Anda di halaman 1dari 14

ANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN ELASTIS

TIANG PANCANG BETON JEMBATAN SUNGAI PENARA


JALAN AKSES NON TOL KUALANAMU

Tua Tindaon1 dan Rudi Iskandar2


1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email :marisitindaon@gmail.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus
USU Medan Email : sipil_s2_usu@yahoo.com

ABSTRAK
Setiap Pondasi harus mampu mendukung beban sampai batas keamanan yang telah ditentukan, ter-
masuk mendukung beban maksimum yang mungkin terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah menghi-
tung dan membandingkan kapasitas daya dukung, menghitung penurunan pondasi tiang pancang pada
Proyek Jembatan Sungai Penara Jalan Akses Non-Tol Kualanamu. Kapasitas daya dukung tiang pan-
cang dengan metode statis dihitung berdasarkan data- data lapangan (SPT), sedangkan metode dina-
mis dihitung berdasarkan data lapangan yaitu data kalendering dan PDA yang diperoleh saat peman-
cangan. Metode statis untuk data lapangan (SPT) diperoleh kapasitas daya dukung ultimit tiang tung-
gal Qu= 183,94 ton, dan daya dukung ultimit tiang kelompok Qu = 2998,75 ton. Berdasarkan metode
dinamis untuk data kalendering (Metode Hilley) diperoleh kapasitas daya dukung ultimit tiang tunggal
Qu= 216,75 ton, dan daya dukung ultimit tiang kelompok Qu= 3533,45 ton. Daya dukung horizontal
tiang tunggal sebesar 13,196 ton dengan defleksi 0,33 cm. Penurunan elastis tiang kelompok diperoleh
15,6 mm dengan menggunakan Qg metode Converse-Labarre dan penurunan menggunakan Qg metode
Los Angeles Group diperoleh penurunan sebesar 17,52 mm. nilai kedua penurunan mendekati nilai
penurunan pada test PDA yaitu sebesar 16,7 mm.

Kata kunci : Kapasitas daya dukung , SPT , Kalendering , PDA, Penurunan elastis

ABSTRACK
Each foundation must be capable of supporting a load until all applicable safety limits, including
suporting the maximum load that occurs. The purpose of this study was to calculate and compared the
bearing capacity, calculate settlement of pile foundation at Bridge Penara River Bridge Project Non-
Tol Road Access Kualanamu. Bearing capacity of piles with static methods is calculated based on the
data field (SPT), while the method of dynamically calculated based on the field data is data obtained
kalendering and PDA while driving operation. Static methods for data filed (SPT) ultimate bearing
capacity singel pile Qu = 183.94 Ton, ultimate bearing capacity for group pile Qu = 2998.75 Ton.based
on dynamic for kalendering (Hilley methods) bearing capacity ultimate singel pile Qu = 216.75 Ton
and group pile ultimate bearing capacity Qu = 3533.45 Ton. Horizontal bearing capacity singel pile
13.19 Ton with deflection 0.33 cm. Elastic settlement for group pile 15.6 mm for Qg Converse-
Labbare and elastic settlement for group pile 17.52 mm for Qg methods Los Angles Group. Value
elastic settlement of both approaches methods elastic settlement from test PDA is 16.7 mm.

