Kelompok B-3
Disusun Oleh :
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di negara berkembang, khususnya didaerah yang penduduknya berpendidikan rendah
dan tingkat ekonomi rendah, pengetahuan ibu mengenai perawatan dan pemberian
makanan bayi khususnya mengenai manfaat air susu ibu (ASI) sangat kurang. Umumnya
pengetahuan tentang perawatan dan pemberian makanan bayi diperoleh dari keluarga
ataupun teman. Untuk menghindari kebiasaan yang salah, diperlukan bantuan petugas
kesehatan untuk memberikan pengarahan yang tepat. Pada masa menyusui, ibu sering
mengalami problema (mendapat kesulitan) dalam hal menyusui bayinya. Jika problema
ini tidak dapat diatasi, jelas akan mengganggu kesinambungan pelaksanaan pemberian
ASI. Untuk mendapatkan ASI yang memadai untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi, kerjasama antara ibu (keluarga) dengan petugaskesehatan mutlak diperlukan.
Kerjasama ini harus dimulai pada kehamilan trimester pertama.
Penggunaan obat pada ibu hamil dan menyusui dapat menyebabkan efek yang tidak
dikehendaki pada janin selama masa kehamilan. Selama kehamilan dan menyusui,
seorang ibu dapat mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang
membutuhkan obat. Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode
organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih besar.
Di sisi lain, banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-obatan yang dapat
memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang disusui, banyak obat yang dapat
melintasi plasenta, maka penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati. Dalam
plasenta obat mengalami proses biotransformasi, mungkin sebagai upaya perlindungan
dan dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif, yang bersifat
teratogenik/dismorfogenik. Obat-obat teratogenik atau obat-obat yang dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam
pertumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Kehamilan
1. Awal proses kehamilan
Kehamilan (alamiah)terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam
indung telur wanita olehsperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena sperma
masuk ke indung telurmelalui saluran rahim pada saat melakukan berhubungan
badan.
Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya. Dilain
tubuh pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah besar. Rata-rata
setiap semprotan air mani mengandung 100-200 juta sperma. Namun dari jumlah
tersebut hanya satu yang berhasil menembus indung telur dan membuahi sel telur.
Ini merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk memilih bibit yang terbaik.
Apabila pembuahan ini berhasil, dari satu sel telur yang telah dibuahi dan
berukuran 0.2 mm akan terus berkembang biak dan berpindah ke dalam rahim.
Kurang lebih sekitar 7-10 hari setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi
akan masuk dan menempel di selaput dalam rahim. Dianalogikan dengan kasur,
selaput dalam rahim ini tebal dan lunak sehingga bisa melindungi sel telur yang
telah dibuahi. Pada tahap ini kehamilan sudah dimulai.
Selama ini sel telur yang telah dibuahi tersebut terus berbiak dan membentuk
semacam akar/rambut yang halus. Ini menyerap gizi yang terkandung dalam
selaput dalam rahim sehingga bisa terus berkembang. Rambut-rambut halus ini
nantinya memiliki fungsi yang sangat penting untuk janin.
Pada sekitar hari ke 5, sel teluryang telah dibuahi dan keluar dari indung telur
sudah berbentuk sebagai satugaris. Pertama yang yang terbentuk adalah syaraf.
Perkembangan berikutnyaterbagi dua yaitu otak dan sumsum. Segera setelah ini
cikal bakal organ tubuhpenting seperti jantung, pembuluh darah, otot, dll sudah
mulai terbentuk.
Dilain pihak plasenta (ari-ari) yang berfungsi menyelimuti janin selama proses
kehamilan juga sudah mulai terbentuk. Sampai usia kehamilan 3 minggu ini janin
masih belum bisa dideteksi. Pada saat ini kepala bayi kurang lebih setengah dari
panjang badan, dimana badan bayi masih tampak seperti ekor saja.
2. Proses Kehamilan dan Perkembangan Janin Dalam Kandungan
Proseskehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel
sperma hinggaterjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama
40 minggu atau280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia
kehamilan sendiriadalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi
(tanggalbersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.
Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai
dengan pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.
a. Trimester Pertama (Minggu 0 12)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode
germinal sampai periode terbentuknya fetus.
1. Periode Germinal (Minggu 0 3)
Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2
dari hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma
bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus
(endometrium).
2. Periode Embrio (Minggu 3 8 )
Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur
anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk,
sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari
blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
3. Periode Fetus (Minggu 9 12)
Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat
dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.
B. Menyusui
a. Bagaimana cara menyusui bayi yang benar
The American Academy of Pediatrics merekomendasikan ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama dan selanjutnya minimal selama 1 tahun.
WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan,
menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan, menyusui setiap kali bayi
mau, tidak menggunakan botol dan dot. Menyusui sebaiknya dilakukan
sesegera mungkin setelah melahirkan. Bayi dan ibu yang melakukan proses
menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan memiliki keberhasilan
yang lebih besar dari mereka yang menundanya. Bayi baru lahir sebaiknya
disusui setiap 2-3 jam sampai bayi merasa puas. Menyusui minimal 5 menit
pada masing-masing payudara pada hari pertama setelah melahirkan dan
semakin meningkat frekuensinya setiap hari sehingga dapat meningkatkan
produksi ASI optimal. Waktu menyusui 20 menit pada masing-masing
payudara cukup untuk bayi. Tidak perlu membatasi waktu menyusui.
