Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PRAKTIKUM FARMASETIKA

IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Kelompok B-3
Disusun Oleh :

1. Siti Fatimah (20144071A)


2. Dinny Fitriani (20144076A)
3. Istiqomah (20144079A)
4. Sintya Yunda Amanda (20144080A)

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di negara berkembang, khususnya didaerah yang penduduknya berpendidikan rendah
dan tingkat ekonomi rendah, pengetahuan ibu mengenai perawatan dan pemberian
makanan bayi khususnya mengenai manfaat air susu ibu (ASI) sangat kurang. Umumnya
pengetahuan tentang perawatan dan pemberian makanan bayi diperoleh dari keluarga
ataupun teman. Untuk menghindari kebiasaan yang salah, diperlukan bantuan petugas
kesehatan untuk memberikan pengarahan yang tepat. Pada masa menyusui, ibu sering
mengalami problema (mendapat kesulitan) dalam hal menyusui bayinya. Jika problema
ini tidak dapat diatasi, jelas akan mengganggu kesinambungan pelaksanaan pemberian
ASI. Untuk mendapatkan ASI yang memadai untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi, kerjasama antara ibu (keluarga) dengan petugaskesehatan mutlak diperlukan.
Kerjasama ini harus dimulai pada kehamilan trimester pertama.
Penggunaan obat pada ibu hamil dan menyusui dapat menyebabkan efek yang tidak
dikehendaki pada janin selama masa kehamilan. Selama kehamilan dan menyusui,
seorang ibu dapat mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang
membutuhkan obat. Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode
organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih besar.
Di sisi lain, banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-obatan yang dapat
memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang disusui, banyak obat yang dapat
melintasi plasenta, maka penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati. Dalam
plasenta obat mengalami proses biotransformasi, mungkin sebagai upaya perlindungan
dan dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif, yang bersifat
teratogenik/dismorfogenik. Obat-obat teratogenik atau obat-obat yang dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam
pertumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Kehamilan
1. Awal proses kehamilan
Kehamilan (alamiah)terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam
indung telur wanita olehsperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena sperma
masuk ke indung telurmelalui saluran rahim pada saat melakukan berhubungan
badan.
Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya. Dilain
tubuh pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah besar. Rata-rata
setiap semprotan air mani mengandung 100-200 juta sperma. Namun dari jumlah
tersebut hanya satu yang berhasil menembus indung telur dan membuahi sel telur.
Ini merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk memilih bibit yang terbaik.
Apabila pembuahan ini berhasil, dari satu sel telur yang telah dibuahi dan
berukuran 0.2 mm akan terus berkembang biak dan berpindah ke dalam rahim.
Kurang lebih sekitar 7-10 hari setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi
akan masuk dan menempel di selaput dalam rahim. Dianalogikan dengan kasur,
selaput dalam rahim ini tebal dan lunak sehingga bisa melindungi sel telur yang
telah dibuahi. Pada tahap ini kehamilan sudah dimulai.
Selama ini sel telur yang telah dibuahi tersebut terus berbiak dan membentuk
semacam akar/rambut yang halus. Ini menyerap gizi yang terkandung dalam
selaput dalam rahim sehingga bisa terus berkembang. Rambut-rambut halus ini
nantinya memiliki fungsi yang sangat penting untuk janin.
Pada sekitar hari ke 5, sel teluryang telah dibuahi dan keluar dari indung telur
sudah berbentuk sebagai satugaris. Pertama yang yang terbentuk adalah syaraf.
Perkembangan berikutnyaterbagi dua yaitu otak dan sumsum. Segera setelah ini
cikal bakal organ tubuhpenting seperti jantung, pembuluh darah, otot, dll sudah
mulai terbentuk.
Dilain pihak plasenta (ari-ari) yang berfungsi menyelimuti janin selama proses
kehamilan juga sudah mulai terbentuk. Sampai usia kehamilan 3 minggu ini janin
masih belum bisa dideteksi. Pada saat ini kepala bayi kurang lebih setengah dari
panjang badan, dimana badan bayi masih tampak seperti ekor saja.
2. Proses Kehamilan dan Perkembangan Janin Dalam Kandungan
Proseskehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel
sperma hinggaterjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama
40 minggu atau280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia
kehamilan sendiriadalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi
(tanggalbersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.
Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai
dengan pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.
a. Trimester Pertama (Minggu 0 12)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode
germinal sampai periode terbentuknya fetus.
1. Periode Germinal (Minggu 0 3)
Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2
dari hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma
bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus
(endometrium).
2. Periode Embrio (Minggu 3 8 )
Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur
anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk,
sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari
blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
3. Periode Fetus (Minggu 9 12)
Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat
dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.

