DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
KETUA: ALYA RIZKI H. (NO. ABSEN 3)
ANGGOTA:
1. AFIF MUHLIH (NO. ABSEN 1)
2. AISYA ARRAYYANI (NO. ABSEN 2)
3. AMEL JIHANIA (NO. ABSEN 4)
4. ANASTASYA KINANTI (NO. ABSEN 5)
5. ANNISA DWI CAHYANI ( NO. ABSEN 6)
BAB I .................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
C. Tujuan ............................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
PENUTUP ......................................................................................................... 13
A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
2|Ikatan Kimia
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah Kimia.
Makalah ini membahas segala hal yang berkaitan dengan ikatan kimia,
penulis sangat berharap karya tulis ini dapat membantu kita untuk
memahami pelajaran kimia.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
orang tua, sehingga kendala-kendala penulis dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para siswa. kami
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada guru pembimbing saya meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis
3|Ikatan Kimia
MAKALAH
IKATAN KIMIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menerima begitu saja
dunia sekitar kita beserta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya
tanpa mempertanyakan misalnya, apa itu air, apa itu bensin, mengapa bensin
bias terbakar sedangkan air tidak? Apakah arti tarbakar? Mengapa besi
dapat berkarat sedangkan emas tidak? Apa itu karet dan bagaimana
membuat karet tiruan?
Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah sebagian dari masalah yang
dibahas dalam dalam ilmu kimia. Oleh karena itu, ilmu kimia dapat di
definisikan sebagai ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang materi, seperti hakekat, susunan, sifat-sifat, perubahan serta energi
yang menyertai perubahannya.
Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui ikatan kimia
sehingga dapat membentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun
senyawa ion. Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang
terjadi antara ion positif [atom yang melepaskan elektron] dan ion negative
[atom yang menangkap elektron]. Akibatnya, senyawa ion yang terbentuk
bersifat polar.
Dalam setiap senyawa, atom-atom terjalin secara terpadu oleh suatu
bentuk ikatan antaratom yang deiebut ikatan kimia. Seorang ahli kimia dari
Amerika serikat, yaitu Gilbert Newton Lewis ( 1875- 1946) dan Albrecht Kosel
dari Jerman ( 1853- 1972) menerangkan tentang konsep ikatan kimia.
- Unsur- unsur gas mulia ( golongan VIIA) sukar membentuk senyawa
karena konfigurasi electronnya memeliki susunan electron yang Stabil.
- Setiap unsur berusaha memeliki konfigurasi electron seperti yang di
meliki oleh unsure gas mulia, yaitu dengan cara melepaskan electron atau
menangkap electron.
4|Ikatan Kimia
- Jika suatu unsure melepaskan electron, artinya unsure itu electron pada
unsure lain. Sebaliknya, jika unsure itu menangkap elektron, artinya
menerima elektron dari unsure lain. Jadi susunan yang stabil tercapai jika
berikatan dengan atom unsure lain.
- Kecenderungan atom- atom unsure untuk memiliki delapan elektron di
kulit terluar di sebut kaida octet.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan keseluruhan kajian teoritis dan hasil Studi yang kami (
kelompok III )rangkup pada uraian latar belakang di atas, maka
permasalahan yang kami angkat adalah apakah kita biasa menerima begitu
saja perubahan-perubahan yang terjadi tanpa mempertanyakannya?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam mengadakan tugas makalah ini
adalah :
- Agar mengetahui perubahan yang terjadi di sekitar kita
- Untuk lebih memahami Ilmu Kimia secara umum
- Lebih menyadari pentingnya pendidikan,melati kami dalam pembuatan-
pembuatan makala secara kelompok, sehingga menjadi bekal bagi masa
yang akan dating.
BAB II
PEMBAHASAN
IKATAN KIMIA
Unsur No Atom K L N M O P
5|Ikatan Kimia
He 2 2
Ne 10 2 8
Ar 18 2 8 8
Kr 36 2 8 18 8
Xe 54 2 8 18 18 8
Rn 86 2 8 18 32 18 8
Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan.
Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang
berikatan, akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan kedua elektron
kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan atom-
atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8
elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet
Contoh: Br + Br Br Br Atau Br - Br
Sementara itu,atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari
hydrogen sampai dengan boron cenderung memiliki konvegurasi elektron gas
helium atau mengikuti kaidah Duplet.
Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit
terluar atau elektron valensi. Elektron valensi menunjukan kemampuan suatu
atom untuk berikan dengan atom lain. Contoh elektron valensi dari beberapa
unsur dapat dilihat dalam tabel berikut.
Unsnr unsnr dari golongan alkali dan alkali tanah , untuk menyapai
kestabilan cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk
ion positif . unsnr unsnr yang mempunyai kecendrungan membentuk ion
positif termasuk unsur elektro positif . unsnr unsur dari golongan halogen
dan khalkhogen mempunyai kecendrungan menangkap elektron untuk
mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negative. Unsur - unsur yang
demikian termasuk unsurelektronnegative .