Keywords : Bearing Capacity, SPT, Kalendering, PDA, Elastic Settlement

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada perencanaan fondasi tiang pancang, kemampuan menahan beban lateral dan aksial harus
diperhitungkan dengan baik agar dapat menghasilkan suatu struktur fondasi yang kuat dan efisien.
Tiang pancang berinteraksi dengan tanah untuk menghasilkan daya dukung yang mampu
memikul dan memberikan keamanan pada struktur atas. Untuk menghasilkan daya dukung yang
akurat maka diperlukan suatu penyelidikan tanah yang akurat juga. Perencanaan fondasi tiang
pancang mencakup berbagai tahapan studi kelayakan dan perencaan teknis. Semua itu dilakukan
supaya menjamin hasil akhir suatu konstruksi yang kuat, aman serta ekonomis. Untuk
menghindari terjadinya kerusakan atau keruntuhan, suatu fondasi tiang pancang baik tunggal
maupun tiang kelompok haruslah mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul
konstruksi yang ada diatasnya.
1.2 Tujuan
Untuk menghitung dan membandingkan daya dukung fondasi tiang pancang dengan mengguna-
kan data SPT, Kalendering dan PDA serta menghitung penurunan elastik yang terjadi pada fonda-
si kelompok.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapasitas daya dukung tiang pancang dari hasil Standard Test Penetration (SPT)
Daya dukung tiang pancang dari data SPT memakai Metode Meyerhoff.

Tanah non-kohesif
Daya dukung ujung fondasi diperoleh dari persamaan :
Lb
Q p 40.Nspt. . A p 400.Nspt . A p (1)
D
Dimana,
N-SPT = Jumlah pukulan yang diperoleh dari percobaan SPT
= N-SPT yang digunakan Ncorr = (N1+N2)/2
= N1 adalah nilai N rata-rata 10D dari ujung tiang ke atas
= N2 adalah nilai N rata-rata 4D dari ujung tiang ke bawah
D = Diameter tiang pancang (m)
Ap = Luas ujung tiang (m2)

Daya dukung selimut tiang pancang diperoleh dari persamaan :

Qs 2.Nspt. p.Li (2)

Dimana,
N-SPT = Jumlah pukulan yang diperoleh dari percobaan SPT
Li = panjang Tiang (m)
p = keliling tiang (m)

2.2 Data Kalendering


Daya dukung tiang pancang dari data Kalendering memakai Metode Hilley

eh .WR .h WR n 2 .WP
Qu . (3)
1 WR WP
S ( k1 k 2 k 3 )
2
Dimana :
eh = Efisiensi hammer
k1 = kompresi sementara dari cushion (pile head & cushion)
Qu L
k2 = koefisien yang dihitung dengan persamaan A.E
k3 = koefisien kondisi tanah, yang dimana untuk tanah keras (batu, pasir sangat padat
dan kerikil) = 0 dan untuk tanah tanah yang lainnya berkisar 2,5 mm 5 mm.
WP = Berat tiang (Ton)
WR = Berat hammer (Ton)
n = Koefisien restitusi antara ram dan pile cap
h = Tinggi jatuh (cm)
WR x h = Energi palu (kg/cm)
2.3 Daya Dukung Tiang Pancang Kelompok Berdasarkan Efisiensi
Metode Converse-Labarre

( n 1).m ( m 1).n
Eg 1 (4)
90.m.n
Dimana,
= arc tg d/s, dalam derajat,
n = jumlah tiang dalam satu baris,
m = jumlah baris tiang.

Metode Los Angeles Group

d
Eg 1
s.m.n

m.(n 1) (m 1) 2 .(m 1).( n 1) (5)

Dimana,
d = diameter tiang,
s = jarak pusat antar tiang ,
n = jumlah tiang dalam satu baris,
m = jumlah baris tiang.

Daya Dukung Tiang Group


Qg = Eg . n . Qu (6)
Dimana :
Eg = efisiensi kelompok tiang
Qg = beban maksimum kelompok yang mengakibatkan keruntuhan
n = Jumlah tiang dalam kelompok.
Qu = Beban maksimum tiang tunggal.

