Disusun oleh :
R. Raditya I. W. (21080115140101)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TEKNIK LINGKUNGAN
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang KEIMANAN DAN KETAQWAAN. Makalah ini kami susun
dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Diponegoro
Semarang.
Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan
khususnya mengenai iman dan taqwa seiring dengan perkembangan zaman. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami dan kita semua di dunia maupun di akhirat. Aamiin ya rabbal alamin.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Masut, S.Ag, M.Si selaku
pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun tulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi penulisan makalah yang lebih
baik pada masa yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .i
Daftar Isi. ii
BAB II ( Pembahasan ) 2
A. Keimanan
2.1.A. Pengertian Iman..2
2.2.A. Wujud Iman 2
2.3.A. Tanda Tanda Orang Beriman...4
2.4.A. Proses Terbentuknya Iman..5
2.5.A Cara Memperbaharui Iman 7
B. Ketaqwaan
Daftar Pustaka12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi dengan manusia lain atau dengan
kata lain melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial manusia harus memiliki
akhlaq yang baik agar dalam proses interaksi tersebut tidak mengalami hambatan atau masalah
dengan manusia lain. Proses pembentukan akhlaq sangat berperan dengan masalah keimanan dan
ketaqwaan seseorang. Keimanan dan ketaqwaan seseorang berbanding lurus dengan akhlaq
seseorang atau dengan kata lain semakin baik keimanan dan ketaqwaan seseorang maka semakin
baik pula akhlaq seseorang hal ini karena keimanan dan ketaqwaan adalah modal utama untuk
membentuk pribadi seseorang. Keimanan dan ketaqwaan sebenarnya potensi yang ada pada
manusia sejak ia lahir dan melekat pada dirinya hanya saja sejalan dengan pertumbuhan dan
perkembangan seseorang yang telah terjamah oleh lingkungan sekitarnya maka potensi tersebut
akan semakin muncul atau sebaliknya potensi itu akan hilang secara perlahan.
Saat ini keimanan dan ketaqwaan telah dianggap sebagai hal yang biasa, oleh masyarakat
umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yang sebenarnya dari keimanan dan
ketaqwaan itu, hal ini dikarenakan manusia selalu menganggap remeh tentang hal itu dan
mengartikan keimanan itu hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari makna yang sebenarnya dari
arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu saja. Oleh karena itu, dari persoalan
dan masalah-masalah yang terpapar di ataslah yang melatar belakangi kelompok kami untuk
membahas dan mendiskusikan tentang keimanan dan ketaqwaan yang kami bukukan menjadi
sebuah makalah kelompok.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEIMANAN
Kebanyakan orang menyatakan bahwa kata iman berasal dari kata kerja amina-
yamanu-amanan yang berarti percaya. Oleh karena itu, iman yang berarti percaya
menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati. Akibatnya, orang yang percaya kepada
Allah dan selainnya seperti yang ada dalam rukun iman, walaupun dalam sikap
kesehariannya tidak mencerminkan ketaatan atau kepatuhan (taqwa) kepada yang telah
dipercayainya, masih disebut orang yang beriman. Hal itu disebabkan karena adanya
keyakinan mereka bahwa yang tahu tentang urusan hati manusia adalah Allah dan dengan
membaca dua kalimat syahadat telah menjadi Islam.
Dalam Surat Al-Baqarah 165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang
yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh karena itu, beriman
kepada Allah berarti amat sangat rindu terhadap ajaran Allah, yaitu Al-Quran dan Sunah
Rasul.
Dalam hadist di riwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan
keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan
(Al-Iimaanu aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani waamalun bil arkaan). Dengan
demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku
perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya
hidup.
Karena Iman itu bukan hanya suatu kepercayaan, tetapi adalah keyakinan yang
mendorong perbuatan baik, maka wujud iman adalah dilaksanakannya amal-amal shalih
yang sesuai dengan aturan atau ajaran Islam secara lahir dan batin.
2
Jadi wujud iman merupakan keutuhan dari keyakinan, ucapan dan perbuatan
seseorang dalam melaksanakan amal shalih. Dengan demikian wujud iman itu sangat
luas, karena mencakup berbagai jenis amal shalih yang dilakukan oleh manusia yang
didasarkan atas keyakinannya kepada Allah.
