Anda di halaman 1dari 10

1.

Anatomi varanus

Os Vertebrae Cervicalis

Biawak air mempunyai 9 buah ossa vertebrae cervicales (Gambar 2). Os vertebae
cervicalis I (os atlas) mempunyai bentuk yang berbeda dibandingkan dengan ossa vertebrae
cervicales lainnya. Os atlas biawak air mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ossa vertebrae
lainnya, memiliki arcus ventralis berupa lengkungan yang terdapat di sebelah sinistra et dextra
yang membentuk sutura. Sebelah dorsal dari arcus ventralis terdapat arcus neuralis. Processus
transversus sinistra et dextra membentuk sudut yang terbuka ke arah caudal.

Di cranial, os atlas membentuk persendian dengan condylus occipitalis dari os cranium


melalui fovea articularis cranialis, sedangkan di caudal, tulang ini bersendi dengan os vertebrae
cervicalis II (Os axis) melalui fovea articularis caudalis. Fovea articularis cranialis dan caudalis
dipisahkan oleh ligamentum transversum.
Os Vertebrae Thoracalis

Biawak air memiliki 18 buah ossa vertebrae thoracicae yang strukturnya relatif mirip satu
sama lain. Tulang ini mempunyai processus transversus dan processus spinosus yang pendek dan
kokoh. Processus transversus sinistra et dextra yang bersendi dengan facies articularis costae
(Akbari, 2014).

Ossa vertebrae thoracicae I-XVIII bersendi satu sama lain melalui persendian yang
dibentuk antara caput vertebrae caudalis dengan facies articularis cranialis corporis vertebrae dan
persendian antara zygapophysis caudalis dengan zygapophysis cranialis yang terletak di caudal-
nya. Ossa vertebrae thoracicaeI-III bersendi dengan ossa costales I-III, yang di distal bersendi
dengan os sternum (Akbari, 2014).
Ossa Costales dan Os Sternum

Biawak air mempunyai 18 pasang ossa costales sesuai dengan jumlah ossa vertebrae
thoracicae. Terdapat perbedaan bentuk pada bagian cartilago costale dari ossa costales I-III dan
ossa costales IV-XVIII. Cartilago costales pada ossa costales I-III berbentuk melengkung seperti
lingkaran dan bersendi dengan os sternum sehingga disebut os costale sternalis. Ossa costales IV-
XIV pada bagian ujung cartilago costales meruncing. Cartilago ini melengkung ke arah medial
sehingga membentuk ruangan terbuka di daerah abdomen. Ossa costales XV-XVIII ukurannya
lebih pendek dibandingkan ossa costales lainnya. Ossa costales bersendi dengan ossa vertebrae
thoracicae pada bagian facies articularis costae dan processus transversus dari ossa vertebrae
thoracicae. Pada ossa costales, tuberculum dan capitulum bersatu (Akbari, 2014).

Os sternum mempunyai bagian ventral yang datar dan bagian dorsal sedikit cekung.
Bagian cranial dari sternum ini terlihat runcing seperti panah yang dibentuk oleh clavicula
proximalis yang melekat pada interclavicula. Pada os sternum ini terdapat tiga lubang tempat
bersendinya ossa costales I-III (Akbari, 2014).
Os Vertebrae Lumbal et Sacral et Caudal

Ossa vertebrae lumbales et sacrales pada biawak air merupakan rangkaian tulang
pinggang dan kemudi yang pendek tetapi sangat kokoh. Biawak air mempunyai 2 buah ossa
vertebrae lumbales dengan struktur relatif mirip dan memiliki processus transversus yang
pendek. Os vertebrae lumbalis I bersendi dengan caput os vertebrae thoracicae XVIII. Os
vertebrae lumbalis II bersendi dengan os vertebrae sacralis I melalui caput vertebrae caudalis
dari os vertebrae lumbalis II dengan facies articularis cranialis corporis vertebrae dari os
vertebrae sacralis I (Akbari, 2014).

