Anda di halaman 1dari 16

BAB II

(Pembahasan)

2.1 BIOLOGI SEL

1. Perkembangan Biologi Sel

Biologi sel maju pesat pada tahun 1950-an ketika mikroskop elektron diperkenalkan.
Mikroskop merupakan alat terpenting dalam sitologi (cytology), bidang yang mempelajari
struktur sel. Namun sekadar menjelaskan beraneka ragam organel dan struktur-struktur
lainnya dalam sel hanya bisa sedikit mengungkapkan fungsi-fungsinya. Biologi sel modern
berkembang dari integrasi sitologi dengan biokimia (biochemistry), bidang yang mempelajari
molekul dan proses-proses kimia (metabolisme) sel.

2. Fraksionasi Sel

Suatu teknik yang berguna untuk mempelajari struktur dan fungsi sel adalah
fraksionasi sel (cell fractionation), yang menjauhkan sel-sel dan memisah-misahkan organel-
organel utama serta struktur subselular lain. Instrumen yang digunakan adalah sentrifus, alat
yang memutar tabung reaksi berisi campuran sel-sel yang pecah pada berbagai kecepatan.
Fraksionasi sel memungkinkan peneliti menyiapkan komponen-komponen sel spesifik dalam
jumlah banyak dan mengidentifikasi fungsi komponen tersebut, tugas yang jauh lebih sulit
dilakukan dengan sel utuh.

3. Pengertian Sel

Sel berasal dari bahasa Latin, cella yang artinya adalah ruangan kecil. Sel merupakan
unit terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel merupakan tempat
terjadinya peristiwa fisiologis dan pewarisan genetis makhluk hidup. Tubuh makhluk hidup
tersusun atas sel-sel sehingga sel dikatakan unit struktural makhluk hidup. Tubuh makhluk
hidup dapat melakukan aktivitas jika sel-selnya berfungsi sehingga sel dikatakan unit
fungsional makhluk hidup.

Berikut ini beberapa penelitian tentang sel.


1. Robert Hooke, orang pertama yang mengemukakan adanya sel. Dia melakukan
pengamatan terhadap sel gabus dibawah mikroskop
2. Robert Brown. Menurut dia, sel adalah ruangan kecil yang dibatasi oleh membran
serta di dalamnya terdapat cairan
3. Theodor Schwann mengatakan semua organisme tersusun atas sel
4. Rudolf Virchow mengatakan sel berasal dari sel sebelumnya
Struktur dan Fungsi Sel
a. Struktur Sel dan Komponen Kimiawi Sel

Ada dua tipe struktur sel yaitu sel prokariotik dan eukariotik

1. Struktur sel prokariotik


(prokaryotic cell,dari kata Yunani pro, sebelum dan karyon, bagian dalam biji,
disini mengacu pada nukleus)
Sel prokariotik adalah sel tanpa membran inti, sel prokariotik dimiliki oleh makhluk
hidup dari kingdom monera, yaitu bakteri dan alga biru. Struktur sel bakteri meliputi
dinding sel, membran plasma, sitoplasma, mesosom, ribosom, DNA, RNA, flagella,
dan pili

2. Struktur sel eukariotik


(kata eukaryotic berasal dari kata Yunani eu, sejati, dan karyon, bagian dalam
biji, disini mengacu pada nukleus). Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran
inti sehingga terjadi pemisahan antara inti sel dan sitoplasma, misalnya sel hewan dan
sel tumbuhan. Bagian luar sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel, sedangkan bagian
luar sel hewan dibatasi oleh membran plasma.
Membran plasma terdiri atas lapisan protein dan lapisan lipid (lipoprotein).
Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid, glikolipid, dan sterol. Lapisan protein membran
sel terbentuk dari glikoprotein. Lapisan protein membentuk dua macam lapisan yaitu
lapisan protein perifer dan integral.

Komponen kimiawi sel tersusun atas komponen organik dan komponen anorganik.

