Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DEFINISI
Menurut Depkes RI 2008, Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat berat
pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) <-3 SD dan
atau ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus-
kwashiorkor.
Gizi buruk adalah terdapatnya edema pada kedua kaki atau adanya severe
wasting (BB/TB < 70% atau < -3SD), atau ada gejala klinis gizi buruk (kwashiorkor,
marasmus atau marasmik kwashiorkor).
2. ETIOLOGI
Menurut Depkes RI (1997), faktor penyebab langsung timbulnya masalah gizi pada
balita adalah penyakit infeksi serta kesesuaian pola konsumsi makanan dengan
kebutuhan anak, sedangkan faktor penyebab tidak langsung merupakan faktor seperti
tingkat sosial ekonomi, pengetahuan ibu tentang kesehatan, ketersediaan pangan
ditingkat keluarga, pola konsumsi, serta akses ke fasilitas pelayanan.
1. Penyebab langsung
a. Primer : Kekurangan konsumsi karena tidak tersedia bahan makanan
b. Sekunder : Kekurangan kalori-protein akibat penyakit (misal penyakit
infeksi, ginjal, hati, jantung, paru, dll.)
2. Penyebab tidak langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :
Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga
diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota
keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.
Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat
diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak
agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial.
Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan
kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan
sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang
membutuhkan.
3. EPIDEMIOLOGI
Kekurangan Energi Protein (KEP) biasanya menyerang anak-anak kurang dari
5 tahun, dimana pada saat itu kebutuhan energi dan protein sangat tinggi. Marasmus
sering dijumpai pada anak < 1 tahun, di daerah urban, sedangkan kwasiorkor sering
dijumpai pada usia > 2 tahun di daerah yang kumuh dan padat penduduk.
Di Negara terkebelakang, 0 5 % anak menderita KEP yang berat, 50 % anak
menderita KEP sedang. Di Negara berkembang 2 % anak menderita KEP berat, 19 %
menderita KEP sedang. Di Kota Besar, seperti di Amerika Selatan dan Asia lebih
sering dijumpai kasus marasmus sedangkan di Afrika Selatan lebih sering kwasiorkor.
4. KLASIFIKASI
5. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada Marasmus-kwashiorkor
Marasmus Kwshiorkor
Pertumbuhan berkurang atau berhenti Perubahan mental sampai apatis
Terlihat sangat kurus Anemia
Penampilan wajah seperti orangtua Perubahan warna dan tekstur rambut,
Perubahan mental mudah dicabut / rontok
Cengeng Gangguan sistem gastrointestinal
Kulit kering, dingin, mengendor, Pembesaran hati
keriput Perubahan kulit
Lemak subkutan menghilang hingga Atrofi otot
turgor kulit berkurang Edema simetris pada kedua
Otot atrofi sehingga kontur tulang punggung kaki, dapat sampai seluruh
terlihat jelas tubuh.
Vena superfisialis tampak jelas
Ubun ubun besar cekung
tulang pipi dan dagu kelihatan
menonjol
mata tampak besar dan dalam
Kadang terdapat bradikardi
Tekanan darah lebih rendah
dibandingkan anak sebaya
*Manifestasi klinis dari marasmic-kwashiorkor merupakan campuran gejala
marasmus dan kwashiorkor
Tatalaksana :
- Untuk mengatasi gangguan elektrolit diberikan Kalium dan Magnesium,
yang sudah terkandung di dalam larutan Mineral-Mix yang ditambahkan
ke dalam F-75, F-100 atau ReSoMal (rehidrasi cairan rendah natrium).
K 24 mEq/kgBB/hr (150300 mg KCl/kgBB/hr)
Mg 0,30,6 mEq/kgBB/hr (7,515 mg MgCl2/kgBB/hr)
- Gunakan larutan ReSoMal untuk rehidrasi Siapkan makanan tanpa
menambahkan garam (NaCl).
e. Pengobatan dan Pencegahan Infeksi
Pada gizi buruk, gejala infeksi yang biasa ditemukan seperti demam,
seringkali tidak ada, padahal infeksi ganda merupakan hal yang sering terjadi.
