Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Identitas Pemrakarsa


Nama Perusahaan :PT Mutan X-Men
Alamat Perusahaan :Jalan Raya Belinyu Km 3 Sungailiat, Bangka
Penanunggung Jawab :Prof. Dr. Immanuel Pasaribu,ST,M.Eng
Jabatan :Direktur Utama
Lokasi Kegiatan :Desa Sinar Jaya, Kec.Sungailiat, Kab. Bangka,Provinsi Bangka Belitung.
Bidang Usaha :Pertambangan Timah

PT. Mutan X-Men adalah perusahaan yang bekerja di bidang pertambangan yaitu tambang timah.
PT Mutan X-Men merupakan salah satu perusahaan pertambangan yang telah melakukan kegiatan
explorasi baik pendahuluan maupun detail dan sedang menyusun studi kelayakan Penambangan
dengan area Izin Usaha Pertambangan Explorasi (IUP) seluas 1500 Hektar di Desa Sinar Jaya, Kab
Bangka, Prov Bangka Belitung. Adapun bentuk endapan timah di daerah tersebut adalah endapan
timah alluvial. Kegiatan ini telah mendapat persutujuan dari Bupati Bangka tentang permberian Izin
Usaha Pertambangan Explorasi bahan galian Timah Kepada PT Mutan X-Men pada tanggal 31
Agustus 2014 dari hasil explorasi yang dilakukan maka PT Mutan X-Men juga memperoleh
peningkatan perizinan dari Izin Usaha Pertambangan Explorasi menjadi Izin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi Dengan Luas area 1000 Hektar.

I.2 Wilayah Perizinan


Berdasarkan surat keputusan Bupati Bangka tentang pemberian Izin Usaha Pertambangan
Explorasi (IUP) kepada PT Mutan X-Men adalah seluas 1500 Hektar dan berdasarkan surat keputusan
Bupati Bangka tentang pemberian Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi kepada PT Mutan X-
Men adalah seluas 1000 Hektar.

1.3 Persetujuan Amdal


PT Mutan X-Men telah melakukan kegiatan mengenai kajian studi AMDAL yang telah disetujui
dan disepakati oleh Tim Teknis dan Komisi AMDAL Kabupaten Bangka serta oleh Bupati Kabupaten
Bangka.

I.4 Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat


Areal IUP PT Mutan X-Men dapat dilalui dari beberapa kota besar seperti Belinyu, Sungailiat,
dll. Sungailiat yang merupakan daerah dari provinsi Bangka Belitung dapat dijangkau dari Sumatera
Selatan menggunakan kapal sekitar 1 Jam ke Muntok dan dilanjutkan menuju Sungailiat sekitar 3 jam
untuk sampai di desa Sinar Jaya. Untuk menuju lokasi IUP PT Mutan X-Men dengan kendaraan
dibutuhkan waktu 8-10 menit dari desa Sinar Jaya yang berlokasi cukup jauh dari pemukiman
pendudukserta dapat ditempuh 30 menit dari pusat kota Sungailiat. Kabupaten Bangka terletak pada
koordinat 154 LS 105 53 BT dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Utara : Laut Natuna
Selatan : Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka Tengah
Barat : Kabupaten Bangka Barat, Selat Bangka dan Teluk Kelabat
Timur : Laut Natuna
Gambar 1.1Peta Administrasi Kabupaten Bangka.
I.5 Keadaan Lingkungan Daerah
I.4.1 Rencana Tata Ruang Wilayah

I.4.2 Penduduk dan Sosial Ekonomi


Desa Sinar Jaya, Kec. Sungailiat, Kab. Bangkayang merupakan areal WIUP PT Mutan X-Men
ini memiliki jumlah penduduk setidaknya 1.980 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 495 jiwa. Desa
ini terdiri dari 7 RT dan 0 RW. Terdapat satu sekolah dasar, satu sekolah menengah pertama, dan satu
sekolah menengah atas. Sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai buruh, petani, dan
sebagian kecil sebagai penambang TI.

I.4.3 Flora dan Fauna


Desa Sinar Jaya, Kec. Sungailiat, Kab. Bangka yang merupakan areal WIUP PT Mutan X-Men
ini memiliki vegetasi hutan sekunder yaitu berupa pepohonan besar dan kecil seperti Seruk, Pelawan,
Bambu, Akasia, dll. Juga didominasi oleh semak belukar, serta terdapat banyak rawa dan sungai. Pada
beberapa area kecil terdapat perkebunan warga seperti karet, kelapa sawit, dan lada. Sedangkan fauna
yang mudah ditemukan di daerah tersebut adalah buaya, ular, kadal, kera dll.