b. Trimester kedua (Minggu 12 24)


Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada
minggu ke-18kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi
(USG) untuk mengecekkesempurnaan janin, posisi plasenta dan
kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku,kulit dan rambut berkembang
dan mengeras pada minggu ke 20 21. Inderapenglihatan dan
pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapatmembuka
dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia
denganpanjang 30 cm.
c. Trimester ketiga (24 -40)
Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin
menunjukkanaktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau
menonjok serta diasudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa
tidurnya jauh lebih lamadibandingkan masa bangun. Paru-paru
berkembang pesat menjadi sempurna.
Pada bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap
untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang
50 cm. Untuk lebih jelasnya lihat Perkembangan bayi dalam
kandungan (Sumber: Majalah Kesehatan).

3. Proses Kelahiran Anak Perlu Diketahui Para Ibu


Kelahiran adalah merupakan pengakhiran kepada proses kehamilan dan juga
merupakan permulaan kepada sebuah kehidupan manusia. Ada beberapa hal
mengenai proses kelahiran anak yang penting untuk diketahui para ibu untuk
menyiapkan dirinya. Berikut di antaranya:
a. Tidak seperti di film. Seringkali, di film-film, kita melihat, ketika si aktris
yang memerankan peran ibu hamil, saat air ketubannya pecah, semua
orang panik, si ibu terhuyung-huyung, mengalami kontraksi mendadak
yang luar biasa, lalu berteriak memanggil taksi. Padahal, dalam kehidupan
nyata, tidak selalu sedramatis itu. Air ketuban umumnya pecah saat
menjelang kelahiran anak, dan meski pun pecah duluan, tak harus bergegas
dan berlarian ke rumah sakit. Tentu, Anda harus segera menemui dokter
kandungan, tetapi bukan berarti Anda bisa berteriak-teriak sambil berlari-
lari di tengah jalan. Di kehidupan nyata, setiap proses kelahiran bayi itu
sangat unik dan spesial.
b. Tanggal kelahiran, lebih tepatnya, bulan kelahiran. Sebuah proses
kehamilan yang lengkap berlangsung antara 37-42 minggu. Tanggal
perkiraan kelahiran adalah sebuah perkiraan, bukan tenggat waktu pasti.
Kebanyakan bayi bahkan terlahir sebelum atau setelah tanggal perkiraan,
rata-rata anak lahir 4 hari sesudah tanggal perkiraan yang dibuat oleh para
dokter. Memang agak sulit untuk merencanakan seluruh bulan sebagai
momen kelahiran, namun tanggal kelahiran pun terlalu spesifik. Yah, kita
hanya bisa bersiap menunggu kelahiran si kecil dan tidak terpaku pada
tanggal yang diberikan oleh para dokter.
c. Proses kelahiran melewati fase yang khusus dan memiliki tantangan yang
berbeda-beda. Proses kelahiran adalah sebuah proses yang ritmis.
Kelahiran yang terlalu dini umumnya akan berlangsung lama, namun lebih
mudah ditangani ketimbang kelahiran yang aktif, yang umumnya
membutuhkan lebih banyak fokus dan teknik mengatasi rasa sakit.
Mendorong bayi keluar di akhiran adalah suatu hal yang berbeda dan bisa
menjadi sebuah perubahan. Memahami tahapan-tahapan kelahiran akan
membantu Anda untuk menghadapinya dengan cara yang berbeda-beda.
d. Epidural adalah satu dari sekian banyak cara untuk menghadapi kelahiran.
Ada banyak debat yang mempertanyakan apakah epidural adalah hal yang
baik atau tidak untuk diberikan kepada ibu yang sedang dalam proses
melahirkan. Satu jawabannya adalah, tergantung. Epidural yang terlalu
dini disuntikkan akan memperlambat proses dan membuat diperlukan
intervensi medis. Namun, epidural yang diberikan terlambat, saat ibu
sudah sangat kelelahan, bisa mempercepat kelahiran, dan mengurangi
kemungkinan intervensi. Coba lupakan sejenak mengenai baik atau buruk
yang menyangkut epidural, tetapi penuhi pengetahuan Anda mengenai
risiko dan keuntungan dari obat tersebut, serta pelajari teknik cara
menghadapi proses kelahiran yang menyakitkan, lalu lihat bagaimana
perjalanan proses kelahiran bayi Anda.
