1revisi Abl
1revisi Abl
Disusun oleh :
Laporan Aplikasi Belajar Lapangan I ini telah disetujui oleh pembimbing Akademik
dan Pembimbing Lapangan Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju
Menyetujui,
Pembimbing Materi/Akademik
Pembimbing
Pembimbing Lapangan
Puskesmas Kecamatan Cipayung
Rahmawati, SKM
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Aplikasi Belajar Lapangan I ini telah berhasil dipertahankan dihadapan Penguji
dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Penguji
Mengetahui,
ii
ABSTRAK
Oleh
Kelompok 6
iii
ABSTRACT
Analysis of Public Health Degrees on Environment, Behavior and Health Services
at UPT Puskesmas Kecamatan Cipayung Depok
Year 2017
By
Group 6
Activity ABL 1, can be analyzed the situation that occurred in the community
Community Health Center Cipayung Depok in 2016 by knowing the 10 problems of
the highest disease and the achievement of the program undertaken.The purpose of
this activity to know the analysis of public health status in the working area of UPT
puskesmas Cipayung District depok year 2016. This research design uses Cross
Sectional with descriptive study Based on data of annual report of Puskesmas
Kecamatan Cipayung Year 2016 about health status got result of 10 biggest disease
and one of its is disease of ARI sufferer reach 12.674 soul.From the number of
15,542 houses as many as 14,627 healthy homes. The access to clean water is 52,314
people out of a total of 89,500 people and who have access to health latrines only
54,310 people. Total TPM there are 65 TPM whereas that does not meet the hygiene
requirement of 36 TPM. Of a total of 21,1750 households, which conducted PHBS
13,615 households. Visit K1 of pregnant woman 1,847, and visit K4 there are 1818
pregnant women from total 1,893 pregnant women. Of the 1,807 maternity women
whose the labor was helped by health workers amounted to 1782 mothers. While
who get post partum service amounted to 1732 mothers. Of the 264 babies who were
estimated to have complications and who received treatment there were 142 babies.
Results of healthy home data, access to improved drinking water, PHBS and
handling of neonatal complications have not reached 80% of healthy percentage
target in Kecamatan Cipayung. It is expected that from this research, puskesmas can
improve community knowledge and better action through counseling with more
effective method.
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
Sanitasi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat
dan hidayahnya. Sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktek
Aplikasi Belajar Lapangan 1 (ABL) yang dilaksanakan di Puskesmas Cipayung
Kecamatan Cipayung Depok, Jawa Barat.
Selesainya penyusunan laporan ABL 1 ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak yang senantiasa memberikan bimbingan dan dorongan serta bantuannya. Oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Dr. dr. Hafizurrachman, MPH selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju (STIKIM).
2. Ibu Rindu, SKM.M.Kes, selaku Kepala Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).
3. Ibu Ajeng Setianingsih, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM) dalam mata kuliah Aplikasi Belajar
Lapangan1.
4. dr. Nur Afiyah selaku kepala Puskesmas Kecamatan Cipayung.
5. Ibu Rahmawati, SKM selaku pembimbing lapangan
6. Seluruh Ibu/Bapak Staff Puskesmas Cipayung yang telah membantu
mengarahkan dan membimbing dalam penelitian.
7. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan moril dan materil.
8. Teman-teman mahasiswa yang telah membantu kami dalam terselesainya
laporan ini.
Kami sangat bersyukur telat dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami tidak lupa mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
maupun gelar. Besar harapan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
viii
DAFTAR ISI
ix
BAB IV : METODE PENELITIAN ............................................................................... 52
4.1 Desain Penelitian .................................................................................. 52
4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................... 52
4.3 Pengumpulan Data ................................................................................ 53
4.4 Pengolahan Data ................................................................................... 53
4.5 Penyajian Data ...................................................................................... 53
BAB V : ANALISIS GAMBARAN UMUM ................................................................ 54
5.1 Gambaran Geografis ............................................................................. 54
5.2 Gambaran Demografis .......................................................................... 54
5.3 Visi dan Misi UPT Puskesmas Kecamatan Cipayung .......................... 57
5.4 Alur Pelayanan Pasien .......................................................................... 65
BAB VI : HASIL PENELITIAN.................................................................................... 66
6.1 Gambaran derajat kesehatan diwilayah UPT Puskesmas tahun 2016. . 66
6.1.1 10 (Sepuluh) Penyakit Tertinggi ................................................. 66
6.1.2 Morbiditas ................................................................................... 67
6.1.3 Mortalitas .................................................................................... 72
6.2 Derajat Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Beberapa Indikator ........ 74
6.2.1 Lingkungan ................................................................................. 74
6.2.2 Perilaku ....................................................................................... 79
6.2.3 Pelayanan Kesehatan ................................................................... 80
BAB VII : PEMBAHASAN ........................................................................................... 83
7.1 10 penyakit Tertinggi Di UPT Puskesmas Kecamatan Cipayung Tahun
2016 ...................................................................................................... 83
7.1.1 ISPA ........................................................................................... 83
7.2 Derajat Kesehatan Masyarakat Ditinjau Dari Indikator Lingkungan ... 86
7.2.1 Rumah Sehat ............................................................................... 86
7.2.2 Kualitas Air Minum Layak ......................................................... 88
7.2.3 Akses Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) ............................... 92
7.2.4 Higiene Tempat Pengelolahaan Makanan ................................... 95
7.3 Derajat Kesehatan Masyarakat Ditinjau Dari Indikator Perilaku ......... 98
x
7.3.1 Rumah Tangga Berperilaku Sehat Dan Bersih (PHBS) .............. 98
7.4 Derajat Kesehatan Ditinjau Dari Indikator Pelayanan Kesehatan ...... 101
7.4.1 Cangkupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga
Kesehatan .................................................................................. 101
7.4.2 Penanganan Komplikasi Neonatal ............................................ 103
BAB VIII : PENUTUP ................................................................................................. 106
8.1 Kesimpulan ......................................................................................... 106
8.2 Saran ................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... xii
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut WHO (2013), sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental
dan sosial yang merupakan satu kesatuan, bukan hanya terbebas dari penyakit
maupun cacat.
