Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN

A. Judul percobaan
Ekstraksi Pelarut
B. Tujuan Praktikum
1. Mengenal suatu metode pemisahan kimia
2. Mengetahui kadar asam stearat di dalam suatu larutan.
II. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat :
1. Corong pemisah
2. Enlemeyer
3. Pipet ukur
4. Propipet
5. Corong
6. Gelas Ukur
7. Gelas Beker
8. Buret
9. Statif
Bahan :
1. Aquades
2. Larutan NaOH 0,01 N
3. Larutan NaCl Jenuh
4. Indikator PP
5. Indikator PE (Petroleum Eter)
6. Larutan Sabun
7. Alumunium foil
8. Alkohol 95%
B. Cara Kerja :

Sabun dipotong kecil-kecil dan ditimbang seberat 1 gram, kemudian


dilarutkan dalam 400 ml air suling atau akuadestilata. Indikator PP ditambahkan
sebanyak 1 3 tetes. Larutan ini dipanaskan hingga mendidih, kemudian
didinginkan. Larutan diencerkan menjadi 1000 ml dalam labu takar. Larutan
sabun sebanyak 20 ml diambil dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Petroleum
eter (PE) sebanyak 10 ml ditambahkan, kemudian ditutup dengan gloves karet.
Larutan dikocok selama 10-15 menit dan didiamkan. Jika tidak terjadi emulsi,
akan langsung terbentuk larutan sabun di lapisan bawah dan PE di lapisan atas.
Jika terjadi emulsi, ditambahkan 10 ml NaCl terlebih dahulu, lalu dikocok selama
10 15 menit dan didiamkan. Lapisan sabun dan lapisan PE yang terbentuk
dipisahkan melalui corong pisah. Proses ekstraksi ini dilakukan sebanyak tiga
kali. PE dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambah indikator PP
sebanyak 2 tetes dan H2O sebanyak 10 ml, kemudian dikocok selama 10 menit.
H2O dan indikator PP ditambahkan sampai PE tidak bersifat basa (jernih).Larutan
alkohol dan PE diukur volumenya dengan gelas ukur, kemudian dimasukkan ke
dalam erlenmeyer yang berbeda dan ditambahkan indikator PP sebanyak 2 tetes.
Larutan dititrasi dengan NaOH 0,01 N hingga warna larutan berubah menjadi
warna pink. Dihitung % asam lemak stearat pada alkohol dan PE. Lapisan air dan
PE yang terbentuk dipisahkan melalui corong pisah. Kemudian larutan PE yang
sudah dipisahkan ditambah alkohol sebanyak 20 ml, lalu dikocok selama 10-15
menit dan larutan alkohol dan PE yang terbentuk dipisahkan melalui corong
pisah,kemudian larutan alkohol dan PE diukur volumenya dengan gelas ukur,
kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berbeda dan ditambahkan
indikator PP sebanyak 2 tetes dan larutan dititrasi dengan NaOH 0,01 N hingga
warna larutan berubah menjadi warna pink.Hitung % asam lemak stearat pada
alkohol dan PE
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi adalah perbedaan kelarutan zat dalam pelarut dan merupakan


suatu proses yang secara selektif memisahkan beberapa zat yang diinginkan dari
campurannya dengan bantuan pelarut (Arisworo dan Sutresna,2006). Prinsip
ekstraksi pelarut yang didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan
tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Perolehan senyawa kimia
ini didasarkan pada kesamaan sifat kepolaran terhadap pelarut yang digunakan.
Senyawa polar akan larut dalam senyawa polar, sedangkan senyawa nonpolar
akan larut dalam senaywa nonpolar. Kesimpulan ini dikenal dengan prinsip like
dissolve like (James dkk, 2008).
Proses ekstraksi memanfaatkan pembagian sebuah zat terlarut antara dua
pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu
pelarut ke pelarut lain (Oxtoby dkk,2001). Ekstraksi pelarut adalah pemisahan
satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut.
Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu
campuran homogeny menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen.
Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen
komponen dalam campuran (Winarti dkk, 2008).Ada dua jenis pelarut yaitu
pelarut polar ( yang dapat bercampur dengan air), contoh pelarut polar adalah air
dan alkohol dan pelarut non polar (yang tidak dapat bercampur dengan air) contoh
pelarut nonpolar adalah eter dan aseton (Arisworo dan Sutresna,2006).
Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup
dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut
semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan
konsentrasi yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan
didiamkan dan dipisahkan (Khopkar, 1990).PE dan sabun tidak bercampur ketika
terjadi emulsi. Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil (Anonim,1995). Pada proses
ekstraksi kedua lapisan dikocok dalam satu corong pemisah sampai tercapai
keseimbangan, setelah mana kedua lapisan dibiarkan mencapai keadaan benar
benar mapan (Bassett dkk, 1994).
Larutan sabun berfungsi sebagai pemantap atau pengikat partikel air
dengan partikel latutan lainnya (Suryatin,2004) dan petroleum eter juga dikenal
sebagai bensin adalah sekelompok berbagai volatile, mudah terbakar , cairan
hidrokarbon campuran yang digunakan terutama sebagai pelarut nonpolar
(Williamson,1986). NaCl berperan sebagai emulgator bagi PE (non polar) dan air
sabun (polar) dan aquades berfungsi sebagai pembersih, pelarut polar ini akan
menarik senyawa polar yang masih tersisa pada lapisan PE. Alkohol berfungsi
sebagai pereaksi pada saat ekstraksi dan fungsi larutan NaOH adalah untuk
melarutkan atau mereaksikan larutn (Handoyo,1996). Phenolphthalein berfungsi
menunjukkan warna merah muda pada suasana basa (Cairns 2008).