2.4 Penurunan Tiang Kelompok


Penurunan elastis tiang adalah penurunan yang terjadi dalam waktu dekat atau dengan segera se-
telah penerapan beban (elastic settlement atau immediate settlement). Penurunan tiang kelompok
(Meyerhoff, 1976) dapat dihitung sebagai berikut :
2.q. Bg .I
Sg (7)
N corr
Dimana,
q = Tekanan pada dasar fondasi
I = faktor pengaruh
Bg = Lebar Kelompok Tiang
N = Harga rata-rata N pada kedalaman Bg di bawah kaki fondasi.
L = Kedalaman fondasi tiang

2.5 Daya Dukung Horisontal


Fondasi tiang terkadang harus menahan beban lateral (horizontal), antara lain yang antara lain
beban angin, beban gempa, dan beban lainnya. Beban-beban tersebut akan bekerja pada ujung
atas (kepala tiang). Hal ini akan menyebabkan kepala tiang terdeformasi lateral. Hal ini akan me-
nimbulkan gaya geser pada tiang dan tiang akan melentur sehingga timbul momen lentur. Metode
yang digunakan dalam menghitung daya dukung horizontal adalah metode Broms.

Perilaku tiang dengan menghitung faktor kekakuan tiang (tanah non-kohesif)


E .I
T 5 (8)
nh
Dimana :
nh = koefisien variasi modulus
E = Modulus elastis tiang
I = Momen inersia tiang

Daya dukung horizontal tiang Pada Tiang Panjang (tanah non-kohesif)

M max B. .L3 .K p (9)

2.Mu
Hu (10)
Hu
e 0,54.
.B.Kp
Dimana,
B = Diameter tiang (m)
= Berat isi tanah (Ton/m3)
L = Panjang tiang (m)
Kp = Koefisien tanah pasif

Cara lain Untuk menentukan daya dukung horizontal adalah berdasarkan grafik, seperti grafik di
bawah ini.

Gambar 1 Tahanan lateral ultimit dalam tanah non-kohesif


Sumber : Tomlinson, 1977
Defleksi tiang horizontal untuk tiang panjang pada keadaan kepala tiang ujung jepit (ta-
nah non-kohesif)

0.93H
yo 3 2
(11)
5 5
(n h ) .( E p I p )
Dimana :
H = daya dukung ijin horisontal
nh = koefisien variasi modulus
Ep = Modulus elastis tiang
Ip = Momen inersia tiang

2.6 Pembebanan Jembatan


Dalam perencanaan jembatan, pembebanan yang diberlakukan pada jembatan jalan raya, adalah
mengacu pada standar RSNI T-02-2005 Pembebanan Untuk Jembatan.

2.7 Distribusi Beban Pada Tiang Pancang


Kelompok tiang yang bekerja dua arah (x dan y), dipengaruhi oleh beban vertikal dan momen (x
dan y) yang akan mempengaruhi terhadap kapasitas daya dukung tiang pancang.

Gambar 2. Beban sentris dan momen kelompok tiang arah x dan y


Sumber : Sardjono Hs, 1988
V M Y . xi M x . y i
Qi (12)
n x2 y2
dimana :
Qi = Beban aksial pada tiang ke-i.
V = Jumlah beban vertikal yang bekerja pada pusat kelompok tiang.
Mx = Momen yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu x.
My = Momen yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu y.
n = Banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang pancang (pile group).
xi,yi = Absis atau jarak tiang ke pusat berat kelompok tiang ke tiang nomor-i.
x2 = Jumlah kuadrat absis-absis tiang pancang.
y2 = Jumlah kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mencapai maksud dan tujuan studi ini, dilakukan beberapa tahapan yang dianggap perlu
dan secara garis besar diuraikan sebagai berikut :

Tahapan pertama adalah melakukan review dan studi kepustakaan terhadap text book dan jur-
nal-jurnal terkait dengan fondasi tiang, permasalahan pada fondasi tiang, dengan desain dan pe-
laksanaan pemancangan tiang.

Tahapan kedua adalah meninjau langsung ke lokasi proyek dan menentukan lokasi pengambilan
data yang dianggap perlu.

Tahapan ketiga adalah Pelaksanaan pengumpulan data data.


