Disusun oleh :
6. Zilvia P27824117048
2017/2018
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah, Segala rasa puji syukur penulis haturkan hanya kepada Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayahnya, penulisan Makalah ini dapat terselesaikan. Semoga dengan
adanya makalah ini dapat menambah hasanah keilmuan di lingkungan kampus
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya (POLTEKKES).Penyusunan makalah ini secara
umum bertujuan untuk menerangkan hubungan antara sistem integumen dengan sistem
reproduksi wanita pada tubuh manusia telah terajukan dengan judul : HUBUNGAN
SISTEM INTEGUMEN DENGAN SISTEM REPRODUKSI
Penulis berusaha secara optimal dengan segala pengetahuan dan informasi yang didapatkan
dalam menyusun makalah ini. Namun, Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya kritik dan saran yang berguna
dalam penyempurnaan makalah ini.
Tidak lupa rasa terimakasih terucap atas dukungan dan bantuan semua pihak sehingga
penyusunan makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun
2.1 Payudara
Organ kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi payudara adalah
memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
1. Areola
Areola Adalah daerah bewarna gelap yang mengelilingi puting susu. Pada aerola
terdapat kelenjar-kelenjar kecil yang disebut kelenjar montgomery, menghasilkan cairan
berminyak untuk menjaga kesehatan kulit disekitar areola.
2. Alveoli
Alveoli Adalah kantong penghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon prolaktin
mempengaruhi sel alveoli untuk menghasilkan ASI dan mempertahankan korpus luteum
selama hamil.
3. Duktus laktiferus
Duktus Laktiferus Merupakan saluran kecil yang berfungsi menyalurkan ASI dari
alveoli ke sinus laktiferus (dari pabrik ASI ke gudang ASI).
4. Sinus laktiferus/ampula
Sinus Laktiferus Merupakan saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung di
sekitar areola yang berfungsi untuk menyimpas ASI.
5. Jaringan lemak dan penyangga
Jaringan ini disekelilingi alveoli dan duktus laktiferus yang menentukan besar
kecilnya ukuran payudara. Payudara kecil atau besar mempunyai alveoli dan sinus
laktiferus yang sama, sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak. Disekelilingi alveoli
juga terdapat otot polos, yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keberadaan
hormon oksitosin menyebabkan otot tersebut berkontraksi.
7. Air susu ibu dan refleks aksitosin (love reflex, let down reflex)
Hormon oksitosin dipengaruhi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis. Hormon
tersebut dihasilkan bila ujung saraf disekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin
akan dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan merangsang kontraksi otot
disekeliling alveoli(pabrik ASI) dan memerasASI keluar dari pabrik ke gudang ASI yang
dapat dikeluarkan oleh bayi dan atau ibunya.
Oksitosin dibentuk lebih cepat daripada prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di
payudara akan mengalir untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu
berkeinginan menyusui(sebelum bayi menghisap). Jika reflex oksitosin tidak bekerja
dengan baik, maka bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-
olah berhenti memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak
mengalir keluar.
Efek penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah
melahirkan. Hal inimembantu mengurangi pendarahan, walaupun kadang mengakibatkan
nyeri..
2.1.2 Lapisan
Payudara tersusun atas sejumlah lemak, pembuluh darah, syaraf dan pembuluh limfe.
Kelenjar payudara berada di antara lapisam superfisial dan profundal dari fascia
superfisialis, serta ditutupi oleh lapisan dalam fasia superfialis, dimana dari lapisan
superficial fascia superfisialis, terdapat ligament cooper yang turun ke jaringan kelenjar
payudara. Jaringan subkutan puting payudara berisi kumpulan otot polos dengan susunan
tidak teratur. Areola dan putting ditutupi oleh kulit berpigmen yang merupakan epitel
skuamosa berlapis berkeratin. Kulit berpigmen ini mengandung kelenjar sebaseus.
Limabelas sampai dua puluh duktus kolektivus menuju ke kulit putting melewati jalan
2.1.3 Kelenjar
- Kelenjar susu
- Kelenjar Sebasea
2.1.4 Syaraf
Udara dingin menjadialasan umum puting susu berdiri. Disebabkan karena tubuh
bersifat festigial, suatu siat alami tubuh yang 'menjebak' udara hangat untuk tetap ada di
dalam tubuh yang kemudian membuat puting menegak. Udara dingin juga cenderung
membuat kulit areola menjadi mengkerit sehingga puting menonjol.
Rangsangan tertentu.
Area puting mempunyai banyak syaraf yang sensitif akan rangsangan. Rangsangan ini
membawa esan untuk saraf simpatik yang kemudian membuat areola menjadi kencang dan
puting menonjol. Selain alasan tersebut, menyusui juga membuat puting 'berdiri'. Sebab
puting yang kakuakan memudahkan bayi untuk menyusu. Selain itu sudah jelas bahwa
rangsang yang dilakukan pada bayi di puting akan membuatnya mengeras.
Estrogen mengakibatkan rahim, vagina, tuba fallopi berkembang. Pada saat itu rambut
di ketiak dan kemaluan mulai tumbuh serta memacu tumpukan lemak di bagian bawah tubuh
(pantat, paha) dan yang pasti membuat payudara kita tumbuh.