1.4.4 Iklim dan Curah Hujan


Dilihat dari letak geografisnya Provinsi Bangka Belitung termasuk ke dalam iklim tropis,
dicirikan dengan curah hujan yang tinggi, dan suhu yang panas pada siang hari dikarenakan daerahnya
merupakan kepulauan terutama Desa Sinar Jaya yang dekat dengan garis pantai. Berdasarkan data
curah hujan tahun 2016-2017 curah hujan tertinggi terjadi pada bulan juli yaitu 235 mm dan curah
hujan terendah terjadi pada bulan September yaitu 123 mm. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
hari hujan yang terjadi pada bulan tersebut, yaitu rata-rata hari hujan untuk bulan Juli sebanyak 20,
dan pada bulan September sebanyak 12 hari hujan.
Adapun detil rata-rata curah hujan dan jumlah hari hujan tiap bulan untuk periode tahun 2016-
2017 dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 1.2 Grafik rata-rata hari hujan tiap bulan untuk periode 2016-2017
daerah Sinar Jaya (Sumber data: tidak diketahui).
Gambar 1.3 Grafik rata-rata curah hujan tiap bulan untuk periode 2016-2017
daerah Sinar Jaya (Sumber data: tidak diketahui).
BAB II
TATA GUNA LAHAN

II.1 Tata Guna Lahan Sebelum Ditambang


II.1.1 Keadaan Lingkungan Daerah
WIUP PT Mutan X-Men berlokasi cukup jauh dari pemukiman penduduk dan merupakan
kawasan hutan produksi milik swasta dengan jenis hutan sekunder dan kondisi vegetasi yaitu berupa
pepohonan besar dan kecil, didominasi semak belukar, serta terdapat banyak rawa dan sungai. Pada
beberapa area kecil terdapat perkebunan warga seperti karet, kelapa sawit, dan lada.
Secara morfologis daerah pulau Bangka sangat dipengaruhi oleh jenis batuan dan struktur
geologinya. Bentang umum WIUP PT Mutan X-Men pada umumnya relatif datar sampai hampir datar
( peneplain ) yang merupakan hasil proses pelapukan yang ditutupi endapan alluvial yang berumur
kuarter dan bukit sisa-sisa batuan beku ( granit ). Dengan stadia geomorfologi tahap lanjut, yang
dicirikan mulai tersingkapnya lapisan batuan dasar dan keadaan morfologi yang diukur atau hampir
datar dengan lembah. Lembah- lembah tersebut terisi material sedimen. Sistem aliran sungai antara
lain membentuk pola dendritik.
Berdasarkan analisis dilapangan tidak ditemukan adanya jenis struktur geologi patahan, lipatan,
maupun kekar di area IUP PT Mutan X-Men, sehingga mengindikasikan tidak terjadinya kegiatan
tektonisme dalam periode tertentu. Daerah tersebut memiliki topografi relatif datar, memiliki banyak
rawa, dan dilintasi langsung oleh sungai-sungai kecil dan besar dengan curah hujan yang relatif tinggi
sehingga ketersediaan air yang cukup melimpah di wilayah tersebut.

II.2 Geoteknik dan Geohidrologi


II.2.1 Geoteknik
Berdasarkan analisis kajian geoteknik, daerah yang merupakan WIUP PT Mutan X-Men
merupakan lahan alluvial yang memiliki sifat dengan tekstur yangberkaitan dengan laju air
mendepositkan Alluvium. Oleh karenanya, tanah ini cenderung bertekstur kasar yang dekat aliran air
dan bertekstur lebih halus di dekat pinggiran luar paparan banjir. Secara mineralogy, jenis-jenis
tanahini berkaitan dengan tanah yang bertindak sebagai sumber Alluvium. Endapan-endapan alluvial
baik yang diendapkan oleh sungai maupun diendapkan oleh laut, pada umumnya mempunyai susunan
mineral seperti daerah diatasnya tempat bahan-bahan bersangkutan diangkut dan diendapkan. Jenis
tanah ini memiliki sifat tegangan yang kecil dan akan sangat berpengaruh apabila dekatdengan
sumber air tanah. Tanah jenis ini juga tidak akan kuat dalam menahan beban yang berat sehingga akan
sangat mudah mengalami longsor (failur). Wilayah seperti ini cocok untuk dilakukan kegiatan
penambangan aluvial (Hydraulicking) dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti jenis material
tanah, kekuatan tegangan tanah, dan kondisi air tanah.