Komponen organik terdiri atas mikromolekul dan makromolekul. Mikromolekul


terdiri atas asam amino, nukleotida, asam lemak, dan glukosa. Sementara itu,
makromolekul terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat.
Komponen anorganik terdiri atas air, garam-garam mineral (NaCl, MgCl, CaSO4, dan
NaHCO3), serta gas (CO2, O2, dan NH3)

b. Komponen Pembentuk Sel beserta Fungsinya


Komponen pembentuk sel prokariotik (bakteri)
a. Dinding sel
Tersusun atas peptidoglikan, polisakarida, lemak, dan protein.
Fungsi: pelindung sel dan pemberi bentuk sel

b. Membran plasma
Tersusun atas lemak, polisakarida, dan protein.
Fungsi: sebagai perintang selektif yang memungkinkan lalu-lintas oksigen,
nutrien, dan zat buangan yang cukup untuk melayani keseluruhan sel.

c. Mesosom
Merupakan pelekukan membran plasma
Fungsi: pembelahan sel dan menghasilkan energi

d. Sitoplasma
Merupakan cairan di dalam sel kecuali di dalam inti sel
Fungsi: tempat berbagai macam terjadinya reaksi-reaksi dalam sel, tempat
bermukimnya organel-organel sel

e. Ribosom
Tersebar bebas pada sitoplasma
Fungsi: tempat sintesis protein

f. DNA
Merupakan materi genetik yang tersebar di sitoplasma tersusun atas rantai
polinukleotida. Ada dua macam DNA, yaitu DNA plasmid yang melingkar dan
kromosomal
Fungsi: pembawa informasi genetik
g. RNA
Merupakan materi genetik hasil transkripsi DNA
Fungsi: berperan pada proses sintesis protein

h. Flagela dan Pili


Tersusun atas mikrotubulus
Fungsi: membantu pergerakan sel

Komponen Pembentuk Struktur Sel Hewan dan Sel Tumbuhan


a. Dinding sel (ada pada tumbuhan, tidak ada pada hewan)
Tidak memiliki peptidoglikan
Berfungsi menjaga bentuk sel dan terdapat plasmodesmata sebagai lalu lintas
molekul dari satu sel ke sel yang lain

b. Membran plasma (ada pada tumbuhan dan hewan)


Tersusun atas lemak, polisakarida, dan protein
Berfungsi mengatur pertukaran molekul-molekul dari dan luar sel.

c. Sitoplasma (ada pada tumbuhan dan hewan)


Merupakan cairan di dalam sel kecuali di dalam inti sel
Berfungsi sebagai tempat berbagai macam terjadinya reaksi-reaksi dalam sel,
tempat bermukimnya organel-organel sel

d. Nukleus (ada pada tumbuhan dan hewan)


Terdapat DNA yang berfungsi pembawa kode genetik

e. Sentriol (tidak ada pada tumbuhan, ada pada hewan)


Berperan dalam pembelahan sel

f. Ribosom (ada pada tumbuhan dan hewan)


Terdapat pada retikulum endoplasma dan tersebar pada sitoplasma
Berfungsi sebagai tempat sintesis protein, ribosom membangun protein di dua
lokasi pada sitoplasma. Setiap saat, ribosom bebas tersebar di dalam sitosol,
sedangkan ribosom terikat melekat pada sisi luar retikulum endoplasma atau
selaput nukleus.

g. Retikulum endoplasma atau RE (ada pada tumbuhan dan hewan)


Terdiri atas RE halus tanpa ribosom dan RE kasar yang memiliki ribosom
RE halus berfungsi sebagai sintesis lipid, sedangkan RE kasar berfungsi sebagai
transpor protein

h. Kloroplas (ada pada tumbuhan, tidak ada pada hewan)


Kloroplas adalah suatu anggota terspesialisasi dari famili organel-organel
tumbuhan yang berkerabat dekat, yang disebut plastida.
Kandungan kloroplas dipisahkan dari sitosol oleh selaput yang terdiri dari dua
membran yang dipisahkan oleh ruang antar membran yang sangat sempit. Di
dalam kloroplas terdapat sistem bermembran lain dalam bentuk kantong-kantong
pipih yang saling berhubungan, disebut tilakoid. Tumpukan dari tilakoid disebut
grana dan cairan di luar tilakoid disebut stroma, yang mengandung DNA kloroplas
dan ribosom, serta banyak enzim
Berfungsi sebagai tempat fotosintesis

i. Mitokondria (ada pada tumbuhan dan hewan)


