Anda di halaman 1dari 19

CHAPTER 4

THE ROLE OF A CONCEPTUAL FRAMEWORK


Proses perjalanan penyusunan Conceptual Framework dimulai pada tahun 1980 danawal
tahun 1990 di USA, Canada, UK dan Australia. Namun pada tahun 1989,
proses perkembangan
conceptual framework
mengalami hambatan dari berbagai faktor, sepertikesulitan dalam pembentukan
fundamental issues
yang berkaitan dengan
measurement
dan juga adanya intervensi politik, sehingga prosesnya berjalan dengan lambat. Tetapi padata
hun 2002, terdapat kemajuan yang pesat di dalam proses perkembangan
conceptual framework
dikarenakan adanya
IASB/FASB Convergence Program
, dimana dalam programtersebut dibutuhkan sebuah
framework
yang kuat untuk memandu para pembuat
accounting

standards
dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga pada tahun 2004, IASB dan FASBmulai untuk
membentuk sebuah
conceptual framework
yang lengkap dan konsisten.
Conceptual Framework of Accounting
bertujuan untuk membuat sebuah teoriakuntansi yang lengkap, konsisten, dan terstruktur.
Berikut ini adalah struktur dari
Conceptual Framework
yang diilustrasikan dalam gambar dibawah ini :
2
Conceptual Framework
itu sendiri didefinisikan oleh FASB sebagai berikut :
... a coherent system of interrelated objectives & fundamentals that is expected to lead to
consistent standards and that prescribes the nature, function and limits of
financialaccounting and reporting

.
Kata
coherent system

dan
consistent

mencerminkan bahwaFASB membuat


framework
yang teoritis dan
non-arbitary
, serta kata
prescribe
s

menunjukkan pendekatan normatif dalam penyusunannya.

Namun meskipun IASB dan FASB telah berusaha untuk menyusun


conceptual framework
tersebut, tidak semua akuntan memiliki pendapat yang sama terhadap kehadiran
conceptual framework
ini. Beberapa akuntan berpendapat bahwa membuat
general theory
melalui sebuah
conceptual framework
tidak diperlukan. Mereka beralasan bahwa merekadapat tetap bertahan didalam pelaksanaan
profesi akuntan tanpa sebuah teori yang secaraformal terstruktur.Pernyataan tersebut memang
benar adanya, namun muncul beberapa masalah
terkait praktik didalam akuntansi karena tidak adanya
general theory of accounting
yangterstruktur
.
Salah satunya adalah, praktik akuntansi dinilai sangat
permissive
dan tidakkonsisten. Tiap-tiap entitas diperbolehkan untuk memilih metode akuntansinya
sendiri.Misalnya, perusahaan A menggunakan metode
Straight Line Method
dalam menghitungdepresiasi aset perusahaannya, sedangkan perusahaan lain dapat saja
menggunakan metodedepresiasi lain seperti
Double Declining Method
.Maka dari itu,
conceptual framework
membawa beberapa manfaat dan peran pentingdidalam akuntansi, diantaranya yaitu :1.

Financial reporting requirements


dapat lebih konsisten dan logis, oleh karena berasaldari sebuah konsep yang jelas, konsisten,
dan terstruktur. Misalnya, kini seluruhentitas diharuskan menggunakan
fair value
dalam penilaian aset-nya, tidak lagimemakai
historical cost
aset tersebut.2.

Adanya
regulations
yang dijelaskan didalam
conceptual framework
memaksa pihak- pihak yang bertanggungjawab harus membuat laporan yang sesuai dengan
framework
.

3
3.

Pihak-pihak yang menyusun


financial report
dapat lebih bertanggung jawab terhadapapa yang dibuatnya, karena seluruh
requirements
dalam membuat
financial report
telah tertera jelas didalam
framework
.4.

Meminimalisir resiko dari


over-regulation.
5.

Baik
preparers
maupun
auditors
dapat lebih memahami
financial reportingrequirements
yang mereka buat atau periksa.6.