e. Filosofi dari petugas medis yang Anda percayakan sangat berpengaruh.
Beberapa dokter percaya bahwa ia harus secara aktif menghadapi proses
kelahiran, dan mengenalkan teknologi medis seputar penanganan proses
kelahiran, bahkan sebelum terjadi kebutuhan, sebagai pencegahan.
Lainnya, ada yang percaya bahwa kelahiran seharusnya berjalan alami dan
penanganan intervensi medis sebaiknya hanya dilakukan saat mulai terjadi
hal-hal yang di luar kewajaran. Dengan begini, proses kelahiran akan
sangat berpengaruh oleh siapa yang membantu Anda. Bicarakanlah kepada
petugas medis yang menangani Anda mengenai filosofinya membantu
kelahiran. Pastikan hal tersebut sesuai dengan pemahaman Anda.
f. Bidan atau dokter kandungan mungkin tak akan selalu bersama Anda. Hal
ini bisa jadi hal yang mengejutkan bagi banyak pasangan, namun
seringkali terjadi. Dokter kandungan atau bidan yang Anda percayakan
untuk mengurusi kesehatan kandungan Anda mungkin tidak akan selalu
ada untuk Anda. Umumnya, mereka akan menyarankan kapan Anda
sebaiknya memeriksakan kandungan dan perkembangan kehamilan secara
periodik. Namun, secara umum, mereka kemungkinan tidak akan ada di
sana untuk membimbing Anda setiap waktu. Biasanya, mereka akan ada di
akhiran, saat si bayi hampir lahir. Bidan biasanya akan ada bersama Anda
lebih lama, namun, itu pun tergantung. Inilah alasan mengapa kelas-kelas
kelahiran akan sangat berarti.
g. Kelahiran yang diinduksi biasanya berakhir pada C-Section. Ekspektasi
untuk membuat proses kelahiran terus berjalan dan tak terhenti pada
kecepatan yang tidak realistis akan mendorong penggunaan pitocin
berlebihan, yang bisa menggandakan kemungkinan harus di-Caesar.
Penggunaan pitocin harus terus dimonitor, artinya, ibu tidak boleh banyak
bergerak saat proses. Namun, mengubah posisi sebenarnya bisa membantu
proses kelahiran dan membantu atasi rasa sakit. Intinya, coba hindari
induksi sebisa mungkin kecuali memang secara medis, sangat diperlukan.
h. Banyak beristirahat di awal proses kelahiran bisa mengurangi
kemungkinan proses kelahiran caesar. Saat Anda dan dokter mengetahui
bahwa kelahiran Anda berada dalam keadaan sehat dan baik, Anda bisa
mencoba beristirahat dan tidak panik saat kontraksi mulai terjadi. Satu hal
yang bisa Anda pegang adalah untuk mencoba mengikuti aturan 411.
Artinya, barulah mulai proses di ruang bersalin saat kontraksi berselang
selama 4 menit, setiap kontraksi berlangsung selama 1 menit, serta hal ini
sudah berlangsung selama 1 jam. Bicarakan hal ini dengan bidan atau
dokter, namun, siapkan diri Anda untuk bersantai sebelum proses
kelahirannya benar-benar dimulai, gunanya, agar Anda tidak terlalu cepat
kelelahan atau terlalu cepat diinduksi karena panik sudah ada di ruang
bersalin dan merasa harus segera melahirkan.
i. Kelahiran termasuk hal fisiologis. Kontraksi memang berlangsung sangat
menyakitkan bagi tubuh dan bahkan prosesnya terasa sangat melelahkan.
Namun, faktanya, tubuh kita sudah didesain sedemikian rupa. Tak seperti
hal menyakitkan lainnya, proses kelahiran tidak mengindikasikan adanya
bagian tubuh yang rusak atau ada yang salah. Ada banyak cara yang bisa
Anda lakukan untuk membantu melewati proses tersebut. Coba ikuti kelas-
kelas seputar kelahiran, dapatkan dukungan kelahiran dari ahlinya, dan
pelajari mengenai proses kelahiran.
j. Proses kelahiran bukan mengenai bagaimana Anda melakukannya. Survei
atas ribuan ibumenemukan bahwa bukan masalah apakah Anda mendapat
suntik epidural atau tidakyang membuat sebuah proses kelahiran menjadi
sebuah pengalaman positif.Melainkan lebih kepada bagaimana si ibu
diperlakukan dengan nyaman dan penuhhormat saat momen yang rapuh.
Wanita dengan ekspektasi realistik cenderunglebih bahagia menghadapi
proses kelahiran anaknya. Hal ini berarti memahamiapakah Anda bisa
mengkontrol apa yang bisa Anda kontrol. Sebisa kita menghapuskonsepsi
proses kelahiran yang sempurna, maka konsepsi pelahiran tak
sempurnapun akan menghilang bersamanya. Toh, yang terpenting adalah
si ibu dan si bayisehat, kan?