Mitokondria tersusun atas membran luar dan membran dalam yang
permukaannnya lebih luas disebut cristae. Membran dalam membagi mitokondria
menjadi dua kompartemen internal. Yang pertama adalah ruang antarmembran,
wilayah sempit di antara membran dalam dan membran luar. Kompartemen
kedua, matriks mitokondria (mitochondrial matrix), diselubungi oleh membran
dalam.
Berfungsi sebagai tempat respirasi aerob

j. Golgi apparatus (ada pada tumbuhan dan hewan)


Merupakan organel yang tersusun atas membran berbentuk kantung pipih
disebut sisterna, yang tidak berhubungan secara fisik.
Berfungsi sebagai organel sekretori, membentuk dinding sel tumbuhan dan
membentuk lisosom. Lisosom menghasilkan enzim-enzim hidrolitik untuk
mencerna makanan yang masuk ke dalam sel (penernaan intraseluler).
k. Vakuola (ada pada tumbuhan, kecil/tidak ada pada hewan)
Vakuola adalah vesikel yang dibatasi oleh membran yang disebut tonoplas
dengan fungsi yang berbeda-beda pada jenis sel yang berbeda-beda.
Berfungsi sebagai tempat ekskretori, sekretosi, dan penyimpanan. Vakuola
makanan terbentuk melalui fagositosis, vakuola berfusi (menyatu) dengan lisosom
selama proses fagositosis. Vakuola kontraktil banyak dimiliki oleh protista air
tawar yang memompa kelebihan air keluar dari sel, sehingga mempertahankan
konsentrasi ion dan molekul yang sesuai di dalam sel. Sedangkan vakuola sentral
umumnya dimiliki oleh sel tumbuhan dewasa.

l. Peroksisom (ada pada tumbuhan dan hewan)


Peroksisom adalah kompartemen metabolik terspesialisasi yang dibatasi oleh
satu membran tunggal.
Berfungsi menghasilkan enzim katalase/peroksidase yang menguraikan hidrogen
peroksida, yang bersifat racun menjadi air dan oksigen, sehingga banyak terdapat
pada organ-organ yang berperan untuk detoksifikasi

m. Glioksisom (ada pada tumbuhan, tidak ada pada hewan)


Berperan menghasilkan enxim katalase dan oksidase yang berfungsi untuk
metabolisme lemak. Digunakan untuk perkecambahan biji

n. Sitoskeleton (ada pada tumbuhan dan hewan)


Tersusun atas mikrotubulus dan mikrofilamen (filament aktin dan myosin)
Secara gamblang, fungsi sitoskeleton ialah memberikan sokongan mekanis kepada
sel dan mempertahankan bentuknya
Mikrotubulus membentuk dan menyokong sel, serta berperan sebagai jalur yang
dapat disusuri oleh organel yang dilengkapi dengan protein motorik. Pada sel
hewan, mikrotubulus tumbuh keluar dari sentrosom, wilayah yang sering terletak
di dekat nukleus dan dianggap sebagai pusat pengorganisasi mikrotubulus. Dalam
sentrosom terdapat sepasang sentriol, masing-masing teridiri dari sembilan set
triplet mikrotubulus yang tersusun membentuk cincin.
Mikrofilamen disebut juga filamen aktin karena tersusun atas molekul-molekul
aktin. Berbeda dengan peran penahan-kompresi oleh mikrotubulus, peran
struktural mikrofilamen dalam sitoskeleton adalah menahan tegangan (gaya tarik).
Jejaring berdimensi tiga yang dibentuk oleh mikrofilamen tepat di bagian
dalam membran plasma (mikrofilamen korteks) membantu menyokong bentuk
sel. Mikrofilamen terkenal karena perannya dalam motilitas sel, terutama sebagai
bagian aparatus kontraktil sel otot. Ribuan filamen aktin tersusun paralel satu
sama lain di sepanjang suatu sel otot, berselang-seling dengan filamen-filamen
lebih tebal yang terbuat dari protein yang disebut miosin (myosin). Miosin bekerja
sebagai protein motorik berbasis-mikrofilamen dengan penuluran yang berjalan
di sepanjang filamen aktin.

