Tim Keselamatan Jalan BERDASARKAN RISET, sekitar 40.000 orang meninggal dunia dan 500.000 orang cidera akibat kecelakaan jalan di Indonesia setiap Sungguh sangat mengagumkan tahunnya. Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) mengatasi masalah ini antara lain dengan memfokuskan pada salah satu penyebab utama mendapatkan respon dan kecelakaan: disain jalan yang tidak memadai. Meskipun banyak orang tindakan positif dalam waktu berpendapat bahwa hampir semua kecelakaan disebabkan oleh kesalahan manusia, para ahli keselamatan jalan memahami bahwa yang begitu cepat. rekayasa jalan memegang peran penting baik terhadap pencegahan kecelakaan maupun mengurangi tingkat keparahannya. Komentar Konsultan Keselamatan Jalan IndII Karena Indonesia tidak memiliki banyak ahli keselamatan jalan, DJBM Phil Jordan, tentang cepatnya tanggapan dari menjalin kerja sama dengan Indonesia Infrastructure Initiative dengan direktorat lalu lintas Jakarta atas rekomendasi membentuk Tim Teknik Keselamatan Jalan (RSE) untuk meningkatkan audit kapasitas ahli keselamatan jalan baik di tingkat nasional maupun daerah. Tim yang terdiri dari pejabat DJBM, konsultan nasional dan internasional, melakukan inspeksi keselamatan jalan di beberapa blackspot tempat-tempat dimana sering terjadi kecelakaan fatal. Inspeksi itu juga mengusulkan beberapa upaya hemat biaya untuk menjadikan blackspot tersebut lebih aman dan pada saat yang sama memberikan pelatihan dari tangan pertama kepada pejabat daerah yang turut serta dalam inspeksi tersebut. Salah satu inspeksi dilakukan pada bulan Maret 2010 di Menteng, Jakarta, berlokasi di putaran dekat Jalan Sumenep. Pada bulan Februari 2010, tiga orang anak muda tewas dan dua lainnya terluka parah ketika mobil mereka tergelincir dan menabrak pagar. David Hawes (Konsultan Infrastruktur AusAID) yang menyadari potensi bahaya lokasi tersebut menghubungi Tim RSE di DJBM untuk melakukan inspeksi dan mem- Blackspot Menteng, setelah pemasangan berikan rekomendasi solusi hemat biaya. Tim Inspeksi dengan cepat telah menemukan penyebab sering terjadinya kecelakaan. beberapa fitur keselamatan baru. Permasalahannya adalah setelah pembangunan dua tahun lalu, mobil- mobil yang ke arah utara yang melintasi jembatan empat jalur sering kali melaju dengan kecepatan tinggi, tidak dapat melihat bahwa setelah jembatan, dua jalur kiri harus memutar. Tidak ada rambu batas kecepatan maupun rambu peringatan untuk para pengendara bahwa mereka berada di jalur perangkap (trap lane). Prakarsa Infrastruktur Indonesia (IndII) adalah proyek yang didanai Pemerintah Tim inspeksi kemudian menyusun beberapa rekomendasi untuk men- jadikan titik tersebut lebih aman. Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Australia dengan tujuan untuk Jaya dan Dishub DKI Jakarta telah mulai menindaklanjuti. Mereka memajukan pertumbuhan ekonomi mencabut rambu arah yang dapat menyesatkan, memasang empat Indonesia melalui peningkatan relevansi, buah rambu batas kecepatan 60 km/jam, sebuah rambu penunjuk jalan kualitas dan besarnya investasi di bidang yang baru untuk pengemudi, dan sejumlah marka baru penunjuk arah infrastruktur. di sekitar putaran. Sebuah tanda pemisah besar (delineator) telah dipasang di ujung jalan. Langkah-langkah lain yang diperlukan juga akan segera dilakukan. Semua upaya ini diharapkan akan dapat mengurangi risiko dan mencegah kecelakaan di masa depan.