Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

ANALISA PENYEBAB MASALAH

IV.1. KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH


Masalah adalah suatu kesenjangan antara keadaan yang diharapkan dengan keadaan yang
dihasilkan atau didapatkan, yang menimbulkan rasa ketidakpuasan.
Ciri-ciri masalah adalah :
1. Menyatakan hubungan dua atau lebih variabel
2. Dapat diukur
3. Dapat diatasi
Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain :

1. Identifikasi / Inventarisasi masalah


Pada tahap identifikasi / inventarisasi masalah ini, didasarkan pada format SPM
(Standard Pelayanan Minimal) yang merupakan suatu standar dengan batas batas tertentu
untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah Kab./Kota yang berkaitan
dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator dan
nilai. Identifikasi / inventaris masalah ini dilakukan dengan mengambil data dari beberapa
bagian kegiatan pokok, menghitung sasaran dari tiap indikator kerja, lalu membandingkan hasil
pencapaian dengan target yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kab. Magelang. Masalah
didapatkan pada hasil kegiatan yang pencapaiannya masih kurang dari 100%. Dari daftar

45
masalah dalam SPM tersebut dilakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap suatu
program/kegiatan yang akan dipecahkan.
2. Penentuan prioritas masalah
Untuk menentukan prioritas masalah dapat digunakan beberapa metode. Metode yang
umum digunakan adalah metode Hanlon yang terdiri dari Metode Hanlon Kualitatif dan
Kuantitatif. Sedangkan metode yang kami gunakan adalah metode Hanlon Kuantitatif, dengan
menilai dan menghitung besar masalah, tingkat kegawatan masalah, kemudahan
penanggulangan dan PEARL faktor.
3. Penentuan penyebab masalah
Penentuan penyebab masalah didapat berdasarkan data atau kepustakaan dengan curah
pendapat. Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab masalah dapat dipergunakan
diagram tulang ikan (Fish Bone Diagram) yang terdiri dari input (5M), Proses (P1, P2, P3) dan
Lingkungan. Fish bone diagram untuk menentukan penyebab masalah berdasar pendekatan
sistem. Masalah terletak pada output.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain dengan cara :
a. Penetapan tujuan dan sasaran
b. Mencari alternatif pemecahan masalah
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang didukung oleh
data atau konfirmasi.
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah
diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan.
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan
terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon kualitatif untuk
menentukan/memilih pemecahan terbaik.
7. Penyusunan rencana penerapan
Setelah pemecahan masalah terpilih ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan
kegiatan-kegiatan dalam rangka pemecahan masalah. Rencana penerapan pemecahan masalah
dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action atau Rencana Kegiatan).

8. Monitoring dan evaluasi


46
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang
sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri,
apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.

IV.2. ANALISA PENYEBAB MASALAH


Analisa penyebab masalah dengan metode fish bone berdasarkan kerangka pendekatan
sistem, seperti gambar di bawah ini :

Proses
P2

P1 P3
MASALAH
Dll

Money Man

Lingkungan
Input

47
Hasil cakupan Standar Pelayanan Minimal (SPM) program Puskesmas Tempuran pada
bulan Januari September 2017, yang masih menjadi masalah perlu diupayakan
pemecahannya dengan menggunakan kerangka pikir pendekatan sistem, sebagai berikut

INPUT PROSES
Man Fungsi OUTPU
Money Manajemen T OUTCOME
Method (P1,P2,P3) Cakupan
Material dan Kegiatan
Machine Manajemen dan
Mutu Mutu

IMPACT

LINGKUNGAN
Fisik
Kependudukan
Sosial Budaya
Sosial Ekonomi
Kebijakan

Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak sesuai standar
minimal. Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah upaya kegiatan dalam
rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut, berdasarkan
pendekatan sistem masalah dapat terjadi pada input maupun proses.

IV.3. CAKUPAN PROGRAM YANG MASIH BERMASALAH


Berdasarkan data pencapaian kegiatan program Puskesmas Tempuran mulai bulan
Januari September 2017 didapatkan beberapa program yang masih bermasalah karena skor
pencapaiannya kurang dari 100% :

48
III.3.1 Kriteria A: Besarnya masalah

Langkah 1: Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas.
Jumlah penduduk kecamatan tempuran: 48.000 jiwa

Kolom/Kelas Skala interval Nilai


Skala 1 0 - 8000 1
Skala 2 8001 - 16000 2
Skala 3 16001 - 24000 3
Skala 4 24001 - 32000 4
Skala 5 32001- 40000 5
Skala 6 40001- 48000 6

