Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRACT
Psidium guajava, L. is one of traditional plant that used for medication as traditional
herbal medicines. The previous study has reported that extract of psidii folium could be used
to treat dengue hemorrhagic fever (DHF) proved that extract of guava (Psidium guajava L.)
leaf can increase the amount of thrombocyte in DHF patient and could be used as
antidiarrhea. Quercetin that suggest had activity to increase thrombosis used as a marker.
The method used is maceration multilevel and vaporation using 70% ethanol to get liquid
and viscous extract. Tests on the psidii folium leaf and extract psidii folium encompass
specific and non -specific parameter. The result is a suspension psidii folium extract meet
the criteria as stated in Farmakope Herbal Indonesia and Materia Medika. The extract
obtained is used in this experiment to make 60 ml of suspension from extract of psidii
folium.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum
Farmakognosi-Farmasi Bahan Alam mengenai Produk Jadi Suspensi Ekstrak Etanol Daun
Salam ini dengan tepat waktu.
Laporan Praktikum Farmakognosi dan Farmasi Bahan Alam ini diajukan untuk
memenuhi salah satu nilai dari Praktikum Farmakognosi dan Farmasi Bahan Alam, Fakultas
Farmasi, Universitas Padjadjaran.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa begitu banyak pihak yang telah turut
membantu dalam penyelesaian laporan praktikum ini. Melalui kesempatan ini, dengan
segala kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ferry Ferdiansyah Sofian, M.Si., Apt selaku dosen yang telah membimbing
dalam penyusunan laporan akhir Farmakognosi dan Farmasi Bahan Alam.
2. Nur Shabrina Eka Putri dan Irbah Arifa selaku asisten laboratorium yang telah
mengarahkan dalam kegiatan praktikum di laboratorium Farmakognosi dan
Farmasi Bahan Alam dan penyusunan laporan akhir.
Tim Penulis
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Makroskopik 5
Gambar 2.2 Epidermis bawah dengan stomata tipe parasitis 6
Gambar 2.3 Berkas Pengangkut 6
Gambar 2.4 Serabut Sklerenkim 7
Gambar 2.5 Epidermis Atas 7
Gambar 2.6 Kristal Kalsium Oksalat 7
Gambar 2.7 Struktur Kimia Kuersetin 7
Gambar 2.8 Biosintesis Senyawa Identitas 8
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK (Indonesia dan Inggris) I
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI III
DAFTAR TABEL IV
DAFTAR GAMBAR V
DAFTAR LAMPIRAN VI
I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Praktikum 2
1.4. Manfaat Praktikum 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Botani Tanaman 3
2.1.1 Klasifikasi Tanaman 3
2.1.2 Nama Daerah 3
2.1.3 Habitat 3
2.1.4 Morfologi 4
2.1.5 Makroskopik 4
2.1.6 Mikroskopik 5
2.2. Tinjauan Kimia Tanaman 6
2.2.1 Senyawa identitas 6
2.2.2 Kandungan senyawa kimia 6
2.2.3 Biosintesis senyawa identitas 6
2.3. Tinjauan Farmakologi Tanaman 7
2.3.1 Empiris 7
2.3.2 Uji Pra-Klinik 7
2.3.3 Uji Klinik 8
2.4. Tinjauan Farmakognosi Tanaman 8
2.5. Tinjauan Metode 9
vi
2.5.1 Ekstraksi 9
2.5.2 Parameter Standar Spesifik dan Non-Spesifik Tanaman 10
III. METODE PRAKTIKUM 13
3.1. Alat 13
3.2. Bahan 13
3.3. Tahapan Praktikum 13
3.3.1 Penyiapan Simplisia 14
3.3.2 Pemeriksaan Parameter Kualitas Spesifik dan Non-Spesifik 17
Simplisia
3.3.3 Ekstraksi 17
3.3.4 Pemeriksaan Parameter Kualitas Spesifik dan Non-Spesifik 18
Ekstrak
3.3.5 Pembuatan dan Evaluasi Produk Jadi Suspensi Ekstrak 20
Daftar Pustaka 21
Lampiran
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Apa saja kandungan kimia dan manfaat yang terkandung dalam daun jambu biji?