II.2.2 Geohidrologi
Endapan aluvial merupakan endapan hasil rombakan batuan asal yang telah ada. Endapan ini
terdiri dari bahan-bahan lepas seperti pasir dan kerikil. Air tanah pada endapan ini mengisi ruang
antar butir. Berdasarkan analisis kajian geohidrologi, daerah WIUP PT Mutan X-Men memiliki air
tanah pada kedalaman 15-20 meter dibawah permukaan tanah. Kondisi tersebut cukup berpengaruh
pada kondisi kekuatan tegangan tanah. Ketersediaan air di wilayah ini cukup melimpah dibuktikan
dengan banyaknya ditemukan sungai dengan jenis pola aliran dendritik.
BAB III
RENCANA PEMBUKAAN TAMBANG

III.1Bentuk dan Karakteristik Endapan dan Tanah Penutup


Jenis endapan yang terdapat di WIUP PT Mutan X-Men adalah endapan aluvial yaitu endapan
yang berasal dari batuan yang mengalami proses sedimentasi yaitu pembentukan endapan, pelapukan,
dan transportasi yang dibentuk dari batuan sebelumnya. Tanah penutup terdiri dari top soil yang
terdiri dari jenis tanah lempung humus, sedangkan material overburden terdiri dari jenis tanah
lempung berpasir.
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah cadangan pada tahap eksplorasi rinci, maka didapat
cadangan terukur sebesar 5.280.000BCM bijih dengan tebal lapisan (ore) rata-rata 2 meter. Tebal
rata-rata top soil 1 meter dan overburden yaitu 5 meter, sehingga kedalaman maksimal pit A dan B
yaitu 8meter dari permukaan.

III.2 Metode dan Tata Cara Penambangan


Berdasarkan genesa, jenis dan kedalaman, serta dimensi endapan makametode penambangan
yang akan dilakukan adalah tambang terbuka dengan metode tambang semprot (Hydraulicking).
Tahap awal yang dilakukan adalah land clearing. Kemudian pengupasan tanah penutup (overburden)
dalam radius yang tidak terlalu luas. Setelah itu pada front penambangan dilakukan instalasi dan
pemasangan komponen mesin hisap, pompa, selang monitor, dan pipa yang terhubung langsung
dengan komponen pengolahan seperti screen dan sluice box bertingkat yang berukuran besar. Selang
monitor bertugas menyemprotkan air bertekanan tinggi pada lapisan endapan bijih untuk memberai
material yang kemudian dihisap oleh pompa mesin dalam bentuk slurry dimana sebelumnya dialirkan
melalui parit-parit dengan gradien kemiringan tertentu sampai masuk dan diangkut melalui pipa
menuju komponen pengolahan (sluice box). Lubang bukaan semakin lama akan semakin luas
bersamaan dengan penyemprotan endapan bijih sekaligus membongkar overburden yang ada
didepannya. Setelah itu bijih dibawa ke proses pengolahan lanjut pada Pusat Pengolahan Bijih Timah
(PPBT) untuk meningkatkan kadar Sn agar memenuhi syarat peleburan.
Berdasarkan hasil analisa kadar (COG), Stripping Ratio (SR), Ultimate Pit Limit serta kondisi
geologi endapan maka PT Mutan X-Men akan membuat bukaan tambangsebanyak 2 pit, dengan batas
akhir (ultimate pit)yaitu:
Pit A (dengan luas akhir penambangan 164 Ha), dengan kadar rata-rata Sn 35 %
Pit B (dengan luas akhir penambangan 100 Ha), dengan kadar rata-rata Sn 45 %
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah cadangan pada tahap eksplorasi rinci maka didapat cadangan
terukur sebesar 5.300.000 BCM bijih timah.
Pit A Pit B
Gambar 1.4 Perancangan push back penambangan.

III.3 Tahapan Kegiatan Penambangan


III.3.1 Pembersihan Tempat Kerja (Land Clearing)
Pembersihan lahan adalah kegiatan pembersihan tumbuh-tumbuhan pada daerah yang akan
ditambang. Proses pembersihan pada lereng yang mempunyai kemiringan lebih besar dari 30
dilakukan dengan tenaga manusia, dengan cara menebang pohon-pohon besar atau kecil kemudian
dibakar. Sedangkan untuk lereng yang mempunyai kemiringan kurang dari 30, proses
pembersihannya menggunakan alat berat.

III.3.2 Pengupasan Tanah Penutup


Pengupasan tanah penutup dimulai dengan melakukan pembukaan lubang pada push back
pertama. Digunakan alat berat back hoe untuk membongkar tanah penutup pertama (top soil). Setelah
itu top soil disimpan sementara di tempat penampungan yang berada di luar zona ultimate pit limit.
Kemudian proses penambangan dimulai dengan memasang instalasi alat seperti monitor, pipa, dan
komponen sluice box dengan kapasitas 45 m3 (BCM). Semprotan air bertekanan 10 atm pada selang
monitor akan terus mengupas lapisan tanah penutup (waste) dan lapisan ore yang ada didepannya
sehingga kemudian akan dihisap dan diangkut menuju sluice box untuk dilakukan pengolahan.
Bersamaan dengan proses penambangan pada pushback pertama, pengupasan dan penyimpanan top
soil terus dilakukan pada pushback berikutnya.