Mekanisme Transpor Membran

Membran plasma berfungsi sebagai tempat keluar dan masuknya ion, molekul, serta
senyawa dari atau ke dalam sel. Membran plasma bersifat selektif permeabel artinya
memiliki kemampuan untuk melakukan seleksi terhadap ion, molekul, dan senyawa yang
melaluinya. Perpindahan molekul atau ion melewati membran ada dua macam yaitu transpor
pasif dan transpor aktif

a. Transpor pasif
Transpor pasif merupakan perpindahan molekul-molekul, senyawa, atau ion yang
tidak memerlukan energi untuk melewati membran. Transpor pasif mencakup osmosis
dan difusi
Osmosis
Osmosis adalah perpindahan pelarut (misal air) melalui membran
selektif permeabel dari konsentrasi pelarut tinggi (hipotonik) menuju
konsentrasi pelarut rendah (hipertonik).
Ada 4 kemungkinan yang terjadi pada sel tumbuhan dan hewan akibat adanya
osmosis, yaitu:
1. Krenasi (terjadi apabila sel hewan berada di larutan hipertonik)
Krenasi adalah mengerutnya sel hewan akibat keluarnya cairan sel
2. Hemolisis (terjadi apabila sel hewan berada di dalam larutan hipotonik)
Hemolisis adalah pecahnya sel hewan karena masuknya cairan dari
luar secara terus-menerus.
3. Plasmolisis (terjadi apabila sel tumbuhan berada dalam larutan hipertonik)
Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya membran plasma dari dinding
sel tumbuhan akibat keluarnya sebagian air dari dalam sel.
4. Turgid (terjadi apabila sel tumbuhan berada dalam larutan hipotonik)
Turgid adalah membengkaknya sel tumbuhan karena masuknya cairan
dari luar ke dalam sel.

Difusi
Difusi merupakan proses pergerakan acak partikel-partikel (atom,
molekul, gas, cairan, dan larutan) dari larutan berkonsentrasi tinggi
(hipertonik) ke larutan berkonsentrasi rendah (hipotonik) sehingga mencapai
kesetimbangan.

b. Transpor aktif
Pada transpor aktif diperlukan energi untuk memompa molekul melewati
membran dengan melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
Pompa ion
Pompa ion adalah transpor ion melewati membran plasma yang
melawan gradien konsentrasi
Kontraspor
Kontraspor adalah suatu zat yang mengaktifkan transpor zat lain
melewati membran plasma
Endositosis dan eksositosis
Endositosis dan eksositosis adalah transpor makromolekul seperti
protein, polisakarida, atau asam nukleat dengan membentuk lipatan membran
plasma. Pada endositosis, membran plasma mengelilingi makromolekul di luar
sel kemudian melipatmmembentuk vesikel. Pada eksositosis, vesikel
bergabung dengan membran plasma dan mengeluarkan makromolekul dari
dalam vesikel.
Membandingkan sel prokariot dan sel eukariot

Selain keberadaan inti sel, yang membedakan sel prokariotik dan eukariotik adalah sel
eukariotik memiliki sistem endomembran, yaitu organel-organel yang memiliki membran
seperti retikulum endoplasma, badan golgi, mitokondria, liosom, vakuola, dan kloroplas pada
sel tumbuhan.

Semua sel memiliki beberapa kesamaan ciri dasar: semuanya dibatasi oleh perintang
selektif, disebut membran plasma. Membran itu menyelubungi zat serupa-jeli yang semi-cair,
disebut sitosol (cytosol), tempat organel dan komponen-komponen lain berada. Semua sel
mengandung kromosom, yang membawa gen dalam bentuk DNA. Dan semua sel memiliki
ribosom, kompleks kecil yang membuat protein berdasarkan instruksi dari gen.

Perbedaan utama antara sel prokariot dan sel eukariot adalah lokasi DNA-nya, seperti
yang tercermin dalam nama kedua jenis sel ini. Dalam sel eukariot (eukaryotic cell), sebagian
besar DNA berada dalam organel yang disebut nukleus, yang dibatasi oleh membran ganda.
Dalam sel prokariot, DNA terkonsentrasi di wilayah yang tidak diselubung oleh membran,
disebut nukleoid (nucleoid) interior sel prokariot disebut sitoplasma (cytoplasm).