Langkah 4: Menentukan nilai tiap masalah berdasarkan pengaruhnya terhadap warga


Kriteria A: besarnya masalah

49
Besarnya masalah terhadap jumlah penduduk
5001- 10001- 15001 - 20001- 25001- 30001- 35001- 40001- 45001-
0-5000
Masalah 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 48000 Nilai
(1)
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Cakupan
kunjungan bumil X 1
k4
Deteksi kasus
resiko tinggi ibu X 1
hamil
Cakupan X 1
kunjungan bayi
Deteksi dini
tumbuh kembang X 2
anak balita dan
pra sekolah
Jumlah seluruh X 2
peserta aktif KB
Cakupan
pelayanan pra X 2
usila dan usila
Jumlah desa yang
melaksanakan X 10
STBM
T2PM yang
memenuhi syarat X 10
sanitasi

50
Proporsi
penduduk akses X 10
jamban
Proporsi
pengelolaan X 10
sampah RT
memenuhi syarat
Proporsi
pengelolaan X 10
limbah cair RT
memenuhi syarat
Cakupan suspek X 10
Tb paru
Penemuan kasus X 10
TB BTA (+)
Cakupan balita
dengan X 1
pneumonia
Desa uci X 10
Jumlah bayi yang X 1
mendapat DPT 1
Jumlah bayi yang
mendapat X 1
imunisasi polio 4
Jumlah bayi yang
mendapat X 1
imunisasi campak
Bayi yang dapat X 1
ASI eksklusif

51
Posyandu
purnama X 1
(indikator 2008)
Posyandu mandiri X 1
(Indikator 2008)
Penyuluhan P3
NAPZA di X 2
sekolah
Penyuluhan
HIV/AIDS di X 2
sekolah
Penyuluhan
NAPZA dan X 2
HIV/AIDS di
sekolah
Frekuensi
kunjungan: X 8
jumlah kasus
B+L+KK/B
Pelayanan
gangguan jiwa di X 1
sarkes umum

52
III.3.2 Kriteria B: kegawatan masalah
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan keseriusan, tingkat urgensi, dan tingkat
penyebaran/meluasnya tiap masalah dengan sistem scoring dengan score 1 5.
Keseriusan dinilai sbb :
Sangat serius : 5
Serius :4
Cukup Serius : 3
Kurang Serius : 2
Tidak Serius : 1

Tingkat urgensi dinilai sbb :


Sangat mendesak :5
Mendesak :4
Cukup mendesak :3
Kurang mendesak :2
Tidak mendesak :1

Tingkat penyebaran/meluasnya masalah dinilai sbb :


Sangat mudah menyebar/meluas :5
Mudah menyebar/meluas :4
Cukup menyebar/meluas :3
Sulit menyebar/meluas :2
Tidak menyebar/meluas :1
No Masalah Urgensi Keseriusan Penyebaran Nilai
1 Cakupan
kunjungan 3,44 3,77 3,33 10,54
bumil k4
2 Deteksi kasus
resiko tinggi 2,44 3,55 3,22 9,21
ibu hamil
3 Cakupan
2,33 3,77 3,77 9,87
kunjungan bayi

53
4 Deteksi dini
tumbuh
kembang anak 2,66 3,22 3,22 9,10
balita dan pra
sekolah
5 Jumlah seluruh
peserta aktif 1,33 1,44 3,33 6,10
KB
6 Cakupan
pelayanan pra 1,67 1,00 1,33 4,00
usila dan usila
7 Jumlah desa
yang
2,11 1,44 4,00 7,55
melaksanakan
STBM
8 T2PM yang
memenuhi 2,11 2,77 3,66 8,54
syarat sanitasi
9 Proporsi
penduduk akses 1,88 3,88 2,66 8,42
jamban
10 Proporsi
pengelolaan
sampah RT 3,33 3,00 3,78 10,11
memenuhi
syarat
11 Proporsi
pengelolaan
limbah cair RT 2,78 4,20 3,67 10,64
memenuhi
syarat
12 Cakupan
3,77 3,66 4,22 11,65
suspek Tb paru
13 Penemuan
kasus TB BTA 3,67 3,56 4,20 11,45
(+)
14 Cakupan balita
dengan 3,55 3,66 4,22 11,43
pneumonia
15 Desa uci 2,00 2,22 2,66 6,88
16 Jumlah bayi
yang mendapat 2,89 2,56 3,33 8,78
DPT 1
17 Jumlah bayi
yang mendapat
2,33 2,55 2,22 7,10
imunisasi polio
4

