45
masalah dalam SPM tersebut dilakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap suatu
program/kegiatan yang akan dipecahkan.
2. Penentuan prioritas masalah
Untuk menentukan prioritas masalah dapat digunakan beberapa metode. Metode yang
umum digunakan adalah metode Hanlon yang terdiri dari Metode Hanlon Kualitatif dan
Kuantitatif. Sedangkan metode yang kami gunakan adalah metode Hanlon Kuantitatif, dengan
menilai dan menghitung besar masalah, tingkat kegawatan masalah, kemudahan
penanggulangan dan PEARL faktor.
3. Penentuan penyebab masalah
Penentuan penyebab masalah didapat berdasarkan data atau kepustakaan dengan curah
pendapat. Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab masalah dapat dipergunakan
diagram tulang ikan (Fish Bone Diagram) yang terdiri dari input (5M), Proses (P1, P2, P3) dan
Lingkungan. Fish bone diagram untuk menentukan penyebab masalah berdasar pendekatan
sistem. Masalah terletak pada output.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain dengan cara :
a. Penetapan tujuan dan sasaran
b. Mencari alternatif pemecahan masalah
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang didukung oleh
data atau konfirmasi.
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah
diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan.
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan
terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon kualitatif untuk
menentukan/memilih pemecahan terbaik.
7. Penyusunan rencana penerapan
Setelah pemecahan masalah terpilih ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan
kegiatan-kegiatan dalam rangka pemecahan masalah. Rencana penerapan pemecahan masalah
dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action atau Rencana Kegiatan).
Proses
P2
P1 P3
MASALAH
Dll
Money Man
Lingkungan
Input
47
Hasil cakupan Standar Pelayanan Minimal (SPM) program Puskesmas Tempuran pada
bulan Januari September 2017, yang masih menjadi masalah perlu diupayakan
pemecahannya dengan menggunakan kerangka pikir pendekatan sistem, sebagai berikut
INPUT PROSES
Man Fungsi OUTPU
Money Manajemen T OUTCOME
Method (P1,P2,P3) Cakupan
Material dan Kegiatan
Machine Manajemen dan
Mutu Mutu
IMPACT
LINGKUNGAN
Fisik
Kependudukan
Sosial Budaya
Sosial Ekonomi
Kebijakan
Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak sesuai standar
minimal. Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah upaya kegiatan dalam
rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut, berdasarkan
pendekatan sistem masalah dapat terjadi pada input maupun proses.
48
III.3.1 Kriteria A: Besarnya masalah
Langkah 1: Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas.
Jumlah penduduk kecamatan tempuran: 48.000 jiwa
49
Besarnya masalah terhadap jumlah penduduk
5001- 10001- 15001 - 20001- 25001- 30001- 35001- 40001- 45001-
0-5000
Masalah 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 48000 Nilai
(1)
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Cakupan
kunjungan bumil X 1
k4
Deteksi kasus
resiko tinggi ibu X 1
hamil
Cakupan X 1
kunjungan bayi
Deteksi dini
tumbuh kembang X 2
anak balita dan
pra sekolah
Jumlah seluruh X 2
peserta aktif KB
Cakupan
pelayanan pra X 2
usila dan usila
Jumlah desa yang
melaksanakan X 10
STBM
T2PM yang
memenuhi syarat X 10
sanitasi
50
Proporsi
penduduk akses X 10
jamban
Proporsi
pengelolaan X 10
sampah RT
memenuhi syarat
Proporsi
pengelolaan X 10
limbah cair RT
memenuhi syarat
Cakupan suspek X 10
Tb paru
Penemuan kasus X 10
TB BTA (+)
Cakupan balita
dengan X 1
pneumonia
Desa uci X 10
Jumlah bayi yang X 1
mendapat DPT 1
Jumlah bayi yang
mendapat X 1
imunisasi polio 4
Jumlah bayi yang
mendapat X 1
imunisasi campak
Bayi yang dapat X 1
ASI eksklusif
51
Posyandu
purnama X 1
(indikator 2008)
Posyandu mandiri X 1
(Indikator 2008)
Penyuluhan P3
NAPZA di X 2
sekolah
Penyuluhan
HIV/AIDS di X 2
sekolah
Penyuluhan
NAPZA dan X 2
HIV/AIDS di
sekolah
Frekuensi
kunjungan: X 8
jumlah kasus
B+L+KK/B
Pelayanan
gangguan jiwa di X 1
sarkes umum
52
III.3.2 Kriteria B: kegawatan masalah
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan keseriusan, tingkat urgensi, dan tingkat
penyebaran/meluasnya tiap masalah dengan sistem scoring dengan score 1 5.