Adanya atau tidak adanya nukleus sejati hanya salah satu contoh perbedaan
kompleksitas struktural antara kedua tipe sel. Sel eukariot umumnya jauh lebih besar
daripada sel prokariot. Ukuran merupakan aspek yang umum dari struktur sel yang
berhubungan dengan fungsinya.
2.2 KONSEP GENETIKA

A. Kromosom
Bagian utama sebuah sel terdiri atas nukelus dan sitoplasma. Di dalam nukleus
terdapat benang-benang halus yang disebut kromatin. Apabila sel siap membelah,
benang-benang halus tersebut dipintal membentuk kromosom. Kromosom merupakan
suatu struktur padat yang terdiri atas protein dan asam nukleat. Asam nukleat yang
utama pada kromosom adalah DNA dengan sejumlah kecil RNA.
Kromosom berasal dari kata chrome artinya berwarna dan soma artinya badan.
Oleh karena itu, kromosom dapat diartikan sebagai badan yang menyerap warna.
Kromosom terdapat pada nukleus (inti sel) setiap sel. Kromosom dapat diamati pada
tahap metafase saat pembelahan mitosis maupun meiosis.

1. Struktur kromosom
Kromosom terdiri atas sentromer dan lengan kromosom. Sentromer tidak
mengandung gen dan merupakan tempat melekatnya kromosom. Sentromer
memiliki fungsi penting dalam pembelahan sel mitosis dan meiosis. Lengan
kromosom merupakan bagian kromosom yang mengandung gen. Setiap
kromosom memiliki satu atau dua lengan. Setiap lengan kromosom, terdapat
benang halus yang terpilin. Benang-benang halus tersebut dikenal dengan
kromatin. Benang-benang kromatin juga merupakan untaian DNA
(deoxyribonucleicacid) yang berpilin dengan protein histon. Bentuk ikatan DNA
dan protein histon disebut juga nukleosom.

2. Bentuk kromosom
Kromosom memiliki bentuk yang berbeda-beda. Berdasarkan panjang lengan
yang dimilikinya kromosom dibedakan menjadi:
a. Kromosom metasentrik: sentromernya terletak di tengah sehingga kedua
lengannya sama panjang, disebut juga bentuk V.
b. Kromosom submetasentrik: letak sentromernya mendekati bagian tengah
sehingga lengan yang satu lebih panjang dari lengan lainnya.
c. Kromosom akrosentrik: letak sentromer mendekati ujung sehingga salah satu
lengannya sangat pendek, disebut juga bentuk J.
d. Kromosom telosentrik: letak sentromer di ujung sehingga kromosom ini hanya
memiliki satu lengan, disebut juga bentuk I.

3. Tipe kromosom
Kromosom dalam tubuh berdasarkan pengaruhnya terhadap penentuan jenis
kelamin dan sifat tubuh dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Autosom, disebut juga kromosom biasa atau kromosom tubuh. Autosom tidak
menentukan jenis kelamin organisme. Pada manusia dengan jumlah
kromosom sel somatis 46 buah, memiliki 44 autosom. Selebihnya, 2
kromosom, adalah kromosom kelamin. Penulisan autosom dilambangkan
dengan huruf A sehingga penulisan autosom sel somatis manusia adalah 44A
atau 22A.
b. Gonosom, disebut juga kromosom kelamin atau kromosom seks. Gonosom
dapat menentukan jenis kelamin makhluk hidup. Jumlahnya sepasang pada sel
somatis. Pada manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah, terdapat
44 autosom dan 2 gonosom. Terdapat dua jenis gonosom, yaitu X dan Y.
Umumnya pada makhluk hidup, gonosom X menentukan jenis kelamin betina
dan gonosom Y menentukan jenis kelamin jantan. Susunan gonosom wanita
XX dan gonosom pria XY. Oleh karena itu, penulisan kromosom sel somatis
(2n) adalah 44A+XY (pria) atau 44A+XX (wanita). Adapun untuk sel gamet
(n) adalah 22A+X atau 22A+Y.