Frekuensi menyusui yang sering dapat meningkatkan produksi ASI, mencegah
payudara nyeri dan sakit karena penumpukan dan penggumpalan ASI, dan
meminimalkan kemungkinan bayi menjadi kuning.
Jumlah ASI yang normal diproduksi pada akhir minggu pertama
setelah melahirkan adalah 550 ml per hari. Dalam 2-3 minggu, produksi ASI
meningkat sampai 800 ml per hari. Jumlah produksi ASI dapat mencapai 1,5-2
L per harinya. Jumlah produksi ASI tergantung dari berapa banyak bayi
menyusu. Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak hormon prolaktin
dilepaskan, dan semakin banyak produksi ASI. Menyusui dapat berkaitan
dengan ketidaknyamanan pada payudara. Nyeri pada puting dapat diberikan
krim vaselin. Perubahan posisi menyusui untuk memutar titik stres pada
puting juga sebaiknya dilakukan. Sebaiknya bayi berhenti dahulu menghisap
puting sebelum mengangkatnya dari payudara.
Wanita yang menyusui membutuhkan 500-1000 kalori lebih banyak
dari wanita yang tidak menyusui. Wanita menyusui rentan terhadap
kekurangan magnesium, vitamin B6, folat, kalsium, dan seng. ASI tidak
memiliki suplai zat besi yang cukup untuk bayi prematur atau bayi berusia
lebih dari 6 bulan. Karena itu suplementasi zat besi sebaiknya diberikan pada
ibu menyusui dengan bayi prematur. Nutrisi yang tidak adekuat dan stres
dapat menurunkan jumlah produksi ASI.
Terdapat berbagai posisi untuk menyusui namun posisi yang baik
adalah dimana posisi kepala dan badan bayi berada pada garis yang lurus
sehingga bayi dapat menyusui dengan nyaman. Selain itu posisi ibu pun harus
nyaman. Cara menyusui yang benar adalah :
1. Cobalah untuk menyangga punggung, bahu, dan leher bayi. Bayi
sebaiknya dapat menggerakkan kepalanya ke depan dan ke belakang
dengan mudah.
2. Letakkan bayi dengan posisi hidungnya setara dengan puting sehingga
bayi akan melekat sempurna dengan payudara.
3. Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar dengan lidah di bawah, ibu
dapat membuat bayi dalam posisi ini dengan merangsang bibir bagian atas
bayi dengan jari ibu.
4. Bayi anda akan mendekatkan kepalanya ke payudara dengan dahi terlebih
dahulu.
5. Bayi akan membuka mulutnya lebar untuk mencakup putting dan
lingkaran gelap di sekitar puting, puting ibu sebaiknya berada pada langit-
langit mulut bayi.
6. Untuk merangsang bayi melepaskan mulutnya dari puting, dengan lembut
letakkan ujung jari ibu pada sudut mulut bayi dan bayi akan secara
otomatis membuka mulutnya. Jangan menarik secara paksa karena akan
menimbulkan luka pada putting.
j. Mastitis
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2% wanita
yang menyusui. Mastitis umum terjadi pada minggu 1-5 setelah melahirkan.
Mastitis ditandai dengan nyeri pada payudara, kemerahan, area payudara yang
membengkak, demam, menggigil, dan lemah. Penyebabnya adalah infeksi
Stafilokokus aureus. Mastitis ditangani dengan pemberian antibiotika.
h. Tumor Payudara
Tumor payudara yang dijumpai pada masa laktasi, sebaiknya
dilakukan pemeriksaan biopsi tanpa menghentikan laktasi. Dari pemeriksaan
patologi sediaan biopsi ini, sikap tentang laktasi diputuskan. Laktasi dapat
dilanjutkan jika tumor jinak, kemudian tumor dieksterpasi (dibuang).Jika ibu
mendesak untuk segera dilakukan ekstirpasi, maka permintaan ini dikabulkan
tanpa menghentikan laktasi. Jika ternyata jenis tumor ganas (kanker), maka
laktasi segera dihentikan (bayi disapih). Kanker payudara lebih sering
dijumpai pada kelompok ibu yang tidakmenyusui bayinya dibandingkan
dengan kelompok ibu yang menyusui bayi.
D. Prinsip penggunaan Obat pada ibu menyusui dan ibu hamil (BUMIL)
Sedapat mungkin hindari saat TS 1
Pertimbangkan manfaat dan resiko
Hindari obat baru
Pilih obat dengan kategori aman
Utamakan monoterapi
Gunakan dosis efektif terendah
Durasi sesingkat mungkin
Pertimbangkan manfaat dan resiko
Hindari obat baru
Pilih obat dengan kategori aman
Utamakan monoterapi
Gunakan dosis efektif terendah
Durasi sesingkat mungkin
Hindari atau hentikan sementara menyusu
Jika suatu obat digunakan selama menyusui, maka bayi harus dipantau secara
cermat terhadap efek samping yang mungkin terjadi