Pengaturan
financial reporting requirements
dapat lebih
economical
, karena tiap
issues
yang muncul tidak perlu diperdebatkan kembali dari berbagai sudut pandang.
OBJECTIVES OF CONCEPTUAL FRAMEWORK
Tujuan dari
conceptual framework
adalah untuk memberikan pedoman
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum (
general purposes financial statements).
Lebih lanjut lagi, IASB dan FASB menjelaskan tujuan utama
financial reporting
adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna kepada
users
, baik itu
investor
maupun
creditor.
Informasi tersebut akan dipilih berdasarkan dasar kegunaannya dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan
melaporkaninformasi yang berisi :1.

Berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.2.


Berguna dalam menilai prospek arus kas.3.

Berisi tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut dan perubahan
yang ada di dalamnya.Dalam menyediakan laporan keuangan yang berguna, seorang akuntan
harus memilihinformasi mana yang akan disajikan. Oleh sebab itu, penting untuk
membangun kerangkakualitatif untuk membuat informasi menjadi berguna. SFAC dan IASB
menjelaskanmengenai
qualitative characteristics.
Berikut adalah kerangka dari
qualitativecharacteristics
dalam akuntansi :

4
IASB
s
framework
lalu

dikembangkan lebih lanjut mengikuti jejak FASB. Pada periode 1987-2000, FASB membuat
seven concept statement
yang mencakup topik-topik berikut:1.

Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit.2.

Karakteristik kualitatif informasi akuntansi yang berguna.3.

Unsur-unsur laporan keuangan.4.

Kriteria dalam pengakuan dan pengukuran unsur-unsur.5.

Penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.Kerangka
tersebut menjelaskan konsep dasar dari laporan keuangan yang disusun. Haltersebut dijadikan
sebagai pedoman IASB dalam membangun standar akuntansi dan
sebagai panduan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak dijelaskan secara langsu
ngoleh IAS atau IFRS. IASB menyatakan bahwa kerangka tersebut:

Mendefinisikan tujuan dari laporan keuangan.

Mengidentifikasi karakter kualitatif yang membuat informasi dari laporan keuangan berguna.

Mengidentifikasi elemen dasar dari laporan keuangan dan konsep untuk pengakuandan
pengukuran dari laporan keuangan.
5
Di dalam IAS 8 mensyaratkan bahwa manajemen harus menggunakan kerangkatersebut
dalam mengembangkan dan menerapkan aturan akuntansi agar menghasilkaninformasi yang :

Relevan dalam pembuatan keputusan ekonomi yang dibutuhkan oleh


users.

Reliable.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari laporan keuangan adalah
untukmemberikan informasi yang:1.

Bermanfaat dalam membuat keputusan kredit dan investasi oleh pihak yang inginmemahahi
kegiatan ekonomi dan bisnis perusahaan.2.
Membantu kreditor dan investor yang ada atau potensial, serta
users
lain dalammenentukan jumlah, waktu dan ketidakpastian
cash flow
di masa yang akan datang.3.

Mengenai sumber-sumber ekonomi, tuntutan terhadap sumber ekonomi, dan perubahan di


dalamnya.
DEVELOPING A CONCEPTUAL FRAMEWORK
Dalam pengembangannya,
conceptual framework
dipengaruhi beberapa isu, yakni:
Principles-Based and Rule-Based Standard Setting
IASB sendiri bertujuan untuk menciptakan standar yang bersifat
principles-based
yang akan mengacu pada
conceptual framework
untuk lebih lanjut. Maka, konten yangterdapat di dalam
conceptual framework
akan bersifat ide standar yang menjadi penyokong pengembangan standar dan membantu
user
untuk menginterpretasikan standar
tersebut. Namun, IASB sendiri memiliki beberapa peraturan yang cenderung bersifat
rule-based
, dan ini bertentangan dengan tujuan awalnya. Salah satunya adalah IAS 39 (
Financial Instruments: Recognition and Measurement
). Menurut Christopher Nobes, pakar akuntansidari University of London, akan lebih baik
jika
reasons standard
menjadi
rules-
basedkarena mereka tidak menjadi tidak konsisten dengan
conceptual frameworks of standard setters.
Perubahan ini sendiri tentu akan membawa
benefit
lebih banyak, karena dapatmemperjelas komunikasi mengenai peraturan dan meningkatkan
ketelitian tanpa perlu

