Kualitas Air
Kualitas Air
PENGENDALIAN MUTU
PENDAHULUAN
Dilihat dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak
tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan
antara lain air raksa (Hg), alumunium (Al), Arsen (As), barium (Ba), besi
(Fe), Flourida (F), Kalsium (Ca), derajat keasaman (pH), dan zat kimia
lainnya. Sedangkan dari parameter mikrobiologis air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan coli,
Salmonella, Clostridium perfingens yang merupakan indikator dari
pencemaran air oleh bakteri pathogen
TINJAUAN PUSTAKA
AIR
Disisi lain pengaruh air terhadap kesehatan manusia juga akibat dari
sirkulasi air, pemanfaatan air serta sifat-sifat air, dan secara khusus pengaruh air
tersebut dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.
Pengaruh air yang bersifat tidak langsung terhadap kesehatan adalah pengaruh yang
timbul sebagai akibat pendayagunaan air yang dapat meningkatkan ataupun
menurunkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh air yang dimanfaatkan
untuk pembangkit tenaga listrik, industri, irigasi, perikanan, pertanian dan rekreasi,
adalah pemanfaatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tapi
sebaliknya pengotoran air dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat, sebagai
contoh : pengotoran badan-badan air dengan zat-zat kimia yang dapat menurunkan
kadar oksigen terlarut, zat-zat kimia tidak beracun yang sukar diuraikan secara
alamiah dan menyebabkan masalah khusus seperti estetika, kekeruhan karena
adanya zat-zat tersuspensi.
POLUSI AIR
Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan
dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk
murni, tapi bukan berarti semua air telah terpolusi. Air hujan yang turun di
pegunungan atau hutan terpencil dengan udara yang masih bersih dan bebas polusi
selalu mengandung bahan-bahan terlarut seperti CO2, O2 dan N2 serta bahan-bahan
yang tersuspensi seperti debu dan partikel lainnya yang terbawa dari atmosfir. Air
permukaan dan air sumur biasanya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti
Na, Mg, Ca dan Fe.
Air minumpun bukan merupakan air murni, meskipun bahan-bahan tersuspensi dan
bakteri telah dihilangkan dari air tersbut, tetapi air minum masih mengandung
komponen-komponen terlarut.
Air yang tidak terpolusi tidak selalu merupakan air murni, tetapi air yang
tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah yang melebihi batas
yang ditetapkan, maka air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan
tertentu.
POLUTAN AIR
Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari jenis
air dan polutannya atau komponen penyebab polusi. Tanda-tanda polusi air yang
berbeda ini disebabkan oleh sumber dan jenis polutan yang berbeda-beda. Polutan
ini dapat dikelompokkan menjadi 9 group berdasarkan sifat-sifatnya.
a. Padatan
b. Bahan-bahan yang membutuhkan oksigen (oxygen demanding wastwe)
c. Mikroorganisme
d. Komponen organic sintetik
e. Nutrien tanaman
f. Minyak
g. Senyawa organic dan minieral
h. Bahan radio aktif
i. Panas
Sifat-sifat yang umum diuji untuk mengetahui tingkat polusi air adalah :
a. pH
b. Suhu
c. Warna
d. Jumlah padatan
e. Nilai BOD/ COD
f. Pencemaran mikroorganisme pathogen
g. Kandungan minyak
h. Kandungan logam berat
i. Kandungan bahan radio aktif
KUALITAS AIR
Untuk menentukan apakah suatu air layak dikonsumsi atau tidak, dapat
dilakukan pengujian. Penetapan batas mutu minimal yang harus dipenuhi sebagai
standarisasi, baik standar internasional, standar nasional ataupun standar
perusahaan dapat dilihat dibawah ini:
a. Standar Internasional
b. Standar Nasional
c. Standar Perusahaan
Air sebagai komponen sumberdaya alam sangat penting, oleh sebab itu
harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Hal ini berarti
bahwa penggunaan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana dengan mempertimbangkan kepentingan generasi masa kini dan masa
dating. Untuk itu sumber daya air harus dikelola agar tersedia dalam jumlah yang
cukup dan kualitas yang baik, bermanfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk
lainnya serta berfungsi secara ekoilogis guna menunjang pembangunan yang
berkelanjutan.