III.3.3 Penambangan Timah


Proses penambangan dimulai dengan memasang instalasi alat seperti monitor, pipa, dan
komponen sluice box dengan kapasitas 30 m3 (BCM). Semprotan air bertekanan 10 atm pada selang
monitor akan terus mengupas lapisan tanah penutup (waste) dan lapisan ore yang ada didepannya
sehingga kemudian akan dihisap dan diangkut menuju sluice box untuk dilakukan pengolahan. Satu
front penambangan terdiri dari 1 unit monitor, pipa, dan komponen sluice box yang beroperasi. Dalam
setiap pushback terdapat lebih dari satu front penambangan. Bijih hasil pengolahan pada sluice box
kemudian akan dibawa menuju pusat pengolahan bijih timah untuk ditingkatkan kadarnya.
Gambar 1.5 Ultimate pit limit pada WIUP operasi produksi PT Mutan X-Men

III.4 Rencana dan Jadwal Produksi

Cadangan terukur = 5.280.000 BCM bijih


Pit A = 164 Ha ; Pit B = 100 Ha
Volume endapan bijih pada Pit A = cadangan yang tertambang di Pit A
= 1.640.000 m2 x 2 m
= 3.280.000 m3
Volume endapan bijih pada pit B = cadangan yang tertambang di Pit B
= 1.000.000 m2 x 2 m
= 2.000.000 m3
Volume total cadangan tertambang (Pit A + Pit B) = 3.280.000 m3 + 2.000.000 m3
= 5.280.000 m3 (BCM)
Umur Tambang = 6,5 x (cadangan) = 6,5 x (5,28 juta)1/4 = 9,85 = 10 tahun
1/4

Cadangan 5.280.000 m3 5.280.000 m3


Produksi = = = = 60,27 m3/jam
Umur 10 87.600
Misalkan 1 front penambangan (terdiri dari 1 monitor dan 1 sluice box yang beroperasi)
memiliki produktivitas sebesar:
Diketahui: SF = 85%
Efektivitas kerja = 80%, dimana waktu yang tersedia 10 jam dan waktu efektif 8 jam
Faktor Air = 50%
Kapasitas sluice box = 45 m3
Waktu sampai sluice box penuh (cycle time) = 4 jam
45 x 85% x 80% x 50%
Produktivitas = = 3,825 = 4 m3/jam
4

1.640.000 m2x 7m 131 m3/jam


Pit A = = 131 m3/jam, maka = 32,75 (33) front
87.600 4 m3/jam
1.000.000 m2 x 7m 80 m3/jam
Pit B = = 80 m3/jam, maka = 20 front
87.600 4 m3/jam

Misalkan penambangan di dalam pit limit A dibagi menjadi 5 blok dengan luas yang
sama, sehingga:
Tahun ke Blok Volume material yang Jumlah front
dipindahkan (waste & ore)
1 A 2.296.000 m3 33
2
3 B 2.296.000 m3 33
4
5 C 2.296.000 m3 33
6
7 D 2.296.000 m3 33
8
9 E 2.296.000 m3 33
10
Jumlah 11.480.000 m3
Misalkan penambangan di dalam pit limit B dibagi menjadi 5 blok dengan luas yang
sama, sehingga:
Tahun ke Blok Volume material yang Jumlah front
dipindahkan (waste & ore)
1 A 1.400.000 m3 20
2
3 B 1.400.000 m3 20
4
5 C 1.400.000 m3 20
6
7 D 1.400.000 m3 20
8
9 E 1.400.000 m3 20
10
Jumlah 7.000.000 m3

III.5 MPD (Mine Plan Design)