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial sehingga memungkinkan setiap
orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini berarti kesehatan
hidupnya.
dengan menggunakan indkator seperti jumlah kematian akibat suatu penyakit dan
faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari sektor kesehatan maupun sektor dari
sarana dan prasarana kesehatan sedangkan sektor dari luar kesehatan seperti faktor
1
2
kesehatan merupakan sebuah konsep yang dipengaruhi oleh empat faktor yaitu :
Oleh karena itu, lingkungan sehat, perilaku sehat dan Pelayanan Kesehatan perlu
lingkungan ini dari masa ke masa, dan dari masyarakat satu kemasyarakat lain,
modern (Notoatmodjo,2011)
disebabkan oleh faktor lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat serta
tercemarnya tanah, air, dan udara karena limbah rumah tangga, limbah industri,
limbah pertanian, sampah, sarana transportasi, serta kondisi lingkungan fisik yang
Saat ini derajat kesehatan di pengaruhi beberapa faktor yang dapat dilihat
dari data morbiditas penyakit yang dipengaruhi baik dari faktor Lingkungan,
Perilaku, Serta Pelayanan kesehatan, Salah satunya dapat dilihat dari data WHO
tahun 2015 menunjukan bahwa sekitar 57 juta kematian didunia dalam setahun
(6,15 juta orang/10,8%), (3) Infeksi Saluran Napas Bawah (3,46 juta orang/6,1%),
(4) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (3,28 juta orang/5,8%), (5) Diare (2,46 juta
orang/4,3%).
Selain itu berdasarkan data Kemenkes tahun 2015, terdapat pola 10 besar
penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit seluruh Indonesia
tahun 2014 adalah (1) Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya (488.796), (2)
Demam yg penyebabnya tidak diketahui (275.256), (3) Penyakit kulit dan jaringan
subkutan lainnya (247.256), (4) Diare & gastroentritis oleh penyebab infeksi
tertentu (kolitis) (172.013), (5) Gangguan refraksi dan akomodasi (156.660), (6)
Dispepsia (133.162), (7) Hipertensi essensial (123.269), (8) Penyakit pulpa dan
periapikal (122.467), (9) Penyakit telinga dan prosesus mastoid (105.605), (10)
Ada juga data yang didapat menurut laporan Dinas Kesehatan Jawa Barat
Tahun 2014 terdapat 10 pola penyakit dipuskesmas semua golongan umur antara
lain, (1) penyakit Infeksi saluran pernapasan akut (4.538.125 / 27,40%), (2)
muskuloaskeletal dan jaringan ikat (1.760.258 / 10,63%), (4) penyakit kulit dan
jaringan subkutan (1.320.889 / 7,98%), (5) gejala dan tanda umum lainnya
Dan Juga Menurut Data Dari Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2015
Puskesmas Kota Depok Antara Lain , (1) Hipertensi Primer (697.222 / 65,7%),
(2) Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut Tidak Spesifik (73.152 /
6,9%), (3) Cough (69.763 / 6,6% ), (4) Nasofaringitis Akuta (Common Cold)
(65.226 / 6,1%), (5) Faringitis Akuta (36.414 / 3,4%), (6) Dispepsia (33.478 /
3,2%), (7) Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal (26.883 / 2,5%), (8) Myalgia
(21.285 / 2,0%), (9) Diare dan gastroenteritis (20.195 / 1,9%), (10) Dermatitis
lain, tidak spesifik (eksema) (18.402 / 1,7% ). (Profil Kesehatan Kota Depok
Tahun 2015)
Jelas dari data diatas dapat kita amati dan ketahui bahwa pola penyakit
yang timbul dimasyarakat adalah disebabkan karna penyakit infeksi baik yang
5
dipengaruhi faktor lingkungan ataupun perilaku. Oleh sebab itu seduh sepatutnya
pertama
Oleh Sebab itu Salah satu cita-cita bangsa Indonesia dalam Undang-
dan holistik. Tujuannya adalah agar tercapai kemampuan hidup sehat bagi setiap
Yang kedua adalah faktor perilaku dalam hal ini faktor yang paling berpengaruh
daya manusia yang kompoten dan siap siaga dalam melayani masyarakat.