Keseriusan dinilai sbb :
Sangat serius : 5
Serius :4
Cukup Serius : 3
Kurang Serius : 2
Tidak Serius : 1
53
4 Deteksi dini
tumbuh
kembang anak 2,66 3,22 3,22 9,10
balita dan pra
sekolah
5 Jumlah seluruh
peserta aktif 1,33 1,44 3,33 6,10
KB
6 Cakupan
pelayanan pra 1,67 1,00 1,33 4,00
usila dan usila
7 Jumlah desa
yang
2,11 1,44 4,00 7,55
melaksanakan
STBM
8 T2PM yang
memenuhi 2,11 2,77 3,66 8,54
syarat sanitasi
9 Proporsi
penduduk akses 1,88 3,88 2,66 8,42
jamban
10 Proporsi
pengelolaan
sampah RT 3,33 3,00 3,78 10,11
memenuhi
syarat
11 Proporsi
pengelolaan
limbah cair RT 2,78 4,20 3,67 10,64
memenuhi
syarat
12 Cakupan
3,77 3,66 4,22 11,65
suspek Tb paru
13 Penemuan
kasus TB BTA 3,67 3,56 4,20 11,45
(+)
14 Cakupan balita
dengan 3,55 3,66 4,22 11,43
pneumonia
15 Desa uci 2,00 2,22 2,66 6,88
16 Jumlah bayi
yang mendapat 2,89 2,56 3,33 8,78
DPT 1
17 Jumlah bayi
yang mendapat
2,33 2,55 2,22 7,10
imunisasi polio
4
54
18 Jumlah bayi
yang mendapat
2,44 2,67 2,78 7,89
imunisasi
campak
19 Bayi yang
dapat ASI 2,55 2,77 3,88 9,20
eksklusif
20 Posyandu
purnama
1,67 2,44 2,00 6,11
(indikator
2008)
21 Posyandu
mandiri
2,44 2,55 2,77 7,76
(Indikator
2008)
22 Penyuluhan P3
NAPZA di 3,22 4,33 3,89 11,46
sekolah
23 Penyuluhan
HIV/AIDS di 2,77 3,77 2,55 9,09
sekolah
24 Penyuluhan
NAPZA dan
3,22 3,77 3,89 10,81
HIV/AIDS di
sekolah
25 Frekuensi
kunjungan:
3,33 2,89 2,89 9,11
jumlah kasus
B+L+KK/B
26 Pelayanan
gangguan jiwa 1,55 2,22 1,22 4,99
di sarkes umum
55
No Masalah Nilai
1 Cakupan kunjungan bumil k4 2
2 Deteksi kasus resiko tinggi ibu hamil 2
3 Cakupan kunjungan bayi 4
4 Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 3
5 Jumlah seluruh peserta aktif KB 5
6 Cakupan pelayanan pra usila dan usila 2
7 Jumlah desa yang melaksanakan STBM 2
8 T2PM yang memenuhi syarat sanitasi 2
9 Proporsi penduduk akses jamban 2
10 Proporsi pengelolaan sampah RT memenuhi syarat 3
11 Proporsi pengelolaan limbah cair RT memenuhi syarat 3
12 Cakupan suspek Tb paru 4
13 Penemuan kasus TB BTA (+) 2
14 Cakupan balita dengan pneumonia 4
15 Desa uci 3
16 Jumlah bayi yang mendapat DPT 1 5
17 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 4 5
18 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi campak 5
19 Bayi yang dapat ASI eksklusif 2
20 Posyandu purnama (indikator 2008) 3
21 Posyandu mandiri (Indikator 2008) 3
22 Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 5
23 Penyuluhan HIV/AIDS di sekolah 5
24 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS di sekolah 5
25 Frekuensi kunjungan: jumlah kasus B+L+KK/B 2
26 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 2
56
No Masalah P E A R L Hasil kali
1 Cakupan kunjungan
1 1 1 1 1 1
bumil k4
2 Deteksi kasus resiko