Data yang diperoleh adalah :
1. Data SPT
2. Data Kalendering
3. Data Tes PDA
4. Data uji laboratorium

Tahap keempat adalah mengadakan analisis data dengan menggunakan data-data diatas berda-
sarkan formula sebagai berikut:
1. Menghitung kapasitas daya dukung aksial tiang pancang antara lain:
a. Dari data SPT dengan Metode Meyerhoff.
b. Dari data kalendering Metode Hilley
2. Menghitung efisiensi tiang kelompok dengan metode :
a. Metode Converse Labarre
b. Metode Los Angeles Group
3. Menghitung penurunan elastis tiang kelompok dengan Metode Meyerhoff.
4. Menghitung daya dukung horizontal tiang tunggal dengan Metode Broms.

Tahapan kelima adalah mengadakan analisis terhadap hasil perhitungan yang dilakukan dan
membuat kesimpulan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Daya dukung tiang pancang dari data SPT


Lokasi penyelidikan titik Boring Log adalah pada BH-V dan Elevasi muka tanah berada pada
+7,192 m dan elevasi dasar pile cap pada +2,276 m. seperti Gambar 3 dibawah ini. Dan perhitun-
gannya pada Tabel 1.
Pier 2

Muka Tanah Asli


Elv. +7.192

Nilai N-SPT
Elv. +2.276 0 10 20 30 40 50 60

1
Elv. 0.000 MEDIUM SAND 2
3
4

COARSE SAND 5
6
7
8
9
10
COARSE SAND 11
SOME CLAY 12
13
14
15
16

SILTY COARSE 17
SAND MIXED 18
TUFF 19
20
21
22
SILTY SAND
23
MIXED TUFF
24
25
SILTY FINE SAND
26
MIXED TUFF
27
28
29
30
SILTY SAND 31
MIXED TUFF 32
33
34
35
Gambar 3. Potongan Melintang Jembatan Pada Pier 2
Daya dukung ujung tiang,
Qp = 1091,65 kN
Daya dukung selimut tiang,
Qs 185,378kN
Daya dukung ultimate tiang
Qult 182,374 Ton
Daya dukung ijin tiang
Qall 91,19 Ton

Tabel 1. Perhitungan daya dukung tiang berdasarkan data SPT (BH-V)


Kedalaman Lapisan Soil Skin Fricsion End Qult Qult
(m) Tanah Layer N N1 N2 Ncorr (KN) Bearing (KN) (Ton) Qall
Local Cum (KN)
0,00 Pasir Sedang 1 0 0,00 2,50 1,25 0,00 - - - - -
2,45 Pasir Sedang 1 5 2,50 6,50 4,50 0,00 - 172,87 172,87 17,29 8,64
4,45 Pasir Kasar 2 8 4,33 6,00 5,17 25,14 25,14 162,03 187,16 18,72 9,36
6,45 Pasir Kasar 2 4 5,67 3,50 4,58 12,57 37,70 143,73 181,44 18,14 9,07
8,45 Pasir Berlempung 3 3 5,00 3,50 4,25 9,43 47,13 133,28 180,41 18,04 9,02
10,45 Pasir Berlempung 3 4 3,67 6,00 4,83 12,57 59,70 151,57 211,27 21,13 10,56
12,45 Pasir Berlempung 3 8 5,00 8,00 6,50 25,14 84,83 203,84 288,67 28,87 14,43
14,45 Pasir Berlempung 3 8 6,67 14,00 10,33 25,14 109,97 324,05 434,02 43,40 21,70
16,45 Pasir Kasar Berlanau 4 20 12,00 26,50 19,25 62,84 172,81 603,68 776,49 77,65 38,82
18,45 Pasir Kasar Berlanau 4 33 20,33 31,50 25,92 103,69 276,50 812,75 1.089,24 108,92 54,46
20,45 Pasir Kasar Berlanau 4 30 27,67 43,00 35,33 94,26 370,76 1.108,05 1.478,81 147,88 73,94
22,45 Pasir Berlanau 5 56 39,67 58,00 48,83 175,95 546,71 1.531,41 2.078,12 207,81 103,91
24,00 Pasir Berlanau 6 59 48,33 41,50 44,92 185,38 732,09 1.091,65 1.823,74 182,37 91,19
24,45 Pasir Berlanau 5 60 48,67 42,00 45,33 188,52 735,23 319,87 1.055,10 105,51 52,76
26,45 Pasir halus Berlanau 6 24 46,67 42,00 44,33 75,41 810,64 1.390,29 2.200,93 220,09 110,05
28,45 Pasir Berlanau 7 60 48,00 59,50 53,75 188,52 999,16 1.685,60 2.684,76 268,48 134,24
30,45 Pasir Berlanau 7 59 47,67 59,50 53,58 185,38 1.184,53 1.680,37 2.864,91 286,49 143,25
32,45 Pasir Berlanau 7 60 59,67 56,00 57,83 188,52 1.373,05 1.813,65 3.186,71 318,67 159,34
34,45 Pasir Berlanau 7 52 57,00 26,00 41,50 163,38 1.536,44 1.301,44 2.837,88 283,79 141,89