Oleh karena itu, anggaplah semua anak dengan gizi buruk mengalami infeksi
saat mereka datang ke rumah sakit dan segera tangani dengan antibiotik.
Hipoglikemia dan hipotermia merupakan tanda infeksi berat.
Tatalaksana
Berikan pada semua anak dengan gizi buruk:
- Antibiotik spektrum luas
- Vaksin campak jika anak berumur 6 bulan dan belum pernah
mendapatkannya, atau jika anak berumur > 9 bulan dan sudah pernah
diberi vaksin sebelum berumur 9 bulan. Tunda imunisasi jika anak
syok.
FASE STABILISASI
formula khusus seperti formula 75/modifikasi/modisco
Jumlah zat gizi :
Energi : 80-100 Kkal/Kg BB/hari
Protein : 1 1,5 gr/Kg BB/hari
Cairan : 100-130 ml/Kg BB/hari atau jika ada edema berat 100
kkal/Kgbb/hari.
Dengan syarat pemberian dietnya adalah porsi kecil, sering, rendah
serat dan rendah laktosa.
FASE TRANSISI
Formula khusus seperti formula 100/ modifkasi/modisco I/II Jumlah
zat gizi
Energi : 100-150 Kkal/Kg BB/hari
Protein : 2 3 gr/Kg BB/hari
Cairan : 150 ml/Kg BB/hari
FASE REHABILITASI
Formula khusus sebagai formula 135/modifikasi/modisco III
Jumlah zat gizi :
Energi : 150 200 Kkal/Kg BB/hari
Jenis frekuensi dan lamanya/waktu pemberian makan anak gizi buruk pada fase
rehabilitasi:
Tanda yang menunjukkan bahwa anak telah mencapai fase ini adalah:
- Kembalinya nafsu makan
- Edema minimal atau hilang.
Tatalaksana
Lakukan:
- ungkapan kasih sayang
- lingkungan yang ceria
- terapi bermain terstruktur selama 1530 menit per hari
- aktivitas fisik segera setelah anak cukup sehat
- keterlibatan ibu sesering mungkin (misalnya menghibur, memberi makan,
memandikan, bermain)
- Sediakan mainan yang sesuai dengan umur anak 1
7. PENCEGAHAN
Langkah- langkah nyata yang dapat dilakukan untuk pencegahan KEP adalah :
- Mempertahankan status gizi anak yang sudah baik tetap baik dengan menggiatkan
kegiatan surveilance gizi di institusi kesehatan terdepan
- Mengurangi resiko untuk mendapat penyakit, mengkoreksi konsumsi pangan bila
ada yang kurang, penyuluhan pemberian makanan pendamping ASI.
- Memperbaiki/mengurangi efek penyakit infeksi yang sudah terjadi supaya tidak
menurunkan status gizi.
- Merehabilitasi anak yang menderita KEP pada fase awal/BGM.
- Meningkatkan peran serta masyarakat dalam program keluarga berencana.
- Meningkatkan status ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan segala sektor
ekonomi masyarakat (pertanian, perdagangan, dan lain-lain).
8. PROGNOSIS
Malnutrisi yang hebat mempunyai angka kematian yang tinggi, kematian sering
disebabkan oleh karena infeksi, sering tidak dapat dibedakan antara kematian karena
infeksi atau karena malnutrisi sendiri. Prognosis tergantung dari stadium saat
pengobatan mulai dilaksanakan. Dalam beberapa hal walaupun kelihatannya
pengobatan adekuat, bila penyakitnya progesif kematian tidak dapat dihindari,
mungkin disebabkan perubahan yang irrever-sibel dari set-sel tubuh akibat under
nutrition maupun overnutrition.