8
pengembangannya,
conceptual framework
harus lebih menitikberatkan pada rasionalisasi penggunaan masa kini dibanding reafirmasi
framework
di aspek hukum, sosial dan ekonomidalam fungsi akuntansi. Selain itu,
conceptual framework
masa kini juga agar mencari lebihdalam dalam mengembangan
constitution-based framework
untuk akuntansi dibandingfokus pada konsep pondasi hal-hal sehari-hari. Karena, hal-hal
tersebut akan lebih sulitdibuat ketika terjadi perbedaan antarnegara.Jones dan Wolnizer
memberi saran agar
conceptual framework
harus memiliki peranyang penting dalam mengemukakan persetujuannya dalam
scope, objectives, qualitative
,dan
measurement characteristics
dari akuntansi yang terpengaruh dengan
standard setting
.Walau demikian, mereka juga berargumen mengenai konvergensi dengan IASB
framework
, bahwa hal ini akan menurukan inisiasi dan inovasi dalam pengembangan
conceptual framework
itu sendiri, karena negara tidak lagi bekerja secara independen.
International Developments: The IASB and FASB Conceptual Framework
Pada Oktober 2004, FASB dan IASB bekerja sama untuk mengembangkan
conceptual framework
. FASB menyatakan bahwa
project
tersebut akan melakukan:a.

Fokus pada perubahan dalam


environment
sejak
orginal frameworks
pertama kalidiisukan, demikian juga terhadap kelalaian di
original frameworks
, dengan tujuanuntuk dapat menciptakan
framework
yang berkembang, utuh, dan dapat mencakup
frameworks
yang telah ada secara efektif dan efisien b.

Memberikan prioritas untuk menujukan dan mendiskusikan tiap isu di setiap fase
yangmemiliki kemungkinan menguntungkan Boards dalam jangka pendek; yakni
cross-cutting issues
yang memberi dampak tertentu dalam
project
mereka, baik untukstandar baru maupun standar yang sudah direvisi. Sekaligus, tahap dari
project
tersebut akan dilakukan secara simultan dan Boards akan mengharapkan keuntungandari
terlaksananya
project
tersebutc.

Mulanya, mempertimbangkan konsep yang dapat diaplikasikan di


private sectorbusiness entities
. Selanjutnya, Boards akan bergabung dalam mempertimbangkanaplikasi dari konsep tersebut
ke
private sector not-for-profit organizations
.Representatif dari
public sector