54
18 Jumlah bayi
yang mendapat
2,44 2,67 2,78 7,89
imunisasi
campak
19 Bayi yang
dapat ASI 2,55 2,77 3,88 9,20
eksklusif
20 Posyandu
purnama
1,67 2,44 2,00 6,11
(indikator
2008)
21 Posyandu
mandiri
2,44 2,55 2,77 7,76
(Indikator
2008)
22 Penyuluhan P3
NAPZA di 3,22 4,33 3,89 11,46
sekolah
23 Penyuluhan
HIV/AIDS di 2,77 3,77 2,55 9,09
sekolah
24 Penyuluhan
NAPZA dan
3,22 3,77 3,89 10,81
HIV/AIDS di
sekolah
25 Frekuensi
kunjungan:
3,33 2,89 2,89 9,11
jumlah kasus
B+L+KK/B
26 Pelayanan
gangguan jiwa 1,55 2,22 1,22 4,99
di sarkes umum

III.3.3 Kriteria C. kemudahan dalam penganggulangan


Kemudahan dalam penganggulangan masalah di ukur dengan sistem scoring dengan
nilai 1 5 dimana:
Sangat mudah : 5
Mudah :4
Cukup mudah : 3
Sulit :2
Sangat sulit :1

55
No Masalah Nilai
1 Cakupan kunjungan bumil k4 2
2 Deteksi kasus resiko tinggi ibu hamil 2
3 Cakupan kunjungan bayi 4
4 Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 3
5 Jumlah seluruh peserta aktif KB 5
6 Cakupan pelayanan pra usila dan usila 2
7 Jumlah desa yang melaksanakan STBM 2
8 T2PM yang memenuhi syarat sanitasi 2
9 Proporsi penduduk akses jamban 2
10 Proporsi pengelolaan sampah RT memenuhi syarat 3
11 Proporsi pengelolaan limbah cair RT memenuhi syarat 3
12 Cakupan suspek Tb paru 4
13 Penemuan kasus TB BTA (+) 2
14 Cakupan balita dengan pneumonia 4
15 Desa uci 3
16 Jumlah bayi yang mendapat DPT 1 5
17 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 4 5
18 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi campak 5
19 Bayi yang dapat ASI eksklusif 2
20 Posyandu purnama (indikator 2008) 3
21 Posyandu mandiri (Indikator 2008) 3
22 Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 5
23 Penyuluhan HIV/AIDS di sekolah 5
24 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS di sekolah 5
25 Frekuensi kunjungan: jumlah kasus B+L+KK/B 2
26 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 2

III.3.4 Kriteria D. PEARL faktor


Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat atau
tidak nya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut adalah:
Kesesuaian (Propriety), Secara Ekonomis murah (Economic), Dapat diterima (Acceptability),
Tersedianya sumber (Resources availability), Legalitas terjamin (Legality)

56
No Masalah P E A R L Hasil kali
1 Cakupan kunjungan
1 1 1 1 1 1
bumil k4
2 Deteksi kasus resiko
1 1 1 1 1 1
tinggi ibu hamil
3 Cakupan kunjungan
1 1 1 1 1 1
bayi
4 Deteksi dini tumbuh
kembang anak balita 1 1 1 1 1 1
dan pra sekolah
5 Jumlah seluruh peserta
1 1 1 1 1 1
aktif KB
6 Cakupan pelayanan pra
1 1 1 1 1 1
usila dan usila
7 Jumlah desa yang
1 1 1 1 1 1
melaksanakan STBM
8 T2PM yang memenuhi
1 1 1 1 1 1
syarat sanitasi
9 Proporsi penduduk
1 1 1 1 1 1
akses jamban
10 Proporsi pengelolaan
sampah RT memenuhi 1 1 1 1 1 1
syarat
11 Proporsi pengelolaan
limbah cair RT 1 1 1 1 1 1
memenuhi syarat
12 Cakupan suspek Tb
1 1 1 1 1 1
paru
13 Penemuan kasus TB
1 1 1 1 1 1
BTA (+)
14 Cakupan balita dengan
1 1 1 1 1 1
pneumonia
15 Desa uci 1 1 1 1 1 1