B. Gen
Gen adalah substansi dasar hereditas yang mengandung informasi genetik.
Gen tersusun atas asam-asam nukleat dan terdapat di lokus dalam kromosom. Asam-
asam nukleat terdiri atas DNA dan RNA. Pada umumnya, kromosom ditemukan
dalam keadaan berpasangan. Pasangan kromosom tersebut dinamakan kromosom
homolog. Pada pasangan kromosom homolog terdapat pasangan lokus yang berada
dalam satu garis horizontal yang disebut lokus yang bersesuaian. Gen-gen yang
terletak pada lokus bersesuaian dengan pasangan kromosom homolognya dan
memberikan pengaruh yang berlawanan terhadap sifat yang dikendalikan, disebut
alel.
Alel dibedakan menjadi dua, yaitu alel tunggal dan alel ganda. Suatu alel
dikatakan alel tunggal jika suatu gen memiliki satu gen sealel sehingga hanya muncul
satu sifat. Sedangkan suatu alel dikatakan alel ganda jika suatu gen memiliki lebih
dari dua pasangan gen yang sealel sehingga muncul beberapa sifat. Susunan gen di
dalam individu disebut genotipe, sedangkan ekspresi genotipe tersebut dinamakan
fenotipe. Lambang huruf besar merupakan sifat dominan, sedangkan huruf kecil
merupakan sifat resesif.

C. DNA (Deoxyribonucleic Acid)


DNA merupakan tempat penyimpanan informasi genetik. DNA adalah
makromolekul polinukleotida yang tersusun dari polimer nukleotida yang berulang-
ulang, tersusun rangkap, serta membentuk ikatan seperti rantai ganda dan berpilin ke
kanan (double helix).
Setiap nukleotida terdiri atas tiga gugus molekul berikut:
a. Komponen gula berupa deoksiribosa
b. Basa nitrogen yang terdiri atas purin dan pirimidin. Purin terdiri atas adenin (A)
dan guanin (G), serta pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T)
c. Gugus fosfat
Rangkaian kimia antara deoksiribosa dengan basa nitrogen (purin atau
pirimidin) disebut nukleosida. Nukleosida tersebut akan berikatan dengan fosfat
membentuk nukleotida. Gabungan nukelotida-nukleotida dalam suatu rantai
membentuk DNA. Jadi, molekul DNA merupakan polimer panjang dari
nukleotida yang dinamakan polinukleotida.
DNA terletak dalam nukelus dan berperan dalam menentukan sifat genetik suatu
individu. Selain itu, DNA dapat berfungsi sebagai heterokatalitik (mensintesis
molekul lain seperti RNA) dan otokatalitik (replikasi diri).
Menurut para ahli, ada tiga kemungkinan cara DNA bereplikasi yaitu:
a. Konservatif
Menurut model replikasi konservatif, semua pita DNA double helix berfungsi
sebagai cetakan. Proses tersebut menghasilkan sebuah pita DNA double helix
baru.
b. Semikonservatif
Model replikasi DNA ini diususlkan oleh Watson dan Crick beberapa saat
setelah mengajukan model DNA double helix. Model ini menjelaskan, setelah pita
terurai menjadi pita tunggal, setiap pita berfungsi sebagai cetakan. Setiap pita
tunggal membentuk pita pasangannya sehingga terbentuk dua pita double helix.
c. Dispersif
Berdasarkan model ini, pita spiral (double helix) terputus-putus, kemudian
potongan DNA tersebut membentuk dua pita baru. Potongan DNA lama akan
bersambungan dengan DNA baru pada kedua pita double helix baru tersebut.

D. RNA (Ribonucleic Acid)


RNA merupakan makromolekul yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur
informasi genetik. RNA merupakan rantai tunggal polinukleotida. Setiap
ribonukleotida terdiri atas tiga gugus molekul berikut:
a. Komponen gula berupa ribosa
b. Basa nitrogen yang terdiri atas golongan purin (adenin=A dan guanin=G) dan
golongan pirimidin (sitosinin=C dan urasil=U)
c. Gugus fosfat
RNA terdapat dalam jumlah banyak di sitoplasma dan ribosom serta hanya
terdapat sedikit di nukleus. Kadar RNA dalam sitoplasma dapat berubah-ubah.
Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas sintesis protein.
Ada tiga jenis RNA, yaitu:
a. Messenger RNA (mRNA) atau disebut juga RNA duta, merupakan RNA terbesar
dan terpanjang. RNA ini membentuk pita panjang dan berfungsi sebagai pola
cetakan pembentuk polipeptida.
b. Transfer RNA (tRNA) merupakan RNA pendek yang bertindak sebagai
penerjemah kodon dari mRNA sehingga disebut juga antikodon. RNA ini
berfungsi juga mengikat asam-asam amino yang akan disusun menjadi pita
polipeptida di ribosom.
c. Ribosom RNA (rRNA) merupakan RNA yang terdapat di dalam ribosom. RNA
ini berupa pita tunggal tidak bercabang dan fleksibel. Hingga kini fungsi rRNA
belum banyak diketahui, namun diduga berkaitan dengan sintesis protein.