Biawak air mempunyai 2 buah ossa vertebrae sacrales yang saling terhubung kuat.
Bagian processus transversus pada os vertebrae sacralis II lebih besar dari I karena bagian ini kan
bersendi dengan facies articularis ossis ilii dari os coxae. Os vertebrae sacralis I bagian facies
articularis cranialis corporis vertebrae bersendi dengan caput vertebrae caudalis dari os vertebrae
lumbalis II (Akbari, 2014).

Os vertebrae sacralis II bagian facies articularis cranialis corporis vertebrae yang bersendi
dengan caput vertebrae dari os vertebrae sacralis I. Di caudal, caput vertebrae dari os vertebrae
sacralis II akan bersendi dengan facies articularis cranialis corporis vertebrae pada os vertebrae
caudalis I (Akbari, 2014).

Ossa vertebrae caudales berjumlah 54 buah dengan susunan yang relatif kokoh. Ukuran
tulang ini semakin kecil ke arah caudal. Pada bagian dorsal dari ossa vertebrae caudales
ditemukan processus spinosus sedangkan di bagian ventral ossa chepron. Pada ossa chepron
ditemukan lubang yang merupakan tempat berjalannya pembuluh darah dan syaraf. Ditemukan
processus transversus yang pendek di bagian sinistra et dextra dari ossa vertebrae caudales
(Akbari, 2014).
2. Anatomi gecko

Adapun anatomi yang terdapat dalam tubuh tokek adalah bagian Esophagus, trakea, jantung,
paru-paru, hati, empedu, pankreas, lambung, usus kecil, usus besar, ginjal dan kloaka.

Sistem respirasi tokek pada saat inspirasi yaitu mulai dari lubang hidung, yaitu udara akan
masuk melewati lubang hidung, menuju ke trakea dan kemudian ke paru-paru. Begitu juga
ketika ekspirasi, setelah oksigen yang masuk pada tubuh tokek dan di pakai dalam proses
metabolisme dan aktivitas tubuh maka dihasilkan karbondioksida yang kemudian akan
dikeluarkan melalui proses ekspirasi, yaitu udara yang terdapat dalam tubuh tokek akan
dikeluarkan melalui trakea dan berujung pada hidung (Jasin, 1992).

Sistem sirkulasi atau peredaran darah pada tokek yaitu ganda tertutup yaitu dua kali
melewati jantung dan darah tidak keluar dari pembuluh darah. Darah yang datang dari seluruh
tubuh akan masuk pada bagian atrium kanan yang membawa darah dari seluruh tubuh yang kaya
akan karbondioksida dan setelah itu akan mengalir ke bagian ventrikel kanan yang kemudian
akan di pompa ke paru-paru untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbondioksida.
Kemudian proses kedua dalam sirkulasi yaitu darah yang telah banyak mengandung oksigen
akan di pompa kembali ke atrium kiri dan dari atrium kiri akan mengalir ke dalam ventrikel kiri
yang kemudian darah akan di pompa ke seluruh tubuh untuk proses metabolisme dan kebutuhan
sel lainnya (Jasin, 1992).

Sistem pencernaan dimulai saat tokek akan menelan makanan, makanan yang telah di telan
akan melalui esophagus kemudian sampai pada lambung dengan gaya peristaltik makanan akan
sampai pada lambung. Di dalam lambung akan ada pencernaan secara mekanik dan kimia,
makanan akan di cerna dengan bantuan enzim yang berasal dari pankreas dan juga empedu dari
hasil ekskresi hati. Setelah makanan di cerna dalam lambung, kemudian akan melewati usus
halus dimana akan di serap sari-sari makanan yang terkandung, setelah itu pada usus besar
proses penyerapan air akan dilakukan, dan kemudian sisa-sisa atau ampas makanan akan di
keluarkan melalui kloaka (Jasin, 1992).