Rencana kegiatan di dalam IUP Operasi Produksi PT. Mutan X-Men adalah sebagai berikut:
A. Bukaan Tambang
Berdasarkan hasil analisa kadar (COG), Stripping Ratio (SR), Ultimate Pit Limit serta kondisi
geologi maka PT Mutan X-Men akan membuat bukaan tambang sebanyak 2 pit, dengan batas
akhir yaitu:
Pit A (dengan luas akhir 164 Ha)
Pit B (dengan luas akhir 100 Ha)
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah cadangan maka didapat cadangan terukur sebesar
5.300.000 BCM bijih timah.
B. Sump
Sump berlokasi di luar pit dengan luas sebesar 15 Ha dan masih berada dalam wilayah
konsesi PT Mutan X-Men.
C. PPBT (Pusat Pengolahan Bijih Timah)
PPBT berlokasi di luar pit dengan luas wilayah sebesar 5 Ha dan masih berada dalam wilayah
konsesi PT Mutan X-Men.
D. Waste Dump
Waste dump merupakan penampungan tailling berlokasi di luar pit dengan luas sebesar 200
Ha dan masih berada dalam wilayah konsesi PT Mutan X-Men.
E. Kolam Pengendap (sediment pond) dan Sistem Drainase
Kolam pengendap limbah air kotor dari tailling berlokasi di samping waste dump dan
terhubung langsung dengan sistem drainase.
F. Area Penampungan Mineral Ikutan
Area penampungan mineral ikutan berlokasi di luar pit dengan luas area sebesar 5 Ha dan
masih berada dalam wilayah konsesi PT Mutan X-Men.
G. Smelter
Smelter berlokasi di luar pit dengan luas wilayah 3 Ha dan masih berada dalam wilayah
konsesi PT Mutan X-Men.
H. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang diadakan dengan maksud untuk mendukung kegiatan penambangan agar
tercipta suatu aktivitas penambangan yang efektif dan efisien sesuai yang telah direncanakan.
Lokasi penunjang ini sangat perlu dibuat pada daerah tertentu agar mudah dalam pengawasan
dan pengaturan yang masih berada dalam wilayah konsensi perusahaan. Adapun fasilitas yang
akan dibangun adalah:
Bangunan kantor administrasi tambang
Luas bangunan kantor yang akan dibangun adalah seluas 1 Ha.
Pos Keamanan
Masjid
Senior staff & staff building
Genset room
Area Parker
Jalan
Stockpile
Bengkel dan gudang
Fasilitas air bersih
Gambar 1.6 Rencana pengembangan dan kegiatan di dalam
IUP produksi PT Mutan X-Men

Keterangan: A = Smelter H= Sump


B = Stockpile I= Tempat penampungan
C= Pusat pengolahan bijih timah mineral ikutan
D= Mes,perkantoran, dan tempat ibadah J= Genset room
E= Fasilitas air bersih K =Waste Dump
F = Pos Keamanan L= KolamPengendap
G= Tempat parkir M= Topsoil stock
BAB IV
PROGRAM REKLAMASI

IV.1 Lokasi Lahan Yang Akan Direklamasi


Lokasi lahan yang akan direklamasi adalah lahan bekas tambang yang terdiri dari Pit A dan Pit
B beserta daerah sekelilingnya diluar pit yang terganggu dengan luas area total 400 Ha.

Gambar 1.7 Daerah arsiran merupakan lahan yang akan direklamasi

IV.2 Teknik dan Peralatan Yang Akan Digunakan Dalam Reklamasi


IV.2.1 Teknik
Adapun teknik yang dilakukan adalah menggunakan alat berat dan tenaga manual. Tahapan
yang akan dilakukan yaitu:
1. Pengangkutan, penimbunan, dan perataan permukaan tanah penutup dari waste
dumpmenuju pit A dan pit B menggunakan alat berat back hoe, dump truck, dan
bulldozer.
2. Pengangkutan, penimbunan, dan perataan permukaan tanah pucuk dari stockpile
menuju pit A dan Pit B sebagai penataan tahap akhir (final grade) menggunakan alat
berat back hoe, dump truck, dan bulldozer.
3. Pembuatan drainase dan kolam pengendap sebagai pengendalian terhadap erosi
menggunakan alat berat back hoe.
4. Revegetasi tanaman kelapa sawit menggunakan tenaga manual.
5. Pemeliharaan dan perawatan tanaman kelapa sawit menggunakan tenaga manual.

IV.2.3 Rencana Pengolahan tanah pucuk dan tanah penutup


Adapun tanah penutup (waste) diangkut dari waste dump menuju pit A dan B menggunakan
back hoe untuk tahap pemuatan dan dump truck untuk pengangkutan untuk kemudian ditimbun dan
diratakan pada pit A dan B menggunakan bulldozer. Setelah itu giliran tanah pucuk (top soil) diangkut
dari stockpile menggunakan back hoe untuk tahap pemuatan dan dump truck untuk pengangkutan
untuk kemudian ditimbun dan diratakan pada pit A dan B menggunakan bulldozer sebagai penataan
tahap akhir (final grade) sehingga membentuk kontur yang baik untuk revegetasi dan kemungkinan
erosi minimal.