Ketersediaan tenaga dan tempat pelayanan yang memadai. Faktor terakhir adalah
keturunan. Semua faktor saling berkaitan satu sama lain. (Notoatmodjo, 2012).
Oleh sebab itu sampah harus dikelola masyarakat.Salah satu ruang lingkup
6
maka penyakit yang ditimbulkan oleh sampah yaitu penyakit yang berbasis
sampah. Jika sampah tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan lingkungan
pemerintah tanpa peran aktif masyarakat, program tersebut tidak akan mencapai
berpartisipasi bertolak dari arah bahwa lingkungan hidup adalah milik bersama
pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. Semua pihak harus terlibat, karena
kesehatan tingkat pertama yang memiliki sasaran masyarakat dalam suatu wilayah
tertentu.
Dan juga terwujudnya masyarakat yang sehat tidak terlepas dari perilaku
masyaraka yang sehat, tentu merupkan modal utama dan aset yang sangat
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, penyedia jasa
kesehatan akan tercapai. Terdapat dua pihak yang terlibat dalam pelayanan
penerima pelayanan (pasien). Oleh karena itu, baik atau tidaknya kualitas
Salah satunya dapat kita lihat dari data profil tahunan UPT Puskesmas
oleh faktor lingkungan atau perilaku, yaitu : (1) Common Cold (16.597), (2) ISPA
tidak Spesifik (12.647), (3) Dispepsia (11.291), (4) Hipertensi (10.446), (5)
Arthitis (4.521), (6) Dermatitis (3.353), (7) Dermatitis tidak spesifik (3.295), (8)
9
Gejala dan tanda umum lainnya (3.035), (9) Faringitis Akut (2.947), (10) Penyakit
kesehatan mempunyai misi untuk menghasilkan tenaga ahli dan terampil untuk
akurat tentang situasi masyarakat akan didapat Dari data 10 penyakit tertinggi
diatas, gambaran derajat kesehatan yang berasal dari faktor lingkungan, perilaku,
10
sehingga apabila derajat kesehatan belum terpenuhi baik dari sektor Lingkungan,
Perilaku, dan Pelayanan kesehatanya maka bukan tidak mungkin angka kejadian
kesehatan masyarakat;
12
pelayanan kesehatan;
pelayanan kesehatan;
terkait lainnya;
mulai dari tanggal 15 Mei-22 Mei 2017. Untuk mengetahui seberapa besar
yang ada di Kecamatan Cipayung yang bisa kita lihat dari laporan tahunan,
apabila data-data sudah kita dapatkan maka yang perlu dilakukan adalah
TINJAUAN PUSTAKA
kesehatan masyarakat.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
kesehatannya, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhya terhadap
14
15
individu dimana kesehatan seseorang tidak dapat lepas dari segala sesuatu yang
Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi status derajat
berikut :
1. Lingkungan
2. Perilaku
stimulus atau rangsangan dari luar. Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner,
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
sangat tergantung pada prilaku manusia itu sendiri. Di samping itu, juga
3. Pelayanan Kesehatan
lokasi, apakah dapat diangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga kesehatan
4. Keturunan/Genetik
Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia
yang dibawa sejak lahir. Misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti
2.2 Lingkungan
benda, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan
sedangkan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan. Oleh sebab itu
air, udara, makanan dan vektor tersebut yang mengandung agen penyakit
(Notoatmodjo, 2012)
baik yang merupakan sumber daya alam maupun rekayasa manusia. Termasuk
lainnya. Faktor perilaku dan sikap meliputi gaya hidup. Faktor genetik meliputi
rehabilitasi.
kondisi lingkungan ini dari masa ke masa, dan dari masyarakat satu
disebabkan oleh faktor lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat yang
dan udara karena limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian,
Indonesia, selain Filariasis, Malaria, HIV AIDS, TBC, Kusta, Diare dan
19
eradikasi polio, (Depkes RI, 2011). Hal ini antara lain karena sanitasi
2.3 Perilaku
oleh manusia yang terdiri dari aktivitas yang dapat diamatin langsung oleh
orang laian (berjalan, bernyanyi, tertawa), maupun aktivitas yang tidak dapat
diamati oleh orang lain meliputi perhatian, persepsi, pengetahuan dan sikap
(Notoatmodjo, 2012).
adanya stimulus yang biasa disebut dengan teori S-O-R atau Stimulus
lain sebagainya
20
2. Operant respon atau instrumental respons yaitu respon yang timbul dan
(stimulus baru), maka petugas tersebut akan lebih baik lagi dalam
melaksanakan tugasnya.
oleh beberapa faktor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
21
sebagainya.
atau bidan praktek swasta, dsb. Termasuk juga dukungan sosial, baik
sebagai berikut :
23
menangani sementara).
yaitu:
yaitu:
diderita.
suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu
kesehatannya.
meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang
preventif mencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari
penyakit.