Sistem reproduksi pada reptilia adalah secara internal yaitu terjadi di dalam tubuh induknya.
Setelah proses fertilisasi terjadi maka akan terbentuk telur yang kemudian akan menetas dan
mengeluarkan anaknya. Sistem reproduksi seperti ini yang disebut sebagai ovovivipar atau
bertelur melahirkan. Sedangkan ada beberapa kelas reptil yang reproduksinya secara ovipar
yaitu dengan bertelur, kemudian perkembangan embrionya akan terjadi diluar tubuh induknya
(Jasin, 1992).
3. Anatomi Colubridae

Tengkorak sangat kinetik antara elemen anterior dan otak. Gigi padat hadir di rahang atas
dan bawah dan pada langit-langit mulut, tapi tidak pada premaxilla (Ehmann).

Kerangka aksial terdiri dari vertebra pra dan pasca-kloaka dan tulang rusuk; tidak ada girdle
vestigial atau tulang tungkai. Vertebra yang procoelous dengan condyles berkembang dengan
baik, dan aksesori mengartikulasikan segi, yaitu zygosphene (anterior) dan zygantrum
(posterior), hadir di samping zygapophyses ditemukan di amniotes lain (Ehmann).

Salah satu fitur jarang dilaporkan Tropidonophis mairii adalah kemudahan yang dapat
mematahkan ekornya distal ketika digenggam kuat. Ototomi ekor tidak diketahui pada ular-ular
Australia lainnya. Kerapuhan ekor mungkin merupakan ciri khas genus, karena ekor yang tidak
lengkap sering ditemukan di Tropidonophis luar negeri. Tidak ada regenerasi ekor (Ehmann).

Pupilnya berbentuk elips vertikal pada spesies nokturnal Boiga dan Stegonotus dan bulat
spesies Dendrelaphis dan Tropidonophis diurnal. Pit yang ada di banyak perisai kepala, sisik
dorsal dan kadang-kadang di subcaudals Tropidonophis mairii mungkin memiliki fungsi sensorik
(Ehmann).
4. Anatomi Boidae

Ular adalah binatang yang mempunyai sisik, memiliki sepasang tulang rusuk pada setiap
ruas tulang belakang, mempunyai paru-paru, telurnya bercangkang, dan berdarah dingin. Ular
hanya dapat mendengar melalui tulang tengkorak, yang meneruskan getaran dari tanah. Matanya
tidak pernah berkedip tertutup sisik bening mengkilat. Ular sanca hijau memiliki semua organ
dalam yang umum dimiliki oleh hewan bertulang belakang, seperti jantung, lambung, hati,
empedu, usus, dan memiliki dua paru-paru (Jerromias, 2005).

Semua jenis ular memiliki organ yang membantu dalam indera penciuman yang dinamakan
Organ Jacobsons. Lidah ular bercabang berguna untuk mengecap secara stereo, sehingga dapat
menentukan arah mangsanya dari jauh. Ular memiliki tulang rahang yang unik, bagian rahang
atas dan bawah terbagi dua dan memiliki pangkal tulang rahang yang berbentuk segiempat, yang
secara keseluruhan dihubungkan dengan otot elastis sehingga ular dapat menelan mangsa yang
lebih besar dari kepalanya (Jerromias, 2005).

Ular dari famili Boidae adalah salah satu dari sedikit famili ular yang memiliki sisa kaki
yang kecil akibat proses rudimenter berupa kuku terletak di mulut kloaka, yang merupakan
peninggalan dari masa lalu (Jerromias, 2005).
Daftar Pustaka

Akbari, R. A. 2014. Studi Karakteristik Anatomi Skelet Aksial Biawak Air (Varanus salvator).
IPB : Bogor

Ehmann, H. Fauna of Australia.

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Sinar Wijaya

Jerromias, J. 2005. Tingkah Lku Harian dan Tingkah Laku Makan Ular Sanca Hijau (Morelia
viridis). IPB : Bogor

Anda mungkin juga menyukai