3
Bukanlah menghadap wajahmu ke arahh timur dan barat itu suatu
kebajikan,akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,hari
kemudian,malaikat-malaikat,kitab-kitab,nabi-nabi (QS.Al-Baqarah:177)
Jika di sebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah
tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika di bacakan ayat suci Al-Quran,
maka bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya (al-Anfal:2).
4
Senantiasa tawakal, yaitu kerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi
dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut
6.sunnah Rasul (Ali Imran: 120, al-Maidah: 12, al-Anfal: 2, at- Taubah: 52,
Ibrahim: 11, Mujadalah: 10, dan at-Thaghabun: 13).
Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al- Anfal:
3, dan al-Muminun: 2,7).
Menafkahkan rezki yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan al-Muminun: 4).
Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (al-
Muminun: 3,5)
Memelihara amanah dan menepati janji (al-Muminun: 6)
Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal: 74)
Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur: 62)
5
membentuk tingkah laku yang mewujudkan nilai nilai itu dalam bentuk jadi, tetapi
juga harus mementingkan proses dan cara pengenalan nilai hidup tersebut.
3. Prinsip sosialisasi
Pada umumnya nilai nilai hidup baru benar benar mempunyai arti, bila telah
memperoleh dimensi sosial. Oleh karena itu, satu bentuk tingkah laku terpola baru
teruji secara tuntas bilamana sudah diterima secara sosial. Implikasi metodologiknya
ialah bahwa usaha pembentukan tingkah laku mewujudkan nilai iman hendaknya
tidak diukur keberhasilannya terbatas pada tingkat individual, tetapi perlu
mengutamakan penilaian dalam kaitan kehidupan interaksi sosial.
5. Prinsip Integrasi
Hakekat kehidupan sebagai totalitas, senantiasa menghadapkan setiap orang pada
problematic kehidupan yang menuntut pendekatan yang luas dan menyeluruh. Jarang
sekali fenomena kehidupan yang berdiri sendiri. Oleh karena itu, tingkah laku yang
dihubungkan dengan nilai iman tidak dapat dibentuk terpisah pisah. Implikasi
metodologiknya ialah agar nilai iman hendaknya dapat dipelajari seseorang tidak
sebagai ilmu dan keterampilan tingkah laku yang terpisah ppisah, tetapi melalui
pendekatan yang intensif, dalam kaitan problematic kehidupan yang nyata.
6
2.6.A Cara Memperbaharui Iman
7
B. KETAQWAAN
Kata takwa ( ) dalam etimologi bahasa Arab berasal dari kata kerja ()
yang
memiliki pengertian menutupi, menjaga, berhati-hati dan berlindung. Oleh karena itu
imam Al Ashfahani menyatakan: Takwa adalah menjadikan jiwa berada dalam
perlindungan dari sesuatu yang ditakuti, kemudian rasa takut juga dinamakan takwa.
Sehingga takwa dalam istilah syari adalah menjaga diri dari perbuatan dosa.
Diberi jalan keluar serta rezeki dari tempat yang tak diduga-duga (QS.65:2-3)
8
Cepat sadar akan kesalahan (QS. 7:201)
Mendapat kemuliaan, nikmat dan karunia yang besar (QS. 49:13, 3:147)
9
Iman memberikan keberuntungan
Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi
menjadi dua, yaitu tauhid teoritis ( tauhid rububiyyah ) dan tauhid praktis ( tauhid
uluhiyyah ). Tauhid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan zat,
keesaan sifat, dan keesaan perbuatan Tuhan. Sedangkan tauhid praktis yang
disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah manusia. Tauhid
ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah.
10
BAB III
KESIMPULAN
1. Iman adalah adalah pembenaran dengan segala keyakinan tanpa keraguan sedikitpun
mengenai yang datang dari Allah SWT dan rasulNya.
2. Taqwa adalah takut dan menghindari apa yang diharamkan Allah, dan menunaikan
apa-apa yang diwajibkan oleh Allah. Taqwa juga bererti kewaspadaan, menjaga benar-
benar perintah dan menjauhi larangan.
3. Korelasi antara iman dan taqwa pada zaman sekarang sudah sedikit meluntur, Hal
tersebut dikarenakan oleh kemajuan teknologi yang sudah memasuki berbagai aspek
dalam kehidupan manusia. Teknologi tersebut telah membuat manusia terlena sehingga
melupakan kewajibannya dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap
Allah SWT.
11
DAFTAR PUSTAKA
12