeringan, didapatkan berat kristal
kering menjadi 7,4 gram. Secara teoritis melalui perhitungan stoikiometri massa kristal
CuSO4.5H2O adalah 16,595 gram sedangkan pada percobaan kami mendapatkan massa
CuSO4.5H2O adalah 11,58 gram, jadi yield yang didapatkan adalah 69,78%.
Selanjutnya pada praktikum kali ini juga kami ingin melihat kadar air pada kristal
CuSO4.xH2O melalui perbandingan koefiesien dan mol air dengan CuSO4, didapatkan
bahwa nilai x = 5 sehingga rumus kimianya menjadi CuSO4.5H2O. Nilai ini sesuai
dengan perhitungan secara teoritis bahwa perbandingan antara mol air dan mol CuSO4
adalah 5:1

3. Herdinand Dimas Saputra (151411011)

Percobaan ini bertujuan untuk mensintesis garam tembaga sulfat (II) pentahidrat
CuSO4.5H2O, dimana bahan yang digunakan yaitu aquadest (HO), asam nitrat pekat, asam
sulfat pekat 40%(HSO), dan tembaga yang ada di dalam kabel (Cu). Hal yang pertama
dilakukan yaitu mencampurkan larutan H2SO4 pekat 40% sebanyak 10ml dan air sebanyak
50ml, dimana air terlebih dahulu dimasukkan ke dalam gelas kimia kemudian asam sulfat.
Hal ini bertujuan agar tidak terjadi ledakan karena pengenceran asam sulfat pekat dengan
air menghasilkan panas yang bersifat eksotermis karena daya tarik asam sulfat terhadap air
sangat kuat, dimana reaksi yang terjadi :

H2SO4(aq) + H2O(l) H3O (aq) + HSO4 (aq)

Kemudian menambahkan sebanyak 5 gram serbuk tembaga pada larutan tersebut,


asam sulfat tidak akan membuat serbuk tembaga tersebut menjadi larut tetapi larutan asam
sulfat tersebut berfungsi untuk membuat suasana asam dan membentuk gugus sulfat pada
tembaga hingga terbentuk tembaga sulfat. Sehingga untuk melarutkan serbuk tembaga
tersebut ditambahkan 15ml asam nitrat pekat, karena tembaga dapat teroksidasi dan larut
dalam asam nitrat pekat sehingga akan terjadi reaksi:
3Cu(s) + H+(aq) + 2NO3- (aq) 3Cu(s) + 2NO(g) + 4H2O(l)

Apabila ketiga larutan tersebut tercampur maka akan mengeluarkan gas yang
berwarna kuning kecoklatan, hal ini disebabkan karena karena gas NO sangat reaktif
terhadap oksigen membentuk gas NO2 yang berwarna cokelat. Terdapat endapan dan
berasap. Gas ini beracun sehingga kegiatan ini harus dilakukan di lemari asam. Reaksinya
adalah:

2NO(g) + O2 (g) 2NO2 (g)

Setelah itu dilakukan pemanasan sampai gas berwarna cokelat tersebut tidak keluar
lagi, dimana pemanasan tersebut berfungsi untuk mempercepat reaksi, kemudian
mendidihkan larutan sampai volumenya berkurang. Setelah itu didinginkan sampai
terbentuk kristal. Kristal terbentuk setelah t > 24 jam pendinginan dengan bentuknya yang
berupa batang-batang kecil. Persamaan reaksi kristalisasi secara keseluruhan adalah:

Cu + 3H2O + H2SO4 + 2HNO3 CuSO4.5H2O + 2NO2

Berdasarkan hitungan teoritis, massa CuSO4.5H2O yang seharusnya


dihasilkan adalah 19,465 gram. Rendemennya = 19,465 gram/5 gram x 100% = 389,3%. Tetapi
CuSO4.5H2O yang dihasilkan pada praktikum kali ini hanya 7,4 gram (setelah dikeringkan). Berat
kertas timbang 0,5 gram, berat kaca arloji 38,89 gram, dan berat CuSO4.5H2O yang basah
(sebelum dikeringkan) adalah 50,97 gram.