Di satu pihak usaha kegiatan manusia membutuhkan air yang berdaya guna
sementara dilain pihak kegiatan manusia tersebut berpotensi menimbulkan
berdampak negative antara lain berupa pencemaran yang dapat mengancam
ketersediaan air. Agar air dapat bermanfaat secara terus menerus dan pembangunan
dapat berkelanjutan, maka dalam hal ini pelaksanaan pembangunan perlu dilakukan
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
- Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawa permukaan tanah,
kecuali air laut dan air fosil.
- Sumber air adalah wadah air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan
tanah, termasuk dalam ini aquifer, mata air, sungai, rawa, danau, waduk dan
muara.
- Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air, sehingga tercapai
kualitas air yang diinginkan sesuai dengan peruntukannya untuk menjamin
agar kualitas air sesuai dengan baku mutu air.
- Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur atau diuji berdasarkan
parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.
- Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk
dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu.
- Kriteria mutu air adalah tolok ukur mutu air untuk setiap kelas air.
- Rencana penggunaan air adalah rencana yang memuat potensi pemanfaatan
atau penggunaan air, pencadangan air berdasarkan ketersediaannya baik
kualitas maupun kuantitas dan fungsi ekologis.
- Baku mutu air adalah ukuran bebas atau kadar makhluk hidup, zat, energi
atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsure pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam air.
- Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi
cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan
membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.
- Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
- Beban pencemaran air adalah jumlah suatu unsure pencemar yang
terkandung dalam air atau limbah.
- Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber
air untuk menerima masukan beban pencamaran tanpa mengakibatkan air
tersebut menjadi cemar.
- Air limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang
berwujud cair.
- Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsure pencemar dan
atau jumlah unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air
limbah yang akan dibuang atau dilepas kedalam sumber air dari suatu usaha
atau kegiatan
Menurut kegunaan air , pada sumber air dibedakan 4 kelas, (Pasal 8 ayat (1)
PP No 82 Tahun 2001), yaitu :
a. Kelas I, adalah air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air minum
dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
b. Kelas II, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan bahan baku yang
diolah untuk air minum dan keperluan rumah tangga dan peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
c. Kelas III, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk sarana/
prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan untuk
mengairi pertamanan dan untuk peruntukan lainnya yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas IV, adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertamanan, usaha perkotaan, industri dan sebagai sumber tenaga listrik dan
atau peruntukan lainnya yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
keguaan tersebut.
Untuk menjaga agar air berada dalam kondisi yang sesuai dengan
peruntukannya maka Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Berikut ini akan diuraikan beberapa elemen penting dari baku mutu air serta
dampaknya terhadap lingkungan :
a. pH
Nilai pH yang normal berada antara 6 8 pH, air terpolusi berbeda-
beda tergantung dari jenis buangannya. Buangan yang banyak mengandung
asam-asam organic biasanya akan meningkatkan keasaman air. Air buangan
industri-industri bahan organic pada umumnya mengandung mengansung
asam mineral dalam jumlah yang tinggi, sehingga keasaman juga tinggi atau
pH nya rendah.
Perubahan keasaman pada air buangan, baik kea rah alkali (pH naik)
maupun kea rah asam (pH turun) akan sangat mengganggu kehidupan ikan
dan hewan air. Air buangan yang mempunyai pH rendah bersifat sangat
korosif terhadap baja dan sering menyebabkan karat pada besi.
b. Temperatur
Dalam berbagai proses industri air sering digunakan sebagai
medium pendingin. Setelah digunakan air tersbut akan menerima panas dari
bahan yang didinginkan lalu dibuang ketempat asalnya. Air buangan ini
jelas akan mempunyai temperature yang lebih tinggi dari air asalnya.
Kenaikan temperature ini akan berakibat sebagai berikut :
o Menurunnya oksigen terlarut
o Meningkatnya kecepatan reaksi kimia
o Terganggunya kehidupan ikan dan hewan air lainnya
o Jika batas temperature yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan
air lainnya akan mati.
c. Warna, bau dan Rasa
Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi. Warna air yang
tidak normal biasanya menunjukkan adanya polusi. Warna air dapat
dibedakan atas dua macam yaitu warna sejati (true color) yang disebabkan
oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (apparent color), yaitu selain
adanya bahan-bahan terlarut juga adanya bahan-bahan tersuspensi,
termasuk diantaranya yang bersifat koloid.
Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan
oleh bahan-bahan kimia, ganggang, plankton, atau tumbuhan dan hewan air,
baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Air yang berbau sulfite
disebabkan oleh reduksi sulfat dengan adanya bahan-bahan organic dan
mikroorganisme anaerobic.
Rasa tidak terdapat pada air yang normal. Timbulnya rasa yang
menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa yang
menyimpang tersebut dihubungkan dengan bau, karena pengujian terhadap
rasa air jarang dilakukan.
Bau yang tidak normal pada air juga dianggap mempunyai rasa yang
tidak normal.
d. Kesadahan air
Adanya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) di dalam air akan
menyebabkan sifat kesadahan terhadap air tersebut. Air yang mempunyai
tingkat kesadahan pada alat-alat yang terbuat dari besi, menyebabkan sabun
kurang berbusa sehingga meningkatkan konsumsi sabun yang terlalu tinggi
sangat merugikan karena dapat menimbulkan korosi/ karatan dan juga
menimbulkan kerak-kerak pada wadah-wadah pengolahan.
e. BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan
di dalam air. BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organic yang
sebenarnya, tapi hanya mengukur secara relative jumlah oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut.
Air yang hampir murni mempunyai nilai BOD kira-kira 1 ppm, dan
air yang mempunyai nilai BOD 3 ppm masih dianggap murni. Jika nilai
BOD air mencapai 5 ppm maka kemurnian air tersebut diragukan. Buangan
industri mempunyai nilai BOD 100 sampai 1.000 ppm
Tingginya nilai BOD menjadi masalah ketika oksigen terlarut dalam air
sebelumnya sudah terlalu rendah, yang mengakibatkan organisme hidup
tidak dapat memecah atau mengoksidasi bahan-bahan buangan yang ada di
dalam air.
f. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD adalah suatu uji untuk menentukan jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh bahan oksidan, misalnya kalium dokhromat, untuk
mengoksidasi bahan-bahan organic yang terdapat di dalam air.
g. DO (Dissolved Oxygen)
DO atau oksigen terlarut merupakan parameter mutu air karena nilai
oksigen terlarut dapat menunjukkan tingkat pencemaran. DO berasal dari
proses fotosintesis tanaman air, dimana jumlahnya tergantung dari jumlah
tanaman dan dari atmosfir yang masuk ke dalam air. Konsentrasi oksigen
terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan-ikan atau hewan yang
hidup di air akan mati, sebaliknya konsentrasi oksigen yang terlalu tinggi
akan menyebabkan proses pengkaratan semakin cepat karena oksigen akan
mengikat hydrogen yang melapisi permukaan logam. Konsentrasi oksigen
terlarut dalam keadaan jumlah bervariasi, tergantung dari suhu dan tekanan
atmosfir.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Bahan
Alat
2) Suhu/Temperatur
I. Disiapkan sampel.
II. Dicelupkan alat pengukur suhu (termometer) ke dalam sampel,
pastikan tangan anda tidak bersentuhan dengan alat pengukur
tersebut.
III. Baca angka yang tertera pada alat tersebut.
3) Warna
I. Diambil sampel ke dalam tabung reaksi sebanyak dari volume
tabung reaksi.
II. Dibandingkan warnanya dengan larutan standar yang telah di
sediakan.
4) Amoniak (NH3)
I. Dimasukkan 10-15 ml sampel kedalam tabung reaksi.
II. Dilipatkan kertas lakmus kedalam tabung reaksi dan dipanaskan
ke atas spritus.
III. Diamati sampel, apakah tercium bau tengik atau tidak. Sampel
yang mengandung amoniak jika tercium bau tengik atau lakmus
merah berubah menjadi biru.
4.1. HASIL
Kartika, Bambang, dkk., 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU
Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.
Kartika B dkk. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: PAU
Pangan dan Gizi, Universitas Gajah Mada.
sampel air yang digunakan pada pengujian mutu air untuk industri