29
Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada
pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah
saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang langsung kepada
dana sehat, polindes (poliklinik desa), pos obat desa (POD), pengembangan
dan pencegahan untuk masyarakat pada seluruh kelompok umur dan dalam
kesehatan.
30
ini banyak diselenggarakan oleh perorangan secara mandiri (self care), dan
praktik mandiri.
Services)
a. Dokter Spesialis
a. Dokter Subspesialis
analisis.
1. Tipe
2. Tujuan
penyakit.
3. Unit Analisis
berbeda.
sehat.
36
hanya lingkungan fisik saja tetapi juga non fisik seperti sosial,
mikro.
37
mulut.
kesegaran fisik
kemitraan
menyeluruh
gigi palsu.
merata dan nondiskriminatif. Dalam hal ini setiap orang atau pasien
2.5 Puskesmas
lainnya.
puskesmas
a. Biasanya selalu ada satu atau lebih disetiap rw atau desa atau
kelurahan
b. Sangat tergantung kepada peran serta aktif para rt, rw, lurah, tokoh
2) Keluarga Berencana
3) Gizi
4) Penanggulangan Diare
5) Imunisasi
kesehatan.
1) Posyandu bayi-balita
2) Posyandu lansia
44
1) Posyandu pratama
2) Posyandu madya
3) Posyandu purnama
4) Posyandu mandiri
d. Pelayanan poli KB
Poli Anak
Peduli Remaja)
j. Pelayanan Farmasi
k. Pelayanan Laboratorium
l. Pelayanan Radiologi
m. Pelayanan fisiotherapi
n. Pelayanan Gizi
a. Peningkatan Gizi
c. Promosi Kesehatan
i. Kesehatan Lansia
Posyandu
revitalisasi Puskesmas
makanan tambahan
KERANGKA TEORI
Adapun kerangka teori yang digunakan dalam ABL 1 ini adalah kerangka
berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh H.L. Bloom dimana teori tersebut
(Notoatmodjo,2011).
Gambar 3.1
Genetik atau
Keturunan
Perilaku
48
49
Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka teori atau
teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Kerangka konsep ini terdiri dari
variabel-variabel serta hubungan variabel satu dengan yang lain. Dengan adanya
(Notoatmodjo,2011).
Gambar 3.2
Kerangka Konsep
Variabel Independent
Variabel Dependent
Lingkungan
a.
Derajat Kesehatan Masyarakat di
Perilaku UPT Puskesmas Kecamatan
b. Cipayung Kota Depok Thn.2016
c.
kesehatan,
kemampuan
SKPD
(Satuan Kerja
Perangkat
Daerah)
dalam
merencanaka
n,
melaksanaka
n,
mengendalik
an program
atau kegiatan
sehingga
mampu
meningkatka
n derajat
kesehatan
masyarakat.
Independent
1 Lingkunga Segala benda, Lingkungan Deskriptif Data Nominal Data
n keadaan dan sangat sekunder
pengaruh yang berpengaruh
terdapat dalam pada
ruang yang kesejahteraan
kita tempati manusia,
dan lingkungan
mempengaruhi yang kurang
segala hal-hal baik, atau
yang hidup, sama sekali
termasuk tidak
manusia. menguntungk
an akan
berdampak
negatif,
sedangkan
lingkungan
yang baik
akan
meningkatka
n kesehatan
51
BAB IV
METODE PENELITIAN
penelitian Cross Sectional (potong lintang), dimana semua variabel diteliti dalam
mengenai suatu fenomena. yang ditemukan dengan metode kuantitatif yaitu data
yang disajikan dalam bentuk angka. Dengan metode ini diharapkan dapat
2016.
padanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Objek ini disebut dengan
satuan analisis. Satuan analisis ini memiliki kesamaan perilaku atau karakteristik
yang ingin diteliti, Dalam penelitian ini kami mengambil populasinya adalah
52
53
seluruh warga yang ada di Kecamatan Cipayung Tahun 2016 yang berjumlah
89.500 Jiwa.
populasi yang dianggap mewakili populasi tersebut sehingga informasi apa pun
yang dihasilkan oleh sampel ini bisa dianggap mewakili keseluruhan populasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah setiap warga yang ada dalam indikator yang
2016.
dimana data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang
telah ada. Data sekunder didapatkan dari puskesmas melalui Laporan Profil
Dalam menentukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan
mengubah data menjadi informasi. Data-data yang diperoleh dari data sekunder,
Data-data yang telah diperoleh akan disajikan dalam bentuk tulisan, narasi,
Cipayung tepatnya Jln. Blok Rambutan No 108 Rt. 01 Rw. 04. Luas Wilayah
Pancoran Mas)
kondisi geografis dialiri sungai sungai kecil, dan terdapat setu Citayam.