2. Apa saja cara pengujian suatu mutu terhadap simplisia dan ekstrak?
3. Bagaimana metode pengolahan ekstrak untuk menjadi bahan baku suatu sediaan
obat?
4. Bagaimana cara pembuatan suatu sediaan obat herbal dari bahan baku ekstrak
daun jambu biji dengan kualitas yang baik dan sesuai parameter yang
terstandarisasi?
1. Mengetahui kandungan kimia dan manfaat yang terkandung dalam daun jambu biji.
2. Mengetahui cara pengujian mutu terhadap suatu eksktrak khususnya daun jambu
biji.
3. Mengetahui metode pengolahan ekstrak daun jambu biji untuk menjadi bahan
baku sediaan obat herbal.
4. Mengetahui cara pembuatan sediaan obat herbal dan bahan baku ekstrak daun
jambu biji dengan mutu dan kualitas yang baik sesuai dengan parameter yang telah
ditentukan.
1.4. Manfaat Praktikum
3. Praktikan diharapkan dapat memahami metode pengolahan ekstrak daun jambu biji
untuk menjadi bahan baku suatu sediaan obat herbal.
4. Praktikan dapat memahami cara pembuatan sediaan obat herbal dari bahan baku
ekstrak daun jambu biji dengan mutu dan kualitas yang bak sesuai dengan
parameter yang telah ditentukan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Habitat
Psidium guajava L. merupakan tanaman yang berasal dari benua beriklim
tropis yakni Amerika Serikat Tengah,Peru, dan Bolivia. Lalu penyebaran
tanaman ini meluas ke kawasan Asia Tenggara dan ke wilayah Indonesia
melalui Thailand (Cahyono, 2010). Tanaman ini sangat adaptif dan dapat
tumbuh tanpa pemeliharaan. Di Jawa sering ditanam sebagai tanaman buah,
3
sangat sering hidup alamiah di tepi hutan dan padang rumput (Anggraini,
2010).
2.1.4 Morfologi
Jambu biji perdu atau pohon kecil, tinggi 2-10 m, percabangan banyak.
Batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, mengelupas, berwarna cokelat
kehijauan. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan, daun muda
berambut halus, permukaan atas daun tua licin. Helaian daun berbentuk bulat
telur agak jorong, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata agak melekuk ke
atas, pertulangan menyirip, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, berwarna hijau.
Bunga tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak daun, berkumpul 1-3 bunga,
berwarna putih. Buahnya buah buni, berbentuk bulat sampai bulat telur,
berwarna hijau sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak
bertekstur lunak, berwarna putih kekuningan atau merah jambu. Biji buah
banyak mengumpul di tengah, kecil-kecil. Keras, berwarna kuning kecoklatan
(Hapsoh, 2011).
2.1.5 Makroskopik
Lembaran daun, warna hijau; bau khas aromatic; rasa kelat. Daun tunggal,
bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5-1cm; helai daun berbentuk bundar
memanjang, panjang 5-13cm, lebar 3-6cm; pinggir daun rat agak menggulung ke
atas; permukaan atas agak licin, warna hijaau kecoklatan; ibu tulang daun dan
tulang cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip. (Depkes
RI, 2008).
Gambar 2.1
4
Makroskopik Daun Jambu Biji
2.1.6 Mikroskopik
Fragmen pengenal adalah epidermis bawah dengan kristal kalsium
oksalat, rambut penutup, stomata tipe anomositis, berkas pengangkut dan
mesofil dengan kelenjar minyak (Depkes RI, 2008).
Gambar 2.6.
mesofil dengan kelenjar minyak (Depkes RI, 2008)
5
2.2 Tinjauan Kimia
2.2.1 Senyawa Identitas
Kuersitrin
Struktur Kimia :
6
Naringenin mengalami reaksi oksidasi menjadi apigenin dan luteolin oleh
enzim flavon syntase I (FNSI) dan flavone syntase II. Selain itu, naringenin
mengalami reaksi hidroksilasi menjadi dihidrokamferol atau dihidro kuersetin
oleh enzim flavanon sintase (E3).