1. Perhitungan Biaya Penimbunan tanah penutup (waste)


A. Pemuatan dengan back hoe
Diketahui: Jenis alat = PC 300
Kapasitas bucket = 2 m3
Volum tanah penutup yang dipindahkan = (164 + 100) Ha x 4 m = 10. 560.000 m3
Faktor pengisian = 0,85
Efektivitas kerja = 55 menit/jam
Waktu edar = 0,25 menit
Biaya sewa = 504.000 Rp/jam
Biaya operator = 30.000 Rp/jam

0,85 x 2 m3 x 55 menit/jam
Produktivitas = 0,25
= 374 m3/jam
10.560.000 m3
Jumlah jam operasi yang diperlukan = 374 m3/jam = 28.235,3 jam
Biaya = jam operasi x (biaya sewa + biaya operator)
Biaya = 28.235,5 jam x (504.000 Rp/jam + 30.000 Rp/jam) = 15.077.650.200 Rupiah

B. Pengangkutan dengan dump truck


Diketahui: Jenis alat = Nissan Scannia
Kapasitas truck = 10,5 m3
Volum tanah penutup yang dipindahkan = (164 + 100) Ha x 4 m = 10. 560.000 m3
Efektivitas kerja = 55 menit/jam
Waktu edar = 2,5 (angkut isi) + 1,5 (angkut kosong) + 1,5 (waktu pengisian) + 1,5 (buang
muatan dan ancang-ancang) = 7 menit
Biaya sewa = 204.000 Rp/jam
Biaya operator = 30.000 Rp/jam
Jumlah dump truck = CT / waktu pengisian = 7/1,5 = 4,67 (5 unit)

10,5 m3 x 5 unit x 55 menit/jam


Produktivitas = 7
= 412,5 m3/jam

10.560.000 m3
Jam operasi per unit = 412,5 m3/jam
= 25.600 jam
Biaya = 25.600 jam x 5 unit x (204.000 Rp/jam + 30.000 Rp/jam) = 29.952.000.000 Rupiah

C. Perataan permukaan dengan bulldozer


Diketahui: Jenis alat = Bulldozer D85
Kapasitas = 8,34 BCM
Volum tanah penutup yang dipindahkan = (164 + 100) Ha x 4 m = 10. 560.000 m3
Efektivitas kerja = 85%
Kemiringan = 90%
Koreksi BJ = 0,9
Kenampakan = 1
Elevasi = 1
Transmisi = 1
Material = 120%
Operator = 85%
Produktivitas normal = 680 m3/jam
Biaya sewa = 768.000 Rp/jam
Biaya operator = 30.000 Rp/jam

Faktor penyesuaian = 0,85 (operator) x 1,2 (material) x 0,85 (jam kerja) x 0,90 (kemiringan) x 0,90
(koreksi BJ) x 1,0 (metoda/blade) x 1,0 (kenampakan) x 1,0 (elevasi) x 1,0
(transmisi) = 0,49
Produktivitas = 680 m /jam x 0,49 = 333,2 m3/jam
3

10.560.000 m3
Jam operasi = = 31.692,7 jam
333,2 m3/jam
Biaya = 31.692,7 jam x (768.000 Rp/jam + 30.000 Rp/jam) = 25.290.774.600 Rupiah
Biaya Total penimbunan tanah penutup = 15.077.650.200 Rupiah + 29.952.000.000 Rupiah +
25.290.774.600 Rupiah = 70.320.424.800 Rupiah

2. Perhitungan Biaya Penebaran Tanah Pucuk (Top Soil)


A. Pemuatan dengan back hoe
Diketahui: Jenis alat = PC 300
Kapasitas bucket = 2 m3
Volum tanah penutup yang dipindahkan = (164 + 100) Ha x 0,5 m = 1.320.000 m3
Faktor pengisian = 0,85
Efektivitas kerja = 55 menit/jam
Waktu edar = 0,25 menit
Biaya sewa = 504.000 Rp/jam
Biaya operator = 30.000 Rp/jam

0,85 x 2 m3 x 55 menit/jam
Produktivitas = 0,25
= 374 m3/jam
1.320.000 m3
Jumlah jam operasi yang diperlukan = = 3.529,41 jam
374 m3/jam
Biaya = jam operasi x (biaya sewa + biaya operator)
Biaya = 3.529,41 jam x (504.000 Rp/jam + 30.000 Rp/jam) = 1.884.705.883 Rupiah

B. Pengangkutan dengan dump truck


Diketahui: Jenis alat = Nissan Scannia
Kapasitas truck = 10,5 m3
Volum tanah penutup yang dipindahkan = (164 + 100) Ha x 0,5 m = 1.320.000 m3
Efektivitas kerja = 55 menit/jam
Waktu edar = 2,5 (angkut isi) + 1,5 (angkut kosong) + 1,5 (waktu pengisian) + 1,5 (buang
muatan dan ancang-ancang) = 7 menit
Biaya sewa = 204.000 Rp/jam
Biaya operator = 30.000 Rp/jam
Jumlah dump truck = CT / waktu pengisian = 7/1,5 = 4,67 (5 unit)