6|Ikatan Kimia
atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik
menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua
jenis, yaitu:
7|Ikatan Kimia
elektron. Ikatan rangkap memiliki panjang ikatan yang lebih pendek daripada
ikatan tunggal. Selain itu terdapat juga bermacam-macam jenis ikatan
kovalen lain seperti ikatan sigma, pi, delta, dan lain-lain.
Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non polar.
Pada senyawa kovalen polar, atom-atom pembentuknya mempunyai gaya
tarik yang tidak sama terhadap elektron pasangan persekutuannya. Hal ini
terjadi karena beda keelektronegatifan antara atom-atom penyusunnya.
Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Sementara itu pada
senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif elekton persekutuan
berhimpit karena beda keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada.
Gambar Ikatan Kovalen pada metana
Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan ikatan ion, namun
kedua ikatan ini berbeda oleh karena beda keelektronegatifan yang kecil
pada ikatan kovalen koordinat sehingga menghasilkan ikatan yang
cenderung mirip kovalen.
d. Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan
logam ini elektron tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja,
melainkan menjadi milik dari semua atom yang ada dalam ikatan logam
tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat bergerak
bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam. Akibat dari
elektron yang dapat bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat
menghantarkan listrik dengan mudah. Ikatan logam ini hanya ditemui pada
ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom unsur-unsur logam semata
8|Ikatan Kimia
2. Ikatan Antara Molekul
a. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom
lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari
senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat
dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih lebih
lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.
Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan
F yang memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan
bereaksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan
hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini
dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya.
Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang
dibentuknya.
Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa
tersebut. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan
semakin besar titik didih dari senyawa tersebut. Namun, terdapat
pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap molekulnya.
Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan
hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda
keelektronegatifan terbesar.
9|Ikatan Kimia
memuaskan. Contohnya adalah molekul oksigen, yang struktur Lewisnya
sebagai berikut.
C. Hibridisasi
Dalam kimia, hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital
atom membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan
kualitatif sifat ikatan atom. Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi
sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk orbital molekul dari sebuah
molekul. Konsep ini adalah bagian tak terpisahkan dari teori ikatan valensi.
Walaupun kadang-kadang diajarkan bersamaan dengan teori VSEPR, teori
10 | I k a t a n K i m i a
ikatan valensi dan hibridisasi sebenarnya tidak ada hubungannya sama
sekali dengan teori VSEPR.
1. Sejarah perkembangan
Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling[2] dalam
menjelaskan struktur molekul seperti metana (CH4). Secara historis, konsep
ini dikembangkan untuk sistem-sistem kimia yang sederhana, namun
pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas, dan sekarang ini
dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan struktur
senyawa organik.
Teori hibridisasi tidaklah sepraktis teori orbital molekul dalam hal
perhitungan kuantitatif. Masalah-masalah pada hibridisasi terlihat jelas pada
ikatan yang melibatkan orbital d, seperti yang terdapat pada kimia koordinasi
dan kimia organologam. Walaupun skema hibridisasi pada logam transisi
dapat digunakan, ia umumnya tidak akurat.
Sangatlah penting untuk dicatat bahwa orbital adalah sebuah model
representasi dari tingkah laku elektron-elektron dalam molekul. Dalam kasus
hibridisasi yang sederhana, pendekatan ini didasarkan pada orbital-orbital
atom hidrogen. Orbital-orbital yang terhibridisasikan diasumsikan sebagai
gabungan dari orbital-orbital atom yang bertumpang tindih satu sama lainnya
dengan proporsi yang bervariasi. Orbital-orbital hidrogen digunakan sebagai
dasar skema hibridisasi karena ia adalah salah satu dari sedikit orbital yang
persamaan Schrdingernya memiliki penyelesaian analitis yang diketahui.
Orbital-orbital ini kemudian diasumsikan terdistorsi sedikit untuk atom-atom
yang lebih berat seperti karbon, nitrogen, dan oksigen. Dengan asumsi-
asumsi ini, teori hibridisasi barulah dapat diaplikasikan. Perlu dicatat bahwa
kita tidak memerlukan hibridisasi untuk menjelaskan molekul, namun untuk
molekul-molekul yang terdiri dari karbon, nitrogen, dan oksigen, teori
hibridisasi menjadikan penjelasan strukturnya lebih mudah.
Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya
digunakan untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O
(kadang kala juga P dan S). Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah
ikatan terorganisasikan dalam metana.
Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang
sebuah atom. Untuk sebuah karbon yang berkoordinasi secara tetrahedal
(seperti metana, CH4), maka karbon haruslah memiliki orbital-orbital yang
memiliki simetri yang tepat dengan 4 atom hidrogen. Konfigurasi keadaan
dasar karbon adalah 1s2 2s2 2px1 2py1.
11 | I k a t a n K i m i a
teori hibridisasi ini adalah kegagalan teori ini dalam memprediksikan spektra
fotoelektron dari kebanyakan molekul, meliputi senyawa yang paling dasar
seperti air dan metana. Dari sudut pandang pedagogi, pendekatan hibridisasi
ini cenderung terlalu menekankan lokalisasi elektron-elektron ikatan dan
tidak secara efektif mencakup simetri molekul seperti yang ada pada teori
orbital molekul.
12 | I k a t a n K i m i a
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13 | I k a t a n K i m i a