Berdasarkan perhitungan daya dukung dengan SPT pada kedalaman 24 m pada tiang pancang di-
peroleh daya dukung sebesar 182,37 ton

4.2 Daya dukung tiang pancang dari data kalendering (Hilley)


Perhitungan kapasitas daya dukung dilakukan pada titik A-1 pada persamaan (3)
0.8 x.3,5.216,6 3,5 0,4 2 x6,96
Qu .
1 3,5 6,96
0,11 (0.3 0,1948 0)
2
Q u 216.75 Ton
Q
Qall ult
2
Qall 108,37 Ton
Berdasarkan persamaan (3), diperoleh daya dukung ultimate sebesar 216,75 Ton

4.3 Daya dukung berdasarkan Tes PDA (Pile Driving Analysis)


Berdasarkan hasil pengujian Tes PDA , tiang pancang dengan diameter 50 cm memiliki daya du-
kung ultimate sebagai berikut :
Tabel 2 Hasil Tes PDA
No. Tiang Penampang Qult (Ton)
ABT1 50 cm 214,5
PIER1 50 cm 207,2
ABT2 50 cm 154,7
PIER2 50 cm 169,7

Disini penulis meninjau pada Pier 2 dan nilai daya dukung yang mendekati adalah pada pengujian
SPT (BH-V). Nilai daya dukung ultimate tiang pancang adalah 169,7 ton.
4.4 Daya dukung tiang pancang dengan efisiensi tiang kelompok

X
S = 1850

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8
S = 2000
2590
Y
4000
B1 B2 B3 B4 B5 B6

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8

12950

Gambar 4. Jarak Antar Tiang


Metode Converse-Labarre
Menggunakan persamaan (4)
d 50
arctan arctan 15,124o
s 185
(3 1).8 (8 1).3
E g 1 15,124
90.3.8
E g 0,741
Metode Los Angeles Group
Menggunakan persamaan (5)

d 50
arctan arctan 15,124 o
s 185
0,5
Eg 1
2.8.3

8.(3 1) (8 1) 2 .(8 1)(3 1)
E g 0,555

Daya Dukung Tiang Group


Tabel 3. Daya dukung ultimate tiang kelompok berdasarkan efisiensi

SPT Kalendering
Metode Efisiensi
Meyerhoff Hilley
Converse-Labbare Qult (Ton) 2998,75 3533,45
Los Angeles Group Qult (Ton) 2246,03 2646,51
4.5 Penurunan elastis tiang kelompok
Perhitungan penurunan tiang kelompok (Meyerhoff,1976) menggunakan rumus empiris Persa-
maan (7) untuk penurunan elastis tiang :
Menurut data Eg converse - labarre
Data,
q 3,30 kg/cm2
I 0,333
Jadi I = 0,5
S g 15,6 mm
Menurut Efisiensi metode Los Angles Group
q 3,71 kg/cm2
I 0,333
Jadi I = 0,5
S g 17,52 mm

Berdasarkan persamaan (7), diperoleh penurunan elastis kelompok tiang menurut metode Meyer-
hoff (1976) yaitu:
1. Menurut Converse labarre sebesar 15,6 mm
2. Menurut Los Angeles Group 17,52 mm