standard-setting
Boards akan memonitor
projects

9
tersebut, dan di kasus-kasus tertentu akan mempertimbangkan dampak potensial daridiskusi
private sector
untuk
public entities
.
IASB/FASB CONCEPTUAL FRAMEWORK PROJECT
Fase TopikA
Objective and Qualitative Characteristics
B
Elements and Recognition
C
Measurement
D
Reporting Entity
E
Presentation and Disclosure, including Financial Reporting Boundaries(Inactive)
F
Framework Purpose and Status in GAAP Hierarchy (Inactive)
G
Applicability to the Not-for-Profit Sector (Inactive)
H
Remaining Issues (Inactive)
Entity vs Proprietorship Perspective
Board merekomendasikan
financial report
harus dibuat dari perspektif entitasdibanding perspektif dari pemilik. Hal ini disetujui banyak
pihak karena pemilik dan entitassecara tegas merupakan dua pihak yang berbeda. Pihak lain
menyatakan keberatan karenamenganggap Board tidak menyediakan informasi yang cukup
untuk membenarkanrekomendasi tersebut (seperti dalam peraturan
proprietorship
dan
parent company perspectives
). Maka, perspektif mengenai entitas sudah tercantum di Fase D, sedangkanalternative lain
mengenai pemilik masih didiskusikan.
Primary User Group
10
Board menujukan
primary user group
untuk tujuan umum
financial reporting
adalahuntuk penyedia modal masa kini dan potensial. Penyedia modal mencakup
equity investors
,
lenders,
dan penyedia jasa kredit lain. Namun, ada juga pihak yang
mengkhawatirkan bahwa beragamnya jenis
primary group
dapat kelewat menyederhanakan hubungan antaraentitas dan
individual users
. Responden lain mengkhawatirkan fokus dari
primary user group
dan efeknya terhadap pihak lain, seperti saat amal dan
corporate governancemonitoring group
.
Decision Usefulness and Stewardship
Berdasarkan Boards, tujuan dari
financial reporting
harus cukup luas untuk
mencakup semua keputusan yang dibuat oleh
equity investors, lenders,
dan kreditor laindengan kapasitas mereka sebagai
capital providers
, termasuk keputusan alokasi sumber
daya dan keputusan yang dibuat untuk menjaga dan mempertinggi nilai investasi mereka.
Pendapat ini disetujui banyak pihak, namun juga mendapat sanggahan dari pihak-pihak
lainkarena dikhawatirkan tujuan dari
stewardship
tidak cukup ditekankan, ketika fungsi
financial statements
untuk menyediakan info bagi pengguna dan dapat memprediksi masadepan terlalu
ditekankan. Menurut Whittington, fungsi
stewardship
terlalu dikesampingkan.Padahal di negara-negara Eropa,
stewardship
adalah kunci dari
corporate governance
dan peraturan perusahaan.
Qualitative Characteristics
IASB
Framework
mencantukam empat prinsip
qualitative characteristics,
yakni
understability, relevance, reliability,
dan
comparability
. Sedangkan dalam
Exposure Draft
dicantumkan bahwa
qualitative characteristics
yang membuat informasi menjadi bergunaadalah
relevance, faithful representation, comparability, verifiability, timeliness
, dan
understability
, dan
pervasive constraints
dari
financial reporting
adalah
materiality
dan
cost
. Selain itu,
qualitative characteristics
juga dibedakan menjadi fundamental (
relevance, faithful representation
) atau
enhancing (comparability, verifiability, timeliness
, dan
understability
) tergantung bagaimana mereka memberi dampak terhadap laporan keuangan.Banyak pihak
yang menyetujui hal ini, namun banyak juga yang menyarankan agar
understability
dan
verifiability
lebih ditinggikan porsinya, demikian juga untuk
substance

14
Positive accounting
adalah penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan secarailmiah kebenaran pernyataan
atau fenomena akuntansi seperti apa adanya
sesuai fakta
.Teori ini bertujuan menjelaskan meramalkan, dan memberi jawaban atas praktik
akuntansi.Di samping itu, teori ini juga meramalkan berbagai fenomena akuntansi
danmenggambarkan bagaimana interaksi antar-variabel akuntansi dalam dunia nyata.
Validitasteori akuntansi positif dinilai atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa
yangnyatanya terjadi (what it is). Sedangkan
normative accounting
adalah penjelasan atau penalaran untuk
menjustifikasi
kelayakan suatu perlakuan akuntansi paling sesuai dengantujuan yang telah ditetapkan,
sehingga lebih menjelaskan praktik-praktik akuntansi yangseharusnya berlaku (
it should be).
Pendekatan
positive accounting
menghasilkan taksonomi akuntansi sebagai
sains
.Sedangkan pendekatan
normative accounting
menghasilkan taksonomi akuntansi sebagai
art.
Hingga saat ini,
positive accounting theory
masih dalam proses yang dapat dijadikandasar dalam proses pembentukan akuntansi menjadi
sains.

Positive Research
Tujuan utama dari dibuatnya
conceptual framework
adalah untuk menyediakaninformasi keuangan yang dapat membantu pengguna menentukan
economic decision
. Namun, sekarang riset pasar meragukan kemampuan data akuntasi yang dipublikasikanuntu
k mempengaruhi harga saham. Beberapa teknik akuntansi digunakan untukmemanipulasi
keadaan pasar. Tujuan dari
conceptual framework
adalah untuk
meyakinkan pengguna laporan keuangan dapat mendapatkan informasi yang berguna untuk p
roses pengambilan keputusan.
The Conceptual Framework as A Policy Document
Sebuah cara yang dapat digunakan untuk melihat
conceptual framework
menjadi
scientific
adalah dengan mempertimbangkannya menjadi sebuah
policy model
. Ijirimembedakan
normative
dan
policy model.

