PANDUAN OUTBREAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pelayanan pasien di Rumah Sakit khususnya pada pasien dengan indikasi
perlu perawatan inap merupakan suatu tindakan yang memungkinkan akan terjadi
infeksi rumah sakit (nosokomial), dimana infeksi rumah sakit merupakan masalah
global dan menjangkau paling sedikit sekitar 9% (variasi 3% - 21%) dari lebih dari
1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Angka ini dilaporkan oleh
WHO dari hasil surveynya di 14 negara, meliputi 28.861 pasien di 47 rumah sakit
yang berada di 4 wilayah (region) WHO pada tahun 1986.
Survey WHO ini juga menghasilkan :
a. 18% dari pasien yang terkena infeksi nosokomial menderita lebih dari satu jenis
infeksi nosokomial, terutama pada pasien kronis.
b. Adanya kemiripan tentang jenis infeksi nosokomial dan penyebabnya.
c. Infeksi nosokomial merupakan salah satu infeksi yang sering terjadi di negara-
negara berkembang maupun di negara-negara industri.
Sebagian besar masalah dan kendala yang dihadapi berbagai negara untuk
mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi nosokomial agar tidak menjadi
kejadian luar biasa (KLB) tidak jauh berbeda sehingga strategi dan pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial dapat disusun untuk diterapkan
pada kondisi masing-masing negara dan rumah sakit.
Gambaran infeksi nosokomial di Indonesia hingga saat ini belum begitu jelas
mengingat penanganan secara nasional baru dimulai. Namun mengingat gambaran
dan akibat infeksi nosokomial yang terjadi di Amerika Serikat, tentunya dapat
dibayangkan bagaimana kejadian infeksi nosokomial di Indonesia. Walaupun belum
ada angka yang pasti secara nasional ternyata beberapa rumah sakit telah
melaksanakan pengendalian infeksi nosokomial sejak beberapa tahun yang lalu.
2
2. TUJUAN PEDOMAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu layanan rumah sakit melalui pencegahan dan pengendalian
infeksi dan penanganan KLB di rumah sakit yang dilaksanakan oleh semua
departemen, meliputi kualitas pelayanan, manajemen resiko, clinical
govermance, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan petugas rumah sakit tentang penanganan
KLB di RSUD Ngimbang Kab Lamongan
2) Terlaksananya penyebarluasan informasi mengenai penanganan KLB di
RSUD Ngimbang Kab Lamongan.
3) Terlaksananya upaya pengendalian infeksi nosokomial secara aktif dan
terus menerus di RSUD Ngimbang Kab Lamongan.
4) Terlaksananya suveilans infeksi nosokomial secara aktif dan terus
menerus di RSUD Ngimbang Kab Lamongan.
5) Terlaksananya pemantauan kasus nosokomial yang cenderung
meningkat di unit kerja RSUD Ngimbang Kab Lamongan.
a. Pelayanan Sterilisasi
Yaitu melakukan pengelolaan sterilisasi semua alat-alat medis yang
digunakan ulang untuk pelayanan medis yang menggunakan alat tersebut .
b. Pelayanan Pencucian Linen
Yaitu melakukan pengelolaan pencucian linen yang habis dipakai pelayanan
medis untuk digunakan kembali.
c. Kebersihan Lingkungan
Yaitu melakukan pembersihan lingkungan kerja dan menjaganya agar tetap
bersih serta indah.
d. Pengelolaan Limbah
Yaitu melakukan pengelolaan limbah medis dan non medis yang bersifat cair
ataupun padat dari hasil kerja Rumkital, sehingga tidak mencemari
lingkungan.
3
4. Batasan Operasional
5. Landasan Hukum
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Bersertifikat Pelatihan
2 Wa Ka Tim PPI Dr Umum. Dasar PPI(Inhous
training)
Bersertifikat Pelatihan
3 Sekretaris Tim PPI S1 Keperawatan
Dasar PPI
S1 Kep,D III Keb, DIII Bersertifikat Pelatihan
4 IPCN
Kep dasar PPI
7
Bersertifikat Pelatihan
5 IPCLN D III/S1 Keperawatan dasar
PPI( inhoustraining)
Personel lain yang Bersertifikat Pelatihan
D III/S1 Kesehatan
6 ditunjuk sebagai dasar PPI
Lainnya ( inhoustraining)
anggota Tim
8. Pengaturan Jaga.
BAB III
STANDAR FASILITAS
8
9. Denah Ruang. Denah ruangan terdapat dalam seluruh Bagian atau unit
mencakup semua ruangan yang berada di RSUD Ngimbang merupakan area kerja
Tim PPI.