4.6 Daya dukung horisontal


Untuk mengetahui tanah runtuh atau tidak akibat adanya beban horisontal yang terjadi pada tiang,
maka perlu dihitung daya dukung horisontal.
1. Cek perilaku tiang dengan menghitung faktor kekakuan tiang
E .I
T 5
nh
T = 1,378 m
Tiang pancang tersebut dikategorikan tiang panjang atau tiang tidak kaku (ujung bebas) L 4T
(24 m 5,512 m).

2. Cek keruntuhan tanah akibat beban lateral tiang


Momen maksimum yang harus ditahan oleh tiang, bila tanah didesak ke arah horizontal oleh tiang
sampai tanahnya runtuh pada Persamaan (9), nilai momen lentur spun pile diperoleh dari table
spesifikasi tiang pancang produksi WIKA Beton dengan diameter tiang 50 cm, class A2 sebesar
18,75 tm :
M MAKS B. .L3 .K P
M MAKS 104586,59 kNm > My = 187,5 kNm
Karena Mmaks > My, maka tidak terjadi keruntuhan tanah, sehingga gaya horizontal ultimit di-
tentukan oleh kekuatan bahan tiang dala menahan beban momen.

3. Cek keruntuhan tiang akibat momen lentur maksimum tiang


Digunakan Persamaan (10) :
H u 263,925 kN
Hu 26,3925 Ton
Maka,
Hu
Hijin
SF
H ijin 131,96 kN = 13,196 Ton

4. Pengecekan dengan grafik hubungan Mu/B4 Kp dan Hu/B3 Kp pada Gambar 1:


Mu
4
39,354
B . .Kp
Mu e
Untuk nilai 4
= 39,354 dengan = 0, maka dari gambar 2.38 diperoleh nilai
B . .K p B
Hu
3
= 31,5 maka Hu = 300,153 kN
B . .K p
H
H ijin u
SF
H ijin 150,08 kN = 15,008 (Nilai Mendekati)
Berdasarkan perhitungan dengan Metode Broms diperoleh daya dukung horizontal sebesar
26,3925 ton.

5. Hitung defleksi lateral yang terjadi


Defleksi lateral dalam cara Broms untuk tiang ujung jepit dapat dihitung dengan persamaan (11)
sebagai berikut
0.93H
yo 3 2

(n h ) 5 .( E p I p ) 5
122,723
yo
373,84 x98,653
y o 0,0033 m = 0,33 cm < 1cm (defleksi maksimum yang diperbolehkan)

4.7 Pembebanan jembatan


Pada Tabel 4 kombinasi beban-beban yang bekerja pada jembatan sungai penara kualanamu dan
beban maksimum yang bekerja yaitu pada kombinasi 2 (Tabel 5)
Tabel 4. Kombinasi beban
V Tx Ty Mx My
No Aksi Beban Kode
(Ton) (Ton) (Ton) (Tm) (Tm)
Aksi Tetap
1 Berat Sendiri MS 1.255,30
2 Beban Mati Tambahan MA 115,53
Beban Lalu Lintas
1 Beban Lajur TD 265,28
2 Beban Pejalan kaki TP 18,90
3 Gaya Rem TB 8,70 83,08
Aksi Lingkungan
1 Beban Angin EW 2,59 4,76 14,35 21,78 141,46
2 Beban Gempa EQ 242,15 242,15 1.831,50 1.831,50
Tabel 5. Kombinasi 2
V Tx Ty Mx My
No Aksi Beban Kode
(Ton) (Ton) (Ton) (Tm) (Tm)
Aksi Tetap
1 Berat Sendiri MS 1.255,30
2 Beban Mati Tambahan MA 115,53
Beban Lalu Lintas
1 Beban Lajur TD 265,28
2 Beban Pejalan kaki TP 18,90
3 Gaya Rem TB 8,70 83,08
Aksi Lingkungan
1 Beban Angin EW 2,59 4,76 14,35 21,78 141,46
2 Beban Gempa EQ
1.657,60 13,46 14,35 104,86 141,46
Jadi Beban Maksimum Pada Kombinasi 2
V = 1657,60 Ton
Mx = 104.86 Tm
My = 141.46 Tm