Jaya (2,2 Km2), Kelurahan Bojong Pondok Terong (2,9 Km2). Jadi total
2015 sebanyak 86,472 jiwa, sedangkan tahun 2016 sebanyak 89.500 jiwa.
54
55
Tabel 5.2.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur
UPT Puskesmas Kecamatan Cipayung Kota Depok Tahun 2016
Tabel 5.2.2
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan
Penduduk Menurut Kelurahan
UPT Puskesmas Kecamatan Cipayung Kota Depok Tahun 2016
Tabel 5.2.3
Kepadatan Penduduk
1 Cipayung 28.882
Total 89.500
Dari tabel diatas bisa terlihat bahwa penduduk terbanyak ada di wilayah
A. Visi
Depok.
B. Misi
promosi kesehatan
sehat
58
C. Strategi
berikut :
2. Pemberdayaan masyarakat
5. Sistem rujukan:
dari :
2) Menentukan diagnosa
5) Pemberian tindakan
6) Konseling interpersonal
4) Membuat diagnose
c. Layanan KIA/KB
1) Pemeriksaan ANC
5) Imunisasi
6) Membuat dignose
suntik, kondom
13) AMP
2) Menentukan diagnosa
e. Layanan Laboratorium
dokter/drg/bidan
f. Layanan kefarmasiaan
Bumil KEK
diperlukan
62
2) Penjaringan siswa
3) Pelatihan Dokcil
b. Kesehatan lingkungan
1) Pemeriksaan I.S
2) Pendataan sarsandas
3) Pemeriksaan TTU
4) Pemeriksaan TPM
5) Melaksanakan P.E
6) PJB
7) PSN di masyarakat
c. KIA/KB komunitas
1) Pelayanan Posyandu
2) Penyuluhan kelompok
d. Gizi Komunitas
1) Penimbangan di posyandu
2) Penyuluhan kelompok
1) P2 Kusta
2) P2 TB Paru
3) P2 ISPA
4) VCT
5) IMS
f. Perkesmas
1) Kunjungan rumah
2) Pembinaan keluarga
a. Kesehatan Jiwa
2) Konseling interpersonal/kelompok
3) Kunjungan rumah
4) Rujukan pasien ke RS
1) UKGMD
2) Penyuluhan
c. Kesehatan tradisional
1) Pendataan
d. Kesehatan olahraga
5) Senam bersama
e. Kesehatan indera
1) Screening di Puskesmas
2) Screening di sekolah
f. Kesehatan kerja
5) Konseling
g. Kesehatan lansia
1) Pembinaan posbindu
2) Penyuluhan kelompok
3) Melaksanakan pronalis
4) Konseling
Gambar 5.4
Alur Pelayanan Pasien
MULAI
LOKET
PENDAFTARAN
PELAYANAN UMUM
PELAYANAN GIGI
PELAYANAN
KIA/KB/IMUNISASI
PELAYANAN MTBS
KLINIK TB
KLINIK IMS/VCT
KONSUL RUJUK KE RS
INTERNAL ANTAR
PELAYANAN
TERMASUK
KONSULTASI GIZI,
KLINIK SANITASI LOKET OBAT
SELESAI
HASIL PENELITIAN
TABEL 6.1.1
Pola 10 Besar Penyakit Semua Umur Dipuskesmas Cipayung
Tahun 2016
NO Nama Penyakit Jumlah
3 Dispepsia 11.291
4 Hpertensi 10.446
5 Arthitis 4521
6 Dermatitis 3353
66
67
6.1.2 Morbiditas
sistem setiap hari, dan data surveilans yang diperoleh dari Puskesmas
TABEL 6.1.2.1
Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Puskesmas Cipayung
Umur 0- <1 Tahun Tahun 2016
3 Dermatitis 335
7 Diare 236
8 Pneumonia 125
9 Conjunctivitis 54
10 Scabie 20
TABEL 6.1.2.2
Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Puskesmas
Cipayung Umur 1-4 Tahun Tahun 2016
NO Nama Penyakit Jumlah
3 Dermatitis 502
6 Diare 443
9 Tonsilitis 165
10 Asthma 116
Dari data diatas Pola penyakit pada kelompok umur 1-4 tahun
TABEL 6.1.2.3
Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Puskesmas Cipayung
Umur 5-14 Tahun Tahun 2016
No Nama Penyakit Jumlah
3 Dispepsia 1695
5 Demam 502
8 Diare 354
10 Tonsilitis 168
Tabel 6.1.2.4
Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Puskesmas Cipayung Umur
15-44 Tahun Tahun 2016
2 Conjunctivitis 5069
70
3 Dispepsia 4526
4 Hipertensi 1883
5 Arthritis 1582
6 Dermatitis 1341
10 Diare 943
Tabel 6.1.2.5
Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Di Puskesmas Cipayung Umur
45-75 Tahun Tahun 2016
No Nama Penyakit Jumlah
2 ISPA 2537
3 Dispepsia 2258
4 Hipertensi 1256
5 Arthritis 1129
6 Demam 650
9 Diare 471
10 Migrain 377
b) TBC (Tuberculosis)
c) Pneumonia
e) Diare
kasus.
f) Kusta
45 kasus.
h) Malaria
i) Filariasis
6.1.3 Mortalitas
kesehatan.