4. Inda Robayani Walayudara (151411012)


Pada praktikum kali ini adalah pembuatan senyawa komplekstembaga (II) Sulfat
Pentahidrat atau CuSO4.5H2O dari limbah tembaga. Dalam praktikum ini juga bertujuan
juga untuk menentukkan kadar air sesungguhnya dalam senyawa tersebut. Proses sintesis
ini menggunakan bahan air yang berfungsi untuk pencuci dalam pembentukkan kristal
agar kristal yang dihasilkan lebih banyak, larutan HNO3 berfungsi sebagai pelarut dalam
pembentukkan senyawa tersebut, dan larutan H2SO4 yang berfungsi sebagai pereaksi agar
membentuk CuSO4.
Ketika semua bahan dicampurkan lalu dipanaskan dengan proses pengadukan akan
timbul asap atau gas NO2 berwarna coklat tua yang merupakan hasil dari reaksi kimia
yang terjadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa tembaga yang dimasukkan dalam larutan
tersebut mulai melarut sedikit demi sedikit sampai uap tidak ada lagi. Jika pada proses
masih gas berwarna coklat memungkinkan bahwa kadungan tembaga tida murni dan
banyak pengotornya sehingga sulit untuk melarut, tetapi pada saat percobaan tembaga
yang digunakan murni sehingga tidak ada residu yang tersisa. Reaksi yang terjadi adalah

Cu + 4HNO3 --> 3Cu(NO3)2 + 2 NO2 + 4 H2O

Didapatkan hasil kristal CuSO4.5H2O berwarna biru dengan bentuk bongkahan


kecil seperti batu yaitu tembaga (II) sulfat yang mengandung air atau hidratnya dengan
massanya adalah 11,58 gram sedangkan setelah dikeringkan kristal berubah warna
menjadi warna putih karena memang pada unsurnya tembaga (II) sulfat anhidrat itu
berwarna putih dengan massa yang didapat adalah 7,4 gram. Reaksi yang terjadi pada
proses sintesis ini adalah

Cu2+ + H2SO4 + 2HNO3 + 5H2O CuSO4.5H2O + 2NO2

Jika dihitung massa CuSO4.5H2O sesuai teoritis adalah 16, 595 gram dengan
menggunakan 5 gram tembaga. Perhitungan hasil yield atau rendemennya sebesar
69,78%. Hal tersebut terjadi karena memang kandungan air yang terdapat dalam senyawa
tersebut tidak sesuai dengan pentahidratnya. Pada saat praktikum, kadar pelarut (larutan
HNO3) yang seharusnya digunakan dalam konsentrasi pekat, tetapi digunakan dengan
konsentrasi sebesar 40% dan suhu yang digunakan seharusnya 100oC tetapi pada saat
reaksi pemanasan, maksimum dilakukan pada suhu 70oC dan pada suhu itu Cu yang
dicampurkan dengan pelarut lainnya sudah terlarut semua, sehingga data yang dihasilkan
pun akan berbeda. Dibandingkan dengan hasil praktikum kelompok 4, didapatkan massa
CuSO4.5H2O lebih banyak tetapi dengan bentuk kristal yang lebih halus dan lebih kecil.
Semakin besar konsentrasi pelarut semakin besar bentuk kristalnya yaitu seperti
bongkahan batu-batu. Variabel yang berpegaruh dalam praktikum ini adalah suhu,
konsentrasi larutan, waktu proses, kadar dari tembaganya dan kecepatan dalam
pengukuran proses senyawa tersebut.

Pada perhitungan kadar air dalam senyawa CuSO4.5H2O didapatkan hasil kadar air
yang hasilnya adalah
Massa x.H2O = 11,58 gram-7,4 gram
= 4,18 gram

Sehingga jika dihitung dengan perbandingan mol antara koefisien air dan CuSO4
didapatkan koefisien airnya adalah 5 yaitu menjadi CuSO4.5H2O.
KESIMPULAN

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :


1. Pembuatan tembaga (II) sulfat penta hidrat (CuSO4.5H2O) dapat dilakukan
dengan mereaksikan logam tembaga (Cu) dengan asam sulfat pekat
(H2SO4), asam nitrat (HNO3), serta air.
2. Massa kristal yang diperoleh pada percobaan ini adalah 11,58 gram (dalam
keadaan basah) dan 7,4 gram ketika sudah mengalami proses pengeringan
selama 24 jam.
3. Didapatkan yield kristal CuSO4.5H2O sebesar 69,78%
4. Pada analisis kadar air dalam kristal didapatkan dari perbandingan
koefiesien dan mol air dengan CuSO4. Sehingga diperoleh x dalam
CuSO4.xH2O adalah 5 menjadikannya menjadi CuSO4.5H2O
DAFTAR PUSTAKA

Muharrahman, Yunus. 2011. Laporan Praktikum CuSO4.5H2O.

http://dokumen.tips/documents/laporan-cu.htm [Diunduh pada 25 Mei 2016]

Annisa.t.t.. Pembuatan CuSO4.5H2O.

http://www.Pembuatan_ CuSO4.5H2O<Annisanfushies_Weblog.html [Diunduh pada

25 Mei 2016]

Polban. 2012. Buku I Bahan Ajar Praktikum Satuan Proses 1.Bandung

Anda mungkin juga menyukai