10,5 m3 x 5 unit x 55 menit/jam


Produktivitas = = 412,5 m3/jam
7

1.320.000 m3
Jam operasi per unit = 412,5 m3/jam = 3.200 jam
Biaya = 3.200 jam x 5 unit x (204.000 Rp/jam + 30.000 Rp/jam) = 3.744.000.000 Rupiah
C. Perataan permukaan dengan bulldozer
Diketahui: Jenis alat = Bulldozer D85
Kapasitas = 8,34 BCM
Volum tanah penutup yang dipindahkan = (164 + 100) Ha x 0,5 m = 1.320.000 m3
Efektivitas kerja = 85%
Kemiringan = 90%
Koreksi BJ = 0,9
Kenampakan = 1
Elevasi = 1
Transmisi = 1
Material = 120%
Operator = 85%
Produktivitas normal = 680 m3/jam
Biaya sewa = 768.000 Rp/jam
Biaya operator = 30.000 Rp/jam

Faktor penyesuaian = 0,85 (operator) x 1,2 (material) x 0,85 (jam kerja) x 0,90 (kemiringan) x 0,90
(koreksi BJ) x 1,0 (metoda/blade) x 1,0 (kenampakan) x 1,0 (elevasi) x 1,0
(transmisi) = 0,49
Produktivitas = 680 m /jam x 0,49 = 333,2 m3/jam
3

1.320.000 m3
Jam operasi = 333,2 m3/jam = 3.961,6 jam
Biaya = 3.961,6 jam x (768.000 Rp/jam + 30.000 Rp/jam) = 3.161.356.800 Rupiah
Biaya total penebaran tanah pucuk = 1.884.705.883 Rupiah + 3.744.000.000 Rupiah +
3.161.356.800 Rupiah = 8.790.062.683 Rupiah

Total biaya = biaya tanah penutup + tanah pucuk = 70.320.424.800 Rupiah + 8.790.062.683
Rupiah = 79.110.487.483Rupiah

IV.2.4 Rencana Pengendalian Erosi


Rencana pengendalian erosi memiliki tiga aspek penting yaitu:
1. Meminimalkan erosi sepanjang aliran air yang dilalui.
2. Dimensi saluran mempertimbangkan debit air.
3. Jenis konstruksi disesuaikan dengan lokasi.
Proses pengendalian erosi dilakukan dengan membuat dua kegiatan pokok yaitu:
1. Membuat saluran drainase dengan menggunakan alat berat back hoe.
2. Membuat kolam pengendap dengan menggunakan alat berat back hoe.

1. Perhitungan pembuatan drainase


Spesifikasi alat: Kapasitas bucket normal = 0,9 m3
Faktor pengisian = 0,9
Efektivitas kerja = 50 menit/jam
Waktu Edar (CT) = 0,5 menit
Uraian penggunaan alat: Panjang total saluraan drainase/Ha = 200 m
Luas permukaan saluran 50 x 100 cm = 0,5 m2
Volume tanah dipindahkan/Ha = 100 m3
Volume tanah total dipindahkan = 400 x 100 = 40.000 m3
Biaya sewa = 230.000 Rp/jam
Biaya operator = 30.000 Rp/jam

0,9 m3 x 0,9 x 50 menit/jam


Produktivitas = = 81 m3/jam
0,5
40.000 m3
Jumlah jam yang diperlukan = 81 m3/jam = 493,83 jam
Biaya = 493,83 x (230.000 Rp/jam + 30.000 Rp/jam) = 128.395.800 Rupiah

2. Perhitungan pembuatan kolam pengendap


Spesifikasi alat: Kapasitas bucket normal = 0,9 m3
Faktor pengisian = 0,9
Efektivitas kerja = 50 menit/jam
Waktu Edar (CT) = 0,5 menit
Uraian penggunaan alat : Luas untuk kolam = 8000 m2
Kedalaman = 2 m
Volum material yang dipindahkan = 16.000 m3
Biaya sewa = 230.000 Rp/jam
Biaya operator = 30.000 Rp/jam

0,9 m3 x 0,9 x 50 menit/jam


Produktivitas = 0,5
= 81 m3/jam
16.000 m3
Jumlah jam yang diperlukan = = 197,53 jam
81 m3/jam
Biaya = 197,53 x (230.000 Rp/jam + 30.000 Rp/jam) = 51.357.800 Rupiah

