Asma adalah keadaan inflamasi kronik dengan penyempitan saluran pernafasan yang
reversible.Asma didefinisikan sebagai kumpulan tanda dan gejala mengi serta batuk
dengan karakteristik sebagai berikut ; timbul secara episodik dan atau kronik,
Epidemiologi
WHO (world Health Organization) tahun 2011, 235 juta orang di seluruh
berkembang yang sebenarnya dapat dicegah. National Center for Health Statictics
(NCHS) pada tahun 2011, mengatakan bahwa prevalensi asma menurut usia sebesar
2013 mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua pada
semua umur adalah 4,5%. Dengan prevalensi asma tertinggi terdapat di Sulawesi
Tengah (7,8%), diikuti Nusa Tenggara Timur (7,3%), DI Yogyakarta (6,9%), dan
Sulawesi Selatan (6,7%). Dan untuk provinsi Jawa Tengah memiliki prevalensi asma
sebesar 4,3%.8
Klasifikasi
Table 1. Penilaian derajat serangan asma berdasarkan berat asma sebagai berikut :2
1
keras dan lemah makan
kesulitan
makan
2
(anti inflamasi)
8. Faal paru di luar PEF/ FEVI >80% PEF/ FEV 60-80% PEF/FEV <60%
Serangan
9. Faal paru pada saat Variabilitas >15% Variabilitas >30% Variabilitas >50%
ada gejala/ serangan
infeksi, endokrin, dan psikologis dalam tingkat pada berbagai individu. Aktivitas
Ujung sensoris vagus pada epitel jalan nafas, disebut reseptor batuk atau iritan,
tergantung pada lokasinya, mencetuskan refluks arkus cabang aferen, yang pada
a. Asap rokok
c. Binatang peliharaan
d. Jenis makanan
f. Perubahan cuaca
Patofisiologi
Reaksi imunologik yang timbul akibat paparan dengan alergen awalnya menimbulkan
fase sensitisasi. Akibatnya terbentuk Ig E spesifik oleh sel plasma. Ig E melekat pada
3
reseptor membran sel mast dan basophil. Bila ada rangsangan berikutnya dari alergen
Gambaran klinis yang timbul adalah serangan asma akut. Keadaan ini akan segera
Setelah 6-8 jam maka terjadi proses selanjutnya, disebut reaksi asma lambat
(late asthma reaction). Akibat pengaruh sitokin IL3, IL4, GM-CSF yang diproduksi
oleh sel mast dan sel limfosit T yang teraktivasi, akan mengaktifkan sel-sel radang
seperti oesinofil, basofil, monosit, dan limfosit. Sedikitnya ada dua jenis T-helper
(Th), limfosit subtipe CD4+ telah dikenal profilnya dalam produksi sitokin. Meskipun
stimulating factor (GM-CSF), Th-1 terutama memproduksi IL-2, IF gamma dan TNF
beta sedangkan Th-2 terutama memproduksi sitokin yang terlibat dalam asma, yaitu
Peroxidase (EPX), Eosinophil Cathion Protein (ECP) dan Major Basic Protein
4
menimbulkan kerusakan jaringan. Sel basofil mensekresi histamine, LTC4, PGD2.
upon activation novel T cell expression and presumably secreted (RANTES). Semua
dan terjadi peningkatan permeabilitas bila ada rangsangan spesifik maupun non
spesifik. Secara klinis, gejala asma menetap, penderita akan lebih peka terhadap
Manifestasi Klinis
Berbagai pembagian asma pada anak telah banyak dikemukakan, diantaranya :1,2
Serangan umumnya dicetuskan oleh infeksi virus saluran nafas bagian atas.
Lamanya serangan paling lama beberapa hari saja dan jarang merupakan
serangan yang berat. Gejala yang timbul lebih menonjol pada malam hari.
Tiap kali serangan beberapa hari sampai beberapa minggu. Umumnya gejala
5
paling jelek terjadi pada malam hari dengan batuk dan mengi yang dapat
mengganggu tidur.
Pada malam hari sering terganggu oleh batuk dan mengi. Aktivitas fisik sering
Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi terlihat pernafasan cepat dan sukar, kadang terdapat suara wheezing
hipersonor seluruh toraks, terutama bagian bawah posterior. Daerah pekak jantung
Pada auskultasi mula-mula bunyi nafas kasar/ mengeras, tapi pada stadium
lanjut suara nafas melemah atau hampir tidak terdengar karena aliran udara sangat
lemah.
Pemeriksaan Penunjang
a. Foto thoraks
lain.1,2,4,5
6
Pemeriksaan oesinofil dalam darah, sekret hidung dan dahak dapat menunjang
diagnosis asma. Uji tuberkulin untuk memastikan kalau ada tuberkulosis dan
c. Uji imunologi
Diagnosa Banding
b. Bronkiolitis akut
c. Bronchitis.
Penatalaksanaan
7
Obat untuk nebulisasi, jenis dan dosis.1,2
8
jam
Betametason ampul 4 mg IV/ IM 0,05-0,1 mg/ kgBB-tiap
6 jam
9
Klinik/ Ruang Gawat Darurat
Tatalaksana awal
Nebulisasi -agonis 1-3 x, selang 20 menit
Nebulisasi ketiga antikolinergik
Jika serangan berat, nebulisasi 1 x (-antikolinergik)
10
Alur/ tatalaksana jangka panjang asma pada anak
11
Komplikasi
a. Pneumothorax
c. Atelektasis
d. Gagal nafas
e. Bronkitis
Prognosis
Prognosis jangka panjang asma pada anak umumnya baik. Sebagian besar asma pada
anak hilang atau berkurang dengan bertambahnya umur. Sekitar 50% asma periodic
jarang sudah menghilang pada umur 10-14 tahun dan hanya 15% yang menjadi asma
12
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. F
Umur : 5 tahun
BB : 18 kg
TB : 81 cm
Identitas Ibu
Nama : Ny.N
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Trangula
Anamnesa
1. Keluhan Utama
Sesak
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 1 hari yang lalu SMRS dengan
sering sesak jika terpapar debu, makan makanan tertentu, dan terlalu capek.
Pada saat datang pasien mampu untuk berbicara penggalan kalimat. Pasien
13
juga mengeluhkan batuk sejak 7 hari yang lalu, batuk berdahak (-). Muntah 1
kali dengan isi muntah apa yang dimakan. Demam (-), BAB (+), BAK (+),
Disangkal
Disangkal
6. Riwayat Lahir
7. Riwayat Imunisasi
Hep B :0 2 3 4
Polio :0 2 3 4
BCG :2
DPT :2 3 4 18
Hib :2 3 4 18
Campak :9
8. Riwayat Nutrisi
a.pertumbuhan
14
TB/U = 81/107 x 100 % = 75%
b. Perkembangan
Kepala : Normosefali
Mata : anemis (-/-) ikterik (-/-) cekung (-/-) reflek cahaya (+/+)
Telinga : DBN
hiperemis(-)
15
Abdomen I : distensi (-) jaringan parut (-)
P : Nyeri tekan (-) hepar teraba (-) spleen teraba (-) turgor kulit
(N)
- - + + - -
RESUME
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 1 hari yang lalu SMRS dengan
sering sesak jika terpapar debu, makan makanan tertentu, dan terlalu capek.
Pada saat datang pasien mampu untuk berbicara penggalan kalimat. Pasien
juga mengeluhkan batuk sejak 7 hari yang lalu, batuk berdahak (-). Muntah 1
kali dengan isi muntah apa yang dimakan. Demam (-), BAB (+), BAK (+),
Pada vital sign didapatkan nadi 160 kali/ menit, frekuensi nafas 72 kali/ menit,
dinding dada, auskultasi terdengar suara wheezing di kedua paru, dan pada
16
Diagnosa Banding
Asma bronkial
Bronchitis akut
Bronkiolitis
13. Penatalaksanaan
O2 1-2 L/ i
Protein 36 gr/hari
Lemak 70 gr/hari
FOLLOW UP
17
A/ Asma Bronkial sedang episodik jarang
FOLLOW UP
FOLLOW UP
18
Hidung : nafas cuping hidung (+)
FOLLOW UP
19
FOLLOW UP
FOLLOW UP
20
A/ Asma Bronkial sedang episodik jarang
FOLLOW UP
FOLLOW UP
21
Mulut : Sianosis (-) kering (-) pucat (-)
FOLLOW UP
FOLLOW UP
22
Hidung : nafas cuping hidung (-)
23
DAFTAR PUSTAKA
99-104.
7. Guy Marks, Neil Pearce, David St Rachan, Innes Asher. The Global Asthma
https://www.google.co.id/search?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C5905254017
24
10. Bacharier et al. Diagnosis and treatment of asthma in childhood: a
25