1 1 1 1 1 1
tinggi ibu hamil
3 Cakupan kunjungan
1 1 1 1 1 1
bayi
4 Deteksi dini tumbuh
kembang anak balita 1 1 1 1 1 1
dan pra sekolah
5 Jumlah seluruh peserta
1 1 1 1 1 1
aktif KB
6 Cakupan pelayanan pra
1 1 1 1 1 1
usila dan usila
7 Jumlah desa yang
1 1 1 1 1 1
melaksanakan STBM
8 T2PM yang memenuhi
1 1 1 1 1 1
syarat sanitasi
9 Proporsi penduduk
1 1 1 1 1 1
akses jamban
10 Proporsi pengelolaan
sampah RT memenuhi 1 1 1 1 1 1
syarat
11 Proporsi pengelolaan
limbah cair RT 1 1 1 1 1 1
memenuhi syarat
12 Cakupan suspek Tb
1 1 1 1 1 1
paru
13 Penemuan kasus TB
1 1 1 1 1 1
BTA (+)
14 Cakupan balita dengan
1 1 1 1 1 1
pneumonia
15 Desa uci 1 1 1 1 1 1
57
16 Jumlah bayi yang
1 1 1 1 1 1
mendapat DPT 1
17 Jumlah bayi yang
mendapat imunisasi 1 1 1 1 1 1
polio 4
18 Jumlah bayi yang
mendapat imunisasi 1 1 1 1 1 1
campak
19 Bayi yang dapat ASI
1 1 1 1 1 1
eksklusif
20 Posyandu purnama
1 1 1 1 1 1
(indikator 2008)
21 Posyandu mandiri
1 1 1 1 1 1
(Indikator 2008)
22 Penyuluhan P3 NAPZA
0 1 1 1 1 0
di sekolah
23 Penyuluhan HIV/AIDS
0 1 1 1 1 0
di sekolah
24 Penyuluhan NAPZA
dan HIV/AIDS di 0 1 1 1 1 0
sekolah
25 Frekuensi kunjungan:
jumlah kasus 1 1 1 1 1 1
B+L+KK/B
26 Pelayanan gangguan
1 1 1 1 1 1
jiwa di sarkes umum
58
Masalah A B C D NPD NPT Prioritas
Cakupan
kunjungan bumil 1 10,54 2 1 23,08 23,08 XIX
k4
Deteksi kasus
resiko tinggi ibu 1 9,21 2 1 20,42 20,42 XXI
hamil
Cakupan
1 9,87 4 1 43,48 43,48 VI
kunjungan bayi
Deteksi dini
tumbuh
kembang anak 2 9,10 3 1 33,3 33,3 XVI
balita dan pra
sekolah
Jumlah seluruh
2 6,10 5 1 40,5 40,5 IX
peserta aktif KB
Cakupan
pelayanan pra 2 4,00 5 1 30 30 XVII
usila dan usila
Jumlah desa
yang
10 7,55 2 1 35,10 35,10 XIV
melaksanakan
STBM
T2PM yang
memenuhi syarat 10 8,54 2 1 37,08 37,08 XII
sanitasi
Proporsi
penduduk akses 10 8,42 2 1 36,84 36,84 XIII
jamban
Proporsi
pengelolaan 10 10,11 2 1 40,22 40,22 X
59
sampah RT
memenuhi syarat
Proporsi
pengelolaan
10 10,64 3 1 61.92 61.92 II
limbah cair RT
memenuhi syarat
Cakupan suspek
10 11,65 3 1 64,95 64,95 I
Tb paru
Penemuan kasus
10 11,45 2 1 42,90 42,90 VII
TB BTA (+)
Cakupan balita
dengan 1 11,43 3 1 37,29 37,29 XI
pneumonia
Desa uci 10 6,88 3 1 50,64 50,64 III
Jumlah bayi
yang mendapat 1 8,78 5 1 48,90 48,90 IV
DPT 1
Jumlah bayi
yang mendapat 1 7,10 5 1 40,50 40,50 VIII
imunisasi polio 4
Jumlah bayi
yang mendapat 1 7,80 5 1 44 44 V
imunisasicampak
Bayi yang dapat
1 9,20 2 1 20,4 20,40 XXII
ASI eksklusif
Posyandu
purnama 1 6,11 3 1 21,33 21,33 XX
(indikator 2008)
Posyandu
mandiri 1 7,76 3 1 26,28 26,28 XVIII
(Indikator 2008)
60
Frekuensi
kunjungan:
8 9,11 2 1 34,22 34,22 XV
jumlah kasus
B+L+KK/B
Pelayanan
gangguan jiwa di 1 4,99 2 1 11.98 11,98 XXIII
sarkes umum
61
62