TABEL 6.1.3
Kematian Bayi / Bumil / Balita
2015 sebanyak 2 orang. Kematian ibu nifas tahun 2016 tidak ada,
6.2.1 Lingkungan
Tabel 6.2.1.1
Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas
UPT Puskesmas Kecamatan Cipayung Kota Depok
Tahun 2016
Kelurahan
Cipayung Cipayung Bojong Jumlah
Laporan
No Jaya Pondok (KAB/KOTA)
tahun 2016
Terong
Jumlah/% Jumlah/% Jumlah/%
1 Jumlah 507 308 418 1233
yang belum
memenuhi
syarat
2 Rumah 120 / 120 / 120 / 360 / 29,20%
dibina 23,67% 38,96% 28,71%
3 Rumah 102 / 85% 108 / 90% 109 / 90% 318 / 88,33%
dibina
memenuhi
syarat
4 Rumah 5.813 / 3.925 / 4.889 / 14.627 /
memenuhi 93,49% 95,15% 94,04% 94,11%
syarat
(Rumah
Sehat)
5 Jumlah 6218 4125 5199 15.542
seluruh
rumah
Sumber : Laporan Kesling UPT Puskesmas Cipayung Tahun 2016
Menurut data diatas didapatkan data persentase Rumah Sehat
Tabel 6.2.1.2
Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas
UPT Puskesmas Kecamatan Cipayung Kota Depok Tahun 2016
Penduduk
dengan akses
Sumur gali terlindungi Sumur Gali dengan pompa Sumur Bor dengan Pompa berkelanjutan
terhadap air
minum layak
Jumlah Penduduk
KELURAHAN
Memenuhi Memenuhi
Memenuhi syarat
syarat syarat
Jumlah pendududk
Jumlah pendududk
Jumlah pendududk
NO
Jumlah sarana
Jumlah sarana
Jumlah sarana
pengguna
pengguna
pengguna
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk
Jumlah
Jumlah sarana
%
pengguna
pengguna
Jumlah
sarana
penduduk
pengguna
Jumlah
Jumlah
sarana
1 Cipayung 28.882 57 228 51 204 2.879 11516 2738 10952,00 3456 10.368 3286 9558 21014 72,758
Cipayung
2 20.496 86 430 66 330 2.140 8560 1741 6964,00 1982 7.928 1705 6820 14114 68,892
jaya
Bojong
3 pondok 40.122 31 124 19 114 3.555 14220 2955 11820,00 1684 6736 1313 5252 17186 42,834
terong
Jumlah 89.500 174 782 136 648 8574 34296 7434 29736 7122 25032 6304 21930 52314 58,451
Sumber : Laporan Kesling UPT puskesmas Kecamatan Cipayung Kota Depok Tahun 2016
76
Dari data diatas terdapat 52.314 penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) dari jumlah penduduk
89.500 penduduk dengan persentase 58,415%. Persentase terbanyak terdapat di Kelurahan Cipayung dengan persentase 72,758% dengan
21.014 penduduk yang mempunyai akses air minum berkualitas (layak) dari jumlah penduduk di Kelurahan Cipayung sebesar 28.882
Penduduk.
Tabel 6.2.1.3
Penduduk dengan akses berkelanjutan sanitasi yang layak (jamban sehat) menurut jenis jamban
UPT Puskesmas Kecamatan Cipayung Kota Depok Tahun 2016
Jenis sarana jamban Penduduk
dengan akses
Sanitasi Layak
Komunal Leher angsa Plesengan Cemplung
(jamban sehat)
Jumlah Penduduk
KELURAHAN
Jumlah sarana
Jumlah sarana
Jumlah sarana
O
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk
Jumlah
Jumlah sarana
pengguna/ %
pengguna/ %
pengguna/ %
%
Jumlah sarana
Jumlah
Jumlah
pengguna/ %
sarana
sarana
penduduk
Jumlah
908/ 18.982/ 91/
1 Cipayung 28.882 242 1.210 182 6.084 30.420 4.746 26 130 18 18 90 13 63/ 70% 20.044 69,4
75,04% 62,4% 70%
77
Bojong
976/ 20.355/ 15/ 102/
3 pondok 40.122 244 1.220 195 5.026 25.130 4.072 8 40 3 29 145 20 21.448 53,5
80% 81% 37% 70,34%
terong
Sumber : Laporan Kesling UPT puskesmas Kecamatan Cipayung Kota Depok Tahun 2016
Menurut data diatas, penduduk dengan akses berkelanjutan sanitasi yang layak (jamban sehat) menurut jenis jamban di Kecamatan
Cipayung dari jumlah penduduk 89.500, di Kelurahan Cipayung dari jumlah penduduk 28.882 yang mempunyai sarana jamban sehat
berjumlah 20.044/69%. Sedangkan di Kelurahan Cipayung Jaya dari total penduduk 20.494 yang mempunyai sarana jamban sehat
berjumlah 12.828/62,55. Di Kelurahan Bojong Pondok Terong dari berjumlah 40.122 yang mempunyai sarana jamban sehat berjumlah
21.448/53,5%.