Normative model
dibuat berdasarkan asumsi pasti mengenai tujuan yang akan dicapai. Meskipun
normative model
memiliki implikasi,namun tetap berbeda dengan
policy judgement
yang melibatkan komitmen terhadap

15
tujuannya. Ijiri juga mengungkapkan bahwa dalam akuntansi, teori dan
policy
bercampurmenjadi satu, tidak seperti ilmu pengetahuan lainnya.Menurut Tinker, terdapat
cara lain untuk mengesahkan tingkat teoritikal yaitu dengan pendekatan deskriptif.
Deskriptive theories
adalah usaha untuk menemukan hubungan yangsebenarnya terjadi. Panalaran Induktif
biasanya disebut dengan teori deskriptif. Pendekatandeskriptif memiliki implikasi untuk
menentukan apakan conceptual framework merupakanrefleksi dari nilai professional.Buckley
memiliki
policy model
melalui pendekatan konstitusional, dimana prinsip-
prinsip yang berlaku berasal dari kebenaran, sama seperti cara FASB menentukan
conceptual framework
. Pendekatan konstitusional sesuai dengan pernyataan bahwaakuntansi bergantung pada
kepercayaan di kejadian yang sebenarnya.Chamber mengungkapkan:
all we have as
fundamental or basic
is a set of
proposition
that are more or lessarbitrary
established,
or which are plain dogmas. There is
no body
of ideas or knowledgeby reference to which
we can judge
whether or not the proposition are preferable to others,
we must simply accept them
.

Kirk berpendapat bahwa


standard
yang dibuat berdasarkan
consensus
adalah bagiandari memeprcayai standar yang merupakan ketentuan dan terbentuk karena
persetujuan.Beliau mengembangkan bahwa sebuah
conceptual framework
disajikan untuk kepentingan publik karena merupakan pendekatan konseptual. Sedangkan
standard
yang dibuat berdasarkan
consensus
tidak digunakan untuk kepentingan publik, karena
merupakan pendekatan politik. Hal ini menjadi masalah karena kepentingan publik diwakili o
leh pengguna dengan kebutuhan yang bertentangan. Sedangkan menurut pendapat Miller,
standard
yang dibuat menurut
consensus
hanya akan menghasilkan ketidakkonsistenan.
Professional Values and Self-Preservation
Professional value
merupakan tindakan yang berlandaskan idealisme dan lebihmengutamakan kepentingan
umum daripada kepentingan pribadi, sedangkan
self preservation
adalah kebalikannya. Efek dari adanya
professional values
ada terciptanya

16
nilai sosial yang dapat membuat kelompok professional bertanggung jawab danmenyediakan
segala kepentingan komunitas.Gerboth berpendapat:
of necessity,
accountants makes many judgments
. And when they do, their decisionmay differ from those that other accountants would make.
But that does not make the
decision arbitrary. Accountants freedom is not freedom to decide as they please. Their
personal responsibility for the decision forces a
diligent search
for the best obtainableapproximation
of accounting truth
, and that responsibility leaves no room for arbitraries.
Conceptual frameworks
tidak bekerja di dalam ruang sosial dimana terdapat urusanmanusia yang sangat kompleks.
Judgement
sebagian besar ada karena terdapat
professionalvalue.
Greenwood menganggap ini merupakan nilai dari resinalitas dimana terdapatkomitmen pada
objektivitas. Dia juga menambahkan itulah yang menyebabkan tidak adanyahal teoritikal atau
teknis yang dianggap tidak tertandingi hanya karena hal tersebut pernahditerima dan
dilakukan.Demski merupakan orang yang paling tidak setuju dengan adanya
normativeaccounting standards,
karena beliau menemukan bukti matematis dimana tidak ada standar.Konsep tersebut sesuai
dengan pendekatan konstitusional dari Buckley yangmenunjukkan adanya
monopol-seeking behavior
dari seorang professional. Hal inidibuktikan dengan semakin meningkatnya kompleksitas
standard konsep yang ada danmenyebabkan publik bergantung pada akuntan dan auditor
untuk menyiapkan danmenginterpretasikan isi laporan keuangan.
viewing conceptual framework project as constituting a
strategic manoeuvre toassist
in socially constructing the appearance of a coherent differentiated knowledge
base for accounting standard, thus legitising standards and the power, authority, and selfreg
ulation of the accounting profession, may help in explaining why conceptual framework
projects are continually undertaken by the profession.