Dihidrokaemferol atau dihidro kuersetin mengalami reaksi oksidasi menjadi
kaemferol dan kuersetin oleh enzim flavonol sintase (E4) (Dewick , 2009).
7
reverse transcriptase yang berarti menghambat pertumbuhan virus yang berinti
RNA, dalam kaitan dengan itu telah dilakukan uji invitro ekstrak daun jambu biji
dimana ekstrak tersebut terbukti dapat menghambat pertumbuhan virus
dengue. Kelak setelah dilakukan penelitian lebih lanjut diharapkan ekstrak daun
jambu biji dapat digunakan sebagai obat antivirus
dengue (Ditjen, POM.2006)
2.3.3 Pengujian Klinis
Telah dilakukan uji klinik efek penggunaan suplemen ekstrak daun jambu
biji (Psidium guajava Linn.) dan angkak (Monascus purpureus) dalam
meningkatkan trombosit pada penderita Demam Berdarah Dengue (DBD).
Metode penelitian quasi eksperimen menggunakan desain pre-test dan post-
test. Subyek penelitian sebanyak 20 orang dan bersedia menandatangani
informed consent dilibatkan dalam uji klinik. Penderita dengan kelainan
hematologis, penyakit jantung dan paru,sedang mendapatkan pengobatan asam
salisilat, mengalami pendarahan berat, dan penurunan kesadaran tidak
dilibatkan dalam penelitian ini.Jumlah trombosit subyek penelitian diukur setiap
12 jam sekali. Selanjutnya perubahan jumlah trombosit di awal dan akhir
penelitian dianalisa dengan menggunakan uji t-independent dan uji chi-square.
Dalam studi ini, dari 20 subyek penelitian, jumlah trombosit kelompok uji
meningkat secara signifikan dibanding dengan kelompok kontrol p<0,05
(p=0,0120) dan banyaknya respon peningkatan jumlah trombosit pada kelompok
uji berbeda signifikan dibanding kelompok kontrol p<0,01 (p=0,0034). Dengan
demikian, hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
jambu dan angkak dapat mengatasi terjadinya trombositopenia (Muharni, 2013).
8
Bagian tumbuhan : Daun (Folium)
yang digunakan
Senyawa identitas : kuersetin
Organoleptik Simplisia : Lembaran daun, warna hijau;
bau khas aromatic; rasa kelat.
Ekstrak : Ekstrak kental dengan warna
coklat tua, berbau khas, rasa kelat.
Kadar Sari Larut Air tidak kurang dari 18,2% (Depkes RI, 2008).
Kadar Sari Larut Etanol tidak kurang dari 15,0% (Depkes RI, 2008).
Kadar Kandungan Kimia Kadar flavonoid total tidak kurang dari
0,20% (Depkes RI, 2008).
Non-Spesifik
Susut Pengeringan Tidak lebih dari 10% (Depkes RI, 2000).
Bobot Jenis Tidak lebih dari 1 gr/ml (Kemenkes RI,
2011).
Kadar Air Tidak lebih dari 10% (Depkes RI,1995).
Kadar Abu Total Tidak lebih dari 0,8% (Depkes RI, 2008).
Cemaran Mikroba (ALT) 1 x 104 koloni/g (BPOM RI, 2006).
Tabel 2.1
Tinjauan Farmakognosi
2.5.1 Ekstraksi
9
Metode ekstraksi yang digunakan pada praktikum ini adalah metode
maserasi. Metode maserasi bertujuan untuk menyari simplisia yang
mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari. Proses
maserasi ini dilakukan pada laboratorium farmakologi. Proses maserasi
dilakukan dengan menggunakan pelarut dengan cara perendaman dan beberapa
kali pengocokan atau pengadukan pada suhu ruangan. Proses ini berulang
hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di dalam dan di luar sel
(Depkes RI, 2000).
2.5.2.1 Organoleptik
2.5.2.2 Makroskopik
2.5.2.3 Mikroskopik
10
berfungsi untuk menghilangkan kandungan sel seperti amilum dan
protein sehingga akan dapat terlihat jelas di bawah mikroskop (Djauhari,
2012).