Hormone ini dihasilkan oleh kelenjar pituitari yang berada d dalam otakdan
berpengaruh terhadap berbagai fungsi fisiologi tubuh. Prolaktin merangsang kelenjar susu
untk memproduksi ASI , sedangkan rangsangan pengeluaran prolaktin ini adalah
pengosongan ASI dari gudang ASI. Semakin banyak ASI yang dikeluarkan maka prosuksi
ASI akan semakin bertambah banya, sebaliknya apabila bayi berhenti menghisap atau
jarang menyusu maka prosuksi ASI akan berkurang atau berhenti.
Setiap bayi mengisap atau menyusu, isapannya akan merangsang ujung saraf di sekitar
payudara. Rangsangan in diantar ke bagian depan kelenjar hipofisa untuk memproduksi
prolaktin. Proses dari perangsangan payudara hingga pembuatan ASI disebut refleks
produksi ASI atau refleks prolaktin.
4. Hormon Oksitosin
Hormon ini berperan untuk merangsang keluarnya ASI. Proses rangsangan dari isapan
bayi saat menyusu akan diteruskan menuju hipotalamus yang memproduksi hormone
oksitosin. Selanjutnya oksitosin akan memicu otot-otot halus disekitar sel-sel pembuat ASI
untuk mengeluarkan ASI. Otot tersebut akan berkontraksi dan mengeluarkan ASI.
Kelenjar payudara akan mengerut sehingga memeras ASI untuk keluar. Refleks
oksitosin lebih rumit dibandingkan refleks prolaktin, karena refleks ini berhubungan
langsung dengan kejiwaan atau sensasi ibu.
2.2 Genetalia
Genetalia dibedakan menjadi 2, yaitu genetalia interna dan genetalia eksterna
b) Uterus
Progesteron berfungsi menyiapkan kondisi lahir agar dapat dihuni calon janin.
Pada masa awal kehamilan, progestron sangat dibutuhkan agar tidak terjadi
keguguran. Namun menjelang persalinan fungsi tersebut sudah tidak diperlukan lagi
sehingga produksinya menurun. Disisi lain produksi estrogen, oksitosin, dan
prostaglandin meningkat. Hal ini dipengaruhi hormon-hormon lain dari hipofise
seperti somatomamotropin, LH, relaksin, dsb.
Estrogen meningkat menjelang persalinan. Hormon ini merangsang kelenjar
mamae dan menyebabkan kontraksi rahim.
Relaksin berfungsi melunakkan serviks dan jalan lahir. Hormon ini diproduksi oleh
korpus luteum, berperan dalam percepatan proses persalinan wanita.
Oksitosin menyebabkan kontraksi otot-otot polos uterus yang berfungsi
mendorong penuruan kepala bayi. Oksitosin bertambah apabila dilakukan stimulasi
puting susu.cara ini dilakukan apabila kontraksi rahim ibu innadekuat.
Prolaktin dihasilkan oleh kelenjar hipofiso anterior.
Prostaglandin bekerja membantu oksito
sin dan estrogen dalam merangsang aktifitas ototolos. Dihasilkan oleh rahim
meningkat pada saat kehamilan.
b) Vulva
Bagian organ seksual eksternal wanita yang merupakan area yang mengelilingi lubang
kencing (uretra opening) dan vagina. Organ seksual eksternal wanita lainnya meliputi
labia minora dan mayora"bibir" dalam dan luar yang menutupi vagina, klitoris, dan
kelenjar bartholin yang ada dikedua sisi vagina.
c) Labia mayora
Terdiri atas bagian kanan dan kiri lonjong mengecil kebawah dan bersatu dibagian
bawah. Bagian luar mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar lemak, kelenjar
keringat. Bagian dalamnya tidak berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini
mengandung banyak ujung syaraf sehingga sensitive terhadap hubungan seks.
d) Labia minora
Merupakan 2 lipatan kulit terdiri dari sepasang di kanan dan kiri. Letaknya berada
disebelah dalam labia mayora dan lebih tipis. Biasanya labia minora akan menegang
bila ada rangsangan seksual.
Pada saat hubungan seks pertama himen akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah
melahirkan himen merupakan tonnjolan kecil yang disebut kurunkula nirtiformis.
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di dalam makalah ini dapat di ambil kesimpulan bahwa , sistem
sistem di dalam tubuh manusia dalam kinerjanya saling bekerja sama antara satu dengan yang
lain. Jika salah satu sistem dalam tubuh manusia mengalami gangguan atau hambatan maka
tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi kinerja dari sistem yang lain, inilah yang
menunjukan adanya keterkaitan antar sistem dalam tubuh manusia . Tertera di dalam makalah
ini kami membahas tentang Hubungan Sistem Reproduksi dengan Sistem Integumen , dimana
ketika sistem lain mengalami gangguan maka akan berpengaruh pada proses sistem
reproduksi manusia begitu pula sebaliknya.
3.2 Saran
Agar pembaca dapat mengetahui sistem apa saja yang terlibat di dalam sistem
reproduksi, dan sistem apa yang berhubungan pada sistem reproduksi pada saat sistem
reproduksi pada manusia mengalami gangguan ataupun sebaliknya. Serta pembaca dapat
mengetahui dan dapat menanggulangi supaya komplikasi lain tidak terjadi.
Gibson, John . 2003 . Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat, Ed. 2 .Jakarta : EGC
Syaifuddin. 1997. Anatomi dan Fisiologis untuk Mahasiswa Perawatan. Jakarta : EGC