10. Standar Fasilitas. Lingkungan, ruang, fasilitas dan bangunan rumah sakit
harus selalu dalam keadaan bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara kuantitas dan
kualitas yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga tidak memungkinkan
sebagai tempat bersarang dan berkembangbiaknya mikroorganisme, serangga,
binatang pengerat, dan binatang pengganggu lainnya.
11. Lantai dan Dinding. Lantai dan dinding harus bersih, dengan tingkat
kebersihan sebagai berikut:
a. Ruang Operasi: 0-5 CFU/cm2 dan bebas patogen dan gas gangren
b. Ruang Perawatan : 5-10 CFU/cm2
c. Ruang Isolasi : 0 5 CFU/cm2
d. Ruang UGD : 5-10 CFU/cm2
a. Akomodasi.
1) Tempat tidur ,
2) fasilitas cuci tangan
3) Fasilitas toilet
4) Cek kebersihan ruangan sebelum pasien dimasukkan
5) Minimalisasi mebeler dan peralatan yang tidak diperlukan.
c. Standard Precaution
16
BAB IV
Beberapa jenis penyakit Infeksi Rumah Sakit yang dapat menyebabkan KLB
antara lain :
a. Infeksi aliran darah primer (IADP)
b. Infeksi luka operasi (ILO)
c. Infeksi saluran kencing (ISK)
d. Ventilator associated pneumonia (VAP)
e. Hospital acquired pneumonia (HAP)
f. Infeksi plebitis
g. Infeksi dekubitus
BAB V
LOGISTIK
21. Logistik yang diperlukan untuk menanggulangi KLB pada PPI pada prinsipnya
sama dengan kebutuhan logistik dalam perawatan dan penanganan Infeksi RS,
antara lain bahan antiseptik (povidon iodin, alkohol 70%,dll), perawatan luka
(Kassa steril, plester,spuit, dll)
21
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
22. Pengertian. Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.Sistem tersebut meliputi :
a. Asesmen resiko
22
23. Tujuan.
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit.
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ).
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
31. Tujuan.
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
dapat melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran
infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat
25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di Tim PPI RSUD Ngimbang dalam memberikan
pelayanan adalah angka kejadian infeksi nosokomial berupa ISK (Infeksi Saluran
Kencing), ILO (Infeksi Luka Operasi), IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) dan
angka kejadian Flebitis dengan varibel jumlah penderita yang dilayani >1,5 % dari
jumlah total pasien yang menjalani perawatan di RSUD Ngimbang
36. Pelaksana.
a. Tim PPI RSUD Ngimbang Kab Lamongan
b. Tim PMKP
positif.
Data minimum yang diperlukan : Nama, usia, No.RM, unit bangsal,
tanggal masuk, tanggal munculnya infeksi pertama kali, organ tubuh yang
terkena infeksi, organism yang terkultur dan kepekaan.
Denominator untuk menghitung tingkat kejadian infeksi.Harus
diketahui jumlah pasien yang beresiko.Misalnya tingkat infeksi karena luka
operasi, denominatornya adalah jumlah pasien yang menjalani operasi bedah
dalam waktu tertentu tanpa memandang lama masa rawat inap.
b. Sumber data. Nomor RM, laporan patologi, kunjungan keruangan
ruangan (grafik temperature, antibiotic dsb), pengamatan pada pasien,
pembicaraan dengan staf perawat dan pasien.
c. Mengkosolidasi dan mentabulasi data. Menghitung dan mendaftar
jumlah infeksi dengan menggunakan tabulasi data.
d. Menghitung tingkat kejadian infeksi.
BAB IX
PENUTUP
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN