Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat


menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai
kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani
masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharan kesehatan yang baik.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan disebut sarana kesehatan.Sarana kesehatan berfungsi
melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatanrujukan dan atau upaya
kesehatan penunjan. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan yang diselenggarakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan.
Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk
pemiliharan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputussan Menteri
Kesehatan RI No: 983/MENKES/SK/XI/1992, tugas rumah sakit adalah
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya dan berhasil dengan
mengutamkanm upaya penyembuahan dan pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan
serta melaksanakan rujukan (Siregar, 2004).

Syarat ruang Intensive Care Unit yaitu mempunyai lingkungan yang


bersih, tata ruang yang rapi, ventilasi yang tertutup rapat, air conditioning,
mempunyai suhu ruang 26 27C, kelembaban 50 60 % RH. Saat ini
kondisi ruang Intensive Care Unit RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
dengan kondisi yang beraturan, bersih dan rapi yang dapat mencerminkan
kondisi yang diharapkan. Sesuai dengan KEPMENKES No. 1204/ menkes/
SK/ X/ 2004, syarat perhitungan jumlah koloni pada ruang Intensive Care
Unit adalah 200 CFU/m3 . Udara yang berada di dalam ruang Intensive Care
Unit belum tentu merupakan udara bersih yang bebas dari mikroorganisme.
Bisa saja mikroorganisme masuk ke dalam ruang Intensive Care Unit melalui
ventilasi, pintu yang terbuka, lingkungan yang kurang bersih.

Untuk melakukan kebersihan lantai di dalam ruang Intensive Care Unit


diperlukan Lysol 5% yang dapat membunuh mikroorganisme yang menempel
di lantai. Udara di ruang Intensive Care Unit ini perlu diketahui jumlah angka
kumannya karena tidak pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Jika
terjadinya jumlah angka kuman yang tinggi pada ruang Intensive Care Unit
bisa mengakibatkan terjadinya infeksi nosokomial pada pasien yang dirawat
di ruang Intensive Care Unit.

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi atau didapat penderita


ketika sedang dirawat di rumah sakit yang ditularkan melalui udara dengan
ketentuannya yaitu:
- Pada saat pasien masuk rumah sakit/ dirawat tidak didapatkan tanda-
tanda klinis dan tidak dalam masa inkubasi penyakit tersebut.
- Infeksi timbul sekurang-kurangnya 3 x 24 jam sejak dirawat di rumah
sakit.
- Infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan lebih lama.

Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme yang terdapat


sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada partikel debu.
Setiap kegiatan manusia agaknya menimbulkan bakteri di udara. Batuk
dan bersin menimbulkan aerosol biologi (yaitu kumpulan partikel udara).
Kebanyakan partikel dalam aerosol biologi terlalu besar untuk mencapai
paru-paru, karena partikel-partikel ini tersaring pada daerah pernapasan
atas. Sebaliknya, partikel-partikel yang sangat kecil mungkin mencapai
tapak-tapak infektif yang berpotensi. Jadi, walaupun udara tidak
mendukung kehidupan mikroorganisme, kehadirannya hampir selalu
dapat ditunjukkan dalam cuplikan udara (Volk & Wheeler, 1989).
Kelompok mikroba yang paling banyak ditemukan sebagai jasad hidup
yang tidak diharapkan kehadirannya melalui udara, umumnya disebut jasad
kontaminan (hal ini mengingat apabila suatu benda/substrat yang
ditumbuhinya dinyatakan sebagai substrat yang terkontaminasi). Adapun
kelompok mikroba yang termasuk dalam jasad kontaminan antara lain adalah:
1. Bakteri: Bacillus, Staphylococcus, Pseudomonas, Sarcina dan
sebagainya.
2. Jamur: Aspergillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium, Trichoderma, dan
sebagainya.
3. Ragi: Candida, Saccharomyces, Paecylomyces, dan sebagainya.
Melihat kondisi ruang Intensive Care Unit seperti yang telah dikatakan di atas
penulis ingin melakukan penelitian pemeriksaan angka kuman udara ruang
Intensive Care Unit RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini


adalah berapa besar angka kuman udara di ruang Intensive Care Unit RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya?
1.3.Batasan Masalah

Penelitian ini hanya melihat ada atau tidaknya pertumbuhan bakteri/


mikroorganisme pada media NA.
1.4.Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui angka kuman di ruang Intensive Care Unit RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.5.Manfaat Penelitian
1. Bagi RSUD dr.Doris Siyvanus Palangkaraya
Untuk mengetahui berapa besar angka kuman udara di ruang Intensive Care
Unit RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
2. Bagi akademik
Untuk menambah literatur dan sumber tentang penemuan angka kuman udara
di ruang Intensive Care Unit RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.
3. Bagi peneliti/penulis
Untuk mengembangkan dan mendalami dalam disiplin ilmu yang diperoleh
selama kuliah.
4. Bagi peneliti lain
Dapat melakukan penelitian lanjutan tentang penemuan angka kuman dengan
cara yang lebih baik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Udara

Udara adalah suatu campuran dari berbagai macam komponennya yang


membentuk atmosfer bumi dan membentuk zona kehidupan pada permukaan
bumi. Didalam udara yang bersih maupun tidak bersih terdapat
mikroorganisme yang terkandung didalam udara yang dapat menyebabkan
penyakit yang patogen maupun tidak patogen. Mikroorganisme sering
ditemukan diudara, mereka sebenarnya tidak berkembang biak disana. Udara
luar jarang mengandung kuman patogen mungkin karena efek pengeringan,
ozon, dan radiasi ultraviolet ( Suharto, 1994:28 ).
Flora mikroba didalam udara bersifat sementara dan beragam. Udara suatu
medium tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan
pertikulat, debu, dan tetesan cairan, yang kesemuanya ini mungkin dimuati
mikroba. Jumlah dan tipe mikoorganisme yang mencemari udara ditentukan
oleh suber pencemaran didalam lingkungan; misalnya dari saluran pernafasan
manusia di tularkan melalui batuk dan bersin. Pertikel-pertikel debu dari
permukaan bumi diedarkan oleh aliran udara. Kandungan mikroorganisme
yang mempunyai habitat asli udara, tetapi udara di sekeliling kita sampai
beberapa kilometer di atas permukaan bumi mengandung berbagai macam
jenis mikroba dalam jumlah yang beragam ( Pelczay, 1988:860).
Udara sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan
yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan. Metabolisme dalam
tubuh tidak mungkin dapat berlangsung tanpa oksigaen yang berasal dari
udara, selain oksigen terdapat zat-zat lain yang terkandung di udara yaitu
karbonmonosida, karbondioksida, Formaldehid, jamur, virus, dan sebagainya.
(Aidilfiet, 1996).
2.2. Udara didalam Ruangan

Tingkat pencemaran udara di dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi


oleh faktor-faktor seperti laju ventilasi, padatnya orang dan sifat serta taraf
kegiatan orang-orang yang menempati ruangan tersebut. Mikroorganisme
dapat terhembuskan dalam bentuk percikan dari hidung dan mulut misalnya
selama bersin, batuk dan bahkan saat bercakap-cakap. Titik-titik air yang
terhembuskan dari saluran penapasan mempunyai ukuran yang beragam dari
mikrometer sampai milimeter. Titik-titik air yang ukurannya jatuh dalam
kisaran mikrometer yang rendah tinggal di udara sampai beberapa lama,
tetapi yang berukuran besar segera jatuh ke lantai atau permukaan benda lain.
Debu dari permukaan ini kadang-kadang akan berada dalam udara selama
berlangsungnya kegiatan dalam ruangan tersebut ( Michael, 1988:862 ).
Udara didalam ruangan mungkin mengandung bakteri dan virus patogen
yang berasal dari kulit, tangan, pakaian, dan terutama dari saluran pernafasan
atas manusia. Kualitas udara ruang pada Rumah Sakit merupakan suatu hal
yang perlu diperhaitakan, karena beberapa cara transmisi kuman penyebab
infeksi terjadi dengan cara air borne. Selain itu ruang perawatan merupakan
ruang yang paling banyak aktivitasnya baik antara pasien dengan petugas
maupun pasien dengan pengunjung sehingga kemungkinan terjadinya infeksi
silang atau infeksi nosokomial semakin besar.

Udara dapat dikelompokkan menjadi: udara luar ruangan (outdoor air) dan
udara dalam ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam ruang sangat
mempengaruhi kesehatan manusia, karena hampir 90% hidup manusia berada
dalam ruangan 1. Sebanyak 400 sampai 500 juta orang khususnya di Negara
yang sedang berkembang dapat berhadapan dengan masalah polusi udara
dalam ruangan. Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan
manusia, karena hamper 90% hidup manusia berada dalam ruangan.
Pemerintah Indonesia telah mengatur persyaratan kualitas udara dalam
ruangan yaitu dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1405/MENKES/SK/XI/2002 dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa
angka kuman kurang dari 770 koloni/m3 udara, bebas kuman patogen.

2.3. Keberadaan Mikroorganisme di Udara

Atmosfer tersusun atas 2 lapisan utama yaitu troposfer dan stratosfer.


Troposfer tersusun atas lapisan laminar, lapisan turbulen, lapisan friksi luar,
dan lapisan konveksi. Atmosfer mengandung partikel-partikel yang disebut
sebagai aerosol, salah satu komponen aerosol yaitu bioaerosol yang terdiri
antara lain mikroba dan pole. Mikroba udara sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti suhu, radiasi dan kelembaban relatif (RH) serta polutan.
Mikroba udara sebagian merupakan jasad patogen yang merugikan kesehatan
tumbuhan hewan maupun manusia.

Menurut Irianto (2002), jumlah mikroorganisme yang mencemari udara


juga ditentukan oleh sumber pencemaran di dalam lingkungan, misalnya
dari saluran pernapasan manusia yang disemprotkan melalui batuk dan
bersin, dan partikel-partikel debu, yang terkandung dalam tetes-tetes
cairan berukuran besar dan tersuspensikan, dan dalam inti tetesan yang
terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil menguap. Organisme yang
memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa meter atau beberapa
kilometer; sebagian segera mati dalam beberapa detik, sedangkan yang
lain dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu, berbulan-bulan,
bahkan lebih lama lagi. Nasib akhir mikroorganisme yang berasal dari
udara diatur oleh seperangkat rumit keadaan di sekelilingnya (termasuk
keadaan atmosfer, kelembaban, cahaya matahari dan suhu), ukuran
partikel yang membawa mikroorganisme itu, serta ciri-ciri
mikroorganismenya terutama kerentanannya terhadap keadaan fisik di
atmosfer.

Komposisi baku udara yang kita hisap setiap saat, sudah diketahui sejak
lama. Seiring dengan semakin kompleksnya masalah pencemaran udara,
maka komposisi tersebut banyak yang berubah, khususnya karena dalam
udara banyak komponen-komponen baru ataupun asing yang masuk. Selain
gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. Di
udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, fungi, algae, virus, dan kista
protozoa.
Dari data-data yang sudah ada, komposisi baku udara tersebut tersusun
oleh komponen-komponen kimia antara lain, Nitrogen, Oksigen, Argon,
CO2, Neon, Helium, metan, Kripton, N-Oksida, Hidrogen dan Xenon.
Akan tetapi selain komponen-komponen kimia tersebut masih terdapat
juga komponen lain yang bersifat hidup, yang pada umumnya berbentuk
mikroba (Suriawiria, 1985).

Mikroorganisme didalam udara belum tentu ditemukan mikroba yang


berhabitat asli dari udara. Udara bukanlah lingkungan alami bagi
mikroorganisme karena tidak mengandung cukup air dan nutrisi untuk
mendukung pertumbuhan dan reproduksinya. Selama udara terkena sinar
matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi dan berkurang kelembabannya.
Selain mikroba yang mempunyai mekanisme untuk toleran pada kondisi ini,
kebanyakan mikroba akan mati.

2.4. Daya Tahan Jasad Renik di Udara

Jasad renik yang terbawa debu dan inti tetesan air akan kehilangan daya
tahan dalam udara. Biasanya kurva perubahan menurun secara tajam,
menunjukkan adanya suatu fraksi yang lebih resisten, meskipun dalam
percobaan-percobaan yang menyangkut satu jenis jasad renik. Adanya 2
populasi dengan angka kematian yang berlainan mungkin menunjukan
perbedaan genetic dalam jasad renik. Angka kematian sangat dipengaruhi
oleh kelembaban dan suhu udara. Pada umumnya jasad renik yang biasanya
terdapat di udara (misalnya; Mycobacterium tuberculosis) lebih tahan
terhadap keadaan dari pada jasad renik yang biasanya terdapat didalam air
(misalnya; E coli) (Jawetz, 1986:127).
2.5. Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial atau disebut juga dengan infeksi rumah sakit, adalah
infeksi yang terjadi di rumah sakit yang disebabkan oleh kuman yang berasal
dari rumah sakit. Infeksi nosokomial dapat terjadi pada tenaga kesehatan dan
juga setiap orang dating ke rumah sakit. Manifestasi penyakit dapat juga di
luar rumah sakit apabila inkubasi lebih dari masa tinggalnya di rumah sakit.
Penyakit yang sedang masa inkubasi waktu penderita masuk rumah sakit,
bukan infeksi nosokomial (Utji, 1994:57).
Sumber kuman penyakit nosokomial dapat endogen atau autogen, yaitu
berasal dari penderita sendiri yang dibawa luar dari rumah sakit, didapat di
rumah, dan dapat bersumber dari eksogen(berasal dari luar penderita).
Kriteria infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit,
infeksi yang timbul/terjadi setelah 72 jam perawatan pada pasien rawat inap,
dan infeksi yang terjadi pada pasien yang dirawat lebih lama dari inkubasi
suatu penyakit ( Zulkarnain, 1996:531).
Keadaan lingkungan yaitu udara sangat mempengaruhi terjadinya infeksi
nosokomial seperti kelembaban udara, suhu, dan pegerakan udara atau
tekanan udara. Penularan infeksi nosokomial dapat melalui kontak langsung
(perawat), alat kesehatan, udara, dan vector ( lalat). Lingkungan rumah sakit
harus diusahakan agar sebersih mungkin dan sesteril mungkin tetapi tidak
mungkin terlaksana karena infeksi nosokomial ini tidak bisa diberantas secara
total (Utji, 1994:57).
Beberapa faktor yang menjadi sumber infeksi nosokomial di rumah sakit
adalah:
- Banyaknya pasien yang dirawat dan menjadi sumber infeksi bagi
pasien lain maupun lingkungannya.
- Kontak langsung antara pasien yang menjadi sumber infeksi dan
pasien lainnya.
- Kontak langsung antara petugas rumah sakit yang terkontaminasi
oleh kuman dengan pasien yang dirawatnya.
- Penggunaan peralatan medis yang terkontaminasi oleh kuman.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode


Deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu
Penelitian Pemeriksaan angka kuman udara pada ruang Intensive Care
Unit RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dilaksanakan pada pagi
dan sore tanggal 10 januari 2011 23 januari 2001.
2. Tempat penelitian
Penelitian pemeriksaan angka kuman udara pada ruang Intensive Care
Unit RSUD dr. Doris Sylvanus dilakukan pada ruang Intensive Care
unit.

3.3. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah udara di dalam ruang isolasi


Intensive Care Unit RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
2. Sampel
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dengan metode
Simple Random Sampling (sampel acak sederhana) yaitu teknik
pengambilan sampel yang memberi peluang sama kepada populasi untuk
dapat dipilih sebagai anggota sampel. Bahan pemeriksaan adalah udara
yang berada didalam ruang Intensive Care Unit RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.

3.4. Variabel dan Definisi Operasional Variabel


1.Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah jumlah angka kuman di ruang
Intensive Care Unit RSUD dr. Doris Silvanus Palangka Raya.
2. Definisi Operasional Variabel
Angka kuman yang terdapat di udara dan ditanamkan pada media NA
mempunyai bentuk koloni yang berwarna putih mirip dengan tumbuhnya
jamur. Koloni tersebut yang tumbuh pada media NA dihitung jumlah
koloninya.

3.5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data menggunakan uji bakteriologi dengan metode
cawan sebaran.

3.6. Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, labu
erlenmeyer, lampu spritus, inkubator, autoclave, oven, neraca analitik, batang
pengaduk, kapas, alumunium foil.
3.7. Bahan Yang Dipakai

Bahan yang dipakai dalam penilitian ini adalah media NA (Nutrien


Agar). Yang terkandung dalam NA (Nutrien Agar) yaitu: 1). Ekstrak daging:
3 gram, 2). Pepton: 5 gram, 3). Agar 15-20 garam.

3.8. Prosedur Analisa

Data dikumpulkan dari hasil pemeriksaan dengan media NA (Nutrien


Agar) metode cawan sebar yang dilakukan di Laboratorium Universitas
Muhammadiyah Palangka Raya Fakultas Ilmu Kesehatan.
1. Cara pembuatan media NA:
a. Timbang bubuk NA sebanyak 10 gram dan masukkan dalam
Erlenmeyer berukuran 1 liter.
b. Tambahkan aquadest sebanyak 500 ml.
c. Aduk dengan batang pengaduk atau magnetic stirrer sampai media NA
larut dengan aquadest.
d. Dipanaskan di atas hot plate atau di atas api.
e. Ditunggu hingga homogen.
f. Tutup bagian atas mulut Erlenmeyer dengan sumbat kapas dan lapisi
permukaannya dengan alumunium foil.
g. Disterilisasi dengan menggunakan otoclave pada suhu 121C dan
tekanan 1 2 atm selama 10 15 menit.
h. Dinginkan sebentar jangan sampai terjadi bekuan agar.
i. Tuang dalam cawan petri yang sudah steril dengan terlebih dahulu
melewati api (Sasika, 2010).
2. Cara pengambilan sampel:
a. Siapkan cawan petri yang sudah berisi media NA steril.
b. Beri kode pada label dan tanggal.
c. Letakkan cawan petri yang berisi media NA dengan posisi diagonal
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Cawan 1

Cawan 2

Cawan 3

d. Buka tutup cawan petri selama 15 menit.


e. Tutup kembali cawan petri kemudian dibungkus kembali cawan petri
yang telah berisi bakteri isolate dan masukkan dalam inkubator pada
suhu 37C dengan posisi cawan terbalik selama 24 48 jam.
f. Control media NA jangan sampai tumbuh yang disimpan di inkubator
(sasika, 2010).

Cara pembacaan hasil:


a. mengamati dan menghitung koloni yang tumbuh pada agar cawan
petri.
b. Koloni yang dihitung yang berukuran kecil putih dan koloni jika
melebar dihitung menjadi 1 koloni.
2. Data yang digunakan didapat dari :
2.1. Data Primer
Data primer diperoleh dari observasi dan hasil pemeriksaan
laboratorium dengan metode cawan sebaran untuk mengetahui jumlah
angka kuman dalam udara.

3.9. Tehnik Analisis Data

Pemeriksaan sampel dinyatakan positif apabila dalam cawan petri yang


berisi media NA terjadi tumbuhnya koloni. Hasil yang positif tersebut dicatat
dan hasilnya dihitung jumlah koloninya serta rata-rata dihitung dalam luas
bidang ruangan.

3.10. Pengolahan dan Analisis Data

Data dari hasil pemeriksaan jumlah koloni pada proses pemeriksaan


angka kuman di ruang Intensive Care Unit dapat dihitung sebagai berikut
(Rachman, 2001).
Konversi :
1 koloni = CFU/fit3
1 fit3/inch = 30,48 cm
1 cm = 0,0348 m
1 koloni CFU/fit3 = 35,32 CFU/m3
Rumus perhitungan angka kuman :

=

= cfu/fit3

= Mean / hasil rata-rata pada koloni (fit3)


fxi = Jumlah koloni dalam cawan petri
f = Banyaknya cawan petri
= Jumlah koloni dalam ruangan(CFU/m3)
CFU = coloni formy unit
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan keadaan ruangan Intensive Care Unit yang dilihat bersih


atau steril, mempunyai luas ruangan 222 m3 dan mempunyai 5 tempat tidur
bagi pasien hasil jumlah angka kuman udara pada ruang Intensive Care Unit
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yang dilakukan di laboratorium
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya
diperoleh data hasil penelitian seperti terlihat pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 1.1. Hasil penelitian angka kuman udara pada ruang Intensive Care
Unit RSUD dr. Doris Sylvanus.
Hari dan Tanggal Waktu Hasil Rata Jumlah
No
Pengambilan Pengambilan Rata (fit3) koloni(CFU/m3)
Pagi
1 Senin, 10 januari 2011 19 671.08 CFU/m3
Pukul 08.00
Sore
2 Senin, 10 januari 2011 17 600,44 CFU/m3
Pukul 15.10
Pagi
3 Selasa, 11 januari 2011 8 282,56 CFU/m3
Pukul 08.20
Sore
4 Selasa, 11 januari 2011 14 494,48 CFU/m3
Pukul 15.00
Pagi
5 Rabu, 12 januari 2011 7 247,24 CFU/m3
Pukul 08.13
Sore
6 Rabu, 12 januari 2011 28 988,96 CFU/m3
Pukul 15.30
Pagi
7 Kamis, 13 januari 2011 18 635,76 CFU/m3
Pukul 08.41
Sore
8 Kamis, 13 januari 2011 11 388,52 CFU/m3
Pukul 15.20
Pagi
9 Jumat, 14 januari 2011 Pukul 08.45 25 883 CFU/m3

Sore
10 Jumat, 14 januari 2011 20 706,4 CFU/m3
Pukul 15.30
Pagi
11 Sabtu, 15 januari 2011 23 812,36 CFU/m3
Pukul 08.47
Sore
12 Sabtu, 15 januari 2011 21 741,72 CFU/m3
Pukul 15.50
600,44 CFU/m3
Pagi
13 Minggu,16 januari 2011 17
Pukul 08.48
529,8 CFU/m3
Sore
14 Minggu, 16 januari 2011 15
Pukul 15.35
Pagi 423,84 CFU/m3
15 Senin, 17 januari 2011 12
Pukul 09.04
Sore
16 Senin, 17 januari 2011 14 494,48 CFU/m3
Pukul 15.56
Pagi
17 Selasa, 18 januari 2011 11 388,52 CFU/m3
Pukul 08.29
Sore
18 Selasa, 18 januari 2011 14 494,48 CFU/m3
Pukul 16.00
Pagi
19 Rabu, 19 januari 2011 18 635,76 CFU/m3
Pukul 09.11
Sore
20 Rabu, 19 januari 2011 13 459,16 CFU/2m3
Pukul 15.54
Pagi
21 Kamis, 20 januari 2011 11 388,52 CFU/m3
Pukul 08.44
Sore
22 Kamis, 20 januari 2011 7 247,24 CFU/m3
Pukul 16.03
Pagi
23 Jumat, 21 januari 2011 14 494,48 CFU/m3
Pukul 09.05
Sore
24 Jumat, 21 januari 2011 20 706,4 CFU/m3
Pukul 15.49
Pagi
25 Sabtu, 22 januari 2011 8 282,56 CFU/m3
Pukul 08.17
Sore
26 Sabtu, 22 januari 2011 5 176,6 CFU/m3
Pukul 15.38
Pagi
27 Minggu, 23 januari 2011 14 494,48 CFU/m3
Pukul 09.23
Sore
28 Minggu, 23 januari 2011 15 529,8 CFU/m3
Pukul 16.32

4.2. Pembahasan
Udara adalah salah satu komponen lingkungan yang merupakan
kebutuhan utama untuk mempertahankan kehidupan kita. Metabolism ditubuh
kita tidak mungkin tanpa oksigen yang berasal dari udara. Banyak
mikroorganisme yang terkandung di udara yang kita hirup setiap hari
walaupun itu tidak membuat kita sakit.
Berdasarkan hasil penelitian jumlah koloni angka kuman udara di ruang
Intensive Care Unit RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya mengandung
angka kuman yang tinggi. Berdasarkan KEPMENKES No. 12104/ Menkes/
SK/ X/ 2004 perhitungan jumlah angka kuman udara pada ruang Intensive
Care Unit yaitu 200 CFU/m3.
1.1.Grafik hasil Pemeriksaan angka Kuman Udara Ruang Intensive Care Unit
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya berdasarkan waktu pagi dan sore
hari.

Minggu, 23 Januari 2011 529,8


494,48
Sabtu, 22 Januari 2011 176,6
282,56
Jum'at, 21 Januari 2011 706,4
494,48
Kamis, 20 Januari 2011 247,24
388,52
Rabu, 19 Januari 2011 459,16
635,76
Selasa, 18 Januari 2011 494,48
388,52
Senin, 17 Januari 2011 494,48
423,84
Sore
Minggu, 16 Januari 2011 529,8
600,44
741,72 Pagi
Sabtu, 15 Januari 2011 812,36
Jum'at, 14 Januari 2011 706,4
883
Kamis, 13 Januari 2011 388,52
635,76
Rabu, 12 Januari 2011 988,96
247,24
Selasa, 11 Januari 2011 494,56
282,56
Senin, 10 Januari 2011 600,44
671,08

0 200 400 600 800 1000 1200

Jumlah Angka Kuman (CFU/m3)


Pada hari rabu, 12 januari 2011 yang diambil pada sore hari pukul 15.30
wib yaitu jumlah angka kumannya 988,96 CFU/m3. Fakror penyebab
tingginya angka kuman pada tanggal 12 januari 2011 adalah kemungkinan
pintu ruang isolasi Intensive Care Unit selalu terbuka, keluarga pasien keluar
masuk kedalam ruang Intensive Care Unit tanpa menggunakan pakaian
khusus yang telah disediakan pihak petugas ruang Intensive Care Unit,
pemakaian sandal yang keluar masuk dibawa petugas kedalam ruang
Intensive Care Unit, juga disebabkan karena selama 6 bulan terakhir ini tidak
dilakukan sterilisasi dengan sinar Ultra Violet dan jumlah pasien pada saat itu
memenuhi 5 tempat tidur pasien.
Angka kuman yang terendah pada hasil data terdapat pada hari sabtu, 22
januari 2011 yang diambil pada sore hari pukul 15.38 wib yaitu jumlah angka
kumannya 176,6 CFU/m3. Faktor yang didapatkan angka kuman yang rendah
pada tanggal 22 januari 2011 adalah kurangnya dari pengunjung atau
keluarga pasien yang keluar masuk kedalam ruang Intensive Care Unit, pintu
isolasi Intensive Care Unit yang tertutup dan lingkungan yang bersih dan
jumlah pasien pada saat itu berjumlah 2 pasien.
Tinggi angka kuman dapat menyebabkan bagi pasien yang dirawat ruang
Intensive Care Unit beresiko terkenanya infeksi nosokomial. Penularan
infeksi nosokomial ini dapat terjadi melalui cara silang dari satu pasien
kepada pasien yang lain atau infeksi diri sendiri dimana kuman sudah ada
pada pasien tersebut. Tidak hanya pasien yang dapat ketularan, tapi juga
seluruh petugas yang berhubungan langsung dengan pasien, juga penunggu
dan pengujung pasien. Infeksi nosokomial sering terjadi pada pasien beresiko
tinggi yaitu pasien karekteristik usia tua, dirawat sudah lama, pemasangan
infuse yang lama atau pemasangan kateter urin yang lama (Zulkarnain
1996:532).
Secara keseluruhan angka kuman udara pada ruang Intensive Care Unit
RSUD dr. Doris Sylvanus terdapatnya angka kuman yang tertinggi yaitu
988,96 CFU/m3 sedangkan terdapatnya angka kuman yang terendah yaitu
176,6 CFU/m3.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai


berikut :
5.1.1. Angka kuman udara pada ruang Intensive Care Unit RSUD dr. Doris
Sylvanus terdapatnya angka kuman yang tertinggi yaitu 988,96
CFU/m3 sedangkan terdapatnya angka kuman yang terendah yaitu
176,6 CFU/m3.

5.1.2. Jumlah rata rata angka kuman keseluruhan dari tanggal 10 januari
2011 23 januari 2011 pada udara di ruang Intensive Care Unit
RSUD dr. Doris Sylavanus Palangka Raya yang ditanam pada media
NA (Natrium Agar) dengan metode cawan sebaran didapat hasil
509,08CFU/m3. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan ketentuan
KEPMENKES No. 12104/ Menkes/ SK/ X/ 2004.

5.2. Saran

5.2.1. Kepada ruang Intensive Care Unit RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya
1. Agar dapat memperhatikan lingkungan ruang Intensive Care Unit
yang bersih maupun steril lebih ditingkatkan lagi kedepannya.
2. Pintu ruang isolasi Intensive Care Unit agar jangan selalu terbuka
karena bisa menyebabkan masuknya mikroorganisme yang tidak
diinginkan.
3. Dibuatankan tempat rungan khusus bagi keluarga pasien, agar tidak
menambah terjadinya penigkatan angka kuman di udara.
5.2.2. Kepada keluaraga pasien agar memakai pakaian yang telah disediakan
pihak rumah sakit jika menjenguk pasien, harus sesuai dengan jam
besuk untuk menjenguk pasien dan maksimal 2 orang batas untuk
menjenguk pasien.
5.2.3. Kepada orang tua keluarga pasien agar tidak membawa anak kecil
kedalam ruang isolasi Intensive Care Unit.
5.2.4. Kepada perawat ruang Intensive Care Unit agar memakai pakaian
khusus, penutup kepala, masker, sarung tangan.
5.2.5. Kepada manajemen RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya agar
dapat meninjau ruang Intensive Care Unit oleh tim control infeksi.
Lampiran 1. Hasil Data Penelitian
Hasil penelitian angka kuman udara pada ruang Intensive Care Unit RSUD
dr. Doris Sylvanus berdasarkan waktu pagi dan sore hari.
Hari dan Tanggal Waktu Hasil Rata Jumlah
No
Pengambilan Pengambilan Rata (fit3) koloni(CFU/m3)
Pagi
1 Senin, 10 januari 2011 19 671.08 CFU/m3
Pukul 08.00
Sore
2 Senin, 10 januari 2011 17 600,44 CFU/m3
Pukul 15.10
Pagi
3 Selasa, 11 januari 2011 8 282,56 CFU/m3
Pukul 08.20
Sore
4 Selasa, 11 januari 2011 14 494,48 CFU/m3
Pukul 15.00
Pagi
5 Rabu, 12 januari 2011 7 247,24 CFU/m3
Pukul 08.13
Sore
6 Rabu, 12 januari 2011 28 988,96 CFU/m3
Pukul 15.30
Pagi
7 Kamis, 13 januari 2011 18 635,76 CFU/m3
Pukul 08.41
Sore
8 Kamis, 13 januari 2011 11 388,52 CFU/m3
Pukul 15.20
Pagi
9 Jumat, 14 januari 2011 Pukul 08.45 25 883 CFU/m3

Sore
10 Jumat, 14 januari 2011 20 706,4 CFU/m3
Pukul 15.30
Pagi
11 Sabtu, 15 januari 2011 23 812,36 CFU/m3
Pukul 08.47
Sore
12 Sabtu, 15 januari 2011 21 741,72 CFU/m3
Pukul 15.50
Pagi
13 Minggu,16 januari 2011 17 600,44 CFU/m3
Pukul 08.48
Sore
14 Minggu,16 januari 2011 15 529,8 CFU/m3
Pukul 15.35
Pagi
15 Senin, 17 januari 2011 12 423,84 CFU/m3
Pukul 09.04
Sore
16 Senin, 17 januari 2011 14 494,48 CFU/m3
Pukul 15.56
Pagi
17 Selasa, 18 januari 2011 11 388,52 CFU/m3
Pukul 08.29
Sore
18 Selasa, 18 januari 2011 14 494,48 CFU/m3
Pukul 16.00
Pagi
19 Rabu, 19 januari 2011 18 635,76 CFU/m3
Pukul 09.11
Sore
20 Rabu, 19 januari 2011 13 459,16 CFU/m3
Pukul 15.54
Pagi
21 Kamis, 20 januari 2011 11 388,52 CFU/m3
Pukul 08.44
Sore
22 Kamis, 20 januari 2011 7 247,24 CFU/m3
Pukul 16.03
Pagi
23 Jumat, 21 januari 2011 14 494,48 CFU/m3
Pukul 09.05
Sore
24 Jumat, 21 januari 2011 20 706,4 CFU/m3
Pukul 15.49
Pagi
25 Sabtu, 22 januari 2011 8 282,56 CFU/m3
Pukul 08.17
Sore
26 Sabtu, 22 januari 2011 5 176,6 CFU/m3
Pukul 15.38
Minggu, 23 januari Pagi
27 14 494,48 CFU/m3
2011 Pukul 09.23
Minggu, 23 januari Sore
28 15 529,8 CFU/m3
2011 Pukul 16.32
Mengetahui,
Kepala Ruang Intensive Care Unit

(Syamsudin, Amd. Kep)


Lampiran 2. Kualitas Udara Ruang Rumah Sakit

Kualitas Udara Ruang Rumah Sakit

Menurut Kepmenkes No.1204/ Menkes/ SK/ X/ 2004 tentang Persyaratan


kesehatan lingkungan rumah sakit, standard kualitas udara ruang rumah sakit
adalah sebagai berikut ini:
1. Tidak berbau (terutama bebas dari H2S dan amonia).
2. Kadar debu (particulate matter) berdiameter kurang dari 10 micron
dengan rata- rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 g/ m3,
dan tidak mengandung debu asbes.
3. Indeks angka kuman untuk seiap ruang atau unit seperti tabel berikut:
Indeks angka kuman menurut fungsi ruang atau unit
Konsentrasi maksimum
No. Ruang atau unit mikroorganisme per m3 udara (CFU/
m3)
1 Operasi 10
2 Bersalin 200
3 Pemulihan/perawatan 200-500
4 Observasi bayi 200
5 Perawatan bayi 200
6 Perawatan premature 200
7 ICU 200
8 Jenazah/ autopsi 200-500
9 Penginderaan medis 200
10 Laboratorium 200-500
11 Radiologi 200-500
12 Sterilisasi 200
13 Dapur 200-500
14 Gawat darurat 200
15 Administrasi, pertemuan 200-500
16 Ruang luka bakar 200

Sumber: Kepmenkes No.1204/ Menkes/ SK/ X/ 2004


Lampiran 3. Alat

Erlenmeyer, cawan petri, gelas ukur

Timbangan Analitik
Hot plate

Oven
Inkubator
Lampiran 4. Media

Media NA ( Nutrient Agar)


Lampiran 5. Pembuatan media

Pembuatan media NA (Nutrient Agar


Lampiran 6. Pegambilan sampel

Pengambilan sampel pada udara


Lampiran 7. Hasil

Media NA (Nutrient Agar) yang ditumbuhi bakteri / positif


Lampiran 8. Ruang Intensive Care Unit

Depan ruang Intensive Care Unit

Dalam ruang Intensive Care unit


PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA
RUANG ICU( INTENSIVE CARE UNIT) RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


predikat Ahli Madya Analis Kesehatan

Oleh :

INA FITRIANIE

NPM: 07.72.8587

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN
2011
ii

ABSTRAK

Ina Fitrianie, Pemeriksaan Angka Kuman Udara Ruang ICU


(Intensive Care Unit) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Doris Silvanus
Palangka Raya. Program studi D3 analis Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Palangka Raya 2011. Pembimbing I Agus, S. Si, Mmkes dan
Pembimbing II Novidha Muji Rahayu, S. Si.

Udara yang ada dalam ruang Intensive Care Unit belum tentu merupakan
udara yang bebas dari mokroorganisme. Infeksi nosokomial muncul selama pasien
yang dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukan gejala selama pasien dirawat
atau setelah selesai dirawat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kuman di ruangan


Intensive Care Unit RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Manfaat dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui taraf kebersihan sterilisasi dan lingkungan
di ruang intensive care unit.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode


deskritif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan bertujuan untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Teknik
pengambilan sampel dengan metode sample random sampling yaitu cara
pengambilan sampel dari semua anggota populasi secara acak (random). Sampel
yang diambil adalah sebanyak 28 dari ruang intensive care unit RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa angka kuman udara ruang


Intensive Care Unit RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya mengandung
banyak mikroba. Dengan jumlah rata-rata yang tinggi 988,96 CFU/222m3 dan
yang terendah 176,6 CFU/m3.

Kesimpulan jumlah rata rata angka kuman keseluruhan dari tanggal 10


januari 2011 23 januari 2011 pada udara di ruang Intensive Care Unit RSUD
dr. Doris Sylavanus Palangka Raya yang ditanam pada media NA (Natrium Agar)
dengan metode cawan sebaran didapat hasil 509,08CFU/m3. Angka kuman
tersebut lebih tinggi dibandingkan ketentuan KEPMENKES No. 12104/ Menkes/
SK/ X/ 2004 perhitungan angka kuman udara pada ruang Intensive Care Unit
yaitu 200 CFU/m3.

Kata Kunci : Angka Kuman Udara, ICU (Intensive Care Unit)


iii

LEMBAR PERSEMBAHAN
Puji Tuhan

TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan


memuasakan hatimu di tanah yang kering, dan akan
membaharui kekuatanmu. Engkau seperti taman yang
diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak
pernah engkau mengecewakan ( yesaya 58:11 ).

Karya tulis ini saya persembahkan kepada :

Terimakasih kepada Tuhan


Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang telah menyertai saya selalu baik
susah maupun senang. Saya sadar bahwa selama ini saya jauh dari engkau tetapi
engkau tidak melupakan anakmu dan menyertai saya. Saya hanya bisa ucapkan
terimakasih banyak karena semua ini berjalan dengan lancar. Haleluya,, Amin.

Saya ucuapkan terimakasih kepada papah dan mamah yang selama ini
telah membesarkan saya. Terimakasih semua atas dukungan moril
maupun materil yang telah kalian berikan selama ini sehingga saya
dapat mencapai yang kalian inginkan. Terimakasih papah dan mamah
jasa kalian tidak akan saya lupakan, adikku nina natalai sinta dan
kritian labertus yang sering membuat saya marah.

Terimakasih kepada kekasih ku tersayang


Terimakasih kepada HENDARA Y.TINUS yang telah mendukung saya
selama ini,menemanin saya waktu senang maupun susah,dukungan yang
hendra berikan sangat membuat saya bersemangat terus. Engkau berarti
di dalam hati ku I love u hendra.

Terimakasih teman temanku angkatan 2007


Terimakasih teman teman seperti: lisna, ifit, kiki, unah, yaya,firah,
diyah,sinta dan teman teman yang lainnya. Sungguh banyak peristiwa
ataupun kegiatan yang kita lewati bersama- sama baik suka maupun
duka yang tidak bisa dilupakan.
vi

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan kasih karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaiakan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Pemeriksaan
Angka Kuman Udara Ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh
predikat Ahli Madya Analis Kesehatan di Universitas Muhammadiyah Palangka
Raya jurusan Analis Kesehatan.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu penulis menghaturkan rasa terima kasih sebesar-
besarnya kepada :

1. Drs. H. Jairi, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Palangka


Raya.
2. Drs. H. Anshari Sapri, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan.
3. dr. Enny Rohmawati, Sp.PK, selaku Ketua Program Studi Analis
Kesehatan.
4. Agus, S.Si., M.MKes, selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan masukan yang sangat mendukung penulisan
KTI ini.
5. Novidha Muji Rahayu, S.Si, selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan masukan yang sangat mendukung penulisan
KTI ini.
6. Para dosen yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan motivasi selama
ini.
7. Kedua Orang Tua ku, yang selalu memberikan limpahan cinta, perhatian,
kasih sayang, dukungan, motivasi, materil dan memenuhi segala
kebutuhanku.
vii

8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D-3 Analis Kesehatan Fakultas


Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dan memberikan dorongan dalam penulisan dan penyelesaian
Karya Tulis Ilmiah ini.
Demikian Karya Tulis Ilmiah ini selesai disusun. Semoga dapat menjadi
tambahan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa Karya
Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu segala kritik dan saran
yang sifatnya membantu melengkapi Karya Tulis Ilmiah ini sangat diharapkan.

Palangka Raya, januari 2011

Penulis
viii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
LEMBARAN PENGESAHAN ........................................................................ v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah .......................................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Udara ........................................................................ 5
2.2. Udara di dalam Ruangan ............................................................. 6
2.3. Keberadaan Mikroorganisme di Udara ........................................ 7
2.4. Daya Tahan Jasad Renik di Udara ............................................... 8
2.5. Infeksi Nosokomial ..................................................................... 9
i
BAB III METODOLOGI PENELITIAN x
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................... 10
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 10
3.3. Populasi dan Sampel .................................................................... 10
3.4. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ............................... 11
3.5. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 11
3.6. Instrumen Penelitian ................................................................... 11
3.7. Bahan Yang Dipakai ......................................................................... 11
3.8. Prosedur Analisa ......................................................................... 11
3.9. Teknik Analisis Data ................................................................... 13
3.10. Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 13

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil ........................................................................................... 15
4.2. Pembahasan ............................................................................... 16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 19
5.2. Saran ................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Hasil Penelitian Angka Kuman Udara ruang Intensive Care
Unit ................................................................................................... 15
xi

DAFTAR GRAFIK
Halaman
1.2. Grafik hasil Pemeriksaan angka Kuman Udara Ruang Intensive Care
Unit RSUD dr. Doris Silvanus Palangka Raya pada pagi dan sore hari ...... 17
xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Data Penelitian .................................................... 21


Lampiran 2. Kualitas Udara Ruang Rumah Sakit .............................. 23
Lampiran 3. Alat ............................................................................... 24
Lampiran 4. Media ............................................................................ 27
Lampiran 5. Pembuatan Media .......................................................... 28
Lampiran 6. Pengambilan Sampel ..................................................... 29
Lampiran 7. Hasil............................................................................... 30
Lampiran 8. Ruang isolasi ICU ........................................................ 31
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA


RUANGAN INTENSIVE CARE( ICU ) UNIT RUMAH
SAKIT DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
Disusun Oleh :

Ina fitrianie (07. 72. 8587)

Palangka Raya,

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Agus, S.Si., M.MKes) (Novidha Muji Rahayu, S.Si)

Mengetahui,
Ketua Program Studi,

dr. Enny Rohmawati, Sp.PK


NIK. 05.000.101
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA


RUANGAN INTENSIVE CARE( ICU ) UNIT RUMAH
SAKIT DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
INA FITRIANIE
NPM : 07.72.8587

Dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah


Program Studi Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Tanggal : 10 Januari 2011

Tim Penguji
Nama Jabatan Tanda Tangan
1. dr. Enny Rohmawati, Sp.PK Ketua ......................

2. dr. Widi Yuli Harianto Anggota ......................

3. Agus, S.Si., M.MKes Anggota ......................

4. Novidha Muji Rahayu, S. Si Anggota ......................

Palangka Raya, Januari


An. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
2011
Uneversitas Muhammadiyah Palangka Raya
Wakil Dekan, Ketua Program Studi
Analis Kesehatan,

Drs. H. M. Anshari Sapri

dr. Enny Rohmawati,


Sp.PK
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Ina Fitrianie


Nomor Induk Mahasiswa : 07.72.8587
Program Studi : Analis Kesehatan
Fakultas : Ilmu Kesehatan

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini merupakan hasil
karya sendiri dan belum pernah di ajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan
saya dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya tulis atau pendapat
yang pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang lain kecuali yang
secara tertulis di acu dalam naskah ini dan di sebutkan dalam daftar
pustaka.

Palangka Raya, 10 Febuari 2011


Yang membuat pernyataan,

(Ina Fitrianie)

Anda mungkin juga menyukai