17
CONCEPTUAL FRAMEWORK FOR AUDITING STANDARD
Teori umum komprehensif dari pengauditan pertama kali diperkenalkan oleh Mautzdan
Sharaf pada tahun 1961. Mautz dan Sharaf melihat bahwa mengaudit bukan sebagaisub-divisi
dari akuntansi, tapi sebagai ilmu yang berdiri sendiri juga sikap logis yangdisiplin. Hal ini
mengarahkan mereka pada kesimpulan bahwa auditor tidak secara naturalterbatasi dalam hal
memferifikasi atau mengecek informasi akuntansi. Mautz dan
Sharaf juga mempertanyakan kompatibilitas dari pelayanan
auditing
dan
consulting
, danmerekomendasikan pemisahan untuk kedua tipe pelayanan ini dengan tujuan untuk
menjagaindependensi dari auditor.Mautz dan Sharaf mengembangkan lebih jauh teori audit
melalui
A Statement of Basic Auditing Concept
(ASOBAC) yang dikeluarkan oleh
American Accounting Association
.ASOBAC berfokus pada process mengumpulkan dan mengevaluasi data dan bukti-
bukti. Namun pada tahun 1980, fokus debat secara teoritis berfokus pada struktur dan cara pe
rhitungani dalam hal mengumpulkan bukti dan proses evaluasi. Knecehel menjelaskan
inisebagai pertumbuhan pesat pada praktik audit, peningkatan teknologi, dan kebutuhan
untukmengurangi biaya pada audit proses.Pada tahun 1990, Knechel menghadapi hambatan
tan tantangan baru bagi prosesformulasi audit, hambatan ini mencakup tekanan dari klien
pada auditor untuk
mengurangi biaya dan memberikan nilai yang lebih. Hal ini membuat praktik audit menjadi le
bih bergantung pada memeriksa sistem kontrol klien dan juga mencari dan mengumpulkan
buktidari
financial statement
yang dibuat sendiri oleh sistem tersebut, dibandingkan dengan
direct testing
pada transaksi dan
account balance
. Hal ini mengurangi
substantive test
dan
sample sizes
, yang dapat membuat adanya resiko bisnis audit.Resiko bisnis audit adalah suatu bentuk
audit yang mempertimbangkan resiko kliensebagai bagian dari proses
audit evidence
(1970).
Audit risk model
meminta auditor untukmemperhatikan resiko dari opini audit yang tidak sepantasnya sebagai
fungsi dari
inherentrisk
, resiko dimana sistem kontrol dari klien tidak dapat mencegah dan mendeteksikesalahan
tersebut, dan resiko dimana prosedur audit pun tidak dapat mendeteksi kesalahantersebut.

18
Internal control

integrated framework by the Committee of Sponsoring


Organization (COSO),
dikeluarkan pada tahun 1992. Report ini membuat auditor menjadilebih sadar dan peduli
terhadap hubungan antara
internal control
dan pengadaan audit itusendiri. Klien dengan
internal control
yang baik dianggap lebih memiliki resiko yangrendah untuk terjadi
fraud
dan
error,
dan hal ini mendukung dalam kemungkinan untukmengurangi sumber data, biaya audit, dan
harga pengauditan untuk klien tersebut.Asal mula terbentuknya
internal control