57
16 Jumlah bayi yang
1 1 1 1 1 1
mendapat DPT 1
17 Jumlah bayi yang
mendapat imunisasi 1 1 1 1 1 1
polio 4
18 Jumlah bayi yang
mendapat imunisasi 1 1 1 1 1 1
campak
19 Bayi yang dapat ASI
1 1 1 1 1 1
eksklusif
20 Posyandu purnama
1 1 1 1 1 1
(indikator 2008)
21 Posyandu mandiri
1 1 1 1 1 1
(Indikator 2008)
22 Penyuluhan P3 NAPZA
0 1 1 1 1 0
di sekolah
23 Penyuluhan HIV/AIDS
0 1 1 1 1 0
di sekolah
24 Penyuluhan NAPZA
dan HIV/AIDS di 0 1 1 1 1 0
sekolah
25 Frekuensi kunjungan:
jumlah kasus 1 1 1 1 1 1
B+L+KK/B
26 Pelayanan gangguan
1 1 1 1 1 1
jiwa di sarkes umum

III.3.5 Penilaian prioritas masalah


Setelah nilai dari kriteria A,B,C dan D didapat, hasil tersebut dimasukan dalam formula
nilai prioritas dasar (NPD) serta nilai prioritas total (NPT) untuk menentukan prioritas masalah
yang dihadapi:
NPD = (A+B) x C
NPT = (A+B) x C x D

58
Masalah A B C D NPD NPT Prioritas
Cakupan
kunjungan bumil 1 10,54 2 1 23,08 23,08 XIX
k4
Deteksi kasus
resiko tinggi ibu 1 9,21 2 1 20,42 20,42 XXI
hamil
Cakupan
1 9,87 4 1 43,48 43,48 VI
kunjungan bayi
Deteksi dini
tumbuh
kembang anak 2 9,10 3 1 33,3 33,3 XVI
balita dan pra
sekolah
Jumlah seluruh
2 6,10 5 1 40,5 40,5 IX
peserta aktif KB
Cakupan
pelayanan pra 2 4,00 5 1 30 30 XVII
usila dan usila
Jumlah desa
yang
10 7,55 2 1 35,10 35,10 XIV
melaksanakan
STBM
T2PM yang
memenuhi syarat 10 8,54 2 1 37,08 37,08 XII
sanitasi
Proporsi
penduduk akses 10 8,42 2 1 36,84 36,84 XIII
jamban
Proporsi
pengelolaan 10 10,11 2 1 40,22 40,22 X

59
sampah RT
memenuhi syarat

Proporsi
pengelolaan
10 10,64 3 1 61.92 61.92 II
limbah cair RT
memenuhi syarat
Cakupan suspek
10 11,65 3 1 64,95 64,95 I
Tb paru
Penemuan kasus
10 11,45 2 1 42,90 42,90 VII
TB BTA (+)
Cakupan balita
dengan 1 11,43 3 1 37,29 37,29 XI
pneumonia
Desa uci 10 6,88 3 1 50,64 50,64 III
Jumlah bayi
yang mendapat 1 8,78 5 1 48,90 48,90 IV
DPT 1
Jumlah bayi
yang mendapat 1 7,10 5 1 40,50 40,50 VIII
imunisasi polio 4
Jumlah bayi
yang mendapat 1 7,80 5 1 44 44 V
imunisasicampak
Bayi yang dapat
1 9,20 2 1 20,4 20,40 XXII
ASI eksklusif
Posyandu
purnama 1 6,11 3 1 21,33 21,33 XX
(indikator 2008)
Posyandu
mandiri 1 7,76 3 1 26,28 26,28 XVIII
(Indikator 2008)

60
Frekuensi
kunjungan:
8 9,11 2 1 34,22 34,22 XV
jumlah kasus
B+L+KK/B
Pelayanan
gangguan jiwa di 1 4,99 2 1 11.98 11,98 XXIII
sarkes umum

Urutan Prioritas Masalah :


1. Cakupan suspek Tb paru
2. Proporsi pengelolaan limbah cair RT memenuhi syarat
3. Desa UCI
4. Jumlah bayi yang mendapat DPT 1
5. Jumlah bayi yang mendapat imunisasicampak
6. Cakupan kunjungan bayi
7. Penemuan kasus TB BTA (+)
8. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 4
9. Jumlah seluruh peserta aktif KB
10. Proporsi pengelolaan sampah RT memenuhi syarat
11. Cakupan balita dengan pneumonia
12. T2PM yang memenuhi syarat sanitasi
13. Proporsi penduduk akses jamban
14. Jumlah desa yang melaksanakan STBM
15. Frekuensi kunjungan: jumlah kasus B+L+KK/B
16. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah
17. Cakupan pelayanan pra usila dan usila
18. Posyandu Mandiri
19. Cakupan kunjungan ibu hamil k4
20. Posyandu purnama (indikator 2008)
21. Deteksi kasus resiko tinggi ibu hamil
22. Bayi yang dapat ASI eksklusif
23. Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum

61
62

Anda mungkin juga menyukai