11
Kadar sari larut etanol merupakan indikator yang menunjukkan
kadar zat khasiat yang terkandung dalam tumbuhan obat yang
kemudian dapat tersari dengan baik dalam etanol (Harbone, 1987).
12
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah bejana, botol timbang, cawan
penguap, gelas kimia, gelas ukur, kaca preparat, kurs, labu tersumbat, mikroskop,
oven, piknometer, timbangan, dan vial.
3.2 Bahan
13
3.3.2 Uji Parameter Standar Spesifik dan Non Spesifik Simplisia
14
yang diperoleh maka semakin rendah kepolarannya
(Pudjaatmaka, 2002).
m = bobot simplisia
15
Ct = bobot cawan + simplisia
m = bobot simplisia
m = bobot simplisia
16
m = bobot ekstrak
m = bobot ekstrak
3.3.3 Ekstraksi
3.3.3.1 Maserasi
17
yang telah dipisahkan direndam kembali dengan etanol 70%
sebanyak 2,5 ml dan diberikan perlakuan yang sama seperti
sebelumnya.
3.3.3.2 Vaporasi
18
Ct = bobot kurs + simplisia
m = bobot ekstrak
m = bobot ekstrak
19
3.3.5 Pembuatan dan Evaluasi Produk Jadi Suspensi Ekstrak Daun Jambu Biji
20
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Septia. 2010. Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun Jambu
Biji (Psidium guajava L.) Dengan Bahan Penghancur Sodium Starch
Glycolate Dan Bahan Pengisi Manitol. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
BPOM RI. 2006. Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 2. Jakarta: Direktorat
Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen.
Dalimartha, Setiawan. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta : Puspa Swara
Depkes RI. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Jakarta : Depkes RI.
Depkes RI. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi 1. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Dewick, P.M., 2009. Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach. Wiley.
Hapsoh dan Hasanah, Y. (2011). Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. Medan: USU Press.
Muharni, S. 2003. Efek Penggunaan Suplemen Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava
Linn.) dan Angkak (Monascus purpureus) dalam Meningkatkan Trombosit pada
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Instalasi Rawat Inap Ilmu Penyakit Dalam RSUP.
DR. M. Djamil Padang. Jurnal Penelitian Farmasi
Puspaningtyas, Desty. 2013. The Miracle of Fruits. Jakarta : AgroMedia Pustaka.
Rochmasari, Yulinar. 2011. Studi Isolasi Dan Penentuan Struktur Molekul Senyawa Kimia
Dalam Fraksi Netral Daun Jambu Biji Australia (Psidium guajava L.).
Depok: Universitas Indonesia.
Tannaz, JB., Brijesh S., Poonam GD.,2014. Bactericidal Effect of Selected Antidiarrhoeal
Medicinal Plants on Intracellular Heat-Stable Eterotoxin-Producing Escherichia
coli. Indian Journal Of Pharmaceutical Sciences. 76(3) : 229-35
21
LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto Simplisia, Ekstrak Kental, dan Produk Jadi
22
Lampiran 2. Gambar Skema Tahapan Praktikum
Proses Proses
Perajangan dan Perendaman Penyaringan
Penimbangan (Maserasi)
Penentuan kadar
abu total ekstrak, Penentuan Pembuatan
kadar abu tidak Bobot Jenis Ekstrak Etanol
larut asam.
Pengujian
Pola
Penentuan Angka lempeng
Kromatografi
Kadar Flavonoid total dan angka
Lapis Tipis
kapang khamir
23
Lampiran 3. Resume Praktikum
KETERANGAN/TAHAPAN PENJELASAN ISI/HASIL
IDENTITAS 1 1
KELOMPOK 2 Senin
3 10.00-13.00
4 Hammam H.S.
5
1.Nur Shabrina Eka P.
2. Irbah Arifa
PEMERIKSAAN 1 Organoleptik
SIMPLISIA Warna Coklat
Rasa Pahit
Bentuk Serbuk kasar
Aroma Daun
3 Penampakan Bercak
24
Sinar Tampak bercak dapat dilihat
UV 254 bercak terdeteksi
UV 366 bercak tidak terdeteksi
Pereaksi Semprot : AlCl3
.
Rf 0,7
Rf =
25
Lampiran 4. Uji Hedonik
26