Pengocokan bertujuan untuk mendapatkan tkesetimbangan konsentrasi zat


yang akan diekstraksi pada kedua lapisan (Khopkar,1990). Pendiaman berfungsi
untuk mengetahui adanya emulsi atau kedua larutan yang tidak bercampur.
Kegiatan ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan tujuan agar hasil ekstraksi yang
diperoleh lebih baik, dan zat yang ingin kita uji terekstrak dengan sempurna.
Pembuangan gas sesekali lewat mulut enlemeyer saat penggojokan bertujuan agar
arutan tidak muncrat dan agar tidak pecah gelas ukur saat penggojokan.

Reaksinya adalah C17H35COOH- + Na+ C17H35COO Na. Faktor faktor


yang mempengaruhi ekstraksi antara lain yaitu ukuran bahan baku, pemilihan
pelarut, waktu proses ekstraksi, suhu ekstraksi. Ukuran bahan baku yang kecil
akan menghasilkan hasil yang rendah. Pemilihan pelarut akan mempengaruhi
suhu ekstraksi dan waktu proses eksraksi. Jika suhu tinggi, maka akan
menghasilkan sisa pelarut yang tinggi pula (Anam,2010)

No Volume Volume Berat Volume Volume NaOH % As.


Sabun PE Sabun Alkohol PE Alkohol Stearat
1 20 mL 23 mL 100 mg 19 mL 2 29 9,19%
2 20 mL 23 mL 100 mg 19 mL 2 29 9,19%
3 20 mL 23 mL 100 mg 19 mL 2 29 9,19%

Pada percobaan yang tlah di lakukan kadar % asam stearat pada PE sbesar
0,50% dan pada alkohol sebanyak 8,69 %. Perbedaan ini disebabkan karena
adanya perbedaan volume antara PE yang 23 mL dan alkohol 19 mL dan ketika di
titrasi volume NaOH pada PE menjadi 2 mL dan pada alkohol sebanyak 29 mL.
PE mengalami penurunan volume karena PE sanagn mudah menguap hal ini dapat
mempengaruhi volumenya.
LAMPIRAN

1. % asam setearat (PE) :


.
. ()
. 100%
()
20
23 0,01 2 284,7 100 %
1000
= 0,50 %

2. % asam setearat (Alkohol) :


.
. ()
. 100%
()
20
19 0,01 29 284,7 100 %
1000
= 8,69 %
3. Total asal stearat = (0,50 +8,69) %
= 9,19 %

Gambar.1.1. PE dalam pemisahan hasil titrasi asam starat dan (sumber :


Dokumentasi pribadi, 21 Oktober 2015)
Gambar 1.2. Alkohol dalam pemisahan hasil titrasi asam starat dan (sumber :
Dokumentasi pribadi, 21 Oktober 2015)
IV. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Percobaan yang telah dilakukan dengan metode ekstraksi pelarut yang


bertujuan untuk pemisahan larutan PE dengan larutan sabun. Pada saat PE dan
sabun terjadi pemisahan, PE berada diatas dan larutan sabun berada dibawah
makan tidak ada emulsi. Jika terdapat emulsi maka ditambahkan NaOH yang
bertujuan untuk menghilangkan emulsi.
2. Persen asam stearat (PE) pada percobaan ini memiliki nilai persen sebanyak
0,05 %. Sedangkan persen asam stearat (alkohol) sebesar 8,69 %. Sehingga
total asam stearat yang dibentuk adalah 9,19 %.
DAFTAR PUSTAKA

Anam, C. 2010. Ekstraksi Oleoresin Jahe (Zingiber officinale) Kajian Dari


Ukuran Bahan, Pelarut, Waktu Dan Suhu. Jurnal Pertanian MAPETA Vol
12 (2): 72-144.
Anonim.1995.Farmakope Indonesia IV.Departemen Kesehatan Republik
Indonesia,Jakarta.
Arisworo,D dan Sutresna,N.2006.Ilmu Pengetahuan Alam.Gravindo,Jakarta.
Bassett, J., Denney, R.C., Jeffery, G.H, dan Mendham, J. 1994. Buku Ajar Vogel
Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik . EGC, Jakarta.
Cairns, D. 2008. Intisari Kimia Farmasi.EGC,Jakarta.
Handoyo, K. 1996. Kimia Anorganik. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
James, J., Baker, C., dan Swain, H. 2008. Prinsip Prinsip Sains Untuk
Keperawatan. Erlangga, Jakarta.
Khopkar, S.M. .1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press, Jakarta.
Oxtoby,D.W.,Gilis,H.P.,dan Nachtrieb,N.M.2001.Prinsip-Prinsip Kimia Modern
Edisi Empat Jilid 1.Erlangga,Jakarta.
Suryatin, B.2004.Sains.Grafindo.Jakarta
Williamson.1986.Metode Pemisahan.UGM Press, Yogyakarta
Winarti, S., Sarofa, U., dan Anggrahini, D. 2008. Ekstraksi Dan Stabilitas Warna
Ubi Jalar Ungu ( Ipomoea batatas L.,) Sebagai Pewarna Alami. Jurnal
Teknik Kimia Vol 3 : 207-210

Anda mungkin juga menyukai