integrated framework
diprakarsai olehkomisi yang dibentuk oleh sektor swasta. Sektor swasta ini membentuk
NationalCommission on Fraudulent Financial Reporting
atau dikenal juga dengan
The TreadwayCommission
di tahun 1985. Komisi ini disponsori oleh 5
professional association
, yaitu:AICPA, AAA, FEI, IIA, IMA. Tujuan komisi ini adalah melakukan riset mengenai
fraud
dalam pelaporan keuangan (
fraudulent on financial reporting)
dan membuat rekomendasiyang terkait dengannya untuk perusahaan publik, auditor
independen, SEC, dan institusi pendidikan.Walaupun disponsori oleh 5
professional association
, tapi pada dasarnya komisi
ini bersifat independen dan pihak yang duduk di dalamnya berasal dari beragam kalangan:ind
ustri, akuntan publik, Bursa Efek, dan investor. Nama
Treadway
sendiri berasal darinama ketua pertamanya yaitu James C. Treadway, Jr.Komisi ini
mengeluarkan report pertamanya pada tahun 1987. Isi dari report tersebutmerekomendasikan
dibuatnya report komprehensif tentang pengendalian internal
(integrated guidance on internal control),
lalu dibentuklah COSO, yang kemudian bekerjasama dengan Coopers & Lybranduntuk
membuat report tersebut.Coopers & Lybrand mengeluarkan report itu pada 1992, dengan
perubahan minor pada 1994, dengan judul
Internal Control

Integrated Framework.
Report ini berisidefinisi umum
internal control
dan membuat
framework
untuk melakukan penilaian(
assessment
) dan perbaikan (
improvement
) atas
internal control
. Report ini memilikikegunaan salah satunya adalah untuk mengevaluasi FCPA
compliance
di suatu perusahaan.

19
Resiko bisnis audit menekankan pada ancaman untuk model bisnis klien darikompleksitas
lingkungan bisnis dan resiko bisnis yang mengarahkan pada resiko audit.Perubahan kunci
konseptual yang bisnis audit resiko tunjukkan ke auditor adalah perlunyauntuk memikirkan
hubungan kausal dari model bisnis klien dan operasi ke rekeningkeuangan, dan bukan untuk
berpikir dalam hal kesalahan akuntansi terlebih dahulu.Resiko
auditing
berarti auditor menerima tingkat ketidakpastian tertentu
dalam pelaksanaan audit. Auditor harus menyadari bahwa ada ketidakpastian mengenai kualit
as bahan bukti, keefektifan pengendalian internal klien dan ketidak pastian apakah laporanke
uangan memang telah disajikan secara wajar setelah di audit (Richard W.H, Michael F.Peters
& Jamei H. Pratt, 1999).Berdasarkan sumber lainnya, Risiko audit adalah risiko dimana
auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan dinyatakan dengan wajar dan oleh karenanya dapat
dikenakan pendapat wajar tanpa pengecualian, namun pada kenyataannya laporan tersebut dis
ajikansalah secara material. Audit tidak dapat diharapkan untuk mengungkapkan semua
kesalahanlaporan keuangan yang material. Audit terbatas pada pemilihan sampel, dan
kesalahan yangdisembunyikan dengan sangat rapi sulit ditemukan. Karenanya ada risiko
bahwa audit tidakakan mengungkapkan kesalahan yang materil dalam laporan keuangan.

Jenis Resiko Audit, yaitu :


1.

Resiko Bawaan (
Inherent Risk),
yaitu kerentanan suatu saldo akun atau golongantransaksi terhadap suatu salah saji yang
material. Biasanya resiko ini telah ada dariawal dikarenakan sifat bisnis dari entitas yang
bersangkutan.
2.

Resiko Pengendalian
(Control Risk),
merupakan resiko yang baru akan muncul danterdeteksi pada saat pemeriksaan internal
control. Entitas yang rentan akan fraud biasanya internal controlnya lemah.
3.

Resiko Deteksi
(Detection Risk)
, adalah resiko yang muncul karena auditor
tidakmampu menemukan kesalahan dikarenakan kurang menggunakan tehnik
z

Anda mungkin juga menyukai