4.8 Distribusi beban pada tiang pancang


Berdasarkan Gambar 4, maka Penulis menghitung pada titik C8 dengan data-data sebagai berikut
Data :
V = 1657,60 Ton
Mx = 104,86 Tm
My = 141,46 Tm
x1 =2m
y1 = 6.47 m
x = 64 m
y = 431,01 m
Dari Persamaan (12) , beban maksimum yang diterima untuk tiang :
V M Y . xi M x . y i
Qi
n x2 y2
1657,6 104,86 x2 141,46 x6.475
Qi
22 64 431.24
Qi 80,75 Ton
Tabel 6. Perhitungan beban tiang maksimum
Koordinat My.Xi Mx.Yi
y V/n P
No Tiang x y x y
(m) (m) (m) Ton Ton Ton Ton
A1 2 6,475 41,93 75,35 3,28 2,13 69,94
A2 2 4,625 21,39 75,35 3,28 1,52 70,55
A3 2 2,775 7,70 75,35 3,28 0,91 71,16
A4 2 0,925 0,86 75,35 3,28 0,30 71,76
A5 2 0,925 0,86 75,35 3,28 0,30 72,37
A6 2 2,775 7,70 75,35 3,28 0,91 72,98
A7 2 4,625 21,39 75,35 3,28 1,52 73,59
A8 2 6,475 41,93 75,35 3,28 2,13 74,19
B1 0 7 49,00 75,35 - 2,30 73,05
B2 0 4,41 19,45 75,35 - 1,45 73,90
B3 0 1,82 3,31 75,35 - 0,60 74,75
B4 0 1,82 3,31 75,35 - 0,60 74,75
B5 0 4,41 19,45 75,35 - 1,45 76,79
B6 0 7 49,00 75,35 - 2,30 77,64
C1 2 6,475 41,93 75,35 3,28 2,13 76,50
C2 2 4,625 21,39 75,35 3,28 1,52 77,10
C3 2 2,775 7,70 75,35 3,28 0,91 77,71
C4 2 0,925 0,86 75,35 3,28 0,30 78,32
C5 2 0,925 0,86 75,35 3,28 0,30 78,93
C6 2 2,775 7,70 75,35 3,28 0,91 79,53
C7 2 4,625 21,39 75,35 3,28 1,52 80,14
C8 2 6,475 41,93 75,35 3,28 2,13 80,75
431,01
Berdasarkan distribusi beban pada tiang pancang , besar beban pada tiang C8 sebesar Q i = 80,75
ton.
5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Pembangunan Jembatan Sungai Penara Jalan Akses Non Tol
Kualanamu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan daya dukung ultimit tiang pancang tunggal dari data SPT (BH-V)
,kalendering (A-1), dan tes PDA (Pier 2) pada kedalaman 24 m pada tiang sebagai berikut :

Daya Dukung (Qult)