78
Tabel 6.2.1.4
Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi
UPT Puskesmas Kecamatan Cipayung Kota Depok Tahun 2016
60,
1 Cipayung 20 10 6 16 80,0 10 2 12
0
Cipayung 65,
2 20 8 4 12 60,0 12 1 13
jaya 0
Bojong
44,
3 Pondok 25 12 6 18 72,0 8 3 11
0
Terong
Jumlah 65 30 16 46 70,7 30 6 36 56
6.2.2 Perilaku
Tabel 6.2.2.1
Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat (BER-
PHBS) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas
UPT Puskesmas Kecamatan Cipayung Kota Depok
Tahun 2016
Rumah Tangga
Jumlah %
NO Kecamatan Jumlah %
Jumlah BER- BER-
dipantau dipantau PHBS
PHBS
Cipayung dari total 21.1750 rumah tangga yang melakukan PHBS ada 69,7 %
atau 13.615 rumah tangga. Kelurahan terbanyak yang melakukan PHBS ada
Tabel 6.2.3.1
Cangkupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu
Nifas
UPT Puskesmas Kecamatan Cipayung Kota Depok Tahun 2016
1 Cipayung 612 596 97,4 587 95,9 583 572 98,1 562 96,4 562 96,4
Cipayung 92,8
2 433 418 96,5 408 94,2 414 395 95,4 384 92,8 384
Jaya
Bojong
3 Pondok 848 833 98,2 823 97,1 810 815 100,6 786 97,0 799 98,7
Terong
Jumlah 1.893 1.847 97,6 1.818 96,0 1.807 1.782 98,6 1.732 95,8 1.745 96,6
Menurut data Cangkupan Kunjungan ibu Hamil, persalinan ditolong tenaga kesehatan, dan pelayanan kesehatan
ibu nifas di Kecamatan Cipayung dari total 1.807 ibu bersalin/nifas terdapat 1.782/98,6% ibu yang persalinannya
ditolong oleh tenaga Kesehatan dan terdapat 1.732 yang mendapatkan pelayanan Kesehatan nifas.
Tabel 6.2.3.2
Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal
UPT Puskesmas Kecamatan Cipayung Kota Depok Tahun 2016
Perkiraan Neonatal
Perkiraan Jumlah Bayi Penanganan komplikasi Neonatal
Komplikasi
Bumil
Jumlah Ibu
No Kelurahan Dengan L P L+P
Hamil
Komplikasi L p L+P L P L+P
Kebidanan % % %
Cipayung
2 433 87 207 196 403 31 29 60 16 51,5 5 17,0 21 34,7
Jaya
Bojong
3 Pondok 848 170 404 384 788 61 58 118 34 56,1 52 90,3 86 72,8
Terong
Jumlah 1893 379 902 856 1.758 135 128 264 68 50,3 74 57,6 142 53,8
82
Menurut data jumlah penanganan komolikasi neonatal di Puskesmas Kecamatan Cipayung darijumlah bayi 1.758
bayi diperkirakan yang mengalamai komplikasi nenonatal sebanyak 264 bayi dan yang mendapatkan penanganan
PEMBAHASAN
2016
Puskesmas Cipayung, dari data tersebut jelas bahwa penyakit tersebut adalah
kesehatan itu sendiri dipengaruhi oleh angka kejadian morbilitas, salah satu
7.1.1 ISPA
inap maupun rawat jalan. Anak di bawah lima tahun adalah kelompok
83
84
batuk pilek, seperti rinitis, faringitis tonsilitis dan penyakit jalan napas
kedalam pola 10 besar penyakit semua umur dan berada pada posisi
kedua dengan jumlah kasus 12.674 kejadian disemua umur. Selain itu
namun menurut hasil yang didapatkan dalam penelitian ini, anak laki-
tentang perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian ISPA pada
terhadap balita, selain itu kesadaran masyarakat itu sendiri dan peran
tinggal di rumah yang tidak sehat mempunyai resiko 6,8 kali lebih
Cipayung cukup baik karena dari jumlah rumah yang ada diseluruh
yang tidak memenuhi syarat rumah sehat atau dapat kita tahu
syarat dengan jumlah 1.233 rumah itu tentu saja masih dapat
dll. Oleh sebab itu meningkatkan jumlah rumah sehat itu sendiri
dan pendapatan.
hidup. Air bersih dapat berasal dari air sumur, air pipa, air telaga,
air sungai dan mata air. Penduduk di negara kita masih banyak
89
meningkat.