B. Menyusui
a. Bagaimana cara menyusui bayi yang benar
The American Academy of Pediatrics merekomendasikan ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama dan selanjutnya minimal selama 1 tahun.
WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan,
menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan, menyusui setiap kali bayi
mau, tidak menggunakan botol dan dot. Menyusui sebaiknya dilakukan
sesegera mungkin setelah melahirkan. Bayi dan ibu yang melakukan proses
menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan memiliki keberhasilan
yang lebih besar dari mereka yang menundanya. Bayi baru lahir sebaiknya
disusui setiap 2-3 jam sampai bayi merasa puas. Menyusui minimal 5 menit
pada masing-masing payudara pada hari pertama setelah melahirkan dan
semakin meningkat frekuensinya setiap hari sehingga dapat meningkatkan
produksi ASI optimal. Waktu menyusui 20 menit pada masing-masing
payudara cukup untuk bayi. Tidak perlu membatasi waktu menyusui.
Frekuensi menyusui yang sering dapat meningkatkan produksi ASI, mencegah
payudara nyeri dan sakit karena penumpukan dan penggumpalan ASI, dan
meminimalkan kemungkinan bayi menjadi kuning.
Jumlah ASI yang normal diproduksi pada akhir minggu pertama
setelah melahirkan adalah 550 ml per hari. Dalam 2-3 minggu, produksi ASI
meningkat sampai 800 ml per hari. Jumlah produksi ASI dapat mencapai 1,5-2
L per harinya. Jumlah produksi ASI tergantung dari berapa banyak bayi
menyusu. Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak hormon prolaktin
dilepaskan, dan semakin banyak produksi ASI. Menyusui dapat berkaitan
dengan ketidaknyamanan pada payudara. Nyeri pada puting dapat diberikan
krim vaselin. Perubahan posisi menyusui untuk memutar titik stres pada
puting juga sebaiknya dilakukan. Sebaiknya bayi berhenti dahulu menghisap
puting sebelum mengangkatnya dari payudara.
Wanita yang menyusui membutuhkan 500-1000 kalori lebih banyak
dari wanita yang tidak menyusui. Wanita menyusui rentan terhadap
kekurangan magnesium, vitamin B6, folat, kalsium, dan seng. ASI tidak
memiliki suplai zat besi yang cukup untuk bayi prematur atau bayi berusia
lebih dari 6 bulan. Karena itu suplementasi zat besi sebaiknya diberikan pada
ibu menyusui dengan bayi prematur. Nutrisi yang tidak adekuat dan stres
dapat menurunkan jumlah produksi ASI.
Terdapat berbagai posisi untuk menyusui namun posisi yang baik
adalah dimana posisi kepala dan badan bayi berada pada garis yang lurus
sehingga bayi dapat menyusui dengan nyaman. Selain itu posisi ibu pun harus
nyaman. Cara menyusui yang benar adalah :
1. Cobalah untuk menyangga punggung, bahu, dan leher bayi. Bayi
sebaiknya dapat menggerakkan kepalanya ke depan dan ke belakang
dengan mudah.
2. Letakkan bayi dengan posisi hidungnya setara dengan puting sehingga
bayi akan melekat sempurna dengan payudara.
3. Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar dengan lidah di bawah, ibu
dapat membuat bayi dalam posisi ini dengan merangsang bibir bagian atas
bayi dengan jari ibu.
4. Bayi anda akan mendekatkan kepalanya ke payudara dengan dahi terlebih
dahulu.
5. Bayi akan membuka mulutnya lebar untuk mencakup putting dan
lingkaran gelap di sekitar puting, puting ibu sebaiknya berada pada langit-
langit mulut bayi.
6. Untuk merangsang bayi melepaskan mulutnya dari puting, dengan lembut
letakkan ujung jari ibu pada sudut mulut bayi dan bayi akan secara
otomatis membuka mulutnya. Jangan menarik secara paksa karena akan
menimbulkan luka pada putting.