Metode Meyerhoff Metode Hilley Test PDA

183,95 Ton 216,75 Ton 169,7 Ton

2. Hasil perhitungan daya dukung ultimate tiang kelompok berdasarkan efisiensi


1. Metode Converse-Labbare (Eg = 0,741)
Dari data SPT Qg = 2998,75 Ton
Dari data kalendering metode Hilley Qg = 3533,45 Ton
2. Metode Los Angeles Group (Eg = 0,555)
Dari data SPT Qg = 2246,03 Ton
Dari data kalendering metode Hilley Qg = 2646,51 Ton
3. Berdasarkan hasil perhitungan penurunan elastis kelompok tiang dengan metode Meyerhoff
diperoleh penurunan kelompok tiang sebesar 17,52 mm untuk beban maksimum kelompok
(Qg) metode los angeles group dan penurunan elastis kelompok tiang dengan mengunakan
data beban maksimum kelompok (Qg) metode Converse Labarre diperoleh sebesar 15,6 mm.
nilai ini mendekati penurunan pada test PDA yaitu sebesar 16,7 mm
4. Perhitungan daya dukung horizontal tiang tunggal berdasarkan Metode Broms diperoleh Hu =
26,39 ton dan defleksi yo = 0,33 cm
5. Pondasi Pier 2 Aman karena, daya dukung ijin masing-masing metode lebih besar dari beban
distribusi maksimum tiang sebesar Qi = 80,75 Ton seperti dibawah ini,
Berdasarkan data SPT Q ijin = 91,97 Ton > Qi = 80,75 Ton
Berdasarkan data Kalendering metode Hilley Q ijin = 98,20 Ton > Qi = 80,75 Ton
Berdasarkan data PDA Qijin = 84,85 Ton > Q i = 80,75 Ton

5.2 Saran
1. Agar lebih teliti dalam melaksanakan pengujian baik dalam penggunaan peralatan ataupun
pembacaan hasil yang tertera pada alat uji hingga pada pengolahan data.

6. DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, D. D. & Untung, D. (2013). Study Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Dengan Be-
berapa Metode. Jurnal Teknik Pomits, 1(1), 1-5.
Aprianto., Mahendra, A., & Priadi, E. Kajian Daya Dukung Pondasi Abutment Jembatan Bawas
Kabupaten Kubu Raya.
Badan Standarisasi Nasional. Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan SPT SNI 4153 : 2008. Ban-
dung : 2008.
Bowles, E. J. (1999). Analisa dan Disain Pondasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Bowles, E. J. (1999). Analisa dan Disain Pondasi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Das, Braja, M. 1999. Principles of Geotechnical Engineering fourth edition. Canada: Thomson
Canada Limited.
Das, Braja, M. 2007. Principles of Geotechnical Engineering sixth edition. Canada: Thomson
Canada Limited.
Desmi, Adzuha. (2013). Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Akibat Beban Aksial Pada
Pilar Jembatan Krueng Keureuto Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara. Prosiding SNYuBe.
Hardiyati, S., Prabandiyani, R. W. S, Pratomo, F. R. A., & Siliwangi, M. (2014). Perancangan
Pondasi Tiang Pancang Dermaga Packing Plant Banjarmasin-Kalimantan Selatan. Jurnal
Karya Teknik Sipil, 3(1), 270-282.
Hardiyatmo, Hary Christady. 2003 . Teknik Pondasi 2. Yogyakarta: Beta Offset
Hardiyatmo, Hary Christady. 2010 . Analisis dan Perancangan FONDASI I Edisi Kedua. Yogya-
karta: Gadjah Mada University Press.
H.S, Sardjono. 1988. Pondasi Tiang Pancang Jilid 1 . Surabaya : Sinar Wijaya.
Ilham, M. Noer, (2006), Perencanaan Jembatan Srandakan Kulon Progo D.I Yogyakarta.
Manual Pondasi Tiang, Edisi Ketiga, Geotechnical Engineering Centre Bandung, universitas
khatolik parahyangan
Pedoman Tata Tulis Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Kristen Petra Edisi 4, (2008). Surabaya.
Putra, H. G. (2008, Oktober). Pertimbangan Dalam Pemilihan Daya Dukung Pondasi Tiang
Pancang Dengan Beberapa Metoda (Statik,Dinamik,Tes PDA). Jurnal Rekayasa Sipil,
4(2), 37-48.
RSNI T-02-2005 Standar Nasional Indonesia. Standar Pembebanan Untuk Jembatan.
Sosarodarsono, S. dan Nakazawa, K., (1983), Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, Jakarta: PT
Pradnya Paramita.
Tomlinson, M, J. 2007. Pile Design and Construction Practice. A Viewpoint Publication.

Anda mungkin juga menyukai