aspek dinding sumur ada 2 (20%) tidak terbuat dari batu yang
disemen. Dari aspek lantai sumur ada 2 (20%) tidak diplester, lebar
lantai 80 cm. Dari aspek atap sumur ada 7 (70%) tidak memiliki
aspek jarak jamban dengan sumur gali ada 2 (20%) yang memiliki
memiliki jarak < 11 meter dari jamban. Dari aspek jarak sumber
bahwa air sumur yang baik itu berasal dari air yang berada di dalam
air hujan dan menghindari ada yang jatuh kedalam sumur dan
masyarakat salah satunya untuk minum, oleh karena itu kualitas air
dinding sumur, lantai sumur, bibir sumur dan atap sumur, jarak
jamban dengan sumur gali dan jarak sumber pencemar lain dari
dan kerja bakti merawat sumur dan sumber air lainya, memantau
hanya 54.310 jiwa atau 60,7% saja yang memiliki akses sanitasi
sehat sangat penting dan wajib salah satu caranya adalah dengan
satu per satu, selain itu peran masyarakat itu sendiri sangat penting
95
salah satunya menjaga jamban agar tetap bersih dan sehat, selalu
2016).
dimakan.
hygiene sanitasi makanan dan minuman dalam hal ini enam prinsip
97
oleh karena itu sudah jadi tanggung jawab setiap tempat yang
21.750 jiwa hanya 13.615 jiwa yang melakukan PHBS. Oleh sebab
pada tahun 2012, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
rumah warga ada beberapa warga yang sedang tidak berada di rumah
Kesehatan
kelahiran hidup dari yang sebelumnya menurut SDKI tahun 200 adalah
(MDGs) tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga
kehamilan dan infeksi pada masa nifas. Perdarahan disebabkan karena ibu
manajemen infeksi, dan hal ini terkait dengan tenaga yang membantu
dengan standar program kesehatan ibu dan anak, daerah dan pusat. Sistem
secara optimal.
akan tetapi walaupun angka kunjunganya cukup baik tetap saja masih ada
Karena, apabila penanganan ibu hamil salah satunya tidak ditangani oleh
serta keterjangkauan lokasi apabila terdapat ibu hamil yang lokasinya jauh
maka petugas puskesmas itu sendiri yang mandatangi ibu hamilnya untuk
bayi baru lahir esensial sehingga bayi dapat beradaptasi dengan perubahan
104
rahim perlu difasilitasi oleh orang terdekat dengan bayi, biasanya orang
tua dan tenaga kesehatan yang menolong proses persalinan dan pemeriksa
rumah ibu.
maka makin rendah angka kematian bayi dan balita. Di Indonesia akses ke
kesehatan/dukun.
komplikasi neonatal.
kesehatan pada waktu hamil tidak memenuhi syarat 2,6 kali kemungkinan
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
terbesar dan salah satu nya adalah penyakit ISPA yang cukup tinggi
Kecamatan Cipayung seperti rumah sehat, kualitas air minum layak, akses
Cipayung ada 89.500 jiwa hanya 52.314 jiwa atau hanya 58,451% yang
dapat mengkases air minum yang layak. Dari jumlah penduduk tersebut
juga, hanya 54.310 jiwa atau 60,7% yang memiliki akses jamban sehat. Dari
Sehat. Dimana dari total 21.1750 rumah tangga, yang melakukan PHBS ada
106
107
komplikasi neonatal. Dari hasil data cakupan kunjungan ibu hamil dimana
ada 1.893 ibu hamil dan yang berkunjung pada kunjungan pertama ada
1.847 ibu hamil, sedangkan pada kunjungan keempat terdapat 1.818 ibu
hamil. Dari 1.807 ibu bersalin yang persalinan nya ditolong oleh tenaga
hasil data rumah sehat, akses air minum layak, PHBS dan penanganan
kesehatan mendapatkan hasil diatas target namun, dengan masih ada nya ibu
8.2 Saran
8.2.1 Mahasiswa
8.2.2 STIKIM
pelayanan.
109
Rajawali Pers
Depkes RI. 2011. Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. Jakarta : Ditjen PPM
dan PL
Dinas Kesehatan Kota Depok Profil kesehatan Kota Depok Data LB 1 SIMPUS.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Resume Tabel Profil Kesehatan di Provinsi
Jawa Barat SP3 (LB1) Dinkes Provinsi Jawa Barat pola penyakit Penderita
xii
Domili, M.F. 2013. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Haryono, Tri Joko. 2013. Pemanfaatan Dukun Bayi dan Bidan dalam
Indonesia, 2014
BAPENAS, 2012
Nandang, S & Nuniek, T.W. 2016. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
xiii
Notoatmodjo, Soekidjo.2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
Puskesmas Cipayung Kota Depok Buku Profil Puskesmas Cipayung Kota Depok
Kesehatan 2009; 2
Taluke, Y. 2016 Gambaran Kondisi Fisik, Kualitas Air Dan Perilaku Pengguna
xiv