Biaya total = biaya drainase + biaya kolam pengendap = 128.395.800 Rupiah + 51.357.800
Rupiah = 179.753.600 Rupiah

IV.3 Revegetasi
Lahan seluas 400 Ha yang merupakan daerah rencana reklamasi PT Mutan X-Menakan
direncanakan menjadi perkebunan kelapa sawit. Adapun perhitungan biaya revegetasi adalah sebagai
berikut:
Luas lahan yang akan ditanam= 400 Ha
Jarak tanam = 4 x 4 m
Jumlah bibit = 251.001 batang
Harga bibit = 10.000 Rp/batang
Waktu penanaman = 10 menit /batang x 251.001 batang = 2.510.010 menit = 41.833,5 jam
41.833,5 jam
Hari yang diperlukan = = 5.976 hari
7 jam/hari
Biaya bibit = 251.001 batang x 10.000 Rp/batang = 2.510.010.000 Rupiah
Biaya pupuk = 126.000 kg x 5000 Rp/kg = 630.000.000 Rupiah
Upah tenaga kerja = 5.976 hari x 80.000 Rp/hari = 478.080.000 Rupiah
Biaya total revegetasi = 2.510.010.000 Rupiah + 630.000.000 Rupiah + 478.080.000 Rupiah
= 3.618.090.000 Rupiah

IV.4 Pemeliharaan Tanaman


Pemeliharaan dan pemupukan akan dilakukan enam bulan sekali selama tiga tahun sampai
panen pertama kelapa sawit dilakukan, sehingga biaya pemeliharaan selanjutnya akan ditutupi dengan
biaya panen kelapa sawit. Adapun perhitungan biaya pemeliharaan adalah sebagai berikut:
Waktu perawatan = 5 menit /batang x 251.001 batang = 1.255.005 menit = 20.916,75 jam
20.916,75 jam
Hari yang diperlukan = 7 jam/hari
= 2.988 hari
Upah tenaga kerja = 50.000 Rp/hari

Biaya perawatan setiap 6 bulan:


Biaya pupuk = 126.000 kg x 5000 Rp/kg = 630.000.000 Rupiah
Biaya tenaga kerja = 2.988 hari x 50.000 Rp/hari = 149.400.000 Rupiah
Biaya perawatan = biaya pupuk + biaya tenaga kerja = 630.000.000 Rupiah + 149.400.000
Rupiah = 779.400.000 Rupiah
Biaya perawatan selama 3 tahun:
779.400.000 Rupiah x 6 = 4.676.400.000 Rupiah
BAB V
RENCANA BIAYA REKLAMASI

V.1 Biaya Langsung


Berikut ini adalah perhitungan biaya langsung:
Biaya langsung = biaya penimbunan dan perataan permukaan + biaya pengendalian erosi + biaya
revegetasi + biaya pemeliharaan

Biaya langsung = 79.110.487.483Rupiah


179.753.600 Rupiah
3.618.090.000 Rupiah
4.676.400.000Rupiah
+
87.584.731.083 Rupiah

V.2 Biaya Tidak Langsung


Berikut ini adalah perhitungan biaya tidak langsung:
1. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat = 2,5% x 87.584.731.083 Rupiah = 2.189.618.277
Rupiah
2. Biaya perencanaan reklamasi = 5% x 87.584.731.083 Rupiah = 4.379.236.554 Rupiah
3. Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor = 5% x 87.584.731.083 Rupiah =
4.379.236.554 Rupiah
4. Biaya supervisi = 2% x 87.584.731.083 Rupiah = 1.751.694.622 Rupiah

Biaya tidak langsung = 2.189.618.277 Rupiah


4.379.236.554 Rupiah
4.379.236.554 Rupiah
1.751.694.622 Rupiah
+
12.699.786.007 Rupiah

V.3 Biaya Total


Berikut ini adalah perhitungan biaya total:
Biaya total = biaya langsung + biaya tidak langsung
= 87.584.731.083 Rupiah + 12.699.786.007 Rupiah = 100.284.517.090 Rupiah
BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki atau menata kegunaan
lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat
berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya.
2. Perusahaan tambang yang menerapkan good mining practicetentu harus melakukan
perencanaan reklamasi tambang yang matang agar dalam pelaksanaanya nanti dapat
dilakukan secara maksimal.
3. Reklamasi dengan konsep perkebunan seperti kelapa sawit sangat cocok untuk bekas
tambang aluvial atau tambang semprot karena daerah tersebut memiliki kadar air tanah
yang cukup tinggi. Namun kekurangannya adalah biaya reklamasi yang dikeluarkan
untuk konsep ini cukup tinggi.

Anda mungkin juga menyukai