E. Peran DNA dan RNA dalam sintesis protein


Sintesa (penyusunan protein) suatu makhluk hidup terjadi pada ribosom,
melalui tahapan transkripsi dan translasi yang saling berhubungan satu sama lain.
Dimulai dengan membukanya pita Double Helix oleh enzim DNA polymerase. Pita
DNA yang berfungsi sebagai pencetakan RNA disebut pita template atau sense
(kodogen) dan pita DNA yang tidak mencetakan RNA disebut dengan pita antisense.
Proses transkripsi maupun translasi ini berkesinambungan sampai terbentuk
polipeptida tertentu yang terdiri dari asam amino dengan urutan basa nitrogen
tertentu.

F. Kode genetik
Kode genetik, yaitu instruksi berupa kode-kode yang merumuskan jenis
protein yang akan dibuat. Instruksi kode genetik tersebut diperintahkan oleh DNA
dalam sintesis protein.
Ciri-ciri kode genetik menurut Nirenberg, yaitu:
a. Terdiri dari triplet, artinya tiap 1 kodon terdiri dari 3 basa.
b. Non overlapping, artinya susunan 3 basa pada kodon berbeda dengan kodon yang
lain.
c. Degenerate, artinya 1 asam amino mempunyai kodon lebih dari satu.
d. Universal, artinya kode yang sama berlaku untuk semua makhluk hidup.
BAB III
(Penutup)

3.1 SIMPULAN

Sel berasal dari bahasa Latin, cella yang artinya adalah ruangan kecil. Sel
merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel
merupakan tempat terjadinya peristiwa fisiologis dan pewarisan genetis makhluk
hidup. Ada dua tipe struktur sel yaitu sel prokariotik dan eukariotik
Sel prokariotik adalah sel tanpa membran inti, sel prokariotik dimiliki oleh
makhluk hidup dari kingdom monera, yaitu bakteri dan alga biru
Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti sehingga terjadi pemisahan
antara inti sel dan sitoplasma, misalnya sel hewan dan sel tumbuhan
Kromosom berasal dari kata chrome artinya berwarna dan soma artinya badan.
Oleh karena itu, kromosom dapat diartikan sebagai badan yang menyerap warna.
Kromosom terdapat pada nukleus (inti sel) setiap sel.
Gen adalah substansi dasar hereditas yang mengandung informasi genetik.
Gen tersusun atas asam-asam nukleat dan terdapat di lokus dalam kromosom. Asam-
asam nukleat terdiri atas DNA dan RNA. Pada umumnya, kromosom ditemukan
dalam keadaan berpasangan. Pasangan kromosom tersebut dinamakan kromosom
homolog.
DNA merupakan tempat penyimpanan informasi genetik. DNA adalah
makromolekul polinukleotida yang tersusun dari polimer nukleotida yang berulang-
ulang, tersusun rangkap, serta membentuk ikatan seperti rantai ganda dan berpilin ke
kanan (double helix).
RNA merupakan makromolekul yang berfungsi sebagai penyimpan dan
penyalur informasi genetik. RNA merupakan rantai tunggal polinukleotida.

Kode genetik, yaitu instruksi berupa kode-kode yang merumuskan jenis


protein yang akan dibuat. Instruksi kode genetik tersebut diperintahkan oleh DNA
dalam sintesis protein.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Edukatif Hayati Subur. 2015. Buku Ajar Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII.
Surakarta: CV Hayati Tumbuh Subur

Omegawati, Wigati Hadi, Teo Sukoco, Rumiyati. 2017. Detik-detik Ujian


Nasional Biologi Tahun Pelajaran 2016/2017. Klaten: PT. Intan Pariwara

Indri, Garnasih, M.si, Arry Setya Purnaning, M.si. 2012. Intisari Biologi.
Jakarta Timur: Laskar Aksara

Anda mungkin juga menyukai