b. Keuntungan Menyusui bagi Bayi


ASI menyediakan nutrisi lengkap bagi bayi. ASI mengandung protein,
mineral, air, lemak, serta laktosa. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi
dan energi selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan
kedua dalam tahun pertama, dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun kedua.
ASI juga menyediakan perlindungan terhadap infeksi dan penyembuhan yang
lebih cepat dari infeksi. Imunoglobulin A terdapat dalam jumlah yang banyak
di dalam kolostrum sehingga memberikan bayi tersebut kekebalan tubuh pasif
terhadap infeksi. Terdapat faktor bifidus di dalam air susu ibu yang
menyebabkan pertumbuhan dari Lactobacillus bifidus yang dapat menurunkan
kumpulan bakteri patogen (menyebabkan penyakit pada manusia) penyebab
diare.
Berdasarkan penelitian di negara maju, ASI dapat menurunkan angka
infeksi saluran pernapasan bawah, otitis media (infeksi pada telinga tengah),
meningitis bakteri (radang selaput otak), infeksi saluran kemih, diare, dan
necrotizing enterocolitis. Karena protein yang terdapat pada ASI adalah
protein yang spesifik untuk manusia, maka pengenalan lebih lama terhadap
protein asing atau protein lain yang terdapat di dalam susu formula, dapat
mengurangi dan memperlambat terjadinya alergi.

c. Keuntungan bagi Ibu


Hormon oksitosin dilepaskan selama menyusui yang menyebabkan
peningkatan kontraksi rahim, mencegah involusi rahim, dan menurunkan
angka kejadian perdarahan setelah melahirkan. Wanita yang menyusui,
menurunkan angka kejadian kanker indung telur dan kanker payudara setelah
menopause sesuai dengan lamanya waktu dia menyusui. Wanita yang
menyusui juga dapat mengurangi angka kejadian osteoporosis dan patah
tulang panggul setelah menopause, serta menurunkan kejadian obesitas karena
kehamilan. Meyusui dapat menciptakan ikatan antara ibu dengan bayi yang
juga dapat mengurangi biaya dibandingkan dengan pemakaian susu formula.
Menyusui memperlambat ovulasi (keluar dan matangnya sel telur) setelah
melahirkan sehingga menjadi suatu bentuk KB alamiah.

d. Tanda bahwa bayi menyusu dengan benar


Mulut bayi seluruhnya tertangkup di puting dan payudara
Dahi bayi menyentuh payudara
Payudara tidak nyeri ketika disusui
Apabila ibu dapat melihat daerah gelap di sekitar payudaranya, maka ibu
seharusnya melihat daerah gelap tersebut lebih banyak di atas bibir bayi
bagian atas dibandingkan bibir bagian bawah
Pipi bayi tidak tertekan atau tetap pada posisinya
Bayi anda secara teratur menghisap dan menelan ASI, normal apabila
sesekali bayi berhenti
Apabila bayi sudah selesai menyusu maka dia akan melepaskan puting
dengan sendirinya

e. Tanda bahwa bayi mendapatkan ASI dalam jumlah cukup adalah :


Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama
(100-200 g setiap minggu)
Puting dan payudara ibu tidak luka
Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil minimal 6-8
kali sehari dan buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
Apabila bayi selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi
dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali
setiap harinya.

f. Hal yang Harus Diperhatikan ketika Menyusui


Beberapa hal yang membuat menyusui tidak diperkenankan adalah :
Ibu yang menggunakan obat-obatan terlarang atau alkohol dalam
jumlah berlebihan
Bayi dengan galaktosemia
Ibu dengan penyakit HIV/AIDS
Ibu dengan penyakit Tuberkulosis (TBC) yang tidak diobati dan masih
aktif. Wanita tersebut dapat memberikan ASI kepada bayinya apabila
pengobatannya sudah menujukkan keberhasilan terapi
Ibu dengan penyakit varisela (cacar). Apabila bayi sudah diberikan
Imunoglobulin virus varisela zoster, maka bayi tersebut dapat disusui
apabila tidak terdapat luka di puting. Dalam waktu 5 hari setelah
lenting-lenting muncul, antibodi ibu dibentuk, dan menyusui pada saat
ini dapat memberikan kekebalan pasif bagi bayi
Herpes yang aktif pada payudara

g. Menyusui dapat dilakukan pada keadaan :


Infeksi Cytomegalovirus (CMV) bawaan atau didapat pada bayi yang
sehat. Bayi tersebut sebaiknya disusui karena ASI mengandung
antibody
Ibu dengan penyakit Hepatitis B, apabila bayi sudah diberikan
Imunoglobulin Hepatitis B serta vaksin Hepatitis B (wanita dengan
Hepatitis B yang sedang aktif sebaiknya tidak menyusui)
Ibu dengan penyakit Hepatitis A, apabila bayi sudah menerima
Imunoglobulin Hepatitis A serta vaksin Hepatitis A
Masih merupakan kontroversi wanita dengan Hepatitis C dapat
menyusui atau tidak

h. Obat-obatan selama Menyusui


Penggunaan obat-obatan antikanker, tirotoksik, dan obat
imunosupresan (penurun kekebalan tubuh) tidak diperbolehkan selama
menyusui. Menyusui dapat dilanjutkan apabila ibu sedang dalam terapi
antibiotik. Meskipun obat antikejang yang diminum oleh ibu terdapat juga di
dalam ASI, namun obat ini tidak perlu dihentikan kecuali bayi mengalami
sedasi.
i. Kontrasepsi selama Menyusui
Pada wanita yang tidak menyusui, waktu rata-rata ovulasi berikutnya
adalah 45 hari setelah wanita tersebut melahirkan (jangka waktu 25-72 hari).
Pada wanita menyusui, waktu rata-rata ovulasi berikutnya adalah 190 hari.
a. Metode Amenorea Laktasi. Metode ini dapat menyediakan proteksi
sebesar 95-99% dalam waktu 6 bulan setelah melahirkan apabila
persyaratannya dipenuhi. Menyusui setiap 4 jam di siang hari, dan
setiap 6 jam di malam hari. Makanan tambahan untuk bayi hanya 5-
10% dari total
b. Metode nonhormonal. Dapat dengan menggunakan kondom, spiral,
atau sterilisasi
c. Kontrasepsi Progestin (minipil, suntik, susuk). Kontrasepsi progestin
tidak mengganggu kualitas dari ASI dan bahkan dapat meningkatkan
jumlah dari ASI. Merupakan metode kontrasepsi pilihan bagi wanita
menyusui. Direkomendasikan oleh ACOG penggunaan pil progestin 2-
3 minggu setelah melahirkan, suntikan dan susuk 6 minggu setelah
melahirkan. Harus diingat mengenai penurunan efektivitas dari
kontrasepsi progestin pil apabila tidak diminum di waktu yang sama
setiap harinya
d. Kontrasepsi kombinasi estrogen-progesteron. Kontrasepsi kombinasi
dapat menurunkan kualitas dan kuantitas dari ASI. WHO
menganjurkan penggunaan pil ini minimal 6 bulan setelah melahirkan

j. Mastitis
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2% wanita
yang menyusui. Mastitis umum terjadi pada minggu 1-5 setelah melahirkan.
Mastitis ditandai dengan nyeri pada payudara, kemerahan, area payudara yang
membengkak, demam, menggigil, dan lemah. Penyebabnya adalah infeksi
Stafilokokus aureus. Mastitis ditangani dengan pemberian antibiotika.

C. Problema Ibu Menyusui Dan Penanganannya


a. Putting susu datar/tertarik kedalam (Inverted Nipple) Penanganannya:
Dengan pengurutan putting susu, posisi putting susu ini akan menonjol
keluar seperti keadaan normal. Jika dengan pengurutan posisinya tidak
menonjol, usaha selanjutnya adalah dengan memakai Breast Shield atau
dengan pompa payudara (Breast Pump). Jika dengan cara-cara tersebut diatas
tidka berhasil (ini merupakan True Inverted Nipple) maka usaha koreksi
selanjutnya adalah dengan tindakan pembedahan (operatif).
b. Putting susu lecet (Abraded and or cracked nipple) Penyebabnya:
Tehnik menyusui yang kurang tepat.
Pembengkakan payudara
Iritasi dari bahan kimia, misalnya sabun
Moniliasis (infeksi jamur)
Penanganan:
Posisi bayi sewaktu menyusu harus baik
Hindari pembengkakan payudara dengan lebih seringnya bayi disusui,
atau mengeluarkan air susu dengan urutan (massage)
Payudara dianginkan di udara terbuka
Putting susu diolesi dengan lanolin
Jika penyebabnya monilia, diberi pengobatan dengan tablet Nystatin.
Untuk mengurangi rasa sakit, diberi pengobatan dengan tablet
analgetika.
c. Pembengkakan payudara (Engorgement)
Penyebab: Pengeluaran air susu tidak lancar oleh karena putting susu jarang
diisap.
Penanganan:
payudara dikompres dengan air hangat
payudara diurut sehingga air susu mengalir keluar, atu dengan pompa
payudara.
Bayi disusui lebih sering
Untuk menghilangkan rasa sakit, diberi pengobatan dengan tablet
analgetika
d. Saluran air susu tersumbat (Obstructed Duct)
Penyebab:
a. Air susu mengental hingga menyumbat lumen saluran. Hal ini terjadi
sebagai akibat air susu jarang dikeluarkan.
b. Adanya penekanan saluran air susu dari luar.
Penanganan:
Payudara dikompres dengan air hangat, setelah itu bayi disusui
Payudara siurut (massage), setelah itu bayi disusui
Bayi disusui lebih sering
Bayi disusui mulai dengan payudara yang salurannya tersumbat.

e. Mastitis (peradangan payudara)


Penyebab: Umumnya didahului dengan: putting susu lecet, saluran air susu
tersumbat atau pembengkakan payudara.
Penanganan:
Payudara dikompres dengan air hangat
Untuk mengurangi rasa sakit diberi pengobatan dengan tablet analgetika
Untuk mengatasi infeksi diberi pengobatan dengan antibiotika.
Bayi disusui mulai dengan payudara yang mengalami peradangan, dan ibu
jangan dianjurkan menghentikan menyusui bayinya.
Istirahat yang cukup.

f. Sekresi dan pengeluaran air susu kurang


Penyebabnya:
Isapan pada putting susu jarang, atau diisap terlalu singkat
Metode isapan bayi kurang efektif
Bayi sudah mendapat makanan tambahan hingga keinginan untuk
menyusu berkurang.
Nutrisi (makanan) ibu kurang sempurna
Adanya hambatan atas lets down reflex, misalnya oleh karena stress atu
cemas
Obat-obatan yang menghambat sekresi air susu
Kelainan hormonal
Kelainan parenchym payudara.
g. Abses payudara
Penyebab: Infeksi bakterial, khususnya staphylococcus virulent
Penanganan:
Kultur pus atau sekresi dari putting susu, untuk menentukan antibiotika
yang ampuh
Pus dikeluarkan dengan pompa payudara.
Atau kalau ada indikasi untuk tindakan operatif, dibuat pengeluaran
(drainage) pus
Jika penyebabnya bukan bakteri virulent, bayi dapat diberi air susu
ibunya asal saja si ibu sudah diberi antiobiotika 12 jam sebelumnya
Ibu dengan keadaan penyakitnya berat dan keadaan umum tidak baik,
bayi diberi ASI donor.

h. Tumor Payudara
Tumor payudara yang dijumpai pada masa laktasi, sebaiknya
dilakukan pemeriksaan biopsi tanpa menghentikan laktasi. Dari pemeriksaan
patologi sediaan biopsi ini, sikap tentang laktasi diputuskan. Laktasi dapat
dilanjutkan jika tumor jinak, kemudian tumor dieksterpasi (dibuang).Jika ibu
mendesak untuk segera dilakukan ekstirpasi, maka permintaan ini dikabulkan
tanpa menghentikan laktasi. Jika ternyata jenis tumor ganas (kanker), maka
laktasi segera dihentikan (bayi disapih). Kanker payudara lebih sering
dijumpai pada kelompok ibu yang tidakmenyusui bayinya dibandingkan
dengan kelompok ibu yang menyusui bayi.

i. Ibu menderita hepatitis atau pembawa kuman (carrier)


Ibu yang darahnya mengandung hepatitis B antigen dapat
menularkannya ke bayi semasa hamil (transplacental), pada waktu persalinan,
dan akibat hubungan (kontak) yang berlangsung lama antara ibu-bayi.
Penularan dari ibu kepada bayi ini dikenal dengan istilah Vertical
Transmission. Beberapa peneliti melaporkan bahwa air susu penderita
Hepatitis B mengandung hepatitis B antigen, tetapi penularan melalui ASI
belum dapat dipastikan. Bayi yang lahir harus diberi Hepatitis B
immunoglobulin. Ibu yang dalam keadaan infeksi aktif tidak dianjurkan untuk
menyusui bayinya.
j. Herpes
Ibu yang mendapat infeksi CMV dapat menularkannya melalui ASI.
Untuk mencegah penularan, laktai dihentikan.

k. Persalinan operatif (seksio sesarea)


Seksio sesarea tanpa komplikasi berat, ibu dapat menyusui bayinya 12
jam pasca persalinan. Sebaiknya obat-obatan untuk si ibu diberikan setelah
bayi disusui. Bayi yang dilahirkan dengan seksio sasarea dan belum dapat
disusui, ASI harus dipompa dan diberikan kepada bayinya dengan
menggunakan sendok teh.
l. Toksemia
Persalinan pada ibu yang menderita pre eklampsia/eklampsia yang
masih mendapat pengobatan diuretik, antihipertensi ataupun sedativa,
sebaiknya bayi jangan diberi ASI. ASI dipompa dan dibuang, dan bayi diberi
air susu ibu dari donor. Setelah kondisi ibu pulih dan obat-obatan dihentikan,
ibu dianjurkan menyusui bayinya.
m. Tuberkulosis
Ibu yang menderita TBC boleh menyusui bayinya. Si Ibu diberi
pengobatan dan bayi diberi INH atau divaksinasi dengan BCG dari jenis INH
resistant straint. Ibu yang menderita TBC payudara TBC payudara tidka
dianjurkan menyusui bayinya.
n. Penderita diabetes mellitus dibolehkan menyusui bayinya.
o. Ibu penderita hypertyroidisme boleh menyusui bayinya, asal saja kadar T4
dan TSH dalam darah bayi diukur secara berkala.
p. Ibu yang menderita psikosis tidak dianjurkan menyusui bayinya oleh karena
dikhawatirkan bayi mendapat perlakuan buruk.
q. Penyebab utama penyapihan bayi adalah ibu yang aktif bekerja. Sebaiknya
diberi kesempatan pada si Ibu untuk menyusui bayinya ditempat ia bekerja.

D. Prinsip penggunaan Obat pada ibu menyusui dan ibu hamil (BUMIL)
Sedapat mungkin hindari saat TS 1
Pertimbangkan manfaat dan resiko
Hindari obat baru
Pilih obat dengan kategori aman
Utamakan monoterapi
Gunakan dosis efektif terendah
Durasi sesingkat mungkin
Pertimbangkan manfaat dan resiko
Hindari obat baru
Pilih obat dengan kategori aman
Utamakan monoterapi
Gunakan dosis efektif terendah
Durasi sesingkat mungkin
Hindari atau hentikan sementara menyusu
Jika suatu obat digunakan selama menyusui, maka bayi harus dipantau secara
cermat terhadap efek samping yang mungkin terjadi

E. Penggunaan obat herbal


Sebaiknya di kontraindikasikan
Belum banyak studi penggunaanya
Laporan ESO jg blm maksimal
Nigella sativa, saw palmeto, yohimbe, dong quai dll

F. FDA-Penggolongan keamanan obat


Kategori A
Penelitian terkontrol menunjukkan tidak ada resiko pada janin
As.askorbat, As. Folat, Pyridoxine
Kategori B
Tidak ada bukti resiko pada manusia. Penelitian pada hewan menunjukkan
adanya resiko tp pada manusia tidak
Paracetamol, ranitidine, sefalosporin
Kategori C
Resiko tidak dapat dikesampingkan. Penelitian pada manusia tidak memadai
dan pada hewan menunjukkan resiko.
Aspirin, bisacodyl, kloramfenikol
Kategori D
Resiko pada janin terbukti positif baik pada penelitian maupun post marketing
study
Atenolol, streptomycin, tetrasiklin
Kategori X
Kontra indikasi pada kehamilan
Resiko lebih tinggi daripada manfaat
MTX, clomifene, misoprotol, ergometrine
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas kita tahu bahwa, bila ditinjau menurut ilmu kesehatan
khususnya ilmu kebidanan yang mempelajari tentang bagaimana proses pertama
kehamilan sampai bayi lahir bahwa kadang kala sang ibu mengambil tindakan yang
kurang tepat dalam merawat bayinya baik masih dalam kandungan maupun setelah
melahirkan. Jadi makalah ini membahas tentang bagaimana cara sang ibu merawat
bayinya, merawat dirinya demi kesehatan sang bayi.
Pada saat menyusui sangat dilarang untuk memberikan susu selain ASI kepada
sang bayi. Karena ASI sangat baik untuk kesehatan sang bayi, kecuali disebabkan
oleh hal seperti sakitnya sang ibu yang ASI nya tidak bisa di minum oleh bayinya.
Penggunaan obat pada ibu hamil dan menyusui harus di perhatikan terutama
obat-obatan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin atau menyebabkan efek
teratogenik. Sebainya menggunakan obat-obatan yang aman selama masa kehamilan
dan menyusui.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brinch, J.:Menyusui bayi dengan baik dan berhasil. Ayah Bunda, gaya Favorit Press.
2. Lawrence, R.A.: Breast feeding. A guide for the medical profession. Second Edition.
The CV Mosby Company, Toronto, 1985.
3. Roberte, W., Vermeersch, Williams (Editor): Nutrition and lactation. Third Edition.
Times Mirror Mosby College Publishing, Toronto